Anggota DPR Ini Bela Jokowi soal Pidato Bipang Ambawang
SANCAnews – Video pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah ramai dibahas masyarakat lantaran mempromosikan bipang alias babi panggang Ambawang, khas Kalimantan Barat. Sejumlah anggota DPR membela Jokowi dan menuding kesalahan ada pada jajaran Kemensetneg.
Wakil Ketua Komisi II, Luqman Hakim menilai persoalan pidato
Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang dikarenakan tidak adanya briefing dari
pembantu Jokowi. Luqman mendesak agar Mensesneg Pratikno melakukan evaluasi
terhadap jajarannya akibat persoalan ini.
"Presiden pasti tidak menerima briefing dari jajaran
pembantunya, dalam hal ini menteri sekretaris negara atau bawahannya, bahwa
Bipang Ambawang adalah makanan Babi Panggang Ambawang. Sehingga, Presiden tidak
merasa beban mempromosikan Bipang Ambawang sebagai makanan lebaran. Atas
kejadian ini, Pak Pratikno sebagai Mensesneg harus melakukan evaluasi serius
terhadap jajarannya," kata Luqman saat dihubungi, Sabtu (8/5/2021).
Luqman meminta harus ada sanksi tegas bagi pihak yang
melakukan kesalahan terkait pembuatan pidato Presiden Jokowi. Sebab, kata dia,
Pratikno beserta jajarannya telah menyebabkan Jokowi diolok-olok oleh
masyarakat.
"Sudah pasti harus ada sanksi tegas kepada pihak yang
melakukan kesalahan ini. Pak Pratik harus paham bahwa kecerobohan jajarannya
telah menyebabkan presiden mendapatkan olok-olok dan dipermalukan di depan
rakyat negeri ini. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi di masa
mendatang," ucapnya.
Dia pun meminta agar umat Islam tidak perlu memperpanjang
persoalan babi panggang tersebut terlebih dengan isu SARA. Politikus PKB ini
beralasan umat Islam pasti sudah tau bahwa daging babi dimasak dengan cara
apapun tetap haram.
"Kesalahan presiden mempromosikan makanan babi panggang
sebagai kuliner Hari Raya Idul Fitri tidak perlu diperpanjang apalagi
digoreng-goreng dengan bumbu SARA. Toh, umat Islam sudah tahu bahwa daging babi
dimasak dengan cara apapun, hukumnya tetap haram dimakan. Tidak perlu ada yang
merasa khawatir umat Islam akan menjadikan makanan babi panggang sebagai sajian
menu lebaran, karena terbujuk promosi Presiden Jokowi," tuturnya.
Senada dengan Luqman, Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan
Syadzily yang menyebut pidato Presiden Jokowi harus dilihat secara utuh. Dia
menyebut Jokowi juga merupakan Presiden milik semua umat di Indonesia.
"Sebagai Presiden milik semua, Indonesia ini beragam
agama dengan kekhasan kulinernya masing-masing. Perayaan keagamaan juga
dirayakan dengan makanan-makanan khas daerah. Tentu bagi yang muslim harus
makan makanan yang halal. Itu kewajiban bagi muslim. Namun, bagi agama lain
seperti yang merayakan kenaikan Isa Al-Masih tentu, kita harus menghormati
mereka mengkonsumi makanan sesuai dengan makanan khas kedaerahannya,"
ungkapnya.