Latest Post



SANCAnews – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin mengatakan pihaknya tidak menjatuhkan sanksi denda administratif kepada pengelola Pantjoran Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, imbas kerumunan massa di acara perayaan Imlek 2021 beberapa waktu lalu.

 

Arifin menyebut sanksi yang dijatuhkan adalah penyegelan panggung yang dijadikan tempat atraksi barongsai.

 

"(Sanksi denda) enggak, tempatnya saja yang kita tidak diperbolehkan lagi untuk beraktivitas. Kalau di dalam ketentuan Pergub 3 itu yang dikenakan adalah penutupan tempatnya," kata Arifin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/2).

 

Lebih lanjut, Arifin mengatakan saat menerima informasi kerumunan massa di acara itu, pihak Satpol PP langsung datang. Setelah kedatangan Satpol PP itu, ia mengatakan bahwa acara langsung berhenti dan tidak diteruskan.

 

"Enggak diteruskan kegiatannya. langsung semua rangkaian diselesaikan, langsung dihentikan enggak boleh ada kegiatan, langsung dilakukan penindakan, diingatkan panitia tidak boleh ada kerumunan, tidak boleh ada kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan apalagi kegiatan seperti barongsai itu," kata dia.

 

Di sisi lain, saat disinggung soal perbedaan penerapan sanksi antara kasus kerumunan di PIK itu dengan kasus kerumunan maulid nabi dan pernikahan putri pentolan FPI Rizieq Shihab, Arifin mengatakan hal itu karena pihaknya mengacu pada aturan baru.

 

Pada November 2020 lalu, Pemprov DKI Jakarta menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp50 juta kepada Rizieq.

 

"Kita sudah ada peraturan barunya. Yang sekarang kan Pergubnya Nomor 3, turunan daripada Perda Nomor 2. Jadi kita mengacu pada aturan gubernur yang sudah ada. (Pergub 3) ada tingkatannya. Kalau berulang dikenakan sanksi denda, bahkan bisa sampai pencabutan izin usaha kalau tempat-tempat badan usaha," ucap dia.

 

Kerumunan massa saat pertunjukan barongsai dalam rangka perayaan Imlek 2021 terekam dalam sebuah video. Di video itu, terlihat warga berkerumun di lokasi, meskipun mereka sudah memakai masker.

 

Aparat kepolisian telah menetapkan satu orang tersangka dalam peristiwa itu. Kepala Seksi Penyidikan Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Penindakan Satpol PP Jakarta Utara, Purnama H.P mengatakan petugas menyegel panggung barongsai di Pantjoran PIK setelah memicu kerumunan saat perayaan Imlek 2021. Penyegelan itu dilakukan pada Senin (15/2) hingga 22 Februari mendatang.

 

"Yang disegel sementara hanya panggung kegiatan Barongsainya saja. Itu yang menimbulkan kerumunan. Untuk tempat makannya tidak (disegel) dan beroperasi seperti biasa," katanya. []




SANCAnews – Penggiat sosial media, Geizh Chalifah malas mengomentari cuitan @DennySiregar yang bersyukur atas pretasi kemiskinan di provinsi Aceh. Emas Monumen Nasional disumbang oleh pengusaha asal Aceh.

 

Geizh yang kerap berdebat dengan Denny Siregar dalam media sosial kali ini memilih memberi infomrasi kepada anak muda dan masyarakat yang belum tahu asal emas di ujung Monas dan darimana asal pesawat pertama di Indonesia.

 

"Sy tak penting dgn komentarnya dia. sy cuma merasa penting utk memberi tahu anak2 muda yg mungkin blm baca atau belum tau. Emas di puncak Monas disumbang oleh pengusaha berasal dari Aceh. Pesawat pertama yg dimiliki Indonesia adlh hasil sumbangan dari masy Aceh," tulis @GeizhChalifah yang dikutip Rabu (17/2/2021).

 

Lebih dari 1600 menyukai tulisan pria yang kini mejabat sebagai komisaris PT Ancol itu. Beragam komentar pun mendukung Geizh.

