Latest Post



 

SANCAnews – Muncul sosok Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea di lingkungan Istana Kepresidenan.

 

Kedatangan Andi Gani ke Istana Kepresidenan ini pun cukup menyedot perhatian lantaran saat ini publik sedang dihebohkan dengan wacana perombakan kabinet yang kemungkinan akan dilakukan presiden Jokowi dalam waktu dekat ini.

 

Akan tetapi, Andi Gani menyebut bila kedatangannya tak lain untuk membahas soal pekerja dan buruh di Indonesia.

 

"Membahas kepedulian pekerja Indonesia, juga membahas soal THR yang menjadi polemik sekarang," kata Andi di Istana Kepresidenan, Rabu (14/4).

 

Dalam pertemuan tersebut, ia menyebut telah bertemu beberapa menteri kabinet Jokowi. Salah satu yang dibahasnya yakni soal omnibus law.

 

Namun demikian, tak ada jawaban tegas yang diberikan saat disinggung mengenai kemungkinan tawaran kursi menteri oleh presiden. Ia justru kembali menyinggung pada pemerintahan pertama periode Jokowi-Maruf, ia memang sempat ditawari kursi menteri namun ditolak.

 

"Pada waktu penyusunan kabinet awal saya memang diminta masuk kabinet," tutupnya. rmol)



 


SANCAnews – Gempa mengguncang Lebak, Banten Rabu sore. Laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 13.28 WIB.

 

"Gempa magnitudo 5,1," demikian BMKG di akun Twitternya, Rabu (14/4).

 

Adapun koordinat titik gempa berlokasi 7.39 Lintang Selatan, 105.97 Bujur Timur dengan pusat gempa berada di laut 59 km Barat Daya Bayah, Lebak, Banten.

 

"Gempa berada di kedalaman 17 Km dan dirasakan hingga ke Sukabumi, Pelabuhan Ratu, dan Jakarta," tandas BMKG.

 

Namun demikian, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak kerusakan hingga korban yang ditimbulkan akibat gempa M 5,1 tersebut. (rmol)



 


SANCAnews – Pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) terus menggaungkan dukungan meski sang junjungan kini tengah berada di dalam tahanan.

 

Yang teranyar, beredar video yang menampilkan ceramah seorang pria bersorban yang bernama Habib Umar bin Abdul Aziz Shahab.

 

Di dalam ceramahnya itu, Umar menyampaikan bahwa HRS tidak selayaknya ditahan. Ia menyebut bahwa perlakuan pemerintah terhadap HRS tidak berperikemanusiaan.

 

Menurutnya, Tuhan akan mengampuni dosa Jokowi dan para pejabat lainnya jika bersedia lengser dari jabatan dan membebaskan HRS.

 

"Kalau itu Jokowi mau tobat, kalau pemerintahan yang ada di atas, pejabat-pejabat itu mau tobat, Allah akan terima. Allah akan terima! Allah akan terima!" ujar Umar, dalam video yang ditayangkan kanal YouTube LDTV, sebagaimana disimak pada Rabu (14/4/2021).

 

Umar kemudian mengulang-ulang perkataannya soal tobat, Jokowi, dan HRS, "Kalau mereka-mereka yang sudah mendzalimi itu bebaskan Habib RIzieq, Allah akan menerima taubatnya. Tapi dia harus lengser. Dia harus turun. Dia harus taubat. Alah akan terima taubatnya. Tidak pandang bulu Allah, siapapun hambanya, akan terima taubatnya. Itu Jokowi, itu presiden kita, kalau dia mau lengser, kemudian dia minta Allah untuk mengampuni dia, Allah akan mengampuni dia. Tapi lengser dulu, bebaskan Habib Rizieq," katanya sambil teriak-teriak.

 

Selepas itu, Umar kemudian mengajak jamaah pengikutnya untuk berdoa bersama. Di dalam doanya, lagi-lagi ia menyampaikan hal yang sama.

 

"Wahai Allah, yang Maha Pengasih Maha Penyayang, doa kami kabulkan, ya Allah. Selamatkan, dan bebaskan, Habibana Rizieq," katanya.

 

Lantas ia pun mengajak jamaahnya untuk mendoakan Jokowi supaya lengser dan bertobat.

