Latest Post

Massa umat Islam dari Kabupaten Ciamis berdemonstrasi di halaman Mabes Polri Ciamis, Minggu sore (13/12/2020). Massa minta masuk penjara seperti Habib Rizieq karena melanggar tata tertib kesehatan saat menyambut Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta./Ist.




Jakarta, SNC – Massa mendatangi Mapolres Ciamis, Jalan Jenderal Sudirman, Minggu (13/12/2020) sore. Massa yang mengatasnamakan Umat Islam Kabupaten Ciamis melakukan aksi solidaritas terhadap Pimpinan FPI Rizieq Shihab.



Aksi ini menyusul penahanan Ketua Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab selama 20 hari berikutnya. Habib Rizieq ditahan usai menjalani pemeriksaan 10 jam di Polda Metro Jaya terkait kasus kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19.



Mengaku siap dipenjara dan meminta ikut ditahan
Massa tersebut mengaku menyerahkan diri dan meminta hukuman yang sama dengan Rizieq Shihab. Mereka berharap akan ditahan seperti Rizieq Shihab. "Kami menyerahkan diri dan siap dipenjara," kata perwakilan Umat Islam Kabupaten Ciamis, Deden Badrul Kamal, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.



Bahkan, sejumlah massa aksi tersebut diketahui telah mengikuti kegiatan penyambutan Rizieq yang dinilai melanggar protokol kesehatan. "Kami juga ikut (ke Jakarta), harus dipenjara. Jangan hanya satu orang (yang dipenjara)," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.



Tak ada sangkut paut dengan Polres Ciamis 
Kapolres Ciamis AKBP Doni Eka Putra menyebutkan, penanganan kasus Rizieq Shihab telah ditangani oleh Polda Metro Jaya. "Tidak ada sangkut paut dengan kita, Polres Ciamis," jelasnya. Dia mengatakan, aksi itu selesai setelah massa diberi penjelasan. "Alhamdulillah kondusif," kata Doni.



Habib Rizieq ditahan usai jalani pemeriksaan 
Dalam pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Rizieq Shihab ditahan setelah menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (12/12/2020). Polisi memeriksa Rizieq sebagai tersangka dalam kasus kerumunan massa yang terjadi di sekitar rumahnya di Petamburan, Jakarta Pusat.

 

Dalam pemeriksaan itu, Habib Rizieq diketahui dicecar dengan 84 pertanyaan. Setelah itu, ditahan di Rumah Tahanan Ditres Narkoba Polda Metro Jaya untuk 20 hari ke depan.[]


Setelah Lihat Proses Rekonstruksi, Kompolnas Yakini Laskar FPI yang Menyerang Polisi/Ist




Jakarta, SNC – Polisi menggelar rekonstruksi kasus penyerangan Laskar Front Pembela Islam (FPI) terhadap aparat di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Senin dinihari (14/12/2020). Rekonstruksi kali ini juga dihadiri Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto.


Benny menyaksikan langsung proses rekonstruksi di empat TKP kasus penyerangan Laskar Front Pembela Islam (FPI) pada aparat di Tol Jakarta-Cikampek.


Dalam keterangannya kepada wartawan pasca-rekonstruksi, Benny menyakini, enam anggota Laskar FPI yang melakukan penyerangan terhadap kepolisian sejak peristiwa tersebut terjadi.


"Saya saksikan dari awal sampai akhir, saya saksikan sendiri terjadi penyerangan. Yang aktif menyerang dari kelompok itu dari awal," kata Benny dalam jumpa pers usai rekonstruksi di Karawang, Jawa Barat.


Benny menyebut, proses rekonstruksi ini digelar secara transparan dan berdasarkan fakta. Sebab itu, menurutnya, dengan adanya reka adegan ini masyarakat bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya.


"Ini kiranya menjadi pemahaman bersama apa yang sesungguhnya terjadi. Nanti teman-teman yang akan menyampakan ini ke publik," ujar Benny dalam keterangannya.


