Latest Post


 


SANCAnews Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Romo HR Muhammad Syafi'i, menyindir Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mencopot Kadis Kesehatan Medan, Edwin. Bobby pun membalas cibiran itu dengan sindiran lain.

 

Dilihat Selasa (27/4/2021), sindiran terhadap Bobby itu disampaikan Romo Syafi'i lewat akun Instagram @romo.syafii. Dia mengatakan Bobby sudah ketularan kebiasaan berbohong.

 

"Ternyata Bobby sudah ketularan kebiasaan berbohong di awal masa jabatannya terkait dengan pencopotan Kadis Kesehatan Medan," tulis akun tersebut.

 

Dia menuding Bobby berbohong dengan menyebut sudah sering mengingatkan Edwin soal Corona sebelum mencopot yang bersangkutan dari posisi Kadis Kesehatan Medan. Syafi'i mengatakan Bobby tidak pernah mengingatkan Edwin.

 

"Katanya telah mengingatkan berkali-kali Kadis soal COVID-19, padahal itu tidak dilakukannya, apalagi dia baru saja menjabat sebagai Wali Kota Medan," tulis akun itu.

 

Selain itu, Syafi'i mengatakan kondisi penyebaran virus Corona di Medan sudah membaik sebelum Bobby dilantik. Namun hal itu dirusak dengan kebijakan Bobby soal Kesawan.

 

"Tetapi itu digagalkan Bobby dengan kerumunan masa kampanye Wali Kota Medan, kerumunan di Kesawan setiap malam tanpa prokes," tulisnya.

 

Bobby Nasution pun membalas posting-an Romo itu. Melalui akun instagram miliknya, @bobbynst, Bobby menyebut Kadis Kesehatan yang dia berhentikan merupakan keluarga dari Romo.

 

"Saya tau pak KADIS KESEHATAN yg saya BERHENTIKAN merupakan BESAN dari bapak ROMO, tapi ini sudah ada dasarnya dari INSPEKTORAT KOTA MEDAN," balas Bobby dengan akun resminya.

 

Bobby mengatakan pemberhentian yang dia lakukan sudah sesuai aturan. Dia juga menyebut pemberhentian itu dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus Corona di Medan.

 

"Ini merupakan upaya saya untuk menekan penyebaran covid-19 dikota Medan melalui prangkat saya yang mau dan bisa bekerja sama. terima kasih bapak Romo yang terhormat," tulisnya.

 

Sebelumnya, Bobby telah mencopot Edwin dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan Medan. Bobby mengatakan Edwin dicopot karena dinilai lambat menangani COVID-19 di Medan.

 

"Ya (dicopot). Ini kan sudah selalu kita ingatkan. Masalah COVID-19 sudah saya sampaikan berkali-kali. Masalah COVID-19 ini penyelesaiannya adalah program utama kita juga," kata Bobby Nasution setelah melakukan sidak di Medan, Jumat (23/4). (*)




SANCAnews  Densus 88 menangkap eks Sekretaris Umum FPI Munarman dan menggeledah eks markas FPI di kawasan Petamburan. Penggeledahan ini guna mencari keterkaitan Munarman dengan organisasi teroris.

 

"Ya namanya penggeledahan kan terkait dengan tindak pidana yang terjadi apakah di dalamnya ada buku-buku tentang ISIS, tentang JAD (Jamaah Ansharut Daulah)," ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi di eks Markas FPI, Petamburan III, Jakarta Pusat, Selasa (27/4/2021).

 

"Karena kan diduga, sebagaimana yang kita tahu Munarman kan juga hadir pada saat baiat ISIS beberapa kali juga pada saat bom bunuh diri itu," katanya.

 

Hengki mengungkapkan, 60 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan dalam penggeledahan di eks Markas FPI ini.

 

Pantauan di lokasi, Selasa (27/4/2021), garis polisi dipasang di sebuah rumah di Jalan Petamburan III. Polisi dengan senjata laras panjang mengawal penggeledahan tersebut.

