Latest Post

 

 

SANCAnews – Jagat media sosial diramaikan dengan kemunculan tagar #DahnilAnzarSongong pada Sabtu (17/4). Hal itu lantaran Dahnil Anzar Simanjuntak ini diduga menyindir Habib Rizieq Shihab lewat komentar di Facebook miliknya.

 

Menanggapi itu, cendekiawan NU, Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir napak heran melihat kemunculan tagar yang menyerang juru bicara Prabowo Subianto itu. Apalagi saat ini ummat islam lagi menjalankan puasa Ramadan

 

“Ini kenapa ramai tagar #DahnilAnzarSongong? Ya Allah….puasa-puasa masih pada ribut aja yah,” katanya di Twitter.

 

Gus Nadir menyayangkan sesama pendukung Prabowo dan Habib Rizieq yang dulunya bersatu melawan Jokowi di Pilpres, kini saling menyerang.

 

“Sesama mereka jadi saling serang gitu yah. Sabar wahai ikhwan-akhwat..” katanya.

 

Hingga saat ini #DahnilAnzarSongong jadi trending topik nomor satu di pengguna Twitter Indonesia. Dia dianggap tidak berterimakasih kepada Habib Rizieq yang ikut memerintahkan ummat Islam memilih Prabowo pada Pilpres 2019 kemarin.

 

Sebelumnya, Dahnil Anzar mengunggah ucapan Dirgahayu untuk Kopasus melalui akun Facebooknya.. Unggah itu kemudian ditanggapi oleh netizen. Salah satu netizen menanyakan sikap TNI terkait pembersihan spanduk Habib Rizieq Shihab.

 

“Kemarin mereka turunin spanduk IB, padahal selama ini IB bersama TNI. Gimana menurut Anda,” tanya netizen tersebut.

 

Dahnil kemudian merespon pertanyaan netizen itu dengan nada sindiran untuk Habib Rizieq. Dia bilang bahwa Rizieq bukan siapa-siapa.

 

“Dia siapa? Bukan siapa bagi saya justru saya yang bantu dan bela Imam mu dulu, tapi sebaliknya dia tak pernah berkontribusi untuk membantu saya. Persamaannya saya pernah lawan Ahok sama dengan dia, dan dia pernah dukung PS sama dengan saya. Selebihnya saya bantu hak-hak dia, tapi dia tidak pernah bantu hak-hak saya, Itu terang jelas ya,” tulis Dahnil.

 

Komentar tersebut telah hilang diduga telah dihapusnya namun telah tersebar dalam bentuk tangkapan layar.

 

Bukan hanya satu, tangkapan layar komentar Dahnil tersebar beberapa bagian. Terlihat, Dahnil juga menyebut Habib Rizieq bukan ulama panutan.

 

“Ulama yang menyerukan kebenaran banyak sekali. Bukan ulama yang memaki orang sana sini, menuduh sana sini, provokasi dll, itu bukan ulama,” balasan Dahnil yang terlihat pada tangkapan layar.

 

Dia juga menyebut bahwa Muhammadiyah tidak menjadikan Habib Rizieq sebagai ulama panutan.

 

“Tidak ada warga Muhammadiyah yang berImam ke HRS. Dakwah dia tak bersesuaian dengan Muh. Jadi koreksi kemuhammadiyahan mu klo begitu,” tulis Dahnil yang dinarasikan dalam tangkapan layar.  (*)



 


SANCAnews – Juru Bicara (Jubir) Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjutak mendadak disorot karena dituding telah merendahkan Habib Rizieq Shihab.

 

Dahnil Anzar masuk dalam jajaran Trending Topic Indonesia. Hal itu terjadi usai beredar tangkapan layar foto komentarnya terkait sosok mantan pendiri FPI itu.

 

Disorotnya Dahnil Anzar bermula ketika dia mengucapkan dirgahayu Kopassur ke-69 dengan membagikan sebuah video lewat jejaring Facebooknya.

 

"Dirgahayu Kopassus. Berani, benar, Berhasil. Berani, Benar, Berhasil," ungkapnya seperti dikutip beritahits.id.

 

Dalam kolom komentar, diketahui ada salah seorang warganet menyinggung langkah TNI yang sempat menurunkan spanduk Habib Rizieq.

