Ungkap Haris Pertama: Foto Kelompok Pemecatnya ada Mendampingi Sandi Saat Kampanye Pilpres
SANCAnews – Rapat yang digelar sekelompok orang untuk memecat
Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama dinilai
sebagai rapat ilegal yang tidak sah keputusannya.
Haris Pertama mengungkapkan bahwa rapat yang digelar di Hotel
Ritz Carlton, Jakarta pada 7 Maret 2021 itu tidak sah karena hanya dilakukan
segelintir oknum.
“Itu adalah rapat ilegal. Terlebih, dalam rapat tersebut
tidak ada surat undangan kepada segenap pengurus DPP KNPI,” ujar Haris kepada
wartawan, Rabu (17/3).
Forum Pleno Pengurus Pusat KNPI yang dipimpin Wakil Ketua
Umum Ahmad A. Bahri itu sendiri memutuskan Haris Pertama dipecat dari ketua
umum DPP KNPI dan tidak boleh memakai atribut organisasi. Mereka juga
memutuskan Mustahuddin sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum DPP KNPI.
Haris Pertama pun menduga bahwa Mustahuddin yang didaulat
sebagai plt tersebut merupakan sosok pendukung militan Prabowo-Sandi pada saat
Pilpres 2019 lalu.
Foto-foto Mustahuddin bersama Prabowo-Sandi saat pilpres
sudah beredar luas di publik. Bahkan, kata Haris, tampak juga sosok Syarif
Ahmad yang juga terlibat mengkudeta dirinya berfoto bersama Sandiaga Uno saat
kampanye pilpres.
“Dalam foto yang beredar Mustahuddin dan Syarif Hidayat
mendampingi Sandiaga saat diwawancarai oleh awak media pada momen kampanye
pilpres 2019 lalu,” ujar Haris.
Sementara rapat sepihak yang dilakukan Mustahuddin, Syarif
Hidayat, Andi Bahri, dan Jakcson yang menjatuhkan dirinya hanya dihadiri tidak
lebih dari 20 orang. Padahal, sambung Haris, pengurus KNPI berjumlah ratusan
orang. Artinya pemecatan itu ilegal karena tidak memenuhi kuorum.
Di satu sisi, Haris yang merupakan pelapor aktivis media
sosial Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Mabes Polri atas dugaan isu
rasisme ke mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, merasa upaya
penjegalannya tidak lepas dari aktivitas KNPI yang semakin dekat dengan rakyat.
“Saya melihat ada beberapa pihak yang ingin mengambilalih
kepemimpinan KNPI meski dilakukan dengan berbagai cara dikarenakan saat ini
KNPI sedang naik daun,” pungkasnya. (*)