Latest Post


 

SANCAnews – Media Rusia Russia Beyond the Headlines (RBTH) Indonesia menyoroti pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD ‘boleh melanggar konstitusi untuk menyelamatkan rakyat’

 

Melalui akun Twitter RBTH Indonesia @RBTHIndonesia memberikan tanda emosion 👀 dengan menyertakan berita dari viva.co.id berjudul “Untuk Menyelamatkan Rakyat, Mahfud MD: Boleh Langgar Konstitusi”

 

Pernyataan RBTH Indonesia itu mendapat tanggapan pro dan kontra dari warganet. Warganet ada yang menuding media Rusia itu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

 

Estananto melalui akun Twitter @estananto: Ucapan pak @mohmahfudmd dipotong out of context oleh media online, lalu disambar oleh akun “independen” Rusia untuk memancing kemarahan. Ini maksudnya apa? Apa perlu kita ikut ngeributin bagaimana tokoh oposisi Rusia ditangkap? Uruslah urusanmu sendiri!

 

@estananto melanjutkan: Pantesan Amerika mencak2. Ternyata begini mainnya Rusia. Gw juga bukan fans pemerintah, tapi kalau ada media “independen” tapi dimiliki oleh negaranya lalu ikutan nyinyir…. Gw udah hilang respek!. []





 


SANCAnews – Sulaiman Daeng Tika (50) warga asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan meninggal dunia di Rumah Sakit Haji Kota Makassar, Senin (22/3/2021) malam. Seminggu atau tujuh hari sebelumnya, dia sempat disuntik vaksin Sinovac tahap pertama di tempat kerjanya.

 

Almarhum dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi dan nyeri di seluruh persendian. Namun nyawanya tak tertolong meski telah mendapat penanganan.

 

Pantauan iNews di rumah duka Desa Batu-Batu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, suasana kesedihan tampak dirasakan keluarga almarhum. Mereka tak menyangka, almarhum yang sebelumnya sehat, tiba-tiba mengeluh sakit dan meninggal dunia.

 

"Bapak sebelumnya sehat-sehat aja, gak punya sakit kronis atau sakit-sakitan," ujar Mahmud anak almarhum, Selasa (23/3/2021).

 

Dia menceritakan, ayahnya disuntik vaksin pada 15 Maret silam di tempat kerjanya. Setelah itu, beberapa hari kemudian mengeluh sakit, tapi tetap masuk kerja.

 

"Dua hari setelah vaksin kemudian ada gejala panas tinggi. Demam dan nyeri seluruh badannya," kata Mahmud.

 

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel dr Nurul AR membenarkan jika ada laporan soal warga yang meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19.

 

"Kami sudah terima laporannya dari kabupaten, dari Puskemas soal kasus meninggal setelah vaksinasi. Pasien ini sudah dirujuk dan mendapat perawatan di RS Haji dan dirawat ICU lalu meninggal sore kemarin," ujarnya.

 

Menurutnya, langkah yang akan dilakukan Dinkes terkait kejadian ini yakni dengan membentuk tim independen.

 

"Sekarang ini masih proses investigasi sebagai langkah awal. Kami sudah bentuk tim dan nanti tunggu hasilnya dari tim," katanya.

 

Menurutnya, terhadap korban sudah dilakukan sesuai SOP vaksinasi yakni dengan melakukan screening dan pengecekan kesehatan. Hasilnya layak untuk divaksinasi.

 

Sementara soal ada karyawan lain dari perusahaan tempat korban meninggal yang dirawat, dia memastikan hal itu tidak benar.

 

"Sudah ada konfirmasi dari rumah sakit tidak ada yang memiliki gejala atau dirawat di rumah sakit," ucapnya. []


 


SANCAnews – Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengomentari jalannya sidang Habib Rizieq Shihab yang berlangsung daring padahal pihak terdakwa sudah meminta agar dihadirkan ke ruang persidangan.