 

"Kemarin mereka turunin spanduk IB padahal selama ini IB bersama TNI, gimana menurut anda?" tanya dia dalam kolom komentar.

 

Menjawab pertanyaan itu, Dahnil Anzar menyebut Habib Rizieq bukan siapa-siapa bagi dirinya.

 

"Dia siapa? Bukan siapa-siapa bagi saya justru saya yang bantu dan bela imamu dulu. Tapi sebaliknya dia tak pernah berkontribusi untuk membantu saya. Persamaannya saya pernah lawan Ahok sama dengan dia, dan dia pernah dukung PS sama dengan saya. Selebihnya saya bantu hak-hak dia, tapi dia tak pernah bantu hak-hak saya, itu terang jelas ya," kata dia.

 

Dalam kolom yang lain, dia menanggapi komentar warganet yang bertanya kenapa ada ulama menyerukan kebenaran tetapi tidak dibela.

 

Dahnil Anzar tidak secara lugas menyebut nama Habib Rizieq, tetapi dia menyebut ada sosok diklaim ulama yang kerap memaki orang dan memprovokasi.

 

"Ulama yang menyerukan kebenaran banyak sekali. Bukan ulama yang memaki orang sana-sini, menuduh sana-sini, provokasi, dll. Itu bukan ulama," tukasnya.

 

Meski komentar tersebut tak lagi ditemukan. Namun tangkapan layar komentar beredar luas di Twitter.




Dahnil Anzhar Menjawab 

Dahnil Anzar lewat jejaring Twitter miliknya, @Dahnilanzar membagikan cuitan berisi quotes Ali Bin Abi Thalib.

 

"Ilmu akan menghidupkan jiwa," tukasnya.

 

Namun, sejumlah warganet membalas dengan menyinggung dirinya tak tahu terima kasih dan merendahkan HRS.

 

Salah satunya pemilik akun Twitter @Dw*******7 yang memperkirakan Dahnil Anzar segera dipecat dari jabatannya sebagai jubir Prabowo Subianto.

 

"Manusia ga tahu berterimakasih, sebentar lagi paling dipecat sama Prabowo Subianto. Sok-sokan bicara ilmu seperti sudah berilmu saja. Maaf ente gak ada apa-apanya sama HRS soal keilmuan. Jadi gak usah sombong dengan merendahkan HRS," kata dia.

 

Tidak menjawab panjang Dahnil Anzar membalas komentar tersebut dengan berterima kasih dan mengatakan bahwa dirinya masih belajar.

 

"Terima kasih. Saya masih belajar," tegas Dahnil Anzar. (sc)




 

 

SANCAnews – Seorang kepala sekolah dasar di Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, berinisial BS dilaporkan orang tua siswa ke Polda Sumut. Diduga dia mencabuli 6 orang siswinya.

 

Kasus ini bermula pada 12 Maret 2021. BS disebut telah mencabuli dua orang siswi. Modusnya, BS lebih dulu memanggil korban ke ruangannya.

 

“Dia memanggil siswi (pertama) ke kantor kepala sekolah dan hanya berdua di dalam ruangan sekitar 20 menit. Kepada anak tersebut, kemudian ini (pelaku minta) jangan diberi tahu kepada orang lain," ujar pengacara korban bernama Ranto melalui keterangannya, Jumat (16/4).

 

"Satu anak lagi dipanggil 25 menit di dalam ruangan (awalnya) ditanya kabar orang tua, pernah enggak nonton video porno dan ciuman," ujar Ranto.

 

Setelah kejadian itu, salah seorang korban melapor ke orang tuanya. Kemudian, BS meminta maaf dan membuat surat perdamaian pada 30 Maret 2021 agar kasus ini tidak berlanjut.

 

Selanjutnya kata Ranto, isu soal dugaan pelecehan itu diketahui oleh orang tua murid lainnya. Diduga total ada 6 siswi yang mengalami pelecehan namun baru 3 siswi saja yang buka suara, salah satunya anak dari klien Ranto.

 

Kasus itu terkuak saat ibu korban menanyai anaknya apakah pernah mendapat perlakuan seksual dari BS. Korban mengaku pernah menjadi korban BS dalam rentang waktu 2018-2019.

