Latest Post



Jakarta, SN – Polresta Balikpapan angkat bicara soal kasus Herman yang meninggal dengan luka di sekujur tubuhnya setelah ditangkap oleh anggota Polresta Balikpapan. Polisi mengatakan keluarga Herman sudah ikhlas atas kepergian Herman.

 

"Untuk perkara tersebut saat ini sudah ditangani Polda Kaltim," ujar Kasat Reskrim Polresta Balikpapan Kompol Agus Arif Wijayanto saat dihubungi, Minggu (7/2/2021).

 

Kompol Agus mengatakan ayah Herman sudah ikhlas atas kepergian Herman. Agus juga mengatakan keluarga juga menyatakan tidak akan menuntut pihak manapun.

 

"Meskipun keluarga almarhum, dalam hal ini ayah kandung almarhum sudah ikhlas, dan menerima sebagai musibah, serta tidak akan menuntut pihak mana pun," kata Agus.



Diketahui, dengan adanya kasus Herman ini Propam Polda Kalimantan Timur sudah memeriksa 6 anggota Polresta Balikpapan. Agus menyebut saat ini 6 polisi yang diperiksa itu saat ini bertugas di pelayanan markas (Yanma) Polda Kaltim, "Saat ini personel Yanma Polda Kaltim," ungkap Agus.

 

Sebelumnya, Herman yang merupakan tahanan Polresta Balikpapan meninggal dengan luka di sekujur tubuhnya setelah ditangkap oleh anggota Polresta Balikpapan. Keluarga Herman pun melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Kalimantan Timur (Kaltim).

 

Kematian Herman seperti yang dijelaskan di atas disampaikan LBH Samarinda seperti dalam keterangan pers mereka yang dikutip Minggu (7/2). LBH Samarinda menyebut peristiwa ini terjadi pada 2 Desember 2020 malam. Saat itu Herman, yang disebut sedang berada di rumah, didatangi orang tidak dikenal.

 

Herman disebut dibawa pergi oleh orang tak dikenal itu dalam posisi bertelanjang dada alias tidak memakai baju dan mengenakan celana pendek berwarna hitam. Belakangan, LBH Samarinda menyebut orang tak dikenal yang membawa pergi Herman itu diketahui anggota Polresta Balikpapan.

 

Keesokan harinya, keluarga disebut mendapat kabar dari Polresta Balikpapan

LBH menyebut jenazah Herman kemudian dibawa pulang pihak keluarga namun keluarga kaget setelah melihat jenazah Herman yang penuh luka di sekujur tubuhnya, bahkan ada darah segar yang mengalir dari salah satu bagian tubuhnya.

 

"Kemudian pada tanggal 4 Desember 2020, sekitar pukul 08.30 Wita jasad korban tiba di rumahnya yang diantar oleh personel Polresta Balikpapan. Pihak keluarga kemudian memutuskan untuk membuka kafan pembungkus jasad korban dan ditemukan luka sayatan di hampir seluruh tubuh korban dengan darah segar yang masih mengalir, serta lebam dan luka lecet di bagian punggung korban," jelas salah satu anggota Tim Advokasi LBH Samarinda, Fathul Huda Wiyashadi.

 

Karena inilah keluarga Herman melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Kaltim. Namun hingga saat ini keluarga Herman disebut belum mendapatkan laporan lanjut. (dtk)




Jakarta, SN – Muncul isu yang menyebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal kembali maju di Pilkada DKI Jakarta.

 

Apalagi jika akhirnya Pilkada serentak termasuk Pilkada DKI diadakan pada 2022 tahun depan.

 

Terlebih, Anies Baswedan telah bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pekan lalu.

 

Meski demikian, saat ini ada dua opsi waktu pelaksaan Pilkada yakni tahun depan 2022 atau pada 2024 usai Pemilu.

 

Dua opsi pelaksaan Pilkada itu masih dibahas DPR RI melalui UU Pemilu.

 

Sedangkan, Partai Gerindra telah membantah pertemuan Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto membahas mengenai Pilkada DKI Jakarta.

