Latest Post


 


SANCAnews – Emak-emak wakafkan nyawanya untuk Habib Rizieq. Emak-emak itu adalah pendukung setia Habib Rizieq Shihab.

 

Hal itu mereka katakan saat menghadiri sidang lanjutan Habib Rizieq Shihab yang beragendakan pemeriksaan saksi dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin kemarin.

 

Mereka menyaksikan sidang dari luar pengadilan. Bagi para emak-emak ini, Habib Rizieq tidak bersalah dalam dakwaan kasus kerumunan di Petamburan dan Megamendung.

 

Bahkan, menurut mereka, Habib Rizieq hanyalah korban kezaliman dari pemerintah.

 

Hal itu karena mereka melihat banyak yang melanggar protokol kesehatan namun tidak dihukum seperti Rizieq.

 

"Orang banyak kok yang melanggar protokol kesehatan tapi nggak dihukum," kata emak-emak pendukung Habib Rizieq yang enggan disebutkan namanya.

 

Terkait identitas, emak-emak tersebut hanya mengatakan bahwa dirinya adalah 'Hamba Allah.'

 

Mereka juga menyinggung bahwa Habib Rizieq sudah membayar denda atas pelanggaran protokol kesehatan saat menggelar pernikahan putrinya dan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat.

 

Oleh sebab itu, mereka pun menuntut agar Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat.

 

"Kan habib Rizieq Shihab sudah bayar denda. Padahal udah bayar, bebaskan Habib tanpa syarat," ujarnya.

 

Begitu setianya, para emak-emak ini tidak kapok datang meski dihalangi petugas yang mengamankan sekitar pengadilan.

 

Mereka juga tidak diizinkan masuk karena sidang dilaksanakan secara tertutup.

 

Alasan mereka tetap hadir yakni untuk membela kebenaran karena ulama yang mereka cintai telah dizalimi.

 

Bahkan, salah satu emak-emak menyatakan telah mewakafkan nyawanya untuk membela Habib Rizieq.

 

"Jangan pernah takut membela kebenaran, Allahu Akbar, saya sudah wakfkan nyawa saya untuk membela Habib Rizieq," tegasnya.SANCAnews – Emak-emak wakafkan nyawanya untuk Habib Rizieq. Emak-emak itu adalah pendukung setia Habib Rizieq Shihab.

 

Hal itu mereka katakan saat menghadiri sidang lanjutan Habib Rizieq Shihab yang beragendakan pemeriksaan saksi dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin kemarin.

 

Mereka menyaksikan sidang dari luar pengadilan. Bagi para emak-emak ini, Habib Rizieq tidak bersalah dalam dakwaan kasus kerumunan di Petamburan dan Megamendung.

 

Bahkan, menurut mereka, Habib Rizieq hanyalah korban kezaliman dari pemerintah.

 

Hal itu karena mereka melihat banyak yang melanggar protokol kesehatan namun tidak dihukum seperti Rizieq.

 

"Orang banyak kok yang melanggar protokol kesehatan tapi nggak dihukum," kata emak-emak pendukung Habib Rizieq yang enggan disebutkan namanya.

 

Terkait identitas, emak-emak tersebut hanya mengatakan bahwa dirinya adalah 'Hamba Allah.'

 

Mereka juga menyinggung bahwa Habib Rizieq sudah membayar denda atas pelanggaran protokol kesehatan saat menggelar pernikahan putrinya dan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat.

 

Oleh sebab itu, mereka pun menuntut agar Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat.

 

"Kan habib Rizieq Shihab sudah bayar denda. Padahal udah bayar, bebaskan Habib tanpa syarat," ujarnya.

 

Begitu setianya, para emak-emak ini tidak kapok datang meski dihalangi petugas yang mengamankan sekitar pengadilan.

 

Mereka juga tidak diizinkan masuk karena sidang dilaksanakan secara tertutup.

 

Alasan mereka tetap hadir yakni untuk membela kebenaran karena ulama yang mereka cintai telah dizalimi.

 

Bahkan, salah satu emak-emak menyatakan telah mewakafkan nyawanya untuk membela Habib Rizieq.

 

"Jangan pernah takut membela kebenaran, Allahu Akbar, saya sudah wakfkan nyawa saya untuk membela Habib Rizieq," tegasnyaSANCAnews – Emak-emak wakafkan nyawanya untuk Habib Rizieq. Emak-emak itu adalah pendukung setia Habib Rizieq Shihab.