 

"Nanti malam, kalau ada waktu bermunajat, berdoa, ajak semua yang ada di masjid, ajak berdoa, supaya Jokowi lengser dan bertobat. Bukan cuma minta dia lengser, tapi lengser dan bertobat. Sesudah bertobat, insya Allah, Allah ampunin dosanya," katanya. []



 


SANCAnews – Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 Laskar FPI, Abdullah Hehamahua menceritakan momen ketika pihaknya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, 9 Maret 2021 lalu.

 

Dalam pertemuan guna membahas 6 Laskar FPI yang ditembak polisi itu, Hehamahua mengatakan pihaknya seperti Musa mendatangi Firaun.

 

Cerita tersebut dikisahkan oleh Hehamahua dalam video bincang-bincang berjudul "Penembakan FPI dan Habib Rizieq Balas Dendam 9 Naga Kekalahan Ahok?" yang disiarkan saluran YouTube USTADZ DEMOKRASI.

 

Hehamahua bercerita dari mulai penelusuran kasus, berlangsungnya sumpah Mubahalah, sampai TP3 6 Laskar FPI dipanggil ke istana.

 

"Tanggal 8 ada telefon dari Istana ke Sekretaris TP3, Marwan Batubara, bahwa istana siap menerima, besoknya tanggal 9 jam 10," ungkapnya seperti dikutip Suara.com, Rabu (14/4/2021).

 

Kedatangan TP3 tersebut harus memenuhi syarat, di antaranya melakukan tes antigen di rumah sakit yang telah ditentukan yakni daerah Menteng.

 

Hehamahua kemudian mengatakan, pertemuan tersebut bak Nabi Musa mendatangi langsung Firaun guna menyampaikan kebenaran.

 

"Singkatnya besok kami datang, kami sepakat datang seperti Musa datang ke Firaun," ujarnya tegas.

 

Meski begitu, dia mengaku bukan bermaksud menganggap Jokowi sebagai Firaun. Hanya saja, dia sama-sama penguasa seperti Firaun.

 

"Tidak berarti Jokowi itu firaun, tapi kita menempatkan posisi dia penguasa seperti ketika Firaun jadi peguasa, dan kami seperti musa yang perjuangkan kepentingan rakyat, bangsa, kemudian menegakkan keadilan," sambung Eks Penasihat KPK itu.

 

Lebih lanjut, Hehamahua menceritakan momen ketika TP3 6 Laskar FPI sudah ada di istana dan bertemu pihak Jokowi.

 

Dia mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung secara singkat dan masing-masing anggota TP3 6 Laskar FPI cuma diberi waktu tiga menit untuk berbicara.

 

Hehamahua kemudian menyinggung apa yang dipaparkan oleh Amien Rais dan Marwan Batubara dalam kesempatan tersebut.

 

"Pak Amien (Amien Rais) menyebutkan tentang dua ayat Alquran, tentang membunuh orang mukmin tanpa hak, maka sama dengan membunuh semua umat manusia, hukumnya neraka," tukasnya.

 

"Pak Marwan minta dua hal, pertama persoalan ini harus dilakukan secara terbuka, yang kedua dibawa ke pengadilan HAM. Bukan pengadilan biasa," sambungnya menjelaskan.

 

Merespons TP3 6 Laskar FPI, Hehamahua menuturkan tentang apa yang dilakukan oleh Jokowi. Kata dia, Jokowi memperlihatkan sebuah kotak dari Komnas HAM dan laporan di meja.

 

Hehamahua juga mengatakan bahwa Jokowi mengaku akan menangani kasus ini secara profesional dan terbuka.

 

"Jokowi mengangkat tangan begini, beliau kasih lihat kotak dari Komnas HAM, dan di mejanya ada laporan, bahwa pemerintah akan melaksanakan penanganan kasus ini secara transparan, profesional terbuka," ujarnya menirukan Jokowi.

 

"Yang kedua Jokowi kalau TP3 punya data silakan," tandasnya.

