SANCAnews – Politisi Senior Amien Rais kembali melempar
kritik untuk pemerintah terkait fenomena politik, sosial, dan ekonomi yang
terjadi belakangan ini. Dia menyoroti perpindahan ibu kota dari Jakarta ke
Kalimantan Timur.
Amien Rais menyinggung keberadaan oligarki yang menurut dia
kini sudah terlalu ugal-ugalan. Namun, kata dia, kritik yang masuk perihal
oligarki tidak pernah digubris oleh pemerintah.
Pernyataan itu disampaikan oleh Amien Rais dalam video
berjudul "Pak Lurah, Mari Kita Kendalikan Syahwat Politik Kita" yang
tayang lewat kanal YouTube Amien Rais Official, Kamis (22/4/2021).
Amien Rais mengawali paparannya dengan menguraikan soal
affluenza. Perlu diketahui, affluenza didefinisikan sebagai penularan keadaan
perubahan sosial dari pemborosan, utang, dan lain-lain yang diakibatkan dari
pemakaian berlebihan.
Menurut Amien Rais, beberapa elit negeri sudah terjangkit affluenza
tersebut. Hal itu bisa dilihat dari betapa gencarnya perusakan alam. Amien Rais sebut oligarki sudah terlalu ugal-ugalan.
"Indonesia banyak yang sudah ketularan, apalagi para
elitnya. Kaum affluenza terutama oligarki ekonomi yang tidak bisa ditaklukkan
itu, mereka terus membabat hutan. Malah bangga menjadi bandit politik,
hukum," kata Amien Rais seperti dikutip Suara.com.
"Pokoknya syahwat politik kekuasaan dan keberadaan
mereka sebagai binatang ekonomi yang tidak mengenal kemanusiaan terus mereka
umbar, apalagi mereka yakin hukum dan keadilan tidak akan menjangkau
mereka," tutur Amien Rais.
Amien Rais melanjutkan, hal ini tidak bisa dilepaskan dengan
adanya Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law yang menurutnya malah
menfasilitasi pergerakan oligarki.
"Dengan UU Ciptaker, para konglomerat, korporat, dan
bandit-bandit mancanegara akan mudah mengobrak-abrik negeri kita yang mustinya
dirawat dan lindungi sebaik-baiknya untuk anak-cucu kita di masa depan,"
tegasnya.
Tak pelak, Amien Rais pun menyebut upaya pemindahan ibu kota
juga merupakan bagian dari gejala affluenza. Namun, dia merasa pemerintah
seakan tak peduli dengan itu.
Amien Rais mengatakan, pemerintah terkesan enggan menerima
kritik sehingga disebut olehnya merasa paling pintar sendiri.
"Sepertinya apapun jalan terus. Jadi tidak usah
mengikuti kritik, masukan dari pihak non pemerintah, karena mugkin dianggap itu
masukan bodoh, datang dari orang yang gak nguasai masalah. Jadi pemerintah
merasa pintar sendiri dan lain sebagainya," tegasnya Amien Rais.
Eks Ketua MPR RI itu menyebut respons pemerintah berbahaya.
Dia membandingkan dengan sosok Kaisar Jepang, Hirohito yang menurutnya bisa
disebut pancasilais apabila hidup di Indonesia.
"Andaikata Kaisar Hirohito orang Indonesia, kita bisa
bilang dia pancasilais karena dia ingat sila kedua. Ingat sila kelima yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," terangnya.
Dalam akhir paparan, Amien Rais berpesan kepada Jokowi untuk
intropeksi. Sebab menurutnya oligarki sudah benar-benar ugal-ugalan.
"Ini masukan buat Pak Lurah. Kelompok oligarki sudah
betul ugal-ugalan, sudah betul-betul gak bisa lagi kata-kata yang bisa
ungkapkan. Justru tugas anda Pak Lurah, menghentikan affluenza yang begitu
ganas dan berakibat fatal," kata Amien Rais.
"Tolong ini dijadikan refleksi, renungan bulan Ramadhan.
Kita bersama ya Pak Lurah mereflesksian keadaan kita yang semakin gawat.
Terutama anda. Anda lurahnya, dengan perubungan anda duduk, ngomong jujur apa
yang terjadi di Indonesia, sudah makin repot," pungkasnya. []