 

Hal itu mereka katakan saat menghadiri sidang lanjutan Habib Rizieq Shihab yang beragendakan pemeriksaan saksi dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin kemarin.

 

Mereka menyaksikan sidang dari luar pengadilan. Bagi para emak-emak ini, Habib Rizieq tidak bersalah dalam dakwaan kasus kerumunan di Petamburan dan Megamendung.

 

Bahkan, menurut mereka, Habib Rizieq hanyalah korban kezaliman dari pemerintah.

 

Hal itu karena mereka melihat banyak yang melanggar protokol kesehatan namun tidak dihukum seperti Rizieq.

 

"Orang banyak kok yang melanggar protokol kesehatan tapi nggak dihukum," kata emak-emak pendukung Habib Rizieq yang enggan disebutkan namanya.

 

Terkait identitas, emak-emak tersebut hanya mengatakan bahwa dirinya adalah 'Hamba Allah.'

 

Mereka juga menyinggung bahwa Habib Rizieq sudah membayar denda atas pelanggaran protokol kesehatan saat menggelar pernikahan putrinya dan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat.

 

Oleh sebab itu, mereka pun menuntut agar Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat.

 

"Kan habib Rizieq Shihab sudah bayar denda. Padahal udah bayar, bebaskan Habib tanpa syarat," ujarnya.

 

Begitu setianya, para emak-emak ini tidak kapok datang meski dihalangi petugas yang mengamankan sekitar pengadilan.

 

Mereka juga tidak diizinkan masuk karena sidang dilaksanakan secara tertutup.

 

Alasan mereka tetap hadir yakni untuk membela kebenaran karena ulama yang mereka cintai telah dizalimi.

 

Bahkan, salah satu emak-emak menyatakan telah mewakafkan nyawanya untuk membela Habib Rizieq.

 

"Jangan pernah takut membela kebenaran, Allahu Akbar, saya sudah wakfkan nyawa saya untuk membela Habib Rizieq," tegasnya. (sc)





SANCAnews – Sepuluh hari sudah suara gemuruh besar yang memecah keheningan malam di Kampung Waiwatan, Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, berlalu.

 

Hingga saat ini sudah belasan jenazah ditemukan dalam operasi pencarian dan penyelamatan yang digelar besar-besaran oleh Tim SAR dan pihak militer Tentara Nasional Indonesia (TNI).

 

Ya, longsor yang terjadi pada Senin dinihari 5 April 2021, 01:30 WITa telah mengubah kondisi Kampung Waiwatan. Nyaris tak ada lagi bangunan rumah yang tersisa di desa yang memiliki pemandangan lepas ke lautan dan Gunung Api Ile Ape.

 

Penduduknya pun bagai hilang dalam sekejap mata diterjang longsoran tanah yang bergerak cepat dari kaki gunung di belakang kampung.

 

Sebelum longsor yang dipicu aktivitas Badai Seroja menerjang, ada sebanyak 29 rumah berdiri di Kampuang Waiwatan. Tapi, kini hanya tersisa beberapa saja, dan itupun dalam kondisi rusak parah.




Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 743/Pradnya Samapta Yudha yang dikerahkan Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana ke lokasi bencana dalam Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam (Satgas Gulbencal) terus berpacu dengan waktu berusaha menemukan para korban yang diduga kuat masih tertimbun di bawah material longsor.

 

Namun, operasi pencarian korban bukan perkara mudah, walaupun sudah seratusan prajurit TNI Yonif 743/PSY yang dikerahkan ke lokasi bencana longsor ini.

 

Dalam keterangan resminya dilansir VIVA Militer, Selasa 13 April 2021, Yonif 743/PSY menyiarkan beberapa foto hasil rekaman prajurit TNI yang terlibat dalam operasi SAR longsor Lembata.




Pada foto itu terlihat jelas kondisi Kampung Waiwatan usai bencana longsor melanda. Kampung itu telah hilang dari pandangan, bangunan yang awalnya berdiri berjejer telah rata dengan tanah.

 

Sejauh mata memandang yang tampak di wilayah terdampak bencana longsor hanyalah hamparan lahan kosong yang dipenuhi batu-batu berukuran raksasa, serta batang-batang pohon besar yang bergelimpangan. Bencana longsor benar-benar telah mengubur Kampung Waiwatan dan penduduknya.

