Latest Post

 


SANCAnews – Pengusaha Harry Sidabukke didakwa menyuap mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebesar Rp 1,28 miliar terkait penunjukan perusahaan penyedia bantuan sosial (Bansos) Covid-19 di Jabodetabek.

 

"Telah melakukan beberapa perbuatan yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memberi sesuatu yaitu uang seluruhnya sebesar Rp 1.280.000.000, kepada Juliari Peter Batubara selaku Menteri Sosial," ujar Jaksa KPK dalam dakwaannya di Jakarta, Rabu (24/2).

 

Jaksa menyebut, Harry Sidabukke menyuap Juliari lantaran mendapatkan pengerjaan paket sembako sebanyak 1.519.256 melalui PT Pertani (Persero) dan melalui PT Mandala Hamonangan Sude.

 

Bahkan Harry Sidabukke juga didakwa memberikan uang suap kepada Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pengadaan barang/jasa bansos Covid-19 pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kemensos.

 

Ia didakwa Pasal 5 ayat (1) huruf b UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 tentang Perubahan Atas UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

 

Atau Pasal 13 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 tentang Perubahan Atas UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. (rmol)

 


SANCAnews – Usai digeledah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), rumah politisi PDIP Ihsan Yunus minum penerangan lampu, Rabu malam (24/2).

 

Pantauan Kantor Berita Politik RMOL pada pukul 18.47 WIB, terlihat rumah Ihsan yang berada di Jalan Jalan Kayu Putih Selatan I, No. 16 RT. 06/06 Pulogadung, Jakarta Timur minim penerangan lampu.

 

Tidak terlihat adanya sinar penerangan dari dalam rumah yang terlihat dari sela-sela gerbang. Bahkan, tidak juga terlihat adanya penerangan dari dalam maupun luar di dua lantai rumah Ihsan ini.

 

Hanya terlihat lampu yang nyala berada di area parkir yang ada dua mobil terparkir. Dan juga hanya satu lampu di depan gerbang pintu samping yang berada di Jalan Kayu Putih Selatan IA.

 

Cuaca di daerah rumah Ihsan pun saat ini sedang turun hujan dengan intensitas sedang.

 

Sebelumnya, penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah Ihsan selama kurang lebih 2,5 jam lamanya.

 

Sebanyak 10 penyidik keluar dari rumah Ihsan. Dua diantaranya masing-masing membawa koper berwarna hitam yang langsung dimasukkan ke dalam mobil.

 

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari KPK terkait isi dua koper tersebut dan hasil penggeledahannya. []


 


SANCAnews – Kelompok relawan Jokowi Mania (Joman) menyesalkan pernyataan anggota DPR Partai Gerindra, Fadli Zon tentang kerumunan rakyat saat Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan untuk food estate di Maumere, NTT.

 

Apalagi pernyataan itu membandingkan aksi kerumunan yang sama dengan kedatangan Habib M. Rizieq Shihab beberapa waktu yang lalu.

 

Ketua Joman, Immanuel Ebenezer mengatakan, pernyataan Fadli selalu politis jika bicara terkait Presiden Jokowi. Harusnya, Fadli bisa melihat kehadiran rakyat di Maumere adalah spontanitas.

 

"Tidak ada seruan, tidak ada persiapan. Tidak ada mobilisasi," kata aktivis 98 ini kepada wartawan, Rabu (24/2).

 

Noel biasa dia disapa menambahkan, ini berbeda dengan kehadiran ribuan eks FPI yang menjemput HRS Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.

 

Saat itu, kata Noel, ada kampanye di medsos, selebaran yang menyerukan agar massa eks FPI untuk hadir.

 

"Persiapan FPI matang. Kampanye beredar luas. Jadi beda dong dengan spontanitas rakyat yang hadir di food estate Maumere," ucap Noel.

 

Dirinya berharap agar Fadli Zon stop berkomentar yang tidak baik tentang Presiden Jokowi. Apalagi Partai Gerindra sudah masuk kabinet dan menjadi partai pendukung pemerintah.

 

Terakhir, Noel juga meminta Fadli Zon untuk melakukan kritik yang elegan dan cerdas yang bersifat konstruktif plus membangun.

 

"Kehadiran rakyat benar-benar spontan. Tidak ada mobilisasi. Mereka hadir karena mencintai Presiden," tukasnya. (rmol)


 

SANCAnews – Kerumunan yang terjadi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuai kritik.

 

Politisi PKS Bukhori Yusuf menilai, kerumunan di Maumere itu menunjukkan bahwa sikap pemerintah terhadap upaya penegakan protokol kesehatan dalam rangka menekan angka kasus Covid-19 sangat tidak konsisten.

 

"Menunjukkan pemerintah memang tidak konsisten. Apa pun alasannya," tegasnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (24/2).

 

Anggota Komisi VIII DPR RI ini juga menyoroti sikap presiden yang terkesan membiarkan warga berkerumun di tengah pandemi Covid-19. Sikap presiden tersebut akan ditangkap masyarakat sebagai pihak yang mengingkari aturan protokol kesehatan Covid-19.

 

"(Presiden Jokowi) harusnya menjadi contoh dalam segalanya," pungkasnya.

 

Presiden Joko Widodo sebelumnya melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (24/2).

 

Jokowi meninjau program food estate di Desa Makata Keri, Kabupaten Sumba Tengah. Presiden lalu ke Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama.

 

Saat Jokowi rombongan berhenti di Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, ia berhenti menyapa masyarakat sekitar hingga menimbulkan kerumunan massa. Kepala negara pun berdiri sambil melambaikan tangan kepada warga yang sudah menanti. []


 

SANCAnews – Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut kerumunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Sikka, NTT, wajar terjadi karena spontanitas warga. Jazilul menyebut kerinduan warga NTT terhadap Jokowi membuat terabaikannya social distancing.

 

"Itu peristiwa spontan dan wajar, memang rasa rindu sulit dikoordinir. Kami dapat memahami kerinduan warga NTT kepada Pak Jokowi dan begitu juga Pak Jokowi," kata Jazilul saat dihubungi, Rabu (24/2/2021).

 

Wakil Ketua MPR RI ini menilai rasa rindu tersebutlah yang kemudian membuat social distancing jadi terbengkalai. Sehingga, kata dia, sebaiknya mereka yang hadir dalam kerumunan kemarin diperiksa kesehatannya.

 

"Rasa rindu dapat melupakan adanya social distancing. Kami berharap agar mereka yang hadir dicek kesehatannya kembali supaya tidak menjadi klaster penularan COVID-19," ucapnya.

 

Lebih lanjut Jazilul meyakini pihak aparat keamanan sudah berupaya mengantisipasi adanya kerumunan tersebut. "Saya yakin pihak keamanan dan kesehatan sudah mengantisipasi dengan baik," imbuhnya.

 

Diberitakan sebelumnya, pihak Istana Kepresidenan memberikan penjelasan mengenai kerumunan yang timbul saat Presiden Jokowi tiba di Maumere, kemarin. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan saat itu warga sudah menunggu rombongan Presiden Jokowi di pinggir jalan.

 

"Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete. Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).

 

Bey mengatakan masyarakat Maumere spontan menyambut kedatangan Jokowi. Jokowi pun, kata Bey, menyapa masyarakat dari atap mobil.

 

"Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker. Karena, kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," papar Bey. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.