Latest Post



Jakarta, SN – Sosok penyandang masalah kesejahteraan sosial atau tuna wisma di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi sorotan. Pasalnya, gelandangan yang ditemui Risma dinilai sudah diatur atau setting image menteri, Senin (4/1/2021).

 

Kontroversi ini bermula ketika pemilik akun Facebook bernama Adhe Idol mengaku mengetahui tentang tunawisma yang ditemui Risma, Adhe mengunggah foto dua orang berambut putih dan bertopi yang diduga sedang makan bersama PMKS.

 

Adhe menuturkan pria gondrong berambut putih itu adalah "orang PDIP" dan menjual poster Presiden pertama Soekarno dan es kelapa.

 

"Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih atau ubanan kayak kenal itu, tukang jualan poster Soekarno, memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga," ujar warganet dengan nama Adhe Idol itu.

 

Suara.com mencoba menelusuri kebenaran dari keterangan Adhe Idol tersebut. Di lokasi, pria itu berhasil ditemui agak jauh dari tempat jualan poster Soekarno dan es kelapa Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan.

 

Kepada Suara.com, pria gondrong berambut putih itu mengaku bernama Nur Saman (69) yang sudah menggelandang sejak 20 tahun lalu.

 

Ia mengakui kerap mencari sampah plastik hingga ke kawasan Setiabudi, Sudirman, dan Thamrin.

 

"Saya emang kan suka nyari-nyari kardus, nyari botol air," ujar Nur Saman di lokasi, Rabu (6/1/2021).

 

Saat ditemui, Nur Saman sedang meminum kopi sambil mengisap rokok di pinggiran kali tepat di perpecahan jalan menuju Pasar Raya Manggarai.

 

Rambutnya gondrong dan berwarna putih seperti yang terlihat ketika ditemui Risma.

 

Ia meletakkan barang-barangnya seperti botol air mineral, terpal, dan peralatan lainnya di samping pipa kali itu.

 

Pria yang sudah tak lagi memiliki istri tersebut mengakui sedang menunggu temannya untuk pergi memulung menjelang malam.

 

Saman juga membantah dirinya bekerja di toko poster Soekarno dan termasuk orang PDIP. Ia menyatakan selama ini suka tidur di sekitaran Jalan Minangkabau dengan terpal dan kardus miliknya.

 

"Kalau tidur ya di sini, pos-pos sini, gelar plastik (terpal)," tuturnya.

 

Kesehariannya, selain memulung sampah plastik dan kardus bersama temannya, Saman bekerja serabutan membantu toko es kelapa.

 

Namun ia tak menjadi pemilik warung atau pramusaji, melainkan hanya membersihkan sampah kelapa yang dipotong.

 

"Kalau yang (es) kelapa nggak, paling bantuin sampahnya aja, masukin karung, terus rotannya ke samping," ucap Saman.

 

Tak hanya itu, ia juga suka membantu di bengkel tambal ban. Sebab, pegawai bengkel yang bernama soleh disebutnya suka bepergian mereparasi bangku.

 

"Entar saya dikasih upah sama dia, kadang-kadang makan, duit Rp 10.000 gitu. Kalau bisa dapat tiga motor, itu saya satu motor, Rp 15 ribu buat saya, yang Rp 30.000 buat si ibu (pemilik bengkel)," katanya.

 

Saman mengatakan, sejak kecil tinggal di kawasan Tanah Abang dan menggelandang bersama keluarganya. Ia memiliki mantan istri yang sekarang sakit-sakitan tinggal di Cibinong, Bogor.

 

"Kalau ada uang Rp 200.000 gitu, saya ke Cibinong beli obat. Sekarang dia (mantan istrinya) sakit parah, gak bisa jalan. Kalau sudah 2-3 hari saya balik lagi ke sini," kata dia memungkasi. []


Ditelusuri VIVA, Gelandangan yang Ditemui Risma Terciduk di Tempat Jualan Kelapa Muda

 

Jakarta, SN – Menteri Sosial Blusukan, Tri Rismaharini atau yang biasa disapa Risma menjadi topik perbincangan di kalangan netizen. Bahkan, warganet tengah berupaya mengusut dan membuktikan bahwa blusukan Mensos itu hanya pencitraan semata.

 

Membuktikan netizen memang topik yang menarik di media sosial, warganet pun tak segan-segan mencari tahu siapa yang jadi incaran blusukan Risma.

 

Salah satunya adalah akun twitter AndhySP211. Ia mengunggah beberapa cuplikan gambar yang berisi bukti netizen ini.

 

"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yg menguntungkan,bisa ikut Drakor tanpa casting pastiny..," bunyi caption yang tertera pada postingan tersebut.

