SANCAnews – Empat hari sejak dilakukannya pencarian Kapal
Selam KRI Nanggala-402, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudho
Margono menyatakan KRI Nanggala-402 subsunk atau tenggelam dan kapal selam
tersebut ditemukan terbelah menjadi tiga bagian.
Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana Sudiro pun turut
berduka cita yang mendalam bagi 53 kesatria Tanah Air yang gugur dalam tugas
mulia mengamankan wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Menurutnya,
tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 beserta seluruh awak kapalnya adalah
tragedi dalam kemiliteran Republik Indonesia dan menjadi catatan sejarah yang
tidak akan terlupakan.
"Mari kita panjatkan doa, semoga arwah 53 patriot bangsa
diterima di sisi-Nya. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran
serta ketabahan," ujar Dede, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,
Selasa (27/4/2021).
Ia mengatakan, tentunya di setiap tragedi patut ditelusuri
segala faktor yang berpengaruh pada kejadian tersebut, tak terkecuali dalam
kasus subsunk KRI Nanggala-402 kapal yang dibuat oleh Jerman pada 1979.
Sebagai alat pertahanan dengan usia yang lebih dari 40 tahun,
pemeriksaan kondisi secara menyeluruh terhadap semua variable adalah mutlak
dilakukan sebelum unit dinyatakan siap untuk dioperasikan.
"Maka apabila ada pertanyaan, siapa yang
bertanggungjawab pada tragedi tersebut? Sebaiknya yang bertanggungjawab adalah
dua tingkat atasannya," ucapnya.
Kepala Kelompok Fraksi (Kapoksi) PDI Perjuangan (PDIP) di
Komisi I DPR RI itu menambahkan, ketika negara sedang krisis pertanggungjawaban
pemimpin, maka bagaimana dua tingkat atasan KRI Nanggala-402 menunjukkan
tanggung jawabnya.
Sebagai ilustrasi, ada seorang Dirut Pertamina dan Menteri
ESDM bersama-sama menghadap Presiden Republik Indonesia untuk menyerahkan jabatannya
akibat terbakarnya Kilang Minyak Cilacap. Walaupun pada akhirnya sang presiden
waktu itu menolak pengunduran diri mereka.
"Siapa yang bertanggungjawab dan berani mengundurkan
diri dari kejadian kapal selam KRI Nanggala-402? Rakyat Indonesia saat ini
membutuhkan teladan sikap-sikap kesatria yang hari-hari ini dirasa
meluntur," tegas anggota Banggar ini. (glc)