Latest Post



Jakarta, SN – Ustadz Maaher At-Thuwailibi atau Soni Eranata meninggal dunia saat menjalani hukuman di rutan Mabes Polri, Senin (8/2/2021).

 

Ustadz Maaher, kelahiran Medan 14 Juli 1992 ini, adalah penceramah yang sering tampil di media sosial.

 

Namun nasib nahas menimpanya, juga karena postingan di media sosial sehingga ditangkap polisi di rumahnya di Bogor, Jawa Barat,  sekitar pukul 04.00 WIB, Kamis (3/12/2020).

 

Di Bareskrim Polri, Ustadz Maaher menyatakan penyesalan atas tulisannya yang dinilai menghina Habib Luthfi bin Yahya, ulama NU itu. Ustadz Maaher  bahkan ingin mencium tangan Habib Luthfi. 

 

Ustad Yusuf Mansyur pun ikut berduka cita. "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun. Selamat jalan sahabat saya. Insya Allah husnul khatimah," tulis Ustaz Yusuf Mansur.

 

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta Gus Miftah  juga menyatakan kesedihannya, "Saya sungguh merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, insya Allah saya dan para santri Ponpes Ora Aji akan sholat ghoib dan mendoakan beliau. Selama jalan Ustadz, semoga diampuni semua salah dan diterima semua amal ibadah, alfatihah," tulis Gus Miftah melalui akun instagam, Senin (8/2/2021).

 

Dalam akun instagramnya, ustadzmaaheratthuwailibi, lelaki yang suka bersorban ini menuliskan kalimat yang seolah menggambarkan kematian yang telah dekat baginya.

 

"Kematian akan menghadang setiap manusia. Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut.

 

Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana." (*)




Jakarta, SN – Eks komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai bertemu dengan aktivis media sosial Permadi Arya alias Abu Janda di salah satu rumah makan di Jakarta, Senin (8/1). Pertemuan tersebut difasilitasi Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

 

Gara-gara cicitan di akun Twitter, @permadiaktivis1 tentang evolusi kepada Pigai, Abu Janda dilaporkan oleh pengurus DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ke Bareskrim Polri. Ternyata, Pigai dan Abu Janda sudah berdamai.

 

Pigai pun mengunggah pertemuan dengan Abu Janda di akun @NataliusPigai2. Pigai mengaku, bukan ia yang melaporkan Abu Janda ke polisi. Dia pun menganggap Pigai hanya bertanya soal penyebutan kata 'evolusi', sehingga tidak menjadi soal.

 

"Dalam hukum pidana, objeknya harus jelas. Abu Janda bertanya evolusi selesai belum? Memang isinya rasis tapi 'bertanya' itu tidak mungkin ada delik hukum. Beliau yang minta bertemu. Saya pemimpin dan intelektual yang sangat rasional dan tidak mungkin saya tolak untuk menerimanya. Apalagi saya bukan pelapor!" kata Pigai lewat akun Twitter-nya, Senin malam WIB.

 

Unggahan Pigai pun ramai dikomentari oleh warganet. Ada yang mengungkapkan kekecewaan atas pernyataan Pigai setelah bertemu Abu Janda.





Jakarta, SN – Warga Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, Irwan Kurniadi mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani persoalan banjir di wilayahnya kerap menjadi daerah langganan banjir akibat luapan air dari Kali Sunter.

 

"Dari tahun 2014 sudah saya katakan banjir penyebabnya selalu dari luapan Kali Sunter, tidak ada yang lain. Tapi tahun ini itu semua aman dan tidak terjadi banjir (parah) lagi di tempat kami," ujar Irwan Kurniadi yang menjadi Ketua RW 04 Cipinang Melayu saat dihubungi di Jakarta, Senin (8/2).

 

Menurut Irwan, kinerja dari jajaran Pemprov DKI Jakarta beserta Pemkot Jakarta Timur yang telah menangani banjir di Cipinang Melayu secara menyeluruh, yakni mengatasi banjir seiring dengan pembenahan wilayah hulu Kali Sunter di Cikeas itu sehingga belum terlihat banjir di daerah tersebut.