 

Mantan Waketum Gerindra Arief Poyuono menilai belum ada tokoh yang bisa menyaingi Anies Baswedan hingga saat ini jika Pilkada DKI Jakarta digelar.

 

Namun langkah Anies untuk merengkuh kembali posisi DKI 1 bisa tak mudah bila putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka ikut dalam kontestasi pilkada DKI.

 

"Cuma akan lain cerita kalau Gibran Walikota Solo ikut maju dalam pilkada DKI Jakarta. Pasti akan jadi saingan berat bagi Anies Baswedan untuk menang di pilkada DKI Jakarta," kata Arief saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (6/2/2021).

 

Mengenai prediksi Gerindra akan mengusung kembali Anies Baswedan, Arief menyebut hal tersebut merupakan urusan petinggi Gerindra.

 

"Cuma kalau diusung Gerindra dan menang lagi maka Anies Baswedan akan mengikuti jejak Jokowi maju di pilpres 2024 dan akan makin menipis harapan Prabowo untuk menang di Pilpres 2024," kata Arief.

 

Pasalnya, kata Arief, kampanye Pilkada DKI Jakarta akan jadi magnet nasional yang akan meyedot perhatian nasional, "Anies akan diuntungkan untuk popularitasnya apalagi jika sampai menang," tuturnya. []




Jakarta, SN – Jawaban Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal antisipasi banjir menjadi sorotan pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam.

 

Di mana dalam jawabn yang disampaikan di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Ganjar menyebut bahwa pihaknya sebenarnya sudah mendapat data dari BMKG perihal prediksi akan terjadi banjir karena cuaca hujan yang ekstrim.

 

Akan tetapi, Ganjar baru menambah pompa-pompa penyedot air banjir setelah kondisi genangan mulai ekstrem terjadi.

 

Saiful Anam menilai, jika banjir tersebut terjadi di DKI Jakarta dan Anies memberi jawaban serupa, maka para pendenung atau buzzer akan ramai menyinyiri.

 

"Saya membayangkan apabila banjir yang melanda Jateng melanda DKI, maka bukan main kritik tajam akan mengarah kepada Anies," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/2).

 

Akan tetapi, Saiful mengaku heran karena para buzzer bungkam. Tidak ada kritik atas apa yang disampaikan Ganjar. Bahkan seolah-olah banjir di wilayah kandang banteng itu tidak pernah terjadi.

 

"Tapi kita lihat banjir di Jateng, para buzzer diam aja seolah diam saja dan seperti tidak terjadi apa-apa," pungkas Saiful.

 

Banjir terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Paling parah, terjadi di Semarang. Bahkan banjir di ibukota Jateng tersebut mengakibatkan bandara dan stasiun ditutup. []




Jakarta, SN – Sekretaris Badan Penanggualangan Bencana Darah (BPBD) Winarsono mengemukakan, ada dua warga yang tewas tersengat listrik saat banjir melansa Kota Semarang. Satu orang merupakan warga Jalan Serayu 2 No 3 Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, ketika sedang banjir.

 

Korban kedua, kata dia, bernama Desy Tri S warga Tanjung Mas, Kota Semarang. Korban juga meninggal dikarenakan tersengat listrik ketika dalam kondisi banjir di belakang Gereja Blenduk, Kota Semarang.

 

"Ada dua korban jiwa meninggal dunia karena tersengat listrik di daerah Semarang Timur, " jelasnya saat dihubungi Suara.com - jaringan Ayosemarang, Sabtu (6/2/2021).

 

Selain disebabkan konsleting listrik, ada juga satu warga yang meninggal karena longsor di Jalan Jomblang RT 03/RW 1, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candi bernama Maemunah (63). Satu lagi warga bernama Imron juga meninggal dunia akibat longsor.

 

"Satu orang lagi sedang dalam pencarian," ujarnya. Hingga berita ini diturunkan, satu warga yang dicari sudah ketemu.

 

BPBD sudah menerjunkan 30 personel untuk melakukan penanganan di wilayah-wilayah rawan banjir dan longsor di Kota Semarang.

 

Meski demikian, dia meminta agar masyarakat waspada karena diperkirakan puncak musim hujan ada di bulan Febuari.