 

Pada potongan gambar yang diunggah itu, Andhy menampilkan pembuktian warganet tentang seorang gelandangan atau PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) yang ditemui Mensos Risma beberapa waktu lalu di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

 

"Kalau yg menghadap ke depan atau yg rambutnya putih/ubanan kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno Menang dia orang PDIP. Lokasi jualanya jln Minang kabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga ," tulis akun Adhe Idol yang di-capture dan diunggah Andhy, yang dibalas oleh beberapa komentar dari akun-akun lain.

 

Bermodalkan postingan viral ini, VIVA berkesempatan menemui langsung PMKS yang dimaksudkan dalam pembahasan warganet ini. Apa yang disampaikan oleh Adhe Idol berdasarkan alamat yang ada, memang benar.

 

Namun, oknum PMKS yang ditemui Mensos Risma ini enggan berbicara. Ia tak mau mengakui, bahkan saat sudah ditujukan fotonya saat ditemui Risma di depan sebuah ruko berpintu merah dan juga foto saat sedang makan di warung.

 

"Enggak ada, saya enggak ketemu Mensos. Hari-hari di sini (tempat jualan kelapa muda," katanya saat ditemui di Jalan Minangkabau, Tebet, Jakarta Selatan.

 

Di lokasi tempat ditemui PMKS ini, memang terdapat tempat jualan poster Soekarno, poster Megawati, dan poster lainnya. Persis di samping tempat jualan poster ini, terdapat sebuah lapak kelapa muda.

 

Tepat di depan lapak kelapa muda tersebut, jurnalis VIVA menemui oknum PMKS yang fotonya viral di media sosial.

 

Namun, pembicaraan dengan oknum PMKS ini terhenti saat seorang dari dalam lapak poster tersebut memanggilnya untuk masuk. Ia kemudian masuk ke dalam lapak dan tak mau menjawab pertanyaan wartawan. [*]




Jakarta, SN – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya memeriksa tuna wisma yang ditemui Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma di Jalan Sudirman-Thamrin dan Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat (Sudinsos) mengaku sudah melakukan penyidikan.

 

"Sudah kita tindak lanjuti di lapangan (arahan Anies)," ujar Kasudinsos Jakarta Pusat, Ngapuli Parangin-angin, melalui pesan singkat, Rabu (6/1/2021).

 

Dalam penelusuran itu, Ngapuli mengaku belum menemukan tunawisma yang ditemui Risma dan pihaknya juga mengaku tidak mengetahui secara pasti para tunawisma itu sekarang di mana.

 

"Kita sudah coba telusuri, tapi tidak ditemukan lagi bagi PMKS yang bawa-bawa karung itu. Kita nggak tahu ke mana dan dari mana mereka," ucapnya.

 

Meski demikian, Ngapuli mengaku mendapat informasi satu wanita yang bertemu dengan Risma. Wanita tersebut merupakan warga sekitar di Jalan Sudirman-Thamrin.

 

"Namun yang satu orang perempuan, seperti yang ada gangguan jiwa, menurut penelusuran tim sosial itu memang warga sekitar. Tapi ketika kita coba sisir wilayah tersebut juga kita tidak menu lagi," ucapnya.

 

"Karena kita coba-coba cari untuk berikan pelayanan. Namun belum ketemu juga," kata Ngapuli.

 

Seperti diketahui, setelah dilantik, Mensos Risma kerap melakukan blusukan. Seperti pada Senin (4/1/2021) kemarin, Risma menemui gelandangan dan pemulung di kawasan Sudirman-Thamrin dan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

 

Risma blusukan menyusuri jalur pedestrian Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Ia pun bertemu dengan tiga gelandangan. Risma mengajaknya tinggal di tempat penampungan.

 

Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kemensos Herman Kuswara mengungkapkan alasan Mensos Tri Rismaharini rajin blusukan di Jakarta. Menurutnya, Risma ingin melakukan pemetaan permasalahan sosial.

 

"Yang pertama ingin melakukan pemetaan permasalahan-permasalahan sosial yang aktual dan faktual sehingga Ibu--istilahnya dengan blusukan--melihat beberapa titik itu sebetulnya ingin memotret sejauh mana permasalahan-permasalahan sosial yang ada dan berkembang saat ini, yang memiliki urgensi untuk segera ditangani kan itu," kata Herman Kuswara saat dihubungi detikcom, Senin (4/1). []


Menteri Sosial Tri Rismaharini



Jakarta, SN – Baru-baru ini, unggahan netizen di media sosial, aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di sepanjang Jalan Sudirman Thamrin masih menjadi sorotan publik, salah satu gelandangan yang ditemui Risma adalah simpatisan PDIP yang berprofesi sebagai pedagang poster dan penjual kelapa muda.

 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah mengatakan, terlepas dari kebenaran tuna wisma yang ditemui Risma, kegiatan politisi PDIP memang mengisyaratkan aksi politik.

 

Lebih jelas Dedi melihat apa yang dilakukan Risma layaknya seorang walikota. Dedi mengatakan Risma harus bisa menjalankan amanat Presiden Jokowi dengan menghadirkan kebijakan berskala nasional.

