Latest Post


 


SANCAnews – Setelah mendapat proyek bernilai 300,62 juta dolar AS atau setara Rp 4,2 triliun, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang sebagian sahamnya dimiliki Hapsoro Sukmonohadi kini mendapat kucuran dana pinjaman Rp 1,58 triliun dari Bank Mandiri.

 

Hapsoro Sukmonohadi atau yang biasa disapa Happy Hapsoro tak lain adalah suami dari Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjungan, Puan Maharani.

 

RAJA telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Mandiri Tbk pada 26 Maret 2021.

 

“Perjanjian Kredit dengan PT Bank Mandiri sebesar 108,73 juta dolar AS yang jatuh tempo pada 23 Desember 2030,” terang Direktur RAJA, Oka Lesmana, dalan keterangannya di Jakarta, Rabu (31/3).

 

Dituturkan Oka, dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan serta pengoperasian pipa minyak koridor Balam-Banko-Dumai sepanjang kurang lebih 352 km. Ini merupakan proyek yang didapat RAJA dari PT Pertamina Gas senilai Rp 4,2 triliun.

 

"Soal gonjang-ganjing perusahaan milik suami Puan Maharani Ketua DPR RI dan mantu Megawati Ketua Umum PDI-P dan Kepala BPIP, yang mendapatkan kontrak triliunan rupiah dari Pertamina dan kredit triliunan rupiah dari Bank Mandiri, telah menjadi diskursus publik adanya nepostisme di balik proyek tersebut," terang Gde Siriana Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/4).

 

"Apakah Ahok sebagai Komut Pertamina merestui pemenang proyek ini? Proyek triliunan semestinya harus disetujui komut lho. Apakah kualifikasi perusahan sudah ada assessment, dan proper untuk mengerjakan proyek ini?" sambungnya.

 

Dilanjutkan Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) ini, harus dilihat dulu apakah skala perusahaannya proper dengan skala proyek. Atau track record pekerjaan sejenis di bidang yang sama dengan skala proyek yang sama. Pun soal kemampuan keuangan, SDM, dan teknologinya.

 

"Ahok kan pernah ngomong di awal pengangkatan sebagai Komut bahwa dia akan berantas mafia di Pertamina. Nah, sampai hari ini Ahok belum keluar komentarnya atas proyek ini," tutup Gde Siriana. []



 


SANCAnews – Pengamat Hukum dari Universitas Andalas, Feri Amsari, mengatakan, kepolisian seperti terburu-buru menyimpulkan kasus terorisme kepada kelompok tertentu jika relasi itu tidak terang betul. Sehingga, dia menyarankan, penyidik harus lebih menelusuri kasus tersebut.

 

“Dalam menangani kasus-kasus kejahatan serius, menyimpulkan secara sederhana suatu kasus memperlihatkan terburu-buru. Apalagi, masyarakat akan menilai janggal jika polisi sudah mengetahui peta pelaku, tetapi tidak menangkap sedari awal bahkan jika dikaitkan dengan FPI terkesan nuansanya dikaitkan dengan kasus HRS,” katanya, Rabu (31/3).

 

Menurut dia, seharusnya polisi menelusuri secara menyeluruh dulu sampai akarnya baru menyimpulkan. “Apalagi sudah langsung menyampaikan berbagai kaitan dengan individu atau organisasi tertentu. Terlihat mereka seperti terburu-buru,” kata dia.

 

Sebelumnya diketahui, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, sudah 94 terduga teroris ditangkap selama operasi pencegahan dan penindakan terorisme yang dilaksanakan sejak Januari hingga Maret 2021.

 

“Bukti bahwa kami melakukan keseriusan selama periode 2021 sejak Januari sampai Maret ini Densus 88 Anti Teror Mabes Polri telah menangkap sebanyak 94 tersangka teroris,” kata Ramadhan di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Selasa (30/3).

 

Ramadhan menyebutkan, 94 terduga teroris itu ditangkap di sejumlah wilayah di Tanah Air, yakni Makassar, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Bekasi, Jawa Barat dan Tengerang, Banten. Pada operasi pencegahan dan penanggulangan terorisme Januari 2021 ditangkap sebanyak 20 orang terduga teroris di wilayah Makassar.

 

Polisi juga masih menyelidiki keterkaitan terduga teroris yang ditangkap kemarin dengan FPI. Sejauh ini polisi menemukan bukti kehadiran dua terduga teroris di sidang Habib Rizieq Shihab.

