SANCAnews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Tim
Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI dua hari yang lalu. Pertemuan
itu membahas perihal kasus Km 50 yang menewaskan 6 Laskar FPI.
Ada 7 orang yang hadir bertemu Jokowi saat itu. Ketua TP3
Abdullah Hehamahua, Amien Rais, Marwan Batubara, Muhyiddin Junaidi, Ustaz
Sambo, Firdaus Syam dan Wirawan Adnan.
Dari sisi TP3, pertemuan dengan Jokowi itu cukup mendadak dan
mengagetkan. Abdullah menerima kabar Jokowi mau menerima TP3 tepat sehari
sebelum pertemuan dilangsungkan.
Kala itu, sekira pukul 14.00 WIB, Senin 8 Maret 2021, ponsel
Abdullah tiba-tiba berdering. Nama Sekretaris TP3, Marwan Batubara muncul dalam
layar ponselnya.
Abdullah kemudian mengangkat panggilan telepon dari Marwan
itu. Ternyata, Marwan membawa pesan dari Istana. Presiden Joko Widodo (Jokowi)
bersedia menerima TP3 di Istana, Jakarta pada Selasa 9 Maret 2021.
"Tahu-tahu kemudian hari Senin, saya sedang ada
pertemuan di suatu tempat, sekitar jam 1, jam 2, ditelepon oleh Sekretaris TP3
Pak Marwan. Pak Abdullah ini ada telepon dari Istana, Setneg, bahwa besok kita
diterima jam 10 pagi," kata Abdullah kepada detikcom, Rabu (10/3/2021).
Mendengar kabar itu, Abdullah kaget. Sebab, menurutnya,
panggilan itu sangat mendadak. Apalagi saat itu, waktu sudah hampir sore hari.
Sedangkan untuk ke Istana, dibutuhkan persiapan seperti tes PCR COVID-19 dan
lain sebagainya.
Tak ingin membuang waktu, Abdullah yang saat itu tengah dalam
sebuah pertemuan pun mengakhiri pertemuannya. Dia kemudian menyampaikan kabar
itu, melalui sambungan telepon, kepada anggota TP3 lainnya, salah satunya Amien
Rais.
Amien Rais yang kebetulan berada di Jakarta kemudian
menyanggupi untuk ikut bersama ke Istana. Selain Amien Rais, 5 orang lainnya,
yakni Marwan Batubara, Muhyiddin Junaidi, Ustaz Sambo, Firdaus Syam dan Wirawan
Adnan, juga ditetapkan untuk berangkat bertemu Jokowi.
"Akhirnya kemudian 7 orang datang di RS bunda di
Menteng. Terus swab, selesai. Dari rumah sakit kami kumpul ke rumah Pak Amien,
menyusun itu (pernyataan sikap tertulis) saja 1 halaman. Pak Amien buat itu,
Pak Marwan buat itu 1 halaman, poin-poinnya itu," ungkap dia.
Abdullah mengaku tak memiliki persiapan khusus untuk
pertemuan tersebut. Dia mengungkapkan, TP3 hanya menyiapkan pernyataan sikap
tertulis untuk dibacakan di depan Jokowi.
"Kami sudah sepakat kami datang itu hanya untuk supaya
tidak terjadi dialog panjang lebar seperti pertemuan-pertemuan lainnya. Maka
ditetapkan Pak Amien Rais dan sekretaris saja. Dibuat tertulis, Pak Amien Rais
buat 1 halaman, Pak Sekretaris 1 halaman. Itu dibacakan. Jadi tidak sampai
berapa menit, intinya itu Pak Amien mengutip saja dua ayat Al-Qur'an tentang
membunuh orang tanpa hak sama saja membunuh seluruh manusia, hukumannya itu ya
di akhirat neraka jahanam. Hanya mengingatkan pemerintah seperti itu,"
papar Abdullah. []