 

Diketahui, Densus 88 menangkap Munarman sekitar pukul 15.00 WIB di kediamannya di Pamulang, Tangsel. Munarman ditangkap atas dugaan melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat melakukan tindak pidana terorisme, dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme. Penangkapan Munarman juga terkait dengan baiat di sejumlah daerah.

 

"(Ditangkap terkait) baiat di Jakarta, baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan," jelas Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/4). (*)




SANCAnews  Penangkapan mantan Sekretaris Umum FPI yang juga pengacara Habib Rizieq Shihab (HRS), Munarman tak ubahnya seperti upaya pembungkaman terhadap tokoh-tokoh kritis.

 

Diketahui, Munarman merupakan satu di antara tokoh yang selalu vokal terhadap kebijakan pemerintah, termasuk berkaitan dengan proses hukum yang tengah dihadapi Habib Rizieq Shihab dalam kasus kerumunan.

 

"Penangkapan Munarman ini tidak beralasan. Ini adalah upaya pembungkaman tokoh-tokoh kritis. Di negeri ini orang enggak boleh kritis. Kritisisme berhadapan dengan kekuatan yang despotic," ujar pengamat sosial politik, Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/4).

 

Muslim pun menyinggung sikap rezim yang sebelumnya juga menangkap tokoh-tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dikenal kritis. Seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Anton Permana, dan lainnya.

 

"Syahganda, Jumhur dan Anton Permana juga di tangkap karena sikap dan pandangan kritis. Rezim makin gelap mata?" pungkas Muslim.

 

Munarman ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di kawasan Pamulang, Tangerang, Banten dengan dugaan menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.

 

Kini, Munarman yang juga seorang advokat itu telah digelandang ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. (*)





SANCAnews – Tim Gegana Polri memasuki bekas kantor Sekretariat FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat pada Selasa malam (27/4).

 

Pantauan Kantor Berita RMOLJakarta di lokasi, beberapa anggota Gegana masuk ke dalam kantor dengan membawa sejumlah alat dari mobil teknisi bom Gegana.

 

Para petugas Gegana itu mengenakan seragam lengkap dengan helm dan rompinya. Selain tim Gegana, sudah ada petugas dari Polri yang melakukan penggeledahan di kantor FPI terlebih dahulu.

 

Sejumlah barang pun ditemukan dan diamankan dalam penggeledahan tersebut, di antaranya sejumlah buku, baju atribut, dan sebagainya. Selain itu, Polisi juga menemukan beberapa botol bersis serbuk putih, dan juga beberapa botol berisi cairan.

 

Menurut keterangan seorang polisi, serbuk putih itu mengandung nitrat yang cukup tinggi setelah dicek. Namun kepastian kandungannya baru akan diketahui setelah diuji di laboratorium.

 

Penggeledahan Sekretariat FPI sendiri dilakukan menyusul penangkapan Sekum FPI Munarman di kawasan Tangerang Selatan. Munarman ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi terorisme. (*)





SANCAnews – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggelandang mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, ke Polda Metro Jaya, untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam. Saat dicokok dari rumahnya Munarman bahkan tak sempat memakai sandal.

 

"Saat ini akan dibawa ke Polda Metrro Jaya dilakukan pemeriksaan," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/4).

 

Disisi lain, kata Ahmad, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di wilayah sekitar Petamburan, Jakarta Pusat, "Tim Densus 88 sedang lakukan penggeledahan disekitar petamburan," ujar Ahmad.

 

Munarman ditangkap sore tadi pukul 15.30 WIB di rumahnya yang ada di Perumahan Modern Hills, Cinangka, Pamulang, Tangerang Selatan.

 

Munarman diduga kuat terkait dengan rangkaian proses baiat ke jaringan teorris ISIS yang dilakukan di Jakarta, Makassar di Sulawesi Selatan dan Medan di Sumatera Utara. (*)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.