 

Rizal Ramli mengaku tidak habis pikir dengan sikap para hakim yang mengawal sidang tersebut. Sampai-sampai dia menjuluki jalannya persidangan Habib Rizieq tersebut seperti dagelan.

 

Pernyataan itu disampaikan Rizal Ramli dalam wawancara bersama Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun pada Senin (22/3/2021).

 

Rizal Ramli membukanya dengan mengurai sosok Habib Rizieq. Kata dia, bisa jadi eks pentolan FPI tersebut didakwa sebagai pengadilan politik.

 

"Sebelum pulang dari Arab, Habib Rizieq selalu pidato pulang akan pimpin revolusi. Beberapa orang datang ke saya tanya pendapat, saya katakan pulang dulu pelajari situasi, kalau tidak begitu, pasti akan dijadikan target yang kuasa," ujarnya.

 

Rizal Ramli mengatakan, Habib Rizieq sudah jelas menjadi 'target penguasa'. Dia heran dengan para hakim yang terkesan terlalu tunduk.

 

Padahal, menurut Rizal Ramli, Habib Rizieq punya hak untuk hadir langsung di ruang sidang, begitu pula dengan pengacara dan masyarakat yang mendaftar terlebih dahulu.

 

Namun kondisi yang ada di sidang Habib Rizieq tidak seperti itu sampai dia menyebutnya dagelan tetapi tidak lucu.

 

"Diadili tanpa terdakwa ada di ruang sidang lawyer gak hadir, audiensi gak ada, dagelan apa banget. Segitunya para hakim mau jadi dagelan yang gak lucu. Semua orang gak ngerti. Kalau diadili dengan proses yang benar ya tetap pasti dihukum," tuturnya.

 

"Jadi ini kasih contoh yang luar biasa tetang sistem peradilan yang tunduk maunya kekuasaan. Sedemikian rendahnya cara yang dipakai, semakin tidak beradab," sambung Rizal Ramli.

 

Refly Harun kemudian menimpali dengan mengungkit pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD bahwa persidangan tidak ada urusannya dengan negara.

 

Rizal Ramli menjawabnya dengan mengaku Mahfud MD adalah temannya jadi dia tahu apa yang memang seharusnya dijawab oleh Menkopolhukam itu.

 

"Tapi ini lucu, terdakwa gak hadir, lawyer sulit, kalau gitu putusin aja dihukum berapa tahun sekalian. Gak usah lama-lama, ngapain bikin drama," tukasnya.

 

Menurut Rizal Ramli, jalannya persidangan tersebut malah membuat orang semakin anti-pemerintah dan berpihak kepada Habib Rizieq.

 

"Pemerintah gak canggih. Cara begini orang nebak makin gak beres pemerintah, seenaknya. Akibatnya simpati ke Habib Rizieq makin lama makin besar," tegasnya.

 

"Yang kuasa kepedean. Lupa suatu saat kalau gak kuasa juga bisa diadili. Kalau sekarang fair, besok kalau juga diadili bisa secara fair," tandasnya. []


 


SANCAnews – Terdakwa Habib Rizieq Shihab mengatakan, ledakan jumlah massa di Bandara Soekarno-Hatta saat dirinya baru tiba di Indonesia, adalah akibat dari pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD. Namun ia heran Mahfud tidak dituntut sebagai penghasut kerumunan seperti dirinya.

 

Hal itu dikatakan Habib Rizieq dalam eksepsi atau nota keberatan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada kasus kerumunan Maulid Nabi SAW. Eksepsi tersebut dibuat oleh dirinya sendiri.

 

Habib Rizieq menuturkan, pada 10 November 2020 dirinya dan keluarga tiba di Bandara Soetta. Di pintu pesawat, paspor dan surat bebas Covid-19 dari otoritas Arab Saudi miliknya diambil oleh salah seorang petugas bandara untuk diurus Keimigrasian.

 

Namun, Habib Rizieq mengakui tak bisa mengikuti petugas tersebut karena dari pintu pesawat sudah penuh dengan massa penjemput, dan di dalam gedung bandara telah dipadati ribuan massa. Sedangkan di luar gedung bandara sudah menunggu jutaan massa penjemput.

