Latest Post

 


SANCAnews – Politikus senior, Rizal Ramli kembali memberikan pernyataan keras berkaitan dengan sidang kasus yang menyeret mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

 

Tak tanggung-tanggung, Rizal bahkan menyebut jika Indonesia nyaris tampak seperti negara komunis lantaran bisa menghukum seseorang seenaknya.

 

"Ngapain ngadain sidang pengadilan, hukum saja (habib Rizieq tanpa peradilan) jadi ketahuan. Kita nyaris sama dengan negara otoriter dan negara komunis, bisa menghukum orang seenaknya," kata Rizal dikutip pada Senin (5/4/2021).

 

Rizal secara khusus mengkritik dan membela Habib Rizieq soal persidangan yang diadakan secara virtual alias daring. Menurutnya, persidangan itu terlihat seperti bermuatan politis, di mana ada kepentingan dari sejumlah pihak terhadap peradilan tersebut.

 

Dia berkaca pada pengalaman pribadinya saat menjadi aktivis mahasiswa pada 1978 silam. Kala itu Rizal Ramli mengetahui bahwa pengadilan yang melibatkan pihaknya sebagai mahasiswa ada di posisi yang terkesan tidak adil, bahkan berpihak dan mengarah kepada suatu kepentingan.

 

Rizal Ramli mengungkapkan, keputusan pengadilan dengan bersikeras meminta agar Habib Rizieq disidang secara virtual bisa memancing amarah rakyat.

 

Bahkan dengan tidak dihadirkannya Habib Rizieq secara langsung, seakan-akan pengadilan tidak berada di posisi independen dan adil.

 

Dia menilai, seharusnya hakim selaku pihak yang terkait malu lantaran kewibawaannya seakan digadaikan dengan kepentingan sekelompok orang. Terlebih mereka mendapat jabatan sebagai hakim juga telah disumpah atas nama Tuhan.

 

“Harusnya malu, hakim itu tinggi sekali, berwibawa, sumpahnya sama Tuhan. Kalau begitu kayak sirkus yang enggak lucu,” tegasnya.

 

Selain itu Rizal Ramli juga mengungkapkan bahwa sidang virtual itu dilaksanakan tidak adil karena tidak menghadirkan terdakwa, pihak pembela, hingga kuasa hukum.

 

“Menurut saya, lakukanlah secara fair. Karena kalau enggak, jadi dagelan di seluruh dunia. Kok bisa ada pengadilan terdakwanya kagak ada. Terus pembelanya kagak ada, lawyer-nya kagak ada, penontonnya kagak ada,” ungkapnya.

 

Rizal Ramli juga menyimpulkan bahwa keputusan pengadilan sidang yang meminta agar Habib Rizieq hadir secara virtual sama artinya dengan menuruti kemauan pihak penguasa.

 

“Hakimnya, betul-betul tunduk sama kekuasaan. (Habib Rizieq) Enggak boleh hadir, hanya boleh online, pengacara dan penonton juga enggak boleh masuk. Jadi kelihatan sekali kaya dagelan gitu. Istilah bahasa saya, how low can you go, segitu rendahnya kah pengadilan Indonesia? Sehingga tunduk dengan maunya yang kuasa,” tandasnya. []



 



SANCAnews – Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang menjadi saksi dalam pernikahan Influencer Atta Halilintar-urel Hermansyah menjadi sorotan publik. Terlebih momen tersebut sempat juga diunggah dalam akun Twitter resmi Sekretariat Negara.

 

Merespons hal itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, sambutan negatif publik atas unggahan akun Sekretariat Negara yang membagikan momen kehadiran Jokowi dalam pernikahan Atta-Aurel dianggap hal yang wajar.

 

"Wajar juga jika ada respon negatif dari postingan itu karena publik menilai itu bukan urusan pemerintahan apalagi urusan kenegaraan," kata Mardani kepada wartawan, Senin (5/4/2021).

 

Mardani juga menyebut kehadiran Jokowi dan Prabowo dianggap berlebihan lantaran sebagai pejabat negara justru menyisihkan waktu untuk hal-hal yang tidak penting.

 

"Sebagian menilai terlalu berlebihan jika dua tokoh menyisihkan waktu untuk sebuah acara privat. Kalau saya berpendapat, ya memang itulah kualitas kepemimpinan kita saat ini," tuturnya.

 

Lebih lanjut, kendati begitu, memang tak ada yang salah menjadi saksi dalam acara pernikahan. Menurutnya, hal itu amalan yang baik. Namun, hal kedatangan Jokowi apalagi disiarkan itu merupakan hal yang berlebihan.

 

"Kalau saya berpendapat, ya memang itulah kualitas kepemimpinan kita saat ini," tandasnya.

 

Meski sudah beberapa jam, akun Twitter Setneg membagikan momen Presiden Joko widodo hadiri pernikahan Atta dan Aurel Hermansyah namun warganet terus membahasnnya.

 

Sosok Ernest Prakasa ikut menyoroti unggahan akun twitter tersebut. Akun Twitter Sekneg menuliskan caption fotonya menyatakan jika Presiden Joko Widodo dan ibu negara Iriana hadiri akad nikah Aurel dan Atta.

 

"Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Hadiri Akad Nikah Aurel dan Atta," begitu tulisannya.

 

Unggahan itu langsung mendapat komentar dari Ernest Prakasa. Dia merasa acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Heramnsyah tak ada hubungannya dengan urusan negara.

 

Di satu sisi, ia mengakui Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah merupakan milenial paling berpengaruh di Tanah Air.

