Latest Post


 


SANCAnews – Habib Syekh Abdul Qadir Assegaf menyentil orang Nahdatul Ulama (NU) yang sering menyampaikan ceramah di Gereja. Ulama besar Indonesia itu mengajak masyarakat untuk mereka meninggalkan agar tidak tersesat dalam kebodohan.

 

“Ngakunya NU, ngakunya Ahlussunah tapi ceramah di Gereja. Jangan ikut-ikut orang seperti itu, mereka ngaku ahlusunnah tapi itu ahlul dholala,” ujar Habib Syekh di video unggahan akun YouTube CIMOL212 MANAGEMEN, dikutip Selasa (4/5).

 

Habib Syekh menyoroti fenomena di kalangan NU yang mencampuradukkan ibadah. Semua agama dianggap sama oleh mereka, sedangkan dalam Alquran, hanya Islam agama yang benar.

 

“Ini yang terjadi di Indonesia, orang orang liberal, orang-orang yang mengatakan semua agama itu sama, tuhannya sama,” kata dia.

 

“Saya orang NU, tetapi saat ini ada orang-orang NU yang otaknya sudah mulai dirusak oleh orang luar. Mereka dakwah di dalam gereja. Bukan dakwah (itu) justru mereka menghina agama Islam di depan orang kafir,” jelasnya.

 

Ceramah Habib Assegaf ini kemudian disangkut pautkan dengan peristiwa penceramah yang baru-baru ini berpidato di sebuah gereja.

 

Kekinian, Gus Miftah menuai respons negatif usai mengunggah video ceramah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (29/4) lalu. Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta itu dianggap kafir karena mencampur adukan ajaran agama.

 

Kendati begitu, Gus Miftah menegaskan kehadirannya di GBI bukan dalam rangka mengikuti ritual ibadah. Dia mengaku hanya diundang untuk memberikan pidato kebangsaan dalam rangka peresmian GBI. (glc)




 


SANCAnews – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan penggeledahan markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa sore (4/5).

 

Penggeledahan ini dilakukan sekitar pukul 16.30 WITA. Belum diketahui detail informasi terkait penggeledahan.

 

Dari informasi yang diperoleh, penggeledahan dilakukan menyusul penangkapan Mantan Sekretaris Umum FPI Munarman di Pamulang, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.

 

Densus 88 menduga, Munarman menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme. Munarman kini masih diperiksa secara intensif di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya.

 

Sebelum menggeledah markas FPI di Makassar, Densus juga melakukan penggeledahan di bekas markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa (27/4).

 

Penggeledahan selama 6 jam sejak pukul 17.00 WIB itu berakhir dengan barang sitaan empat buah boks kontainer yang diamankan petugas. (rmol)





SANCAnews – Konsistensi Pemerintah dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan harus berorientasi pada upaya menekan laju penularan Covid-19 di tanah air.

 

Termasuk dalam kebijakan pelarangan mudik lebaran 2021 yang tidak boleh terkesan kontradiktif lantaran membolehkan orang untuk pergi berwisata. 

 

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat menjadi narasumber dalam acara Catatan Demokrasi bertajuk "Waspada Lonjakan! Prokes Dilanggar Virus Menyebar" pada Selasa malam (4/5).

 

"kebijakan itu harus konsisten dan satu pintu. Jangan disatu sisi disini mau ada buka wisata disisi lain ini tidak boleh, disini boleh ada penerbangan dari Wuhan dari India tidak boleh dsb," ujar Fadli Zon.

 

Menurut Fadli, pemerintah seperti menunjukkan inkonsistensi ketika mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran 2021 tapi membuka sektor pariwisata seluas-luasnya.

 

"Ini membuat yang saya bilang kayak sirkus kita ini," cetusnya.

 

Atas dasar itu, Fadli Zon berharap kepada Pemerintah untuk tidak lagi seperti melakukan atraksi mencoba atau trail and eror dalam menangani pandemi Covid-19 di tanah air.

 

"Mudah-mudahan kedepan tidak lagi trail and eror. Kalau trail and eror melulu, kapan selesainya? Negara-negara lain ya menang penduduknya kecil, tapi disiplin, itu sudah menikmati bahwa mereka bebas," pungkasnya. (rmol)


 



SANCAnews – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melarang buka puasa bersama dan halal bihalal pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 800/2784/SJ yang diteken 4 Mei 2021.

 

Lewat surat itu, mantan Kapolri itu melarang kegiatan buka puasa bersama tahun ini. Dia memerintahkan kepala daerah untuk menegakkan larangan tersebut.

 

"Melakukan pelarangan kegiatan buka puasa bersama yang melebihi dari jumlah keluarga inti ditambah 5 (lima) orang selama bulan Ramadan 1442 H/Tahun 2021," kata Tito dalam surat tersebut. CNNIndonesia.com mendapat konfirmasi keaslian surat tersebut dari Kapuspen Kemendagri Benni Irwan, Selasa (4/5).

 

Tito juga memerintahkan kepala daerah untuk melarang kegiatan open house atau halal bihalal. Larangan itu berlaku bagi seluruh pejabat ataupun aparatur sipil negara (ASN) di pemerintahan daerah.

 

Tito menyebut larangan ini sebagai bagian dari antisipasi. Pemerintah enggan membiarkan lonjakan kasus Covid-19 terjadi seperti tahun lalu.

 

"Mencermati terjadinya peningkatan kasus penularan Covid-19 khususnya pada perayaan Idulfitri 1441 H/Tahun 2020 yang lalu serta pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021, perlu dilakukan antisipasi pelaksanaan kegiatan selama bulan Ramadan 1442 H/Tahun 2021 dan menjelang perayaan, saat, dan pasca-Hari Raya Idulfitri 1442 H/Tahun 2021," tulis Tito.

 

Sebelumnya, pemerintah menerapkan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala mikro (PPKM Mikro). Kebijakan pembatasan itu digelar pada 4-17 Mei.

 

Pemerintah juga menerapkan larangan mudik pada liburan Idulfitri tahun ini. Pemerintah melarang warga pulang kampung pada 6-17 Mei. []



 


SANCAnews – Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menyoroti ancaman pemecatan Novel Baswedan dan sejumlah pegawai KPK lainnya. Sebelumnya, penyidik senior KPK itu dan beberapa pegawai lainnya dinyatakan tidak lulus tes wawasan kebangsaan, sebagai bagian dari proses alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

 

Mardani menilai, tes wawasan kebangsaan itu merupakan upaya teror terhadap KPK. Sebab, ada beberapa pegawai KPK yang memiliki kinerja bagus, namun justru dipecat.

 

"Teror dan Pelemahan @KPK_RI di rezim ini kian terang benderang," tulis Mardani seperti dikutip dalam akun Twitter-nya @MardaniAliSera, Selasa 4 Mei 2021.

 

Ia melanjutkan, upaya pelemahan KPK ini sudah kentara sejak lama, mulai dari penyerangan terhadap Novel Baswedan menggunakan air keras hingga adanya revisi UU KPK. Ditambah lagi saat ini, di mana Novel dan beberapa pegawai lainnya terancam dipecat karena tak lulus tes wawasan kebangsaan.

 

Penyingkiran Novel dengan alasan tes ASN tersebut seperti punya tujuan tertentu. Langkah ini memperjelas adanya upaya memperlemah KPK.

 

"Ada penyelidik yang diancam, penyidik yang disiram air keras, revisi UU KPK yang membuat "lumpuh" pengusutan korupsi, sampai ada isu penyingkiran penyidik senior para pemberani KPK dengan dalih Test ASN. #saveKPK," ujar Mardani. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.