Nasir Djamil: Kenapa Pemerintah Tidak Menjaga Perasaan Umat Islam Dan Malah Pentingkan WN China?
SANCAnews – Kedatangan warga negara asing dari Republik
Rakyat China (RRC) secara bergelombang ke tanah air dalam beberapa hari
terakhir telah melukai perasaan rakyat. Khususnya umat Islam yang akan
merayakan Idul Fitri.
"WN Asing masuk, rakyat dilarang mudik? Harusnya
pemerintah menjaga perasaan dan emosi masyarakat," kata anggota Komisi II
DPR RI Nasir Djamil saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin
(10/5).
Politisi PKS ini mengatakan bahwa alasan pemerintah yang
menyebut bahwa WN China tersebut diperbolehkan masuk karena akan menggarap
proyek strategis nasional, tidak rasional. Sebab, saat ini semua pada satu
komitmen untuk memutus rantai Covid-19.
Masyarakat, khususnya umat Islam, yang taat dengan komitmen
tersebut akhirnya menanggalkan niatan untuk mudik. Tapi di satu sisi, masuknya
WN China seolah membuat komitmen umat Islam tidak dihargai.
"Kenapa Pemerintah tidak menjaga emosi umat Islam yang
ingin lebaran di kampung? Malah pemerintah makin mementingkan WN Asing dari WN
sendiri,” ujarnya.
"Seharusnya tunggu setelah lebaran (WN China) boleh
masuk. Tapi kita tidak berdaya, negara sudah tidak berani dengan negara asal
itu (China)," demikian Nasir Djamil.
Pada Sabtu (8/5), rombongan warga negara China tiba di
Bandara Soekarno-Hatta dengan menumpang pesawat China Southern Airlines dengan
nomor penerbangan CZ-387 Guangzhou-China dan mendarat di Terminal 3.
Sebanyak 160 penumpang diangkut pesawat tersebut. Rinciannya
157 WNA, 99 di antaranya WN China, dan 3 WNI. Sebanyak 99 WN China dikarantina
di 13 hotel yang telah ditunjuk Satgas Gugus Udara Covid-19. Adapun, 3 WNI
dikarantina di Wisma Atlet Pademangan.
Pada Selasa (4/5), sebanyak 85 WN China dan 3 WNI tiba pukul
14.55 WIB. Mereka menumpang pesawat China Southern Airlines (charter flight)
dengan nomor penerbangan CZ8353 dari Shenzhen.
Pada Kamis (6/5), sebanyak 46 WN China mendarat pukul 11.50
menggunakan pesawat Xiamen Air MF855 dari Fozhou.