Tembus Rp 6.074 Triliun Utang Era Jokowi, Indef: Pemerintah Bilang Baik-baik Saja Saat Jurang Di Depan Mata
SANCAnews – Total jumlah utang pemerintah di era Presiden
Joko Widodo per Desember 2020 yang tembus Rp 6.074,56 triliun dinilai sudah
gawat.
Pasalnya, tidak hanya rasio utang terhadap Pendapatan Domestik
Bruto (PDB) yang mengkhawatirkan tetapi juga dari aspek kemampuan bayar.
Begitu disampaikan Ekonom Institute for Development of
Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara saat berbincang
dengan Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu, Rabu (17/2).
"Utang sudah sangat mengkhawatirkan. Indikatornya tidak
hanya rasio utang terhadap PDB tapi juga dari kemampuan bayar," ujar Bhima
Yudhistira.
Bhima menguraikan, Debt Service Ratio (DSR) tier I Indonesia
bahkan terus naik melebihi 25 persen. Padahal, negara seperti Filipina cuma 9,7
persen, Thailand 8 persen dan Meksiko 12,3 persen.
Dengan melihat perbandingan DSR itu, kata Bhima, maka bisa
dikatakan utang sudah menjadi beban dan kemampuan bayar berkurang.
"Ini bisa dikatakan lampu kuning sudah hampir lampu
merah," tegasnya.
Namun demikian, yang menjadi permasalahan paling mendasar
pemerintah adalah selalu bilang utang untuk pemulihan ekonomi, tetapi porsi
belanja birokrasinya tidak pernah ditekan.
Belanja pegawai dan belanja barang masih bengkak. Belum lagi
tidak ada upaya serius untuk menurunkan beban bunga utang.
"Akibatnya utang terus meningkat sementara belanja
disektor produktifnya kalah dengan belanja birokrasi maka kasian pemerintahan
ke depan karena harus cari penerimaan lebih besar dan terbitkan utang
baru," sesalnya.
Menurut Bhima, utang yang terus bertambah namun produktivitas
menurun itu sama saja dengan memberikan beban kepada generasi masa depan, gen
milenial dan gen Z.
"Lalu pemerintah mau berharap terus kepada BI dengan
skema burden sharing? Sampai kapan BI kuat beli SBN di pasar perdana?"
cetusnya.
"Akan ada implikasi ke inflasi dan mengganggu neraca
bank sentral. Ini tidak ada jalan keluarnya, pemerintah menganggap utang
baik-baik saja, padahal jurang di depan mata," demikian Bhima Yudhistira.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya merilis total
utang pemerintah di era Presiden Jokowi per Desember 2020 yakni sebesar Rp 6.074,56
triliun.
Dengan demikian, rasio utang pemerintah terhadap produk
domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Utang tersebut berasal dari utang
domestik ditambah utang luar negeri.
Secara tahunan rasio utang pemerintah tersebut meningkat dari
level 29 persen terhadap PDB pada Desember 2019 yang lalu. []