 

Seperti pemilik akun @aridewo_bandung Membalas @GeiszChalifah "Si Densi Buzzer jauh lebih miskin, karena sama sekali tidak tahu pengetahuan sejarah tentang Aceh, percuma jadi pegiat media sosial kalau otak dikit mendingan nyelem saja sama cebong jadi tukang demo," tulisnya.

 

"mgkn dia gak dpt celah membuli abg soal Jakarta,jd dicari cara lain http://bg.tp sesungguh nya terlihat kurang nya pengetahuan nya tentang sumatera.hahaha

 

maka nya saya tanya dia di cuitan nya ini,bg @Dennysiregar7 udah keliling Sumatera belom,melihat sdr perbedaan nya," balas akun @alfarianasyah202. []




SANCAnews – Jagat dunia maya kembali rius usai pegiat media sosial Denny Siregar menyindir agar Pemerintah Provinsi Aceh tetap mempertahankan sebagai daerah termiskin.

 

Denny Siregar mengungkapkan hal itu usai BPS mengumumkan Aceh sebagai provinsi termiskin di pulau Sumatera.

 

Dalam cuitannya, Denny menyebutkan itu adalah prestasi Pemprov Aceh. Karenanya ia meminta agar dipertahankan.

 

“Lho, provinsi termiskin itu prestasi. Karena jadi provinsi kaya itu biasa, sudah banyak yg melakukannya.. Miskin itu gaya hidup yang gak semua orang bisa. Pertahankan posisi juara bertahan ! Anda bisa..” cuit Denny, Rabu (17/2/2021).

 

Cuitan Deny mendapat reaksi kesal netizen. Mereka menilai tak sepantasnya Denny mengatakan demikian, pasalnya saat Indonesia merdeka 75 tahun lalu, Aceh merupakan satu satunya provinsi di Indonesia yang membantu ekonomi negara. Selain membantu membeli pesawat pertama bagi Indonesia, emas milik warga Aceh juga saat ini masih menangkring di monas.

 

“Aceh jadi provinsi termiskin? sementara ada fakta jelas bahwa warganya dulu membelikan pesawat Seulawah. Bahkan emas dari Aceh masih nangkring gagah diatas Monas. Itu justru membuktikan gagalnya pemerintah pusat membangun daerah,” cuit @af1_, Rabu (17/2/2021).

 

Selain itu, netizen menyebutkan bila Aceh sendiri memiliki tanah di Mekkah, Arab Saudi. Tak hayal usai melaksanakan ibadah haji. Pemerintah Arab Saudi selalu memberikan uang jajan kepada jamaah dari Aceh.

 

“Suruh belajar sejarah lagi, Aceh itu yg pertama sumbang emas buat kemerdekaan Indonesia, Emas yg di Monas itu dari Aceh, punya tanah di tanah Mekkah yg dijadiin hotel, mknya kl warga Aceh plg haji mrk dpt 400 real dr pemerintah Arab,” cuit @DianaAN2533***

 

Beberapa menilai cuitan Denny hanya akan memecah kedaulatan. Pasalnya, dengan kondisi ini, hanya membuat warga Aceh kecewa.

 

“Coba jelaskan maksud tweet Anda ini apa? Lelucon atau sindiran atau apa? Sebagai penduduk Aceh saya tersinggung,” cuit @earphoneuser. []




SANCAnews – Sepuluh papan bunga berisi sindiran Aceh jadi provinsi termiskin di Sumatera terpasang di depan kantor Gubernur Aceh. Keberadaan papan bunga itu menarik perhatian warga.

 

Pantauan detikcom, papan bunga berbagai tulisan itu terpasang berjejer di jalan di depan Gubernur Aceh, di Banda Aceh, Rabu (17/2/2021). Beberapa papan bunga bertulisan 'Selamat Sukses Kepada Pemerintah Aceh Atas Prestasi Provinsi Termiskin se-Sumatera'. Di bawahnya tertera pengirim 'rakyat Aceh'.

