Prabowo Jangan Diam, China Sudah Berada dalam Posisi Menembak
China sendiri tampaknya mulai jumawa dalam mengklaim wilayah
laut tradisionalnya yang didasarkan pada 9 garis putus-putus. Tidak hanya
mengabaikan hukum dan perjanjian internasional, China kini lebih agresif dengan
mengizinkan penjaga pantai atau coast guard mereka untuk menembak kapal asing
yang dianggap melanggar kedaulatan wilayah negeri tirai bambu.
Izin itu telah disahkan oleh badan legislatif tertinggi
China, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional dalam sebuah UU Penjaga Pantai pada
Jumat lalu (22/1). UU dibuat dengan dalih untuk menjaga kedaulatan, keamanan,
dan hak maritim China.
UU tersebut memungkinkan personel penjaga pantai untuk
menghancurkan struktur negara lain yang dibangun di atas terumbu karang yang
diklaim China dan memeriksa kapal asing di perairan yang diklaim oleh China.
Selain itu, UU juga memberdayakan penjaga pantai untuk
membuat zona eksklusi sementara "sesuai kebutuhan" untuk menghentikan
kapal dan personel lain masuk.
Secara hukum internasional, klaim China memang tidak
berdasar. Tapi yang harus jadi catatan adalah China merupakan negara pemegang
hak veto di PBB.
Singkatnya, bukan tidak mungkin penjaga pantai China akan
menggunakan dasar UU tersebut saat berhadapan dengan penjaga pantai Indonesia
di Natuna.
Kini, peran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sangat di
nanti. Ketua umum Partai Gerindra itu setidaknya harus segera buka suara dan
melancarkan aksi protes pada China. Prabowo juga bisa menggalang dukungan dari
negara-negara ASEAN lain yang turut bersinggungan dengan China.
Tentu publik akan semakin kecewa jika Prabowo diam. Apalagi
jika kembali beralasan bahwa Menhan tidak boleh banyak bicara karena
kerahasiaan merupakan bagian penting dalam masalah keamanan.
Kekecewaan itu sendiri merupakan akumulasi dari sikap diam
purnawirawan TNI bintang tiga tersebut atas sejumlah kasus yang melibatkan
China. Mulai dari penemuan seaglider yang diduga milik China di perairan
Selayar, Sulawesi Selatan hingga masuknya kapal survei China ke wilayah
Indonesia tanpa menyalakan AIS.
Kegagahan Prabowo yang pada waktu kampanye pilpres lalu
menggebrak-gebrak meja seolah sirna saat berhadapan dengan China. Anak buah
Prabowo bahkan lamban dalam merespon kedua ancaman kedaulatan tersebut.
Setidaknya dalam kasus ini Prabowo jangan lagi diam. Dia
harus berdiri tegak di garda depan layaknya seorang penjaga kedaulatan negara.
Mantan Danjen Kopassus itu harus lantang menyatakan protes pada China. Jangan
malah bilang “kita cool, kita santai”.
Prabowo harus menjaga marwahnya agar tidak kalah mantan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang tegas dan berani
menenggelamkan kapal asing pelanggar kedaulatan negara. (gelora)