 

"Kita harap warga juga waspada, bulan ini diperkirakan puncak musim hujan," ujarnya.

 

Seperti diketahui, hujan yang mengguyur Kota Semarang selama hampir 24 jam membuat aktifitas di kota tersebut lumpuh.

 

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, ada 10 kecamatan di Semarang yang terendam banjir, Sabtu, di antaranya Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Timur, Gayamsari, dan Genuk.

 

Selain itu, banjir juga menggenang di kawasan Stasiun Tawang setinggi 40 cm, Jalan Bandarharjo setinggi 30 cm, Jalan Dr Cipto setinggi 30 cm, Jalan Jendral Sudirman setinggi 40 cm, Depan Kantor Pos Semarang 40 cm yang membuat jalur kereta api terganggu.

 

Bahkan, Bandara Ahmad Yani terpaksa memberhentikan aktifitas penerbangan karena landasan pacu Bandara Ahmad Yani Semarang tergenang air. Hal itu membuat tujuh penerbangan ditunda dan bandara ditutup sementara kemarin. []




Jakarta, SN – Polda Kalimantan Timur (Kaltim) angkat bicara soal kasus Herman yang meninggal dengan luka di sekujur tubuhnya setelah ditangkap oleh anggota Polresta Balikpapan. Polda Kaltim mengatakan saat ini jajaran Propam sudah memeriksa 6 personel Polresta Balikpapan.

 

"Proses Propam sedang berlangsung, setidaknya 6 anggota Polresta Balikpapan sudah dilakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut," ujar Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Ade Yaya Suryana kepada detikcom, Minggu (7/2/2021).

 

Diketahui, Herman yang merupakan tahanan Polresta Balikpapan meninggal dengan luka di sekujur tubuhnya setelah ditangkap oleh anggota Polresta Balikpapan. Keluarga Herman pun melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Kalimantan Timur (Kaltim).

 

Kematian Herman seperti yang dijelaskan di atas disampaikan LBH Samarinda seperti dalam keterangan pers mereka yang dikutip Minggu (7/2). LBH Samarinda menyebut peristiwa ini terjadi pada 2 Desember 2020 malam di mana saat itu Herman yang disebut sedang berada di rumah, kemudian didatangi orang tidak dikenal.

 

Herman disebut dibawa pergi oleh orang tak dikenal itu dalam posisi bertelanjang dada alias tidak memakai baju dan mengenakan celana pendek berwarna hitam. Belakangan, LBH Samarinda menyebut orang tak dikenal yang membawa pergi Herman itu diketahui anggota Polresta Balikpapan.

 

Keesokan harinya, keluarga disebut mendapat kabar dari Polresta Balikpapan bahwa Herman telah tewas. Anggota polisi disebut mengatakan Herman tewas karena buang air dan muntah saat diberi makan.

 

LBH menyebut jenazah Herman kemudian dibawa pulang pihak keluarga, namun keluarga kaget setelah melihat jenazah Herman yang penuh luka di sekujur tubuhnya, bahkan ada darah segar yang mengalir dari salah satu bagian tubuhnya.

 

"Kemudian pada tanggal 4 Desember 2020, sekitar pukul 08.30 Wita, jasad korban tiba di rumahnya yang diantar oleh personel Polresta Balikpapan. Pihak keluarga kemudian memutuskan untuk membuka kafan pembungkus jasad korban dan ditemukan luka sayatan di hampir seluruh tubuh korban dengan darah segar yang masih mengalir serta lebam dan luka lecet di bagian punggung korban," jelas salah satu Tim Advokasi LBH Samarinda Fathul Huda Wiyashadi.

 

Karena inilah keluarga Herman melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Kaltim. Namun hingga saat ini keluarga Herman disebut belum mendapatkan laporan lanjut.

 

Fathul mengatakan keluarga Herman berharap Propam Polda Kaltim segera menemukan pelaku kekerasan terhadap Herman. Saat ini keluarga Herman sudah memasukkan pengaduan pembunuhan terhadap Herman kepada Direktorat Reserse Kriminal Umum dan ditembuskan kepada Bidang Propam Polda Kaltim. []


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.