 

“Dia mengaku ternyata beberapa kali dibawa ke hotel oleh oknum kepala sekolah ini. Anak ini mengaku dibawa ke hotel dan dipaksa melakukan oral seks dan terjadi pelecehan lain. Terduga pelaku juga pernah membawa korban ke rumahnya,” ujar Ranto.

 

Atas perbuatan itu, BS dilaporkan ke Polda Sumut pada Kamis (1/4). Namun hingga kini pelaku belum ditangkap.

 

“Ini hal yang sangat meresahkan, karena sekolah tempat paling aman menurut orang tua untuk menitipkan anaknya supaya dididik. Tapi kenapa jadi tempat paling menyeramkan setelah adanya peristiwa seperti ini,” ujar Ranto.

 

Selain itu Ranto menyayangkan sikap BS karena selain berstatus kepala sekolah dia juga merupakan seorang pendeta. Karena itu dia meminta pihak gereja mengevaluasi pemberian gelar pendeta terhadap terduga pelaku.

 

“Jangan hanya sembarangan memberikan gelar pendeta tanpa mengevaluasi secara cermat psikologisnya karena ini bukan yang pertama. Kami harap selektif dalam memberikan gelar pendeta,” pungkasnya.

 

Polda Sumut Sudah Panggil Oknum Kepsek Tapi Mangkir

 

Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan laporan dugaan pencabulan itu. Namun sejauh ini pihaknya baru menerima satu laporan.

 

"Secara resmi yang buat laporan baru satu orang," ujar Hadi kepada kumparan.

 

Hadi menuturkan Polda Sumut sudah memanggil sejumlah saksi dalam kasus ini. "Kemudian tiga orang sudah diminta keterangan sebagai saksi," ujarnya

 

Lebih lanjut, mengenai pemeriksaan BS, sejauh ini kata Hadi sudah dilakukan pemanggilan. Namun pelaku mangkir dari panggilan.

 

"Terlapor sudah diundang tapi belum memenuhi undangan. Untuk perkembangan lebih lanjut nanti saya kabari perkembangannya," tutup Hadi. (*)



 


SANCAnews – Sebuah postingan terkait Habib Rizieq Shihab yang diduga merupakan komentar dari Juru bicara (Jubir) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak beredar di media sosial.

 

Adapun foto tangkapan layar komentar terkait Rizieq yang diduga merupakan komentar dari Jubir Prabowo itu, dibagikan pengguna Facebook Ian Sudiana, seperti dilihat pada Jumat 16 April 2021.

 

Dalam foto tangkapan layar tersebut, Dahnil Anzar Simanjuntak dinilai cenderung menyerang eks pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

 

Dilihat dari foto yang beredar, tampak awalnya pengguna Facebook bercentang biru dengan nama Dahnil Anzar Simanjuntak memosting ucapan HUT Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang jatuh pada 16 April.

 

Postingannya itu pun sontak menuai respons dari warganet. Salah seorang netizen kemudian menyinggung kembali langkah TNI yang menertibkan spanduk Habib Rizieq beberapa waktu lalu.

 

Netizen dengan nama akun Bian Tava bertanya kepada Dahnil, bagaimana pendapat jubir Prabowo itu atas tindakan TNI mencopoti paksa spanduk Habib Rizieq.

 

“Kemarin mereka turunin spanduk IB padahal selama ini IB bersama TNI, gimana menurut Anda?,” tanya Bian Tava kepada Dahnil Anzar Simanjuntak.

 

Menjawab pertanyaan itu, Dahnil kemudian menilai Imam Besar (IB) Rizieq Shihab bukan siapa-siapa bagi dirinya.

 

Ia pun mengungkapkan bahwa dulunya dirinyalah yang membantu Rizieq. Bahkan, Dahnil mengatakan ia dan HRS pernah sama-sama melawan Ahok.

 

“Dia siapa? Bukan siapa-siapa bagi saya justru saya yang bantu dan bela imam mu dulu, tapi sebaliknya dia tak pernah berkontribusi untuk membantu saya, Persamaannya saya pernah lawan Ahok sama dengan dia, dan dia pernah dukung PS sama dengan saya. Selebihnya saya bantu hak-hak dia, tapi dia tidak pernah bantu hak-hak sy, Itu terang jelas ya,” jawab Dahnil Anzar Simanjuntak.

