Latest Post



Jakarta, SN  Pemilik jejaring media sosial Facebook dengan akun FfyamEnjoy ini baru saja membagikan video yang sebelumnya diunggah oleh akun Dunia santri Aswaja.

 

Dalam video tersebut, suasana terekam saat ribuan jamaah tanpa masker menyambut kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS).

 

Namun, pernyataan FfyamEnjoy berbeda dengan pernyataan di akun Dunia santri Aswaja.

 

Dunia satri aswaja menulis “Siaran ulang Ustaz Abdul Somad”, sementara FfyamEnjoy memberi keterangan berbunyi “YA ALLAH INI KAN BAHAYA ADA VIRUS COVID-19 KENAPA DIBIARKAN BAHAYA”.

 

Pemilik jejaring media sosial Facebook dengan akun FfyamEnjoy baru saja membagikan ulang sebuah video yang sebelumnya diunggah oleh akun Dunia santri aswaja.

 

Dalam video itu, terekam suasana saat ribuan jemaah tanpa mengenakan masker tengah menyambut kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS).

 

Namun, keterangan yang ditulis oleh FfyamEnjoy berbeda dengan pernyataan akun Dunia santri aswaja.

 

Dunia satri aswaja menulis “Siaran ulang Ustaz Abdul Somad”, sementara FfyamEnjoy memberi keterangan berbunyi “YA ALLAH INI KAN BAHAYA ADA VIRUS COVID-19 KENAPA DIBIARKAN BAHAYA”. 

 

Berikut ini narasi yang ditulis oleh akun itu:

 

YA ALLAH INI KAN BAHAYA ADA VIRUS COVIT-19 KENAPA DIBIARKAN BAHAYA

APA BAPAK PEMERIBTAHAN TIDAK TAU

ISI CERAMAH UAS MENGHASIT MENGHUJAT

MENYEBARKAN VIRUS KEBENCIAN

KEPADA PENERINTAH YANG SAH

MANUSIA INI BAHAGA VISA NENGAGTIKAN RIZIEQ INI TIDAK BISA DIBIARKAN

KENAPA BAPAK PEMERINTAHAN DIAM SAJA

NEGARA LAGI MASALAH TAPI BEGINI

KAPAN AKAN HILANG VIRUS DI

NEGARA KITA ..MJuga: CEK FAKTA: Benarkah Anggota FPI Pemilik 201 Kilogram Sabu di Petamburan?

 

 

Berikut ini narasi yang ditulis oleh akun itu:

 

YA ALLAH INI KAN BAHAYA ADA VIRUS COVIT-19 KENAPA DIBIARKAN BAHAYA

APA BAPAK PEMERIBTAHAN TIDAK TAU

ISI CERAMAH UAS MENGHASIT MENGHUJAT

MENYEBARKAN VIRUS KEBENCIAN

KEPADA PENERINTAH YANG SAH

MANUSIA INI BAHAGA VISA NENGAGTIKAN RIZIEQ INI TIDAK BISA DIBIARKAN

KENAPA BAPAK PEMERINTAHAN DIAM SAJA

NEGARA LAGI MASALAH TAPI BEGINI

KAPAN AKAN HILANG VIRUS DI

NEGARA KITA ..M

 

 

Lantas benarkah klaim tersebut?

 

PENJELASAN

 

Berdasarkan penelusuran turnbackhoax.id — jaringan Suara.com, keterangan yang ditulis oleh akun FfyamEnjoy adalah hoaks.

 

Faktanya, video tersebut direkam kala Ustaz Abdul Somad menghadiri acara tablig akbar di Dayah Seambi Aceh, Kawasan Desa Meunasah Rayeuk, pada 8 Maret 2019 silam. Dengan kata lain, video itu direkam sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

 

Fakta tersebut berdasar pada video unggahan kanal YouTube FADHILLAH STUDIO yang berjudul “USTADZ ABDUL DOMAD DI SERAMI ACEH 2019,+ RIBUAN JAMAAH_FULHD” yang diunggah pada 9 Maret 2019.

 

Pada awal video, tepatnya detik ke tujuh, akun YouTube FADHILLAH STUDIO turut memberikan keterangan berbunyi:

 

“Tabligh Akbar Bersama Ust. H. Abdul Somad, Lc, Ma Di Dayah Serambi Aceh Meulaboh, Aceh Barat, 8 Maret 2019,” tulis akun FADHILLAH STUDIO di awal videonya. 

 

KESIMPULAN

 Dari penjelasan di atas, klaim atas video yang kurang lebih menyebut Ustaz Abdul Somad baru saja disambut ribuan jemaah tanpa masker saat pandemi Covid-19 tersebut tidak benar. Unggahan itu masuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan.[]


Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas/Ist



Jakarta, SN – Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan bahwa masyarakat Indonesia telah sepakat untuk tidak setuju dengan radikalisme dan intoleransi. Namun, ia melihat ada pihak yang membesar-besarkan masalah tersebut, meski Anwar Abbas merasa Republik Indonesia masih aman.