 

Selain itu, ada yang bertulisan 'Selamat Sukses Kepada Gubernur Aceh Yang Telah Berhasil Merebut Kembali Juara Termiskin se-Sumatera'. Di papan bunga lain tertulis 'Terima Kasih Pak Gubernur Telah Mempersembahkan Juara 1 Termiskin se-Sumatera' dan pengirimnya tertulis 'Mantan Penjilat'.

 

Belum diketahui pemasang sepuluh papan bunga tersebut. Petugas Satpol PP sempat mendatangi lokasi, tapi tak lama kemudian pergi.

 

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat penduduk miskin di Tanah Rencong meningkat 19 ribu orang pada September 2020. Secara persentase, angka kemiskinan di Serambi Mekah sebesar 15,43% atau tertinggi di Sumatera.

 

"September 2019 tahun lalu sebelum terdampak COVID-19, kemiskinan Aceh sebesar 15,01%, kemudian turun pada Maret 2020 (menjadi) sebesar 14,99%, dan September 2020 dengan adanya pandemi COVID-19 tidak hanya di Aceh tapi juga nasional, kemiskinan Aceh meningkat menjadi 15,43%," kata Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2).

 

Bila dilihat dari persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Sumatera, Aceh menduduki peringkat pertama. Angka kemiskinan Aceh 15,43%, diikuti Bengkulu 15,30% dan Sumatera Selatan 12,98%.

 

Angka penduduk miskin di Aceh pada Maret 2020 sebesar 14,99% atau nomor dua di Sumatera. Provinsi dengan angka penduduk miskin tertinggi saat itu adalah Bengkulu, yakni 15,03%. (dtk)




SANCAnews – Total jumlah utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo per Desember 2020 yang tembus Rp 6.074,56 triliun dinilai sudah gawat.

 

Pasalnya, tidak hanya rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang mengkhawatirkan tetapi juga dari aspek kemampuan bayar.

 

Begitu disampaikan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu, Rabu (17/2).

 

"Utang sudah sangat mengkhawatirkan. Indikatornya tidak hanya rasio utang terhadap PDB tapi juga dari kemampuan bayar," ujar Bhima Yudhistira.

 

Bhima menguraikan, Debt Service Ratio (DSR) tier I Indonesia bahkan terus naik melebihi 25 persen. Padahal, negara seperti Filipina cuma 9,7 persen, Thailand 8 persen dan Meksiko 12,3 persen.

 

Dengan melihat perbandingan DSR itu, kata Bhima, maka bisa dikatakan utang sudah menjadi beban dan kemampuan bayar berkurang.

 

"Ini bisa dikatakan lampu kuning sudah hampir lampu merah," tegasnya.

 

Namun demikian, yang menjadi permasalahan paling mendasar pemerintah adalah selalu bilang utang untuk pemulihan ekonomi, tetapi porsi belanja birokrasinya tidak pernah ditekan.

 

Belanja pegawai dan belanja barang masih bengkak. Belum lagi tidak ada upaya serius untuk menurunkan beban bunga utang.

 

"Akibatnya utang terus meningkat sementara belanja disektor produktifnya kalah dengan belanja birokrasi maka kasian pemerintahan ke depan karena harus cari penerimaan lebih besar dan terbitkan utang baru," sesalnya.

 

Menurut Bhima, utang yang terus bertambah namun produktivitas menurun itu sama saja dengan memberikan beban kepada generasi masa depan, gen milenial dan gen Z.

 

"Lalu pemerintah mau berharap terus kepada BI dengan skema burden sharing? Sampai kapan BI kuat beli SBN di pasar perdana?" cetusnya.

 

"Akan ada implikasi ke inflasi dan mengganggu neraca bank sentral. Ini tidak ada jalan keluarnya, pemerintah menganggap utang baik-baik saja, padahal jurang di depan mata," demikian Bhima Yudhistira.

 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya merilis total utang pemerintah di era Presiden Jokowi per Desember 2020 yakni sebesar Rp 6.074,56 triliun.

 

Dengan demikian, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Utang tersebut berasal dari utang domestik ditambah utang luar negeri.

 

Secara tahunan rasio utang pemerintah tersebut meningkat dari level 29 persen terhadap PDB pada Desember 2019 yang lalu. []


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.