 

Dengan demikian, kesejahteraan sosial yang dihadirkan kepada seluruh warga dapat terlaksana secara maksimal.

 

"Tetapi justru disayangkan, Risma memperlihatkan kontestasi popularitas dengan pemerintah DKI Jakarta, sehingga kental nuansa menyiapkan atau disiapkan untuk Pilkada DKI Jakarta," demikian kata Dedi.

 

Terkait dengan "tuna wisma" dadakan yang ditemui Risma, Dedi mengatakan jika benar yang ditemui Risma itu bukan benar-benar tuna wisma maka sebaiknya Walikota Surabaya dua periode itu segera mundur dari jabatannya.

 

 "Tidak ada yang lebih terhormat kecuali mengundurkan diri, atau diberhentikan," demikian saran Dedi. []




Jakarta, SN – Diskusi publik mulai membahas nama-nama tokoh yang akan menjadi calon presiden pada pemilihan presiden 2024. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) menjadi partai pemenang paling dinamis dalam Pemilu 2019. Pasalnya, partai yang memperoleh 18,95 persen suara itu memiliki banyak calon.

 

Setidaknya ada empat nama dari PDIP yang sering dibicarakan. Pertama, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang selalu menduduki peringkat teratas dalam setiap survei calon presiden yang dirilis lembaga survei.

 

Meski elektabilitas paling populer di partai banteng, jalan Ganjar menuju pemilihan presiden diyakini agak terjal karena gubernur dua periode itu tidak memiliki Soekarno.

 

Nama yang kedua adalah Ketua DPR RI Puan Maharani. Pengalaman Puan di dunia politik sudah tidak perlu diragukan lagi. Di pemerintahan, Puan sempat menjabat sebagai Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan pada periode pertama Jokowi, sebelum akhirnya di periode kedua terpilih sebagai Ketua DPR.

 

Di partai, posisi Puan juga strategis, yaitu sebagai ketua bidang politik dan keamanan. Sementara nilai plusnya adalah Puan memiliki “darah Soekarno”.

 

Selain Ganjar dan Puan, ada juga nama Gibran Rakabuming Raka. Anak sulung Presiden Joko Widodo itu mempunyai kans kuat maju di pilpres. Gibran yang baru saja terpilih sebagai walikota Solo bisa menapaki karir bapaknya yang melejit dengan cepat, juga dimulai dari menjabat sebagai walikota Solo.

 

Sementara nama terakhir yang cukup mengagetkan adalah Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP itu mulai diperbincangkan sejumlah pengamat seiring adanya fenomena para pemimpin senior dunia kembali tampil di kancah politik. Seperti Joe Biden di Amerika Serikat, Mahathir Mohamad di Malaysia, dan Angela Merkel yang masih kokoh di Jerman.

 

Atas alasan di atas, Kantor Berita Politik RMOL melakukan survei di Twitter dengan tagar, #TwitPol24Jam untuk merekam siapa di antara keempat kandidat di atas yang pantas mewakili PDIP di Pilpres 2024.

 

Hasilnya, nama Gibran Rakabuming Raka menempati urutan pertama calon yang dianggap pantas mewakili PDIP dengan jumlah persentase pemilih sebanyak 31,3 persen.

 

Sedangkan urutan kedua diduduki Megawati Soekarnoputri dengan 30,8 persen, disusul Ganjar Pranowo dengan 30,4 persen dan terakhir nama Puan Maharani 7,5 persen.

 

Survei ini dibuka sejak hari Selasa (5/1) pukul 19.36 dan ditutup setelah 24 jam. Total ada sebanyak 721 warganet yang turut memberi pilihan dalam poling ini. Survei ini turut dikomentari sebanyak 27 komentar dengan 13 likes dan 6 retweets. Salah satu yang berkomentar adalah akun @Hendi74370131.

 

Dia mengaku akan memilih Megawati jika nama tersebut masuk dalam kolom pilihan survei. Hanya saja pilihan serupa belum tentu akan dilakukan di dunia nyata.

 

“Kalau secara realita di 2024, yo tak pikir maneh ta, sing penting polling mlaku dhisik. (Kalau secara realita di 2024, ya saya pikir lagi, yang penting polling berjalan dulu),” ujarnya.

 

Sementara warganet lain berkomentar dengan nada menyinggung dua kader PDIP yang sedang terjerat kasus korupsi di KPK.

 

“Saya lebih suka Harun Masiku dan Juliari Batubara,” tutur akun @abdjadbiru.

 

Survei ini sendiri bukan survei ilmiah sebagaimana dilakukan oleh lembaga survei kredibel. Survei sebatas merekam dinamika warganet tentang kecenderungan terhadap kandidat calon presiden dari PDIP.

 

Sementara warganet yang menjadi pemilih dalam survei ini tidak bisa diverifikasi faktual, apakah akun yang dijalankan orang sungguhan atau bot. []



SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.