Latest Post




SANCAnews – Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas akan mengirim surat protes keras kepada Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin terkait tindakan pelarangan ceramah agama di BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

 

"Apa yang salah dengan penceramah ini? Buktinya radikal mana?" ujarnya di kanal YouTube TV One, Jumat (9/4).

 

Dia mengaku mengenal betul sikap KH Ma'ruf Amin selama memimpin MUI, yaitu bertoleransi dalam hal yang bersifat majalul ikhtilaf (perbedaan pendapat) tetapi bersikap tegas dalam hal-hal yang pokok (ushuliyah).

 

"Beberapa hari ini saya akan menyampaikan secara pribadi surat protes ke wapres," tegasnya.

 

Dikatakannya, bila memang pengajian itu melanggar ushuliyah, pelarangan ini bisa diterima. Jika hal itu hanya masalah majalul ikhtilaf maka kebijakan memberangus pengajian itu bertentangan dengan sikap Wapres Ma'ruf Amin selama ini.

 

"Pertanyaan besar bagi saya, di negeri yang Wapresnya mantan Ketua Umum MUI mengapa kok masih ada orang-orang seperti ini (melarang pengajian)," ujarnya.

 

Sebelumnya, kajian online Meeting Ramadhan 1442 H yang digelar @BakisPelni (Badan Kerohanian Islam), rencananya diisi oleh pembicara seperti Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Rizal Yuliar Putrananda, Ustaz Subhan Bawazier, KH Cholil Nafis yang juga Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat dan Ustaz Syafiq Riza Basalamah dibatalkan oleh Direksi dan Komisaris PT Pelni.

 

Kebijakan pelarangan itu dilakukan oleh dewan komisaris dan direksi perusahaan pelat merah itu dengan alasan tidak berizin. Bahkan seorang pejabat di Pelni digeser posisinya gara-gara kajian itu. (*)



 


SANCAnews – Anggota DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah meningkatkan program deradikalisasi dan peneguhan Islam moderat di Indonesia.

 

Namun, dalam pelaksanaannya, program deradikalisasi tidak boleh mengucilkan kelompok-kelompok tertentu.

 

"Saya melihat ada juga sekelompok orang tertentu yang merasa paling benar. Menyalahkan kelompok lain. Bahkan, menuduh yang lain sebagai kelompok radikal," kata Saleh dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/4).

 

Ketua Fraksi PAN DPR RI itu juga berharap pemerintah tidak mengikuti arus framing yang dilekatkan pada suatu kelompok tertentu.

 

"Kalau ada kelompok tertentu yang dituduh radikal, harus diverifikasi. Siapa orangnya, apa ajarannya, apa target sasarannya, di mana mereka bergerak, dan lain-lain," ujar Saleh.

 

"Ini sangat penting sebab Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Pasti banyak keragaman dalam pengamalan ajaran agama," sambung Saleh.

 

Dia menambahkan bahwa menuduh atau menyudutkan suatu kelompok itu radikal bukan tindakan yang benar. Apalagi tuduhan itu hanya berdasarkan dugaan atau asumsi, tanpa bukti yang valid.

 

"Intinya, apa pun alasannya, sikap menuduh dan menyudutkan ini tidak baik. Sebaliknya, silaturrahim dan peneguhan persatuan itu yang harus dikedepankan," ujar Saleh. (glc)



 

 

SANCAnews – Gempa Malang 6,1 M membuat kerusakan di fasilitas publik maupun permukiman warga di Blitar. BPBD Kabupaten Blitar mencatat ada 11 korban mengalami luka akibat tertimpa atap rumah yang ambrol.

 

Kepala BPBD Blitar Achmad Cholik mengatakan 11 warga yang terluka itu merupakan warga dari sembilan Kecamatan. Yakni Kecamatan Bakung dan Wonodadi masing-masing dua orang. Sedangkan warga dari Kecamatan Wates, Sutojayan, Doko, Selorejo, Kesamben dan Kademangan masing-masing satu warganya dilaporkan terluka.

 

"Lukanya ada yang ringan jadi dirawat di puskesmas setempat. Kalau yang agak berat dirujuk ke rumah sakit tadi karena perlu dijahit lukanya. Tapi semua sudah pulang sekarang," kata Cholik dikonfirmasi detikcom, Sabtu (10/5/2021).

