Jokowi Minta Rakyat Kritik, Gde Siriana: Bebaskan Pengkritik Yang Ditangkap!
Jakarta, SN – Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat
Indonesia aktif mengkritik dan memberi masukan terhadapa berbagai program kerja
pemerintah.
Tak hanya itu, saat menghadiri momentum peluncuran laporan
tahunan Ombudsman RI tahun 2020, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mendorong
seluruh penyelenggara layanan publik agar memompa kinerja.
Pernyataan Jokowi itu direspons oleh Direktur Eksekutif INFUS
Gde Siriana melalui laman Twitter pribadinya Senin malam (8/2).
Kata Gde, ia menyayangkan suara keinginin kritik disampaikan
justru saat banyak orang yang sudah terjerat UU Informasi dan transaksi
elektronik.
Pendapat Gde, pernyataan Presiden Jokowi tidak linier dengan
perbuatannya.
"Setelah korban UU ITE sudah banyak, sekarang baru
ngomong minta dikritik. Seperti hari-hari kemarin, kata-katanya tak sama dengan
perbuatan," demikian cuitan Gde Siriana.
Aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini
mengatakan, seperti puisi yang disampaikan WS Rendra, masyarakat Indonesia
berpandangan bahwa perjuangan hidup itu adalah pelaksanaan kata-kata.
Ia mengingatkan Jokowi agar konsisten dengan sikapnya. Salah
satu caranya adalah membebaskan seluruh pengkritik yang kini dipenjara.
"Perjuangan itu adalah plaksanaan kata-kata (puisi WS
Rendra). Maka bebaskan pngkritik yang sekarang dipenjara/ditangkap. Konsistenlah
bung!," demikian kata Gde.
Beberapa aktivis yang kritis pada pemerintahan Jokowi yang
kemudian berurusan dengan aparat penegak hukum diantanya Jumhur Hidayat dan
Syahganda Nainggolan. (*)