 

"Untuk tahun ini saya apresiasi kerja dari gubernur, saya lihat ada kemauan untuk membenahi kali sunter dan mengatasi banjir secara holistik dan menyeluruh. Terlihat dari bagaimana jajaran Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Timur dalam membenahi masalah banjir di Cipinang Melayu dari hulunya, yakni di daerah Cikeas," tuturnya.

 

Menurut Irwan, Pemprov DKI mengambil langkah tepat untuk memfungsikan Waduk Tiu di Kawasan Pondok Ranggon Cipayung, Jakarta Timur, sehingga air dari Kali Sunter yang biasanya meluap ke pemukiman warga di Cipinang Melayu dapat ditampung terlebih dahulu di waduk tersebut dan debit air terjaga dari luapan banjir.

 

"Keberadaan waduk ini sangat membantu untuk mengurangi debit air, sehingga sampai sini, airnya terkendali dan tidak meluap menjadi banjir," ujar Irwan.

 

Ke depan, Irwan berharap agar Pemprov DKI melanjutkan proyek normalisasi di bantaran Sungai Sunter, khususnya di RW 04 dan 03 sehingga potensi banjir semakin dapat ditekan dan membuat warga aman tenang nyaman serta terhindar dari banjir dari Kali Sunter.

 

Sebelumnya, BPBD mencatat hujan yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta hingga pukul 12.00 WIB, terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir, tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Persentase RT terdampak ini sebesar 0,492 persen dari total RT di Jakarta sebanyak 30.470 RT.

 

Pelaksana tugas (plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto memaparkan, untuk wilayah Jakarta Selatan, meliputi empat kecamatan dan tujuh kelurahan, 17 RW dan 38 RT dengan ketinggian 40-190 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 30 kepala keluarga dengan total 304 jiwa.

 

Sedangkan, untuk Jakarta Timur, meliputi 25 RW dan 112 RT dengan ketinggian 40-275 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 193 KK dengan total 725 jiwa dan sebanyak 14 lokasi pengungsian telah digunakan.

 

"Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar Kali terdampak luapan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pengerahan petugas sudah dilakukan bersama Dinas Sumber Daya Air, Damkar, dan PPSU Kelurahan agar air cepat surut. Sedangkan, untuk hujan lokal di daerah Jakarta, dampak genangannya sudah surut," ujarnya.

 

Sementara itu, dari informasi lainnya, hari Senin sekitar pukul 11.00 WIB, sempat terjadi genangan dengan kedalaman 30 cm di sekitar Jalan Nurul Iman Cipinang melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Namun kedalaman tersebut, merupakan kedalaman yang ada pada titik terendah pemukiman warga RT 04 RW 04. (*)




Jakarta, SN – Sidang ketiga aktivis senior M. Jumhur Hidayat (MJH) yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Kamis lalu (4/2) masih menyisakan kejanggalan.

 

Pasalnya, dalam sidang yang beragendakan jawaban penuntut umum atas keberatan terdakwa itu, pengunjung semakin dibatasi.

 

Pengunjung hanya boleh masuk 4 orang, dua di antaranya dari asisten penuntut umum dan asisten pembela.

 

Namun di sisi lain, baik pembela ataupun pengacara tidak menjaga jarak atau duduk saling berdampingan.

 

“Jadi ada ada ketidakkonsistenan standar covid antara pengunjung dengan penuntut maupun pembela,” ujar inisiator Gerakan Bebaskan MJH, Harlans M. Fachra kepada redaksi, Selasa (9/2).

 

Sidang pun digelar dengan hanya dua orang kawan MJH yang masuk. Sementara pewarta tidak diperkenankan masuk.

 

Selain itu, micropon atau pengeras suara tidak kedengaran jelas. Suara yang dihasilkan kecil sekali, sehingga MJH mengeluhkan suara tidak kedangaran dan siapa yang bicara tidak jelas dari pihak mana, pihak penuntut, atau pembela.

 

“Saya berusaha berdiri di pembatas ruang sidang supaya bisa mensengar dengan jelas apa yang diperbincangkan, namun juga kurang jelas terdengar,” urainya.