 

"Akibatnya kami tidak bisa lagi bertemu dengan para petugas bandara, sehingga kami tidak pernah mendapat penjelasan tentang pandemi dari pihak bandara baik secara lisan maupun tulisan. Baru setelah sepekan, sekitar 16 November 2020, pasca peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan yang digelar 14 November 2020, paspor kami beserta surat dari pihak bandara terkait pandemi diantar ke rumah kami," kata Habib Rizieq dikutip dalam lembar eksepsinya, Selasa (23/3/2021).

 

Setelah menerima surat dari pihak bandara, barulah ia mengetahui tentang keharusan isolasi selama 14 hari bagi yang baru datang dari luar negeri. Karena itulah terhitung sejak 17 November 2020, ia pun melakukan isolasi mandiri di bawah bimbingan dan pengawasan tim medis dari Mer-C. Bahkan karena mengalami kelelahan yang begitu berat, dirinya pada pekan berikutnya meminta perawatan khusus di Rumah Sakit Ummi, Bogor, Jawa Barat.

 

"Ledakan jumlah massa penjemput di bandara adalah akibat dari pengumuman kepulangan saya dari Saudi yang diumumkan langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD di semua media TV nasional, sambil mempersilakan massa datang untuk menjemput," terang Habib Rizieq.

 

Menurutnya, kerumunan di bandara jauh lebih besar dibandingkan dengan kerumunan Maulid di Petamburan. Dari segi jumlah, massa dalam kerumunan bandara mencapai jutaan orang. Sedangkan jumlah massa di kerumunan Petamburan hanya beberapa ribu saja. Dari segi protokol kesehatan, kerumunan di bandara sama sekali tidak mengikuti aturan tersebut. Sedangkan kerumunan di Petamburan mengikuti prokes walau tanpa disengaja ada pelanggaran.

 

"Anehnya kerumunan bandara yang tanpa prokes tidak pernah diproses hukum, dan Menko Polhukam Mahfud MD yang mengumumkan dan mempersilakan massa untuk datang ke bandara, tidak dituduh sebagai penghasut kerumunan," ucapnya.

 

"Berbeda dengan kerumunan Maulid di Petamburan yang sudah mengikuti prokes dan jumlah massanya tidak sebanyak kerumunan bandara justru Kepolisian dan Kejaksaan sangat heroik memprosesnya, sehingga saya dan panitia dituduh sebagai penghasut kerumunan serta dijerat dengan pasal hasutan," tutup Habib Rizieq. (glc)


 


SANCAnews – Puluhan aktivis yang tergabung dalam Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa siang (23/3).

 

Aksi unjuk rasa ini digelar untuk mendesak KPK segera menangkap politikus PDIP, Herman Herry, yang namanya disebut-sebut mendapatkan jatah kuota bantuan sosial (bansos) sembako yang telah menjerat Juliari Peter Batubara (JPB) saat menjabat sebagai Menteri Sosial.

 

Puluhan aktivis ini menggelar unjuk rasa dengan membawa berbagai macam atribut aksi. Mulai dari poster, banner, hingga bendera.

 

Awalnya, aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya di tengah pengawalan aparat Kepolisian.

 

Tak hanya itu, para aktivis ini pun juga menggelar aksi teatrikal mengumpulkan karung dan poster bergambar Herman Herry dan 'Madam' dengan dikelilingi oleh massa aksi.

 

Terlihat pula aksi teatrikal penyerahan tikus yang menandakan seorang koruptor kepada KPK.

 

Sejumlah emak-emak yang juga turut aksi terlihat menginjak-injak poster bergambar Herman Herry di tengah cuaca yang panas.

 

Dalam aksi ini, juga dihadiri oleh Ketua Majelis Jaringan Aktivis ProDem, Iwan Sumule, serta Bambang Isti Nugroho (BIN) yang hadir di tengah aksi untuk membacakan sebuah puisi. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.