Sementara itu dalam rekonstruksi dini hari tadi terungkap fakta lain bahwa Laskar FPI diminta menyerah oleh polisi di Rest Area Km 50 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.


Fakta ini terungkap saat tim dari Bareskrim dan Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi di Rest Area Km 50 dekat exit area. Rekonstruksi di TKP 3 berlangsung Senin (14/12/2020) sekitar pukul 02.20 WIB.


Pada adegan 24, mobil Chevrolet abu-abu pelaku terhalang mobil Corolla saat hendak menuju exit area. Saat berhenti itulah, mobil Avanza Silver petugas berhenti dekat exit area dan keluar mobil untuk langsung mengepung mobil pelaku.


Di situ, polisi juga menemukan dua anggota FPI dalam keadaan terluka. Petugas pun sempat meminta bantuan via telepon kepada polisi lainnya.


Sementara itu, Kapolres Karawang AKBP Samtama Putra mengatakan, ada sekitar 240 personel yang dikerahkan untuk mengamankan jalannya rekonstruksi dan mensterilkan TKP.


"Tugas kita mengamakan rekonstruksi berjalan aman dan tertib," kata Rama saat apel di Mapolres Karawang, Minggu (13/12/2020). Dia mengatakan, kegiatan rekonstruksi berlangsung di empat titik.


Komnas HAM tak bisa ikut
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku tidak bisa mengikuti rekonstruksi perkara penembakan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek, Minggu (13/12/2020) malam.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengakui mendapat undangan untuk mengikuti rekonstruksi kasus tersebut, namun ada tugas yang sedang dilakukan berkaitan dengan kasus ini.


"Saya dan tim sedang mengkonsolidasi temuan sementara penyelidikan dari berbagai sumber, termasuk hasil olah TKP pendalaman pertama yang kami lakukan selama 2 hari kemarin," kata Anam saat dikonfirmasi, Minggu (13/12/2020).


Pihaknya juga masih melakukan persiapan untuk melakukan klarifikasi kepada Polda Metro Jaya dan Jasa Marga.


Apa yang dilakukan Komnas HAM, dikatakan Anam, penting guna melihat kasus penembakan tersebut seobjektif mungkin.


"Puzel terangnya peristiwa semakin detail, kami dapatkan dan berharap semakin banyak yang diperoleh, semakin cepat terang," katanya.


"Harapan kami juga bagi masyarakat yang mengetahui peristiwa tersebut, dapat memberi keterangan ke Komnas HAM," lanjutnya Anam.


Polisi undang sejumlah lembaga
Diketahui sebelumnya, Bareskrim Polri bersama jajaran Polda Metro Jaya akan menggelar rekonstruksi perkara terkait penembakan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek.


Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian mengatakan ada beberapa lembaga yang diundang.


"Yang dihadirkan dalam proses rekonstruksi yaitu penyidik gabungan Polda Metro Jaya dan Bareskrim, proses rekonstruksi bersifat terbuka dengan mengundang Komnas HAM, Kontras, Amnesti Internasional, dan Kompolnas," kata Andi saat dikonfirmasi, Minggu (13/12/2020).


Andi mengungkapkan, rencananya rekonstruksi itu sendiri akan dilakukan di wilayah Kabupaten Karawang, Minggu (13/12/2020) malam hingga Senin pagi. Namun, Andi tidak merinci di titik mana saja rekonstruksi dilakukan, "Ada beberapa lokasi di wilayah Kabupaten Karawang," katanya.


Diketahui, kasus penyerangan pengikut Muhammad Rizieq Shihab (MRS) kepada anggota kepolisian di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50 pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu kini dilimpahkan ke Mabes Polri.


Sebelumnya, perkara ini ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, "Kemarin Pak Kadiv Humas sudah menjelaskan di Mabes Polri, saya mempertegas lagi di sini bahwa sekarang ini perkaranya diambil ke Mabes," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (9/12/2020).


Yusri menjelaskan pelimpahan kasus ini Mabes Polri tak lepas dari lokasi perkara atau locus delicti yang bukan berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya.


