Pesan Adik Ipar SBY pada Moeldoko: Moel, jika Tak Bisa Memberi, Jangan Pernah Mengambil
SANCAnews – Dulu teman, sekarang lawan, itulah yang terjadi
antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Dulu, Moeldoko adalah orang dekat mantan KSAD Jenderal TNI
(Purn) Pramono Edhie Wibowo, yang tak lain adalah adik ipar SBY.
Bahkian, Moeldoko memiliki kenangan mendalam terhadap
mendiang Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Sebuah nasihat bijak tentang
kehidupan dari Pramono Edhie bahkan disebutnya terus terngiang. Bagi Moeldoko,
Pramono Edhie Wibowo bukan sekadar senior.
Putra tokoh militer Indonesia, Sarwo Edhie Wibowo, itu juga
panutan. Kesederhanaan dan integritas Pram menjadi tuntunan dalam pengabdiannya
selama ini.
Kenangan Moeldoko tentang sosok mantan Pangkostrad tersebut
dibagikan di akun instagram miliknya, @dr_moeldoko, pada 14 Juni 2020.
Moeldoko ketika itu mengunggah momen sedang bertakziah di
rumah duka Pramono. Seperti diketahui, Pramono wafat di RSUD Cimacan, Kecamatan
Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2020) malam.
“Pernah suatu hari beliau menyampaikan sesuatu, "Moel,
kalau kamu tidak bisa memberi jangan pernah mengambil". Ini terngiang
terus hingga sekarang,” ucap Moeldoko, dikutip Senin (8/3/2021).
Untuk diketahi, Pramono merupakan senior Moeldoko di TNI AD.
Adik ipar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut merupakan
lulusan Akademi Militer 1980 atau satu tingkat persis di atas Moeldoko.
Dalam rekam jejaknya, Pramono pernah menjabat Pangkostrad,
Pangdam III Siliwangi dan terakhir KSAD. Ketika adik kandung Ani Yudhoyono itu
memasuki masa pensiun pada Mei 2013, penerusnya tak lain Moeldoko.
Hanya berselang tiga bulan menjabat KSAD, Moeldoko
dipromosikan Presiden SBY sebagai Panglima TNI. Jenderal Adhi Makayasa 1981 itu
pun mulus memimpin pada 2013-2015.
Selepas dari militer, Moeldoko berkiprah dalam berbagai
bidang. Jenderal kelahiran Kediri, Jawa Timur itu antara lain menjabat Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI dan akhirnya pada 2018 dipercaya sebagai
Kepala Staf Presiden.
Konflik KLB Demokrat hubungan Moeldoko dan SBY telah hancur
berkeping-keping. Moeldoko dengan lantang menerima ketika ditetapkan sebagai
ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit,
Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono mengutuk
KLB itu dan menyebutnya ilegal sertan inkonstitusional. SBY juga menggelar
konferensi pers dan menyatakan penyesalannya pernah mempercayai Moeldoko
memegang jabatan di eranya.
SBY menilai perebutan kepemimpinan melalui KLB di Sumut tidak
terpuji. Langkah tersebut, kata dia bukan sikap ksatria dan tidak memiliki
nilai moral.
"Memang banyak yang tercengang, banyak yang tidak
percaya KSP Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam, benar-benar tega dan dengan
darah dingin melakukan kudeta ini," ujar SBY melalui siaran langsung di
akun Youtube pribadinya, Jumat (5/3/2021), malam. []