 

Pada foto tangkapan layar lainnya yang beredar, terlihat seorang netizen Dhama Yanie mempertanyakan mengapa Dahnil tidak membela ulama yang menyerukan kebenaran.

 

“Ada ulama menyerukan kebenaran kok nggak dibela sih,” tanya Dhama Yanie.

 

Dahnil Simanjuntak pun menjawab dengan mengatakan banyak ulama yang menyerukan kebenaran.

 

Akan tetapi, kata Dahnil, ulama yang memaki orang lain dan menuduh sana sini bahkan cenderung provokasi menurutnya bukanlah ulama.

 

“Ulama yang menyerukan kebenaran banyak sekali. Bukan ulama yang memaki orang sana sini, menuduh sana sini, provokasi dll, itu bukan ulama,” kata Dahnil.

 

Selain itu, terdapat pula komentar seorang netizen lainnya bernama Sugeng yang menyinggung soal relasi Habib Rizieq Shihab dengan Muhammadiyah.

 

Menanggapi hal itu, pengguna Facebook diduga Jubir Prabowo itu menyebut tidak ada warga Muhammadiyah yang beriman kepada Rizieq Shihab.

 

“Tidak ada warga Muhammadiyah yang berImam ke HRS. Dakwah dia tak bersesuaian dengan Muh. Jadi koreksi kemuhammadiyahan mu kalau begitu,” ujarnya.

 

Hingga berita ini ditayangkan, komentar terkait Habib Rizieq yang diduga berasal dari Jubir Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak tersebut tak lagi dapat ditemukan lantaran diduga telah dihapus. (*)

 


  


SANCAnews – Komnas HAM mendesak Polri segera menuntaskan kasus Unlawfull Killing yang menewaskan enam laskar FPI yang diduga dilakukan oleh anggota polisi.

 

Wakil Ketua Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan saat ini seharusnya proses hukum fokus terhadap para tersangka dan dugaan kepemilikan senjata api para laskar FPI.

 

“Kita melangkah soal tersangka untuk penegakan hukum, dan senjata api,” kata Choirul Anam saat dihubungi Suara.com, Jumat (16/4/2021).

 

Diketahui, Polri telah menetapkan dua tersangka dalam perkara ini, dan keduanya menjalani proses pendalaman. Karenanya, Komnas HAM meminta agar proses itu segera dipercepat, agar kedua tersangka dapat segera diadili di meja persidangan.

 

"Iya (Komnas HAM mendesak Polri segera mengusut dan membawa para terduga pelaku ke persidangan). Dan menuntaskan kepemilikan senjata,” tegas Choirul Anam.

 

Seperti pemberitaan sebelumnya, Komnas HAM menyebutkan ada sejumlah rekomendasi yang tidak dilaksanakan Porli terkait pengusutan perkara 'unlawful killing' enam laskar FPI. Choirul Anam mengatakan salah satu rekomendasi yang tidak dilaksanakan Polri adalah soal kepemilikan senjata api laskar FPI.

 

“Dan kami ingatkan ada beberapa rekomendasi yang sepertinya belum dilaksanakan secara maksimal. Misalkan soal senjata api,” kata Choirul Anam

 

Menurutnya, pengusutan senjata api yang disebut diduga milik FPI dalam perkara ini sangat penting, guna mengungkap kebenaran.

 

“Pentingnya senjata api di ungkap agar dapat mengungkap kebenaran terhadap peristiwa yang terjadi,” tegasnya.

 

Sementara itu, merespons dua orang anggota polisi yang telah ditetapkan sebagai tersangka, namun masih berstatus aktif, Choirul Anam mengatakan menyerahkannya kepada kepolisian.

 

“Ditanya saja ke kepolisian terkait keputusan tersebut,” ujarnya.

 

Namun, dia memastikan pihaknya masih mengawal kasus ini sampai tuntas, “Yang pasti bagi kami, pelaksanaan rekomendasi tetap kami pantau,” katanya. []

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.