 

Hehamahua kemudian mengungkit ucapan Mahfud MD tentang rekomendasi Komnas HAM yang menyebut kejadian itu tidak masuk pelanggaran HAM berat. []



 

SANCAnews – Sejumlah tokoh seperti Amien Rais, Marwan Batubara hingga eks pimpinan KPK Abdullah Hehamahua sempat mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kasus penembakan enam laskar FPI bisa dibawa ke pengadilan HAM internasional.

 

Cerita pertemuan singkat antara Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 Laskar FPI dan Jokowi yang terjadi di Istana Negara, 9 Maret 2021 lalu itu dibeberkan Abdullah Hehamahua, dalam video bincang-bincang berjudul "Penembakan FPI dan Habib Rizieq Balas Dendam 9 Naga Kekalahan Ahok?" yang disiarkan saluran YouTube USTADZ DEMOKRASI.

 

Saat membahas kasus laskar FPI yang mati ditembak itu, Abdullah Hehamahua menganggap pihaknya seperti Musa mendatangi Firaun. Bahkan, dia pun mengungkapkan jika Amien Rais sempat mengutip dua ayat Alquran di depan Jokowi.

 

Dalam wawancara itu, Abdullah awalnya bercerita soal penelusuran kasus, berlangsungnya sumpah Mubahalah, sampai TP3 6 Laskar FPI dipanggil ke istana.

 

"Tanggal 8 ada telepon dari Istana ke Sekretaris TP3, Marwan Batubara, bahwa istana siap menerima, besoknya tanggal 9 jam 10," kata Abdullah seperti dikutip Suara.com, Rabu (14/4/2021).

 

Kedatangan TP3 tersebut harus memenuhi syarat, di antaranya melakukan tes antigen di rumah sakit yang telah ditentukan yakni daerah Menteng.

 

Dia menambahkan, pertemuan tersebut bak Nabi Musa mendatangi langsung Firaun guna menyampaikan kebenaran.

 

"Singkatnya besok kami datang, kami sepakat datang seperti Musa datang ke Firaun," kata dia.

 

Meski begitu, dia mengaku bukan bermaksud menganggap Jokowi sebagai Firaun. Hanya saja, dia sama-sama penguasa seperti Firaun.

 

"Tidak berarti Jokowi itu firaun, tapi kita menempatkan posisi dia penguasa seperti ketika Firaun jadi peguasa, dan kami seperti musa yang perjuangkan kepentingan rakyat, bangsa, kemudian menegakkan keadilan," sambung Eks Penasihat KPK itu.

 

Lebih lanjut, Hehamahua menceritakan momen ketika TP3 6 Laskar FPI sudah ada di istana dan bertemu pihak Jokowi.

 

Dia mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung secara singkat dan masing-masing anggota TP3 6 Laskar FPI cuma diberi waktu tiga menit untuk berbicara. 


Hehamahua kemudian menyinggung apa yang dipaparkan oleh Amien Rais dan Marwan Batubara dalam kesempatan tersebut.

 

"Pak Amien (Amien Rais) menyebutkan tentang dua ayat Alquran, tentang membunuh orang mukmin tanpa hak, maka sama dengan membunuh semua umat manusia, hukumnya neraka," katanya menirukan perkataan Amien Rais.

 

"Pak Marwan minta dua hal, pertama persoalan ini harus dilakukan secara terbuka, yang kedua dibawa ke pengadilan HAM. Bukan pengadilan biasa," imbuhnya.

 

Merespons TP3 6 Laskar FPI, Abdullah menuturkan tentang apa yang dilakukan oleh Jokowi. Kata dia, Jokowi memperlihatkan sebuah kotak dari Komnas HAM dan laporan di meja.

 

Dia juga mengatakan bahwa Jokowi mengaku akan menangani kasus ini secara profesional dan terbuka.

 

"Jokowi mengangkat tangan begini, beliau kasih lihat kotak dari Komnas HAM, dan di mejanya ada laporan, bahwa pemerintah akan melaksanakan penanganan kasus ini secara transparan, profesional terbuka," ujarnya menirukan Jokowi.

 

"Yang kedua Jokowi kalau TP3 punya data silakan," tandasnya.

 

Selain itu, Hehamahua juga mengungkit ucapan Mahfud MD tentang rekomendasi Komnas HAM yang menyebut kejadian itu tidak masuk pelanggaran HAM berat. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.