 

Namun di lain sisi, bintang film "Cek Toko Sebelah" ini menilai tidak elok rasanya bila akun resmi negara mengistimewakan pernikahan seorang selebritis. []



 


SANCAnews – Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah menjadi perhatian publik. Belakangan juga menjadi sorotan setelah akun resmi Sekretariat Negara mengunggah foto Presiden Joko Widodo saat hadir ke pernikahan Atta dan Aurel.

 

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Akhmad Sahal alias Gus Sahal juga ikut memberikan pertanyaan mengenai hal tersebut.

 

Melalui cuitan di akun twitter pribadinya, Gus Sahal menyatakan bahwa kehadiran Presiden Jokowi ke pernikahan Atta-Aurel tidak bisa dibela meskipun taat protokol kesehatan dan sudah divaksin.

 

"Kehadiran Pak Jokowi ke pernikahan Atta-Aurel ga bisa dibela. Meski taat prokes dan udah divaksin, tetep ga peka. Akun Setneg yang upload juga ngawur," cuit Gus Sahal, Senin (5/4/2021).

 

Dia juga mempertanyakan alasan Jokowi tidak hadir secara virtual dalam pernikahan Atta-Aurel.

 

"Kenapa sih Jkw ga hadir virtual aja, jadi saksi nikah via zoom, tayang di youtube. Setidaknya ini bisa jd soal fikih yang seru," ujarnya.

 

Sebelumnya, akun twitter Sekretariat Negara turut membagikan momen Presiden Jokowi dan istri, Iriana saat hadir dalam acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. []




SANCAnews – Viral ide pasang foto Jokowi di hajatan agar tidak dibubarkan Satgas COVID-19 karena dituduh melanggar protokol kesehatan. Ide ini menyusul aksi Jokowi datang ke pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar.

 

Jokowi dan Prabowo Subianto dikritik bersedia jadi saksi pernikahan mereka di saat Indonesia masih diterpa pandemi COVID-19. Selain itu juga masih pengetatan pesta pernikahan di tengah pandemi COVID-19.

 

Ide pasang foto Jokowi agar ajahatan tidak dibubarkan Satgas COVID-19 dicetuskan netizen di twitter @juragan67304626.

 

Netizen @juragan67304626 pajang sebuah tenda pernikahan yang diberikan foto Jokowi di atas tenda tersebut.

 

"Oh harus pakai foto ini kalau mau bebas," kata @juragan67304626 seraya pasang hastag #ProkesAlaRezim.

 

Netizen lain pun mengomentari ide 'cemerlang' itu.

 

"Harus dong, dijamin acaranya aman dan lancar," kata @agungwdyanto.

 

"Boleh dicoba nih xixixi," @AlfianSyarif9.

 

Sampai, Senin (5/4/2021) siang ini hastag #ProkesAlaRezim menjadi trending twitter. Ribuan orang pasang hastag itu.

 

Sebelumnya Presiden Jokowi menjadi saksi pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menjadi perbincangan hangat. Sebab pernikahan super mewah itu digelar di tengah Pandemi COVID-19. Dalam pernikahan itu dihadiri tokoh politik dan pejabat pemerintahan.


 


SANCAnews – Rocky Gerung kritik keras Presiden Jokowi ke perinikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar. Bahkan Rocky Gerung sebut Jokowi lagi kampanye periode ketiga presiden di Pemilu 2024.

 

Awalnya, Rocky Gerung mempertanyakan kehadiran Presiden di pernikahan Aurel dan Atta. Sementara, pernikahan rakyat kecil dibatasi bahkan dilarang.

 

Rocky Gerung jengkel. Sampai Rocky Gerung bertanya penyakit yang tengah diderita Jokowi.

 

“Kita pusing tuh merumuskan apa, penyakit apa yang sebetulnya yang dengan diidap Presiden, tuh. Apa ada semacam gangguan kognisi atau ada defisit di dalam estetika kekuasaan sehingga berupaya untuk mencari sensasi,” tandasnya dalam akun Youtubenya.

 

Rocky Gerung sebut Jokowi menghadiri pernikahan Atta dan Aurel untuk mencari sensasi. Bagaimanapun, kata Rocky, yang menikah itu adalah tokoh publik.

 

"Presiden datang ke situ, berarti Presiden cari sensasi. Bayangkan misalnya kalau yang mengundang adalah tokoh oposisi misalnya, tuh, dan tidak dikenal, Presiden mungkin anggap ‘ya udah deh, dikirim aja Ngabalin kesitu, tuh',” ujarnya.

 

Tapi sekarang, kata Rocky, publik mengerti bahwa Presiden selalu menginginkan agar
ada publikasi dirinya.

 

“Karena dia masih kampanye, menuju tiga periode dia udah kampanye mulai sekarang tuh. Menghadiri semua kerumunan yang sebetulnya melanggar protokol kesehatan demi kampanye 3 periode sehingga dianggap bahwa Presiden sebetulnya sudah dalam keadaan mempersiapkan diri untuk melanjutkan jabatannya. Kan itu kesimpulannya, kan?” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, Rocky Gerung menjelaskan bahwa Presiden sengaja menghadiri pernikahan yang disiarkan ke publik sebagai jejak digital bahwa ia peduli pada selebriti yang pernah membantunya dalam kampanye.

 

Kehadirannya Presiden, menurut Rocky adalah bentuk permintaan agar para selebriti itu kembali mendukungnya untuk maju tiga periode.

 

“Yang lebih gila lagi adalah peristiwa privat diubah jadi peristiwa publik. Ya ini perkawinan tu peristiwa privat, kenapa ditaruh di situs negara? Tentu supaya ada jejak digitalnya bahwa Presiden peduli dengan tokoh-tokoh yang pernah membantu dia dalam kampanye dan minta agar supaya tokoh-tokoh ini, kaum selebritis dukung lagi beliau menuju tiga periode. Kan itu sebetulnya pesan terselubungnya tuh,” katanya. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.