 

Menurut Yusri pendalaman itu dilakukan karena polisi mendapatkan foto dua terduga teroris yang menghadiri sidang Habib Rizieq Shihab beberapa waktu dan juga kegiatan FPI. []



 


SANCAnews – Setiap aksi teror berupa pengeboman harus dikecam keras. Sebab tindakan tersebut jelas bertentangan dengan nilai agama manapun.

 

Begitu tegas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menanggapi aksi teror yang terjadi di Makassar dan Mabes Polri beberapa waktu terakhir.

 

Dia menekankan kepada umat beragama agar tetap memelihara kerukunan dan meningkatkan kewaspadaan. Khususnya terhadap upaya adu domba dengan sering terjadinya aksi pengeboman di dekat rumah ibadat.

 

Secara khusus, presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu mendesak mendesak Polri untuk mengusut secara tuntas setiap peristiwa pengeboman.

 

“Dan mengumumkan hasilnya ke publik,” tuturnya.

 

Tak kalah penting, Din Syamsuddin juga meminta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk bisa melakukan pencegahan dini terhadap aksi teror.

 

“Kalau badan intelijen diberitakan mengatakan bahwa sebenarnya kelompok pelakunya sudah diketahui sebelumnya, maka seyogyanya dapat dilakukan upaya pencegahan,” tekannya.

 

Terakhir, Din Syamsuddin meminta pemerintah dan segenap tokoh agama harus bekerja lebih keras untuk menghilangkan setiap celah yang dapat dijadikan alasan oleh kelompok teroris untuk melakukan aksi terornya. []



 


SANCAnews – Seperti yang kita tahu, peristiwa teror kembali menggemparkan Indonesia dan membuat kaget sebagian besar masyarakat.

 

Pasalnya, baru sekitar tiga hari berlalu usai peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, baru-baru ini aksi teror lainnya kembali menyerang.

 

Adapun aksi teror tersebut terjadi pada hari Rabu sore kemarin, 31 Maret 2021, di Mabes Polri Jakarta.

 

Sang teroris perempuan berinisial ZA yang berusia 25 tahun tewas di lokasi kejadian seusai baku tembak dengan pihak kepolisian.

 

Ya, ia terpaksa ditembak mati setelah nekat menerobos Mabes Polri dan menodongkan senjata ke arah beberapa petugas kepolisian.

 

Menanggapi hal tersebut, mantan juru bicara Front Pembela Islam (FPI), yakni Munarman, angkat bicara.

 

Ia mengaku prihatin setelah melihat cuplikan video amatir detik-detik ditembaknya terduga teroris ZA di Mabes Polri.

 

Munarman lantas menyebut bahwasanya nyawa manusia di Indonesia harganya terlalu murah.

 

“Itu yang kita prihatinkan. Terlalu mudah, terlalu murah harga nyawa manusia di Indonesia ini, dan itu berulang-ulang kejadian seperti itu,” ujar Munarman sebagaimana dikutip terkini.id dari tribunnews melansir sebuah video di kanal YouTube Refly Harun pada Kamis, 1 April 2021.

 

“Siapa pun juga orangnya, yang jelas nyawanya. Jadi, harganya sangat murah sekali,” sambungnya.

 

Munarman menyoroti keputusan pihak kepolisian untuk menembak mati perempuan terduga teroris tersebut.

 

Menurutnya, terduga teroris seharusnya bisa dilumpuhkan tanpa perlu ditembak mati seperti itu.

 

Apalagi, kata Munarman, selama ini petugas keamanan di Indonesia dibekali dengan pelatihan menembak. Plus, teroris ZA juga seorang perempuan.

 

“Apalagi, kan, ini perempuan. Bisa dilakukan penembakan pelumpuhan itu pada kaki. Katakanlah pada tangan, katakanlah dia pemegang senjata bisa di bagian tangannya,” tutur Munarman.

 

“Kan dilatih menembak aparat hukum kita. Ada punya lapangan tembak sendiri dan terlatih,” pungkasnya, menyayangkan keputusan pihak kepolisian. []



 


SANCAnews – Analis terorisme cium keanehan aksi teror terduga teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini. Zakiah Aini membawa senjata namun lolos pemeriksaan metal detector Mabes Polri. Sehingga Zakiah Aini bisa melancarkan aksinya menyerang polisi dan menembak.

 

Keanehan itu diungkap Pengamat Teroris dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya. Sehingga menurutnya belum tentu Zakiah Aini adalah teroris. Insiden tersebut ditemukan banyak kejanggalan.

 

“Bisa saja itu anak perempuan lagi marah kemudian ada yang memengaruhi dia. Karena di sini banyak kejanggalan, kok dia bisa lewat metal detector, kan aneh,” kata Harits saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021) kemarin.