 

Berdasarkan keterangan saksi mata, sebelum bencana longsor menerjang, memang sudah ada peringatan dari aparat wilayah setempat tentang ancaman bencana akibat kemunculan Badai Seroja. Tapi, bencana datang sangat cepat sehingga puluhan warga Kampung Waiwatan yang sedang tertidur lelap tak sempat menyelamatkan diri. [viva]


 


SANCAnews – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar jajaran Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk memaping atau memetakan seluruh pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Polri. Khususnya, yang melakukan tindak pidana narkotika. 

 

"Utamanya narkoba, kalau memang sudah tidak bisa diprbaiki, kalau sudah tidak bisa dibina, ya sudah binasakan saja, yang begitu-begitu segera selesaikan," kata Kapolri dalam sambutannya di Rakernis Divisi Propam, Selasa (13/4).

 

Listyo Sigit menekankan, ia tak mau jajarannya yang hadir pada saat hujan, banjir dan momen masyarakat yang membutuhkan kehadiran polisi hilang begitu saja dari ingatan masyarakat akibat ulah satu dua oknum Kepolisian yang melakukan pelanggaran.

 

"Oleh karena itu jangan hanya gara-gara satu dua orang oknum yang melakukan pelanggaran maka 100 anggot yang sudah bersusah payah itu kemudian hilang, ibarat hanya gara-gara nila setitik maka rusak susu sebelanga, hal seperti itu ke depan harus kita perbaiki," pesan Kapolri.

 

Dari data yang dihimpun dari Divisi Propam Polri, sampai April 2021, 531 anggota Polri melakukan pelanggara disiplin, 279 personel melanggar Kode Etik Profesi Polri (KEPP) dan 147 anggota melakukan pelanggaran pidana. (rmol)


 


SANCAnews – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan Polri membuka diri terhadap pengaduan masyarakat. Salah satunya dengan adanya launching aplikasi Propam Presisi dan Dumas Presisi.

 

Kapolri Jenderal Sigit mengatakan, Polri saat ini membuka diri terhadap pengawasan internal dan eksternal. Tidak lagi menjadi Polri yang menutup diri atas permasalahan di internalnya.

 

“Saat ini bukan saatnya kita menutup-nutupi terhadap masalah-permasalahan yang ada di internal Polri. Kita buka ruang dari sisi masyarakat, oh ini,” kata Sigit dalam launching Propam Presisi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/4).

 

Sigit menuturkan, dengan adanya Propam Presisi akan diketahui permasalahan dan pelanggaran anggotanya di lapangan. Laporan itu diyakini akan terus meningkat.

 

Sigit sendiri ingin tahu kinerja anggotanya di lapangan. Bagaimana anggotanya dalam pelayanan, hingga sosok polisi di mata masyarakat.

 

“Saya menghitung pasti angkanya naik sangat tinggi terkait masalah pengaduan yang dilakukan anggota masalah ketidakpuasan masyarakat terhadap kepolisian. Dan itu adalah risiko yang kita siap kita tanggung. Dengan banyaknya itu, kita mengetahui kinerja kita di masyarakat seperti apa. Layanan kepolisian di masyarakat seperti apa. Sosok Polri di mata masyarakat seperti apa,” ujar Sigit.

 

Sigit meminta jajarannya tidak khawatir dengan pengaduan yang masuk. Justru hal itu diyakini akan menjadi tolak ukur Polri ke depannya lebih baik.

 

“Itu adalah tolok ukur kita sehingga institusi baik, personel yang mengawalinya institusi Polri jadi semakin baik,” ungkapnya. []



 

 

SANCAnews – Penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud tidak akan mencapai kemajuan jika tetap dipimpin oleh Nadiem Makarim.

 

Pengamat sosial politik, Muslim Arbi mengatakan, Nadiem Makarim banyak mendapatkan kritik sejak menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Budaya (Mendikbud).

 

"Kemendikbud sejak di pimpin Nadiem, banyak di kritik sejumlah pakar. Jadi penggabungan Kemendikbud dan Kemenristek tetap di pimpin mantan bos Gojek itu akan tidak mencapai kemajuan apa-apa," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/4).

 

Karena menurut Muslim, Nadiem tidak menghasilkan inovasi dan kemajuan bagi dunia pendidikan di Indonesia.

 

"Tidak ada inovasi dan kemajuan. Apalagi pendidikan mau disekulerkan? Paling-paling akan mengundang kegaduhan baru," pungkasnya. []


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.