Latest Post


 


SANCAnews – Pernyataan Presiden Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang menuai perdebatan. Pasalnya, makanan yang berbahan babi ini dipromosikan sebagai oleh-oleh lebaran.

 

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam twitternya menulis soal bipang yang dimaksud Jokowi. Dalam tweet-nya, Fadjroel mengunggah foto bipang yang berbahan beras. Kemasannya adalah Bipang Jangkar Pasuruan.

 

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun," cuit Fadjroel dalam akun twitter-nya.

 

Bipang yang dimaksud Fadjroel adalah makanan khas Pasuruan. Penganan ini bisa ditemui di Toko Bipang Jangkar, Jalan Lombok, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Pasuruan. Di toko yang sekaligus tempat produksi ini, anda bisa memilih aneka bentuk, ukuran dan rasa bipang.

 

Pemilik toko Bipang Jangkar Pasuruan, Siou, mengatakan selain dijual di toko tersebut, bipang produksinya juga bisa ditemui di banyak toko di Pasuruan, "Semuanya berasal dari sini," kata Siou di tokonya, Minggu (9/5/2021).

 

Menurut Siou, Bipang Jangkar sudah ada di Pasuruan sejak 1940 dan mulai dikenal luas pada 1949. Jajanan ini terbuat dari beras yang dimekarkan kemudian diberi gula.

 

"Asli camilan dari beras, dari Tiongkok. Kakek lahir di sana, saat ke sini (Pasuruan) dia mencoba bikin aneka jananan, ada permen, ada kue, terus bipang ini. Tapi kebetulan bipang ini yang diterima masyarakat waktu itu," jelasnya.

 

Siou mengatakan kata 'Bipang' berasal dari bahasa Mandarin, 'Mi-fang', yang berarti 'beras yang wangi'. Seiring perjalanan waktu, semakin banyak varian ukuran dan rasa. Meski tertulis bipang, tak sedikit warga yang menyebutnya jipang.

 

"Saat ini, ada rasa kacang, jahe, kopi dan lain-lain," jelas keturunan ketiga pengusaha Bipang Jangkar Pasuruan.

 

Bipang Jangkar dijual satuan juga kemasan. Harganya mulai Rp 6.000-40.000. (dtk)



 


SANCAnews – Begitu kagetnya Desi Natalia (42) yang sedang berjalan menuju lapaknya di depan Kantor Pos Besar Solo pada Kamis (6/4) lalu. Dia melihat beberapa gepok uang pecahan Rp 100 ribu yang jatuh di jalan.

 

Desi pun memutuskan mengambil uang tersebut dan mengamankan barang tanpa identitas yang jelas itu. Beberapa waktu menunggu di tempatnya berjualan prangko, tidak juga terlihat orang mencari-cari uang hilang.

 

"Kaget, tiba-tiba menemukan uang totalnya Rp 16,4 juta. Itu bentuknya sudah dikareti, satu bendel ada yang Rp 4 juta, ada yang Rp 5 juta, tiap bendel ada nama orang, tapi nggak ada alamatnya," kata Desi saat dijumpai di sekitar kantor pos, Sabtu (8/5/2021).

 

Wanita yang juga memiliki keseharian membuka jasa penukaran uang baru itu akhirnya membawa pulang uang temuannya. Dia sengaja tidak langsung memberitahu orang lain karena khawatir justru ada orang yang berniat jahat.

 

"Saya nggak mau gembar-gembor dulu, nanti malah banyak yang ngaku-ngaku kan jadi repot," kata ibu dari lima orang anak tersebut.

 

Dia kemudian mencoba membuka Facebook miliknya untuk mencari informasi orang kehilangan uang. Ternyata betul, ada orang bernama Febri yang mengaku kehilangan uang, namun jumlahnya Rp 24 juta.

 

"Di situ saya justru takut karena yang saya temukan nggak sampai Rp 20 juta, nanti malah saya dikira yang mengambil. Tapi saya hubungi orang tersebut hingga akhirnya datang ke rumah saya," ujar Desi.

 

Sampai di rumahnya, Desi lalu mencocokkan ciri-ciri uang yang ditemukannya itu. Ternyata memang benar uang tersebut sebelumnya dibawa oleh Febri dan tercecer dari tasnya.

 

"Jadi uang itu titipan teman-temannya, makanya tiap bendel ada nama orang. Uang itu mereka mau ditukar dengan uang baru. Dia mengakui kalau tasnya memang terbuka," katanya.

 

Desi mengaku ingin mengembalikan karena kasihan dengan orang yang kehilangan uang. Meski sempat takut, Desi kini lega karena sang pemilik uang sudah mengikhlaskan.

 

"Saya sebagai orang nggak punya itu kalau kehilangan uang seribu dua ribu saja menangis, apalagi kalau orang kehilangan puluhan juta. Insyaallah Mas Febri bisa menerima (uangnya tidak kembali secara utuh)," tutupnya. (dtk)



 


SANCAnews – Sebuah video menunjukkan para rombongan pemotor lolos penyekatan di Karawang, Jawa Barat, viral di media sosial (medsos).

 

Polisi mengakui hal itu terjadi lantaran jumlah personel yang tidak sepadan dengan jumlah pemudik.

 

"Pada saat kejadian penerobosan, dikarenakan jumlah personel yang tidak sebanding dengan jumlah pemudik," kata Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra, melalui Kasie Humas Polres Karawang Ipda Budi, saat dikonfirmasi, Sabtu (8/5/2021).

 

Rama mengatakan para pemudik tersebut menerobos dengan cara melawan arus saat diimbau untuk putar balik oleh petugas. Peristiwa itu terjadi pada dini hari pukul 00.05 WIB, Sabtu (8/5).