 

Harits juga mempertanyakan mengapa Zakiah Aini itu langsung dieksekusi mati saat itu juga. Seharusnya, pihak kepolisian bisa melumpuhkan kakinya agar lebih mudah mengungkapkan identitas dan tujuan tindakan OTK.

 

Sebab, banyak orang yang marah atau labil lalu bisa dikondisikan seperti OTK yang lakukan.

 

Dilihat dari video yang beredar di media sosial, Harits melihat sosok perempuan tersebut amatiran.

 

Harits menyebut dia tidak paham medan yang dimasuki dan tidak paham untuk mempertahankan diri.

 

“Dia (OTK) putar-putar di ruang terbuka sambil nenteng senjata api (senpi). Dan kalau benar senpi bagaimana bisa ia lolos dri pintu penjagaan? Bisa saja dia wanita dalam kondisi labil, marah, atau semacamnya di bawah kendali hipnosis atau obat-obatan. Kemudian dia disuruh melakukan sesuatu yang di luar kesadaran dirinya,” ujar dia.

 

Sebelumnya, terjadi peristiwa tembak-menembak antara personel Polri dan terduga teroris di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sekitar pukul 16.30 WIB. OTK itu memakai gamis hitam dan jilbab biru.

 

Surat wasiat Zakiah Aini 

Teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini minta keluarganya tidak membanggakan Ahok alias Basuki Tjahja Purnama, mantan gubernur DKI Jakarta. Zakiah Aini sebut Ahok kafir.

 

Hal itu diungkap Zakiah Aini dalam surat wasiatnya yang ditulis sebelum ditembak mati di Mabes Polri karena melakukan aksi teror, Kamis (31/3/2021).

 

"Tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak," kata Zakiah Aini dalam surat wasiatnya.

 

Awalnya Zakiah Aini meminta maaf ke keluarganya. Zakiah Aini minta keluarganya tidak meninggalkan sholat dan berharap bisa berkumpul di surga.

 

Lalu Zakiah Aini meyakinkan sang ibu untuk melakukan aksi teror di Mabes Polri sebagai jalan Islam. Zakiah Aini percaya bisa menuntun keluarganya jika mati dengan cara seperti itu. Zakiah Aini ditembak mati di Mabes Polri karena menyerang dan meneror.

 

Pesan selanjutnya, Zakiah Aini minta keluarganya tidak menabung di bank karena riba.

 

"Pesan Zakiah untuk mama dan keluarga, berhenti berhubungan dengan bank (kartu kredit) karena itu riba dan tidak diberkahi Allah," tulis Zakiah Aini.

 

Zakiah Aini pun minta sang ibu tidak menjadi dasa wisma yang membantu pemerintah. Zakiah Aini menyebut pemerintah sebagai thagut.

 

Pesan berikutnya, kat aZakiah Aini untuk sang kakak. Sang kakak diminta menjadi adik dan ibunya.

 

"Untuk kaka agar di rumah cibubur jaga dede dan mama, ibadah kepada Allah dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran Islam," jelas dia.

 

Belum sampai di situ, Zakiah Aini kembali meyakinkan keluarganya jika cara tewas seperti yang dia alami adalah mulia dan bisa mengajak keluarganya ke surga.

 

"Inti pesan Zakiah kepada mama dan keluarga adalah agar tidak mengikuti pemilu. Karena orang-orang yang terpilih itu akan membuat hukum tandingan Allah bersumber Al Quran - Assunnah. Demokrasi, Pancasila, UUD, Pemilu berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar," kata Zakiah Aini.

 

"Semoga Allah kumpulkan kembali di surge-Nya. Amiinn," tutup Zakiah Aini.

 

Zakiah Aini menuliskan surat wasiat sebelum melancarkan aksinya sore kemarin. Zakiah Aini berpamitan kepada keluarganya dalam surat tersebut. Surat wasiat itu pun beredar di media sosial.

 

Pelaku penyerangan Mabes Polri itu diketahui berdomisili di Jalan Lapangan Tembak, Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur, Jakarta. Beredarnya surat wasiat itu dibenarkan Lurah Kelapa Dua Wetan Sandy Adamsyah.

 

Sandy membeberkan bahwa surat wasiat itu dibuat oleh Zakiah Aini dan ditemukan oleh pihak keluarga. Pihak keluarga Zakiah Aini sempat bingung hendak melapor ke mana pasca menemukan surat wasiat itu.

 

Mereka sempat berniat untuk melaporkan surat wasiat itu ke Polres terdekat. Namun urung lantaran Zakiah Aini sudah melakukan aksi di Mabes Polri. (sc)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.