TNI AL: Hanya Negara Bodoh yang Tembak KRI Nanggala
SANCAnews – TNI AL menjawab dugaan masyarakat yang menyebut
KRI Nanggala-402 ditembak oleh kapal asing. Arsena KSAL Laksamana Muda TNI
Muhammad Ali mengatakan dugaan itu berlebihan.
"[KRI Nanggala ditembak] kapal asing ini saya rasa
berlebihan kemudian [disebut] ditembak oleh kapal asinglah," kata Ali
dalam keterangannya, Selasa (27/4).
Sebab jika KRI Nanggala ditembak oleh kapal asing, maka suara
ledakan akan terdengar oleh sonar. Bahkan terlihat oleh mata telanjang air laut
sedikit naik sebagai efek dari ledakan tersebut.
"Jadi tidak ada ledakan pada saat kejadian itu dari
pengamatan kapal yang ikut dalam latihan bersama KRI Nanggala kemarin,"
ujarnya.
Danseskoal Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto pun melanjutkan
dengan menjelaskan terkait apakah kapal perang dunia boleh melintasi perairan
Indonesia. Ia mengatakan, seluruh kapal perang dunia yang akan memasuki
perairan Indonesia akan melapor. Meski laporan tidak dilakukan setiap hari.
"Sehingga mungkinkah ada kapal selam di situ? Mungkin.
Tapi pada saat itu enggak mungkin karena pada saat latihan, ini kurang lebih
ada delapan kapal yang melakukan pengamanan, terus ada dua kapal friget kita
yang mempunyai kemampuan sonar untuk mendeteksi. Sehingga tidak mungkin [ada
kapal asing yang masuk]," jelas Iwan.
Hanya negara bodoh yang tembak kapal kita. Jadi saya mohon yang satu itu dilepaskan tidak pernah ada hal seperti itu.--Laksamana Muda Iwan Isnurwanto
Apalagi, lanjut dia, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
sudah menyampaikan tidak ada kepingan kapal. Jika kapal ditembak, pasti akan
hancur berantakan dan kepingannya ditemukan di sekitar perairan.
"Tidak ada kepingan. Kalau misalnya ditembak oleh kapal
selam, tahu kapal yang lain pasti hancur berantakan," tuturnya.
Ali kemudian menegaskan KRI Nanggala hancur dan terbelah
hingga tiga bagian kemungkinan besar karena kuatnya arus di bawah laut. Namun,
penyebab pasti masih dalam penyelidikan.
"Iya bisa jadi begitu [karena kuatnya arus bawah laut].
Ini masih dalam penyelidikan dan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Kita
akan mengundang pakar-pakar kapal selam. Bahkan tidak hanya dalam negeri,
mungkin dari luar negeri. Karena kita punya konvensi pengawal kapal selam
sedunia, makanya ada Ismerlo itu. Itu akibat dari kesepakatan conference kapal
selam sedunia," pungkasnya. []