 

"Karena masyarakat kita sudah terdidik dan sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi bangsa dan negaranya," katanya kepada SINDOnews, Minggu (3/1/2021).

 

Anwar sangat menyayangkan kenapa energi pemerintah nyaris terkuras untuk menghadapi masalah radikalisme dan intoleran. Padahal masalah-masalah lain yang sangat penting diseriusi pemerintah malah agak terabaikan.

 

Misalnya masalah COVID-19, di mana korban yang sakit dan meninggal masih sangat tinggi bahkan memperlihatkan kecenderungan semakin meningkat. Lalu masalah ekonomi, di mana masyarakat tidak bebas keluar rumah akibat COVID-19, sehingga roda perekonomian terganggu bahkan resesi yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.

 

"Sehingga telah mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat dan hal ini tentu saja akan membuat dunia usaha telah mengalami kesulitan," katanya.

 

Ketua PP Muhammadiyah itu menambahkan, lemahnya penegakan hukum juga menjadi masalah yang patut diperhatikan. Masyarakat bingung mencari dan mendapatkan keadilan karena penerapan hukum tampak sekali tebang pilih. Sangat tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas.

 

Permasalahan lainnya adalah meningkatnya pengaruh China yang sangat luar biasa. Pemerintah daerah yang merupakan penguasa tertinggi di daerahnya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kondisi ini berpotensi membuat tenaga kerja asing dari China bisa dengan mudah dan bebasnya keluar masuk ke daerah dalam jumlah besar. Padahal rakyat di daerah banyak yang menganggur dan butuh pekerjaan.

 

"Kelima masalah kemakmuran. Di dalam Pasal 33 UUD 1945 kita diamanati untuk menciptakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, ternyata jumlah orang miskin di negeri ini masih sangat besar yaitu sekitar 24 juta orang sebelum COVID dan setelah COVID jumlah fakir miskin di negeri ini tentu bertambah apalagi sekitar 80% dari usaha mikro itu tidak lagi punya tabungan dan modal untuk melanjutkan usahanya," ujarnya.

 

Oleh karena, Anwar meminta pemerintah betul-betul serius dan fokus mengatasi masalah COVID-19, ekonomi, penegakan hukum, dan pembatasan tenaga kerja asing terutama yang berasal dari negara China atau Tiongkok.


Jika masalah-masalah ini tidak bisa ditangani dengan baik, maka Indonesia akan menghadapi masalah yang lebih besar dan ruwet, berupa terjadinya krisis sosial.

 

"Untuk itu kerja sama dan saling pengertian yang baik antara pemerintah dan masyarakat tentu jelas menjadi sesuatu yang sangat-sangat dituntut dan diharapkan agar negeri ini bisa secepatnya keluar dari berbagai masalah yang benar-benar sudah dan telah cukup lama melilit dan mendera kita semua," katanya. []


Habib Rizieq Shihab /Ist




Jakarta, SN – Front Pembela Islam (FPI) resmi dibubarkan oleh pemerintah melalui keputusan bersama menteri. Ormas bentukan Habib Rizieq ini dicekal karena terbukti mengganggu ketertiban umum. Larangan tersebut resmi berlaku sejak Rabu (30/12/2020).

 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD juga memaparkan ringkasan rekaman video terkait anggota FPI yang bersekutu dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

 

"Silahkan ada sedikit tiga menit ini, ada gambar-gambar pendukung," ungkap Mahfud dalam konferensi persnya, beberapa waktu lalu.

 

Di awal video, menampilkan orasi Habib Rizieq terkait dengan cita-cita ISIS untuk menegakkan syariat Islam. Menurut Rizieq, hal baik seperti itu haruslah diakui dan didukung.

 

Namun, dalam sebuah tayangan video yang diupload di channel YouTube Suara Indonesia beberapa waktu lalu, terdapat ceramah Habib Rizieq yang secara tegas menentang ISIS. Bahkan Rizieq melarang semua anggota FPI untuk mendukung kelompok radikal tersebut.

 

“ISIS itu sebagai salah satu contoh, Saudara. Bagaimana berbahayanya kalau merasa diri paling benar, Saudara. Saat ini di Irak, saat ini di Syam. Muslim dengan muslim bunuh-bunuhan, sedih. Syiah ribut dengan Syiah. Sunni ribut dengan Sunni,”ujar Habib Rizieq dikutip Okezone dari tayangan video tersebut, Jumat (1/1/2021).

 

“Udahan Syiah dengan Sunni, Saudara. Enggak pernah akur lagi di sana saat ini. Innalilahi waa Innailaihi Rojiun. Gara-gara apa? Gara-gara merasa paling Islam sendiri. Semua orang dianggap kafir, semua orang murtad, semua orang boleh dibunuh saudara, haram!" tegasnya.

 

Menurutnya, perang yang melanda sejumlah negara di Timur Tengah sangat mengerikan sekali. Pasalnya, perang tersebut melibatkan sesama kaum muslimin. 