Diketahui, insiden bentrok polisi dengan pengikut Rizieq Shihab itu terjadi di daerah Karawang, Jawa Barat. Karena itu, sejumlah pertanyaan terkait kasus ini termasuk dengan hasil autopsi enam pengikut MRS yang tewas dalam bentrokan itu kini menjadi ranah Mabes Polri.

"Locus delicti ada di daerah Karawang, wilayah hukum Polda Jawa Barat sehingga penanganannya itu sekarang dialihkan ke Mabes Polri," jelas Yusri.


FPI Bantah Punya Senjata Api
Sebelumnya, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut pihaknya menjadi korban fitnah atas serangan yang melibatkan aparat polisi dengan sejumlah anggota FPI, Senin (7/12) dini hari.

Fitnah tersebut berkaitan dengan pernyataan polisi yang menyebut pihak FPI melakukan penyerangan terlebih dulu kepada aparat.


Polisi juga menyebut anggota FPI dalam bentrokan tersebut membawa sejumlah senjata tajam. "Fitnah, ini luar biasa fitnah bahwa laskar lebih dulu menyerang," kata Munarman, Senin (7/12/2020) pekan lalu.


Munarman juga menyebut fitnah berkaitan kepemilikan senjata api. "Kalau betul cek nomor registernya. Pasti bukan punya kami. Karena kami gak punya akses senjata api dan gak mungkin membeli senjata gelap," ujar Munarman. [*]



Sumber: Tribunnews.com

Rekonstruksi di titik pertama peristiwa penembakan enam anggota Laskar FPI./Ist




Jakarta, SNC – Bareskrim Polri merekonstruksi penembakan 6 Laskar FPI (Front Pembela Islam) oleh Polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan rekonstruksi dimulai dari titik pertama yang terletak di antara Gerbang Tol Karawang dan Bundaran Badami, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12) dini hari.

Selama rekonstruksi, di titik lokasi pertama yang merupakan akses jalan ke Gerbang Tol Karawang Barat itu benar-benar steril. 

Ratusan personel kepolisian tersebar di sejumlah titik pertama di lokasi rekonstruksi itu. Rekonstruksi itu sendiri digelar di empat titik. 

Untuk rekonstruksi di titik pertama, di jalan Interchange Karawang Barat, tepatnya di sekitar Bundaran Badami Karawang, dimulai pada Senin dini hari sekitar pukul 00.35 WIB. 

Di titik atau lokasi kejadian pertama, terdapat adegan dua mobil yang diduga dari rombongan Habib Rizieq Shihab mengadang petugas.

Di titik itu, salah satu kendaraan yang ditumpangi rombongan anggota FPI menabrak kendaraan petugas, dan langsung kabur atau melarikan diri. Lalu di jalan sebelum Bundaran Badami, di titik rekonstruksi yang sama, kendaraan lain rombongan FPI mengadang kendaraan petugas. 

Saat itu, empat orang pelaku turun dari mobil sambil membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan ke arah petugas.

Petugas melakukan penembakan peringatan sambil berteriak "anggota polisi, jangan bergerak". Lalu para pelaku masuk ke dalam mobil. Tetapi pelaku lainnya justru melakukan penembakan ke arah mobil petugas. 

Kemudian petugas pun melakukan penembakan kembali ke arah mobil pelaku. Setelah itu, pelaku masuk mobil dan kabur ke arah jalan Tol Jakarta-Cikampek. Usai adegan itu, kegiatan rekonstruksi dilanjutkan di titik yang kedua. (Jpnn)

HRS di depan kamera mengangkat tangannya yang terikat/ Ist.



Jakarta, SNC – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengulangi kesalahan Bung Karno dalam menahan aktivis dan ulama, pola Jokowi mirip dengan Bung Karno dalam membungkam lawan politiknya.

“Jokowi mengulangi kesalahan Bung Karno menahan aktivis dan ulama,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Ahad (13/12/2020).

Menurut Muslim, