Latest Post



Jakarta, SN – Kapolsek Cikarang Selatan, Kompol Sukadi dimutasi dari jabatannya pada Selasa (12/1). Hal tersebut dibenarkan oleh Kombes Pol Yusri Yunus dan dia dimutasi ke Kaurpenum Subbidpenmas Bidhumas Polda Metro Jaya, saat dikonfirmasi, Selasa (12/1).

 

Dalam surat telegram tersebut juga dijelaskan bahwa posisi Kompol Sukadi digantikan oleh Kompol Sutrisno yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Subbidpenmas Bidhumas Polda Metro Jaya.

 

Mutasi jabatan itu berlaku mulai hari ini. Sementara itu, Kompol Sukadi juga telah membenarkan jika dirinya tak lagi menjabat sebagai Kapolsek Cikarang Selatan. “Saya sudah dimutasi,” tutur dia saat dihubungi.

 

Adapun, mutasi jabatan Kompol Sukadi terbilang mendadak. Padahal, satu hari sebelumnya pihak Polsek Cikarang Selatan bersama dengan petugas gabungan dari Polres Metro Bekasi, Dandim 0509/Bekasi dan Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menindak tegas kerumunan yang diakibatkan oleh pihak Waterboom Lippo Cikarang.

 

Hal tersebut dilakukan, sebab sebelumnya sempat viral kerumunan pengunjung memadati wisata air Waterboom Lippo Cikarang tanpa menjaga jarak bahkan tidak mengenakan masker pada Ahad (10/1), kemarin.  Serta, dikhawatirkan akan menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bekasi.

 

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Hendra Gunawan mengungkapkan, pengelola Waterboom Lippo Cikarang telah melakukan pelanggaran yang masuk kedalam ketegori berat. Karena dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerumunan masa.

 

“Selain penyegalan, kita akan melakukan pemeriksaan terhadap pengelola Waterboom apabila terbukti ada pelanggaran pidana di dalamnya,” terangnya dalam siaran pers yang dirilis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi, Senin (11/1).

 

Hendra menyebutkan, terjadinya kerumunan di Waterboom Lippo Cikarang disebabkan adanya diskon dari tiket yang biasanya dijual Rp 95 ribu kemudian dengan adanya promo menjadi Rp 10 ribu.

 

“Diskon ini disampaikan melalui Whatsapp dari pengelola ke rekan-rekannya, dan juga lewat Instagram,” ujarnya.

 

Semntara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama mendesak, polisi untuk menetapkan James Riyadi sebagai tersangka selaku pemilik waterboom.

 

“KNPI meminta polisi untuk segera menangkap pimpinan Lippo. Kita meminta polisi untuk segera memeriksa dan menetapkan sebagai tersangka,” kata Haris dalam siaran persnya, Jakarta, kemarin.

 

Menurut Haris, Waterboom Lippo Cikarang yang merupakan bagian dari Lippo Group hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya di tengah pandemi tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang digaungkan pemerintah.

 

“Lippo Group hanya mementingkan bisnis semata dengan membuka wahananya. Padahal, pemerintah secara tegas melarang adanya kerumunan massa di tengah pandemi,” ujar Haris.

 

“Kenapa bisa menimbulkan keramaian, karena ada diskon gila-gilaan tiket masuknya itu yang tadinya Rp95 ribu menjadi Rp10 ribu. Itu lah yang akhirnya bikin orang antusiasi ke waterboom gitu. Dan itu dijualnya lewat online,” sambungnya.

 

Dijelaskan Haris, pemilik waterboom bisa dijerat dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Seperti halnya Habib Rizieq Shihab yang menimbulkan kerumunan massa di Petamburan dan sejumlah tempat lainnya.

 

Dikatakan Haris, KNPI akan melakukan unjuk rasa di depan Waterboom Lippo Cikarang jika polisi belum memeriksa dan melakukan penangkapan.

 

“Polisi harus segera menangkapnya, jika tidak KNPI akan melakukan unjuk rasa di semua tempat yang dikelola Lippo Group, termasuk waterboom tersebut,” tegasnya. []


Ketua DPP PDIP RIbka Tjiptaning/Net



Jakarta, SN – Pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning yang menolak divaksinasi Covid-19 menjadi sorotan publik. Karena sebagai kader dari partai pendukung pemerintah, seharusnya Ribka mendukung apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo.

 

Namun, politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno memberikan pembelaan. Menurutnya, pernyataan anggota Komisi IX DPR RI harus dilihat dalam konteks.

 

"Harus dilihat konteksnya. Pernyataan kondisional, yaitu 'jika dipaksa' karena sebagai dokter dia tahu vaksin mana yang tingkat efikasinya lebih baik, kapan saat terbaik divaksinnya, dan seterusnya," kata Hendrawan kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (13/1).

 

Menurut Hendrawan, jika Ribka Tjiptaning lebih memilih vaksin mandiri dan dia mampu untuk membayar vaksinasi mandiri maka hal itu tidak serta merta menjadi masalah.

 

"Jadi, jika seseorang memilih vaksin mandiri, bayar sendiri karena mampu, tidak ada masalah bukan?" tandasnya.

 

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning dengan tegas lantang menolak untuk divaksin Covid-19.

 

Pernyataan itu disampaikan Ribka dalam Raker dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR bersama Kementerian Kesehatan, BPOM dan PT Bio Farma.

 

"Saya tetep tidak mau divaksin maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, saya sudah 63 tahun nih, mau semua usia boleh tetap (ngga mau divaksin) ," kata Ribka di depan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Komisi IX, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).  (RMOL)




Jakarta, SN – Bareskrim Polres Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), memburu pemilik akun 'Jackie Skw' yang diduga menyebarkan ujaran kebencian dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

 

"Masih ada segelintir oknum yang mencoba memanfaatkan hal yang tak terpuji di media sosial. Seperti cuitan atau komentar 'Jackie Skw' di media sosial, diduga telah berkomentar miring tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Hal itu menjadi pembicaraan di media sosial baik di Facebook dan Twitter," jelas Kepala Satuan Reskrim Polres Singkawang, AKP Tri Prasetiyo dilansir Antara, Rabu, 13 Januari.

 

Menurut dia, komentar itu banyak di hujat oleh warganet, bahkan pernyataan tersebut menjadi viral di kalangan masyarakat Singkawang.

 

"Untuk memastikannya, kita terus mencari kebenarannya berdasarkan informasi yang kita dapatkan di lapangan. Bahkan kita juga sudah meminta klarifikasi terhadap beberapa orang yang kita datangi," katanya.

 

Sejauh ini polisi masih mencari pemilik akun tersebut dan meminta masyarakat untuk tidak mengaitkan pemilik akun merupakan warga Singkawang.

 

"Karena ketika yang dituduh merasa keberatan, kemudian tidak terima dan melakukan laporan. Maka disitulah terjadi tindak pidana," jelasnya.

 

Dalam kesempatan itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat selaku pengguna media sosial agar bijak dalam berkomentar di media sosial atau mem-posting sesuatu di media sosial.

 

Sementara Ketua DPD Persatuan Orang Melayu Singkawang, Januardi, berkata, "Kami harap seluruh elemen masyarakat di Singkawang tetap tenang. Jangan melakukan spekulasi sendiri. Ingat SKW bukan berarti 'Singkawang'. Bisa saja singkatan lain." kata dia. []


Jokowi menjadi sorotan dunia/Net



Jakarta, SN – Presiden Joko Widodo atau yang sering disapa Jokowi sudah mendapatkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Rupanya, dia menjadi presiden pertama di dunia yang disuntik vaksin buatan China.

 

Langkah Jokowi menjadi sorotan dunia. Sejumlah media asing bahkan mengunggah pemberitaannya menjadi headline, seperti yang dilakukan Channel News Asia.

 

Dalam pemberitaannya yang diunggah pada Rabu (13/01), media yang berbasis di Singapura ini menuliskan bahwa Presiden Jokowi meresmikan vaksinasi massal di Indonesia dengan suntikan Sinovac.


"President Jokowi gets Sinovac jab to officially launch Indonesia's COVID-19 vaccination programme."

 

Dalam laporan itu, CNA menulis bahwa Indonesia adalah negara pertama di dunia selain China yang menyetujui penggunaan vaksin ini secara nasional.

 

"CoronaVac dari Sinovac bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Ini membutuhkan dua dosis agar efektif. Dengan Jokowi menerima suntikan, program vaksinasi di Indonesia secara resmi dimulai," tulisnya.

 

Pemberitaan serupa juga dirilis oleh media-media terkemuka seperti Reuters, South China Morning Post dan tentu saja media asal negara vaksin itu sendiri, Global Times.

 

"Presiden Indonesia Joko Widodo menerima dosis pertama vaksin virus corona Sinovac Biotech bernama CoronaVac pada Rabu, menjadi orang pertama di negara yang divaksinasi. Indonesia memulai kampanye imunisasi nasional pada hari Rabu."

 

Seperti yang diketahui, deretan negara lainnya juga melakukan vaksin Covid-19. Sebut saja Joe Biden yang akan jadi Presiden AS dan Raja Salman dari Arab yang kompak memakai vaksin Pfizer.

 

Dicurigai

Namun ada saja warga yang kurang percaya bahwa vaksin yang disuntikkan ke Presiden Jokowi adalah Sinovac.

 

Warganet lantas mengunggah foto jarum suntik saat Jokowi menerima vaksin dan dibandingkan dengan jarum suntik vaksin Sinovac dan Pfizer.



Sementara itu, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP Ribka Tjiptaning berpendapat bisa saja cairan yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh lainnya pada Rabu (13/1/2021) bukan vaksin buatan Sinovac.

 

Dugaan itu dilontarkan Ribka dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Lanjutan Komisi IX DPR RI bersama dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dan Direktur Utama PT. Biofarma Honesti Basyir pada Rabu (13/1/2021).

 

“Bisa saja itu bukan Sinovac yang dikasih kan kita enggak tahu semuanya, jangan ada dusta di antara kita,” kata Ribka.

 

Di sisi lain, Ribka melanjutkan, Jokowi tidak bakal mengalami kesulitan jika ditemukan masalah ke depan imbas dari suntikan tersebut. Pasalnya, Jokowi bersama tokoh lainnya dilengkapi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang prima.

 

“Kalau Pak Jokowi jadi contoh demonstratif begitu disuntik orang pertama, kita semua tahu kalau itu Sinovac, kalau ada apa apa? Ya memang dokternya saja yang ngikuti ada berapa, rumah sakit siap tetapi yang [ada di daerah] di ujung-ujung sana, susah,” tutur Ribka.Sikap itu disampaikan Ribka berlatar pada pengalamannya saat menjabat Ketua Komisi IX. Saat itu, dia mengingat, terdapat sejumlah vaksin yang ditemukan bermasalah dan berdampak buruk pada kesehatan masyarakat.

 

“Yang tadinya vaksin untuk polio malah [jadi] lumpuh layu, yang kaki gajah jadi mati 12 [orang] di Sindangaaya sana di Jawa Barat,” kata dia. []

 

Presiden Jokowi disuntik vaksin Covid-19 di Istana Negara, Rabu 13 Januari 2021 / [Foto SuaraSulsel.id / Tangkapan layar Metro TV)



Jakarta, SN – Presiden Joko Widodo sudah divaksinasi Covid-19, sedangkan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning menolak divaksinasi Covid-19. Ribka mengaku tidak mau divaksinasi apapun jenisnya.

 

Padahal, dia lebih memilih membayar sanksi bersama keluarganya daripada harus menerima vaksin. Hal tersebut disampaikan Ribka di hadapan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, BPOM dan PT Bio Farma.

 

"Saya tetep tidak mau divaksin maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, saya sudah 63 tahun nih, mau semua usia boleh tetap, misalnya pun hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sanksi lima juta mending gue bayar, mau jual mobil kek," kata Ribka dalam Raker dan RDP di Komisi IX, Kompleks Parlemen, Selasa (12/1/2021). 

 

Presiden Jokowi disuntik vaksin Covid-19 di Istana Negara, Rabu 13 Januari 2021 / [Foto SuaraSulsel.id / Tangkapan layar Metro TV)

 

Alasan Ribka menolaknya ialah karena mendengar pernyataan dari PT Bio Farma yang menyebut belum melakukan uji klinis tahap ketiga. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman melihat sejumlah vaksin yang pernah masuk ke Indonesia namun malah memperburuk keadaan.

 

"Saya ngomong lagi nih di rapat ini ya, vaksin untuk anti polio malah lumpuh layu di Sukabumi terus anti kaki gajah di Majalaya mati 12 (orang). Karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk di Indonesia dengan (anggaran) Rp 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu jangan main-main vaksin ini, jangan main-main," tuturnya.

 

Ribka pun kembali menegaskan kalau ia bakal menolak untuk menerima vaksin. Kalau misalkan ia dipaksa maka menurutnya hal tersebut sudah masuk ke dalam pelanggaran HAM. (sc)


Tonton videonya Komisi IX DPR-RI Ribka Tjiptaning tolak vaksin:



SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.