 

"Bahaya sekali Anda kalau lihat di Syiria dan Irak saat ini mengerikan. Mujahidin dengan mujahidin perang. Mujahidin dengan mujahidin saling tembak. Wahabi dengan wahabi perang. Wahabi dengan sunni perang. Wahabi dengan syiah perang. Syiah dengan syiah perang. Sunni dengan sunni perang. Ada apa ini dunia?" ulasnya.

 

“Karena itulah saudara, kami dari FPI melarang santri-santri kami, laskar-laskar kami untuk ikut berjihad berperang di Irak maupun Syiria. Karena bagi kami musuhnya enggak jelas, yang jelas di sana pertempuran sesama muslim. Kita harus menghindarkan diri. Haram satu peluru umat Islam ditujukan ke saudara muslimnya. Kalau ngucapin kata ‘kafir’ aja enggak boleh, apalagi bunuh. Innalilahi wa innailaihi rojiun," tutup Habib Rizieq.

 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyatakan pemerintah menghentikan kegiatan dan aktivitas FPI dalam bentuk apapun.

 

"Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan setiap kegiatan yang akan dilakukan karena FPI tak lagi mempunyai legal standing baik sebagai ormas maupun sebagai organisasi biasa," kata Mahfud saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu, (30/12/2020). ***




Jakarta, SN – Warga Lipat Kajang, Kabupaten Aceh Singkil, membakar spanduk bertuliskan dukungan mereka untuk pembubaran FPI. Diasumsikan pula bahwa mereka telah menuliskan nama-nama warga Aceh Singkil.

 

Video pembakaran spanduk juga beredar di media sosial. Dikutip dari Viva.co.idSabtu, 2 Januari 2021, video tersebut memperlihatkan dua pria yang mengatakan bahwa warga di sana tidak pernah terlibat dalam pembubaran FPI.

 

"Kami warga Lipat Kajang tidak pernah terlibat untuk mendukung pembubaran FPI sehingga terpaksa kami turunkan," ujar pria dalam video tersebut yang dikutip, Jumat, 1 Januari 2020.

 

Selain di Kabupaten Aceh Singkil, spanduk yang sama juga terpasang di sejumlah daerah di Aceh, seperti di Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Barat Daya.

 

Sementara di Kota Banda Aceh, ucapan terima kasih kepada pemerintah karena telah membubarkan ormas FPI berjejer di kawasan Simpang Lima Banda Aceh, tepatnya di depan Markas Kodam Iskandar Muda.

 

Karangan bunga itu juga mencantumkan nama elemen masyarakat seperti Paguyuban Anti Radikalisme, Komunitas Muslim Pancasila, Kelompok Pemuda Islam Aceh dan Pemuda Nusantara.

 

Diketahui, Menko Polhkam Mahfud MD mengatakan pemerintah telah resmi membubarkan organisasi massa (ormas) Front Pembela Islam (FPI). Pembubaran itu berdasarkan keputusan bersama pejabat tinggi negara.

 

"Bahwa FPI sejak Juni 2019 sudah bubar sebagai organisasi. Namun tetap melakukan aktivitas yang melanggar ketertiban dan keamanan yang bertentangan dengan hukum, merazia, provokasi," ujar Mahfud MD dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 30 Desember 2020. []



Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto,  Rahayu Saraswati Djojohadikusumo ini mendukung pemerintah tegas terhadap kelompok intoleran di tanah air./Ist



Jakarta, SN – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo kembali ramai dibicarakan meski kalah dalam pertarungan Pilkada Tangerang Selatan beberapa waktu lalu. Kali ini pembahasannya bukan karena soal Pilkada, melainkan soal pernyataan Rahayu terkait pembubaran Ormas Front Pembela Islam (FPI).

 

Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini mendukung pemerintah tegas terhadap kelompok intoleran di tanah air. Sebab, kata dia, kelompok intoleran ini bisa membahayakan masa depan Indonesia.

 

Berbagai komentar netizen menyayangkan pernyataan Wakil Ketua DPP Gerindra tersebut. Bahkan tak sedikit yang mengaitkannya dengan dukungan FPI terhadap Partai Gerindra dalam kontestasi Pilkada atau Pemilihan Umum (Pilpres).

 

"Bagaimanapun anggota FPI yang bekerja untuk pak Prabowo di dua kali pilpres lalu. Mba Saras mengeluarkan pernyataan seperti ini secara fatsun politik sangat tidak produktif," tulis akun @thehenrisaputro yang dilansir Okezone, Sabtu, (2/1/2021).

 

"Tak tahu berterima kasih......Kek nya nggak diajari sm orang tuanya x ya?" ucap @igirmoey.

 

"Betul... Kita harus tegas.. Untuk itu 2024 selamat tinggal Gerinda.. Kita tidak butuh partai yang ninggalin rakyat nya a," cuit akun @5l4m3ts.

 

"Padahal sdh meraup suara byk karna di dukung FPI saat pilgun kemarin, kok tega bener ni orang ya?" kata akun @khariscandra2.

 

"Tidak ingat 2019 ya? Ketika banyak teman2 FPI ikut mendukung pak @prabowo ?" sambung akun @Syahfrudinmuha 1.[]


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.