 

Mereka yang terluka, lanjut dia, karena tertimpa atap rumah atau plafon yang ambrol dari atas. Ada juga yang tertimpa genteng yang melorot ketika berada di luar rumah.

 

Sedangkan kerusakan rumah dan gedung fasilitas publik imbas gempa Malang terjadi di delapan kecamatan. Yakni Kecamatan Kesamben, tiga rumah rusak di desa Bumirejo, Tepas dan Kesamben. Serta di RS Wafa Husada Kesamben. Di Kecamatan Kanigoro, tujuh rumah rusak dan gedung DPRD Kabupaten Blitar rusak parah. Di Kecamatan Bakung, kerusakan parah terjadi di gedung kantor KUA. Kecamatan Sutojayan dilaporkan tiga rumah warga rusak.

 

"Kerugian material diperkirakan ratusan juta. Karena kerusakan parah itu untuk rumah warga ada yang Rp 30 juta, ada yang sampai Rp 70 juta. Belum lagi kerusakan di gedung dewan," imbuhnya.

 

Sementara kerusakan di wilayah Kota Blitar dilaporkan terjadi di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Sananwetan, ruang Cepaka RSUD Mardi Waluyo serta sekolah MI Hidayatullah Jalan Kalimantan. Sedangkan di Kecamatan Kepanjenkidul, sebuah rumah di Kelurahan Ngadirejo roboh.

 

"Alhamdulillah kota kami tidak menerima laporan adanya korban jiwa. Untuk kerusakan belum ada tambahan selain yang saya sebut tadi," pungkas Kepala BPBD Kota Blitar, Hakim Sisworo. (dtk)


 
 


SANCAnews – Gempa yang terjadi di Samudera Hindia bagian Selatan Jawa, atau tepatnya di dekat Kabupaten Malang, Jawa Timur, kembali terjadi.

 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, terjadi gempabumi susulan beberapkali setelah kejadian pertama yang memiliki kekuatan magnitudo 6,1.

 

Namun, gempabumi susulan kali ini tidak begitu besar, sehingga tidak terlalu dirasakan oleh warga sekitar yang berada di wilayah Kabupaten Malang dan juga beberapa wilayah lainnya di Jawa Timur.

 

"Berdasarkan hasil monitoring, kami update bahwa hingga detik ini sudah terjadi gempa susulan sebanyak tiga kali dengan mangitudo 3,1; 3,8; dan 3,6," ujar Bambang dalam jumpa pers virtual pada Sabtu sore (10/4).

 

Selain itu, Bambang juga menerangkan soal dampak yang dialami warga dari gempabumi tektonik ini. Di mana, ada rumah warga yang rusak namun belum bisa didata jumlahnya.

 

"Ada beberapa lokasi yang mengalami kerusakan. Namun ini tingkat kerusakan sangat dipengaruhi kualitas bangunan dari masyarakatnya," ucapnya.

 

"Kalau kualitas bangunannya bagus tentu tidak terlalu berdampak. Dan kerusakan juga berpengaruh pada faktor geologis setempat," demikian Bambang menambahkan. (rmol)



 

 

SANCAnews – Sejumlah pertanda alam dirasakan warga di Sidoarjo hingga Pasuruan, sebelum gempa M 6,1 di Malang Selatan. Pertanda alam ini meliputi awan gelap diikuti hujan deras, hingga petir dan kilat yang saling menyambar.

 

Salah seorang warga Sidoarjo, Icha mengatakan sebelum gempa terjadi, dirinya merasa ada suatu pertanda dari alam. Pertanda ini meliputi hujan deras, petir yang terus bergemuruh dengan kilat yang tampak menyambar dari langit.

 

"Tadi sebelum gempa sempat hujan deras. Cuaca di Sidoarjo juga buruk, terdengar suara petir bersahutan kira-kira 10 menit, hingga kilat yang terus menyambar di langit," kata Icha kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (10/4/2021).

 

Icha menambahkan, tak berselang lama setelah hujan berhenti, Lindu atau gempa kecil terasa di wilayahnya. Dirinya pun langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Para tetangga juga terlihat keluar rumah.

 

Tak hanya Icha, Istiqomah warga Pandaan, Pasuruan juga merasakan pertanda alam lewat cuaca buruk yang terjadi.

 

"Hujan sejak habis zuhur sekitar jam 12an lebih. Hujannya deras dan petir terus-menerus. Tapi saya nggak berani keluar rumah waktu ada petir," tambahnya. (*)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.