 

"Sehingga pemudik menerobos secara paksa barikade rekayasa dengan cara melawan arus saat diperintahkan oleh petugas untuk putar balik," ujar Rama.

 

Rama menyebut sekitar 100 lebih pemudik yang lolos dari penyekatan dari jumlah 500 lebih. Setelah mengetahui hal tersebut, akhirnya polisi menambahkan personel untuk memperketat pos penyekatan.

 

"Yang terobos diperkirakan 100-an dari 500-an pemudik. Kemudian dilaksanakan penebalan personel BKO dari Sat Brimob dan Dalmas Dit Sabhara," katanya.

 

"Sehingga pada jam 00.15 WIB, situasi sudah terkendali dan pemudik seluruhnya berputar kembali ke arah Jakarta," sambungnya.

 

Budi menambahkan bahwa jalur tersebut memang kerap digunakan para pemudik yang ingin ke arah Cikampek atau Cirebon. Dengan begitu, jalur ini bisa menjadi jalur alternatif para pemudik untuk menghindari penyekatan di jalur tol.

 

"Ya intinya kalau disana itu kan jalur yang dilewati dari arah Bekasi menuju arah Cikampek, Cirebon, bisa sampai ke Bandung bisa lewat situ," ujarnya. (dtk)



 


SANCAnews – Akltivis senior Jumhur Hidayat resmi menghirup udara segar usai penangguhan penahananya dikabulkan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

 

Jumhur sebelumnya mendekam di Rutan Bareskrim Polri selama tujuh bulan atas kasus dugaan ujaran kebencian hingga menimbulkan keonaran.

 

Bagaimana sikap Jumhur usai bebas, apakah tetap menyuarakan kebenaran dan mengkoreksi rezim atau akan lebih hati-hati?

 

"Oh jadi gini. yang pertama lu keluar dari penjara, ya lu rest (istirahat) dulu sama keluarga. Santai-santai dulu. Anak udah lama ga ketemu nih," kata Jumhur kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (8/5).

 

Jumhur pun masih merahasiakan sikap politiknya ke depan pasca dibebaskan, termasuk apakah masih akan menjadi motor di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

 

Menurut Jumhur, politik seharusnya dilihat sebagai sesuatu yang menyenangkan, jangan terlalu tegang. Terkecuali, kata dia, dalam politik itu sendiri terdapat kekerasan maupun hal-hal yang menimbulkan diskiriminasi hingga SARA.

 

"Kalau ada kekerasan itu wajib kita singkirkan, kita hindari. Kalau ada unsur kebencian dan SARA, ya itu ditegur aja. Artinya akan dihukum sendiri lah oleh masyarakat kalau kita berbuat SARA," tandas Jumhur.

 

Selama ini Jumhur mengakui kritisnya terhadap omnibus law UU Cipta Kerja dikarenakan dirinya merupakan aktivis yang berasal dari gerakan buruh. Dengan adanya UU Cipta Kerja, sebetulnya ia ingin menyampaikan jangan hanya UU tersebut menguntungkan pengusaha saja.

 

"Dipikirannya saya benci pengusaha gitu loh. Jadi dianggap saya semacam menimbulkan kebencian kepada para pengusaha. padahal kagak. Saya banyak teman pengusaha," demikian Jumhur. (rmol)



 


SANCAnews – Sebagai jurubicara Presiden RI, apa yang dilakukan Fadjroel Rachman dapat dikatakan sudah benar. Ia berusaha menetralisir anjuran Presiden Joko Widodo agar masyarakat yang merayakan Lebaran jangan mudik dan kalau rindu kuliner daerah masing-masing dapat memesan secara online.

 

Salah satu yang dianjurkan Jokowi untuk dipesan secara online itu adalah bipang Ambawang. Bipang adalah singkatan dari babi panggang. Disebut bipang Ambawang karena kuliner ini konon sangat populer di Ambawang, sebuah kecamatan di Provinsi Kalimantan Selatan.

 

Sampai kini belum diketahui pasti bagaimana ceritanya sehingga Jokowi menganjurkan umat Muslim yang merayakan Lebaran untuk memesan kuliner babi panggang.

 

Fadjroel Rachman, dalam twitnya tak lama setelah persoalan babi panggang ini mencuri perhatian masyarakat, berusaha menetralisir. Menurutnya, bipang yang dimaksud Jokowi bukan babi panggang, melainkan jipang.

 

Untuk memperkuat pernyataannya, melalui akun Twitter miliknya, @fadjroeL, ia mengunggah foto kuliner jipang yang terbawa dari beras. Di bungkus kertas jipang itu tertulis “Bipang Jangkar” di bagian atas dan tulisan “Kweek Ik Sam Pasuruan” di bagian bawah.

 

Gambaran jangkar dalam ukuran mencolok berada di tengah-tengah. 

 

“Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun,” tulis @fadjroeL.

 

Apakah memang bipang ini yang dimaksudkan Jokowi?

 

Rasanya tidak.

 

Bipang atau jipang yang dimaksud Fadjroel ini adalah kuliner khas dari Pasuruan, Madura, Jawa Timur. Bukan dari Ambawang, Kalimantan Selatan, seperti yang jelas-jelas dikatakan Jokowi.

 

Dalam laman BipangJangkar.com disebutkan bahwa Bipang Jangkar Pasuruan sudah dikenal masyarakat sejak tahun 1946.

 

Kata bipang berasal dari dua kata dalam bahasa Mandarin, yaitu “bi” yang berarti beras, dan “pang” yang berarti manisan.

 

Pabrik Bipang Jangkar Pasuruan yang dikelola turun temurun ini berada di Jalan Lombok No. 36, Trajeng, Panggungrejong, Pasuruan. Bagi peminat di luar Pasuruan, silakan pesan online. (rmol)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.