 

Sementara di pintu utama masih tergantung papan pengumuman bahwa sidang terbuka untuk umum. Polisi juga masih menjaga pintu ruang sidang.

 

Dengan demikian pembela kembali meminta kepada hakim untuk menghadirkan terdakwa di ruangan sidang, untuk menjamin bahwa hak-hak terdakwa sebagaimana diatur dalam kuhap dapat di perhatikan.

 

Pada intinya penuntut umum menyampaikan bahwa surat dakwaan penuntut umum dapat diterima sesuai UU. Kedua, menetapkan bahwa eksepsi pembela MJH ditolak atau setidak tidaknya tidak dapat diterima. Ketiga, menetapkan melanjutkan pemeriksaan atas nama terdakwa MJH.

 

“Agenda sidang berikutnya adalah putusan sela. Putusan sela ini akan menentukan apakah sidang akan dilanjutkan atau stop sampai di sini,” urainya.

 

Untuk menghadapi sidang putusan sela tersebut, Harlans mengajak kawan-kawan aktivis untuk hadir di persidangan. Sidang yang olehnya merupakan kambing hitam atas kerusuhan usai penetapan UU Omnibus Law di Jakarta.

 

“Sidang akan berlangsung pada Kamis 11 Februari 2021. Pukul 09.00 pagi. Tempat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya Nomor 133,” undangnya. (rmol)




Jakarta, SN – Selama tiga tahun terakhir, DKI Jakarta mengalami transformasi mobilitas kota yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan semakin bermutunya transportasi publik di ibukota.

 

Selain program integrasi antarmoda transportasi publik yang semakin mantap. Berbagai inovasi mulai dari perluasan jalur dan penambahan fasilitas sepeda, penataan kawasan transportasi, revitalisasi halte dan trotoar, dan penataan fasilitas pejalan kaki di kampung-kampung mulai membuahkan hasil.

 

Kini warga sudah nyaman menggunakan transportasi umum dan mulai beralih ke transportasi selain kendaraan bermotor, misalnya bersepeda atau berjalan kaki.

 

Demikian disampaikan Senator DKI Jakarta Fahira Idris menanggapio terpilihnya Gubernurnya, Anies Baswedan sebagai satu dari 21 Heroes 2021 oleh Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI).

 

“Adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa memang dalam tiga tahun terakhir ini terjadi transformasi mobilitas kota yang sangat signifikan di Jakarta,” tegasnya kepada redaksi, Selasa (9/2).

 

Menurut Fahira, paradigma pembangunan transportasi yang lebih mengutamakan pejalan kaki, pesepeda, dan transportasi publik dibanding kendaraan pribadi adalah sebuah keniscayaan yang harus ditempuh kota-kota besar seperti Jakarta.

 

Sebab, hanya dengan paradigma pembangunan seperti ini kompleksitas persoalan yang membelenggu kualitas sebuah kota yaitu kemacetan dan polusi udara yang berimbas kepada turunnya kualitas warga kota dan kerugian ekonomi bisa diselesaikan.

 

Paradigma pembangunan transportasi berkelanjutan seperti inilah yang sedang ditempuh oleh Gubernur Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta.

 

Dia menekankan bahwa pembangunan transportasi publik bukan hanya sebagai bentuk pelayanan pemerintah agar aktivitas warga kota lebih mudah dan berkualitas, tetapi juga dijadikan strategi untuk mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan produktivitas kota tersebut.

 

“Untuk itulah menciptakan transportasi yang terjangkau, adil, dan inklusif untuk semua menjadi jalan harus ditempuh kota-kota besar seperti Jakarta,” pungkas Fahira.

 

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan dinobatkan sebagai salah satu “pahlawan” dalam 21Heroes2021 oleh lembaga internasional Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI).

 

Anies bersama 20 orang lainnya termasuk CEO SpaceX dan Arsitek Produksi Tesla, Elon Musk dan Walikota Paris, Anne Hidalgo, terpilih karena keberhasilan transformasi mobilitas kota yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup seluruh warga. TUMI adalah organisasi asal Jerman yang mendorong inisiatif implementasi kebijakan tentang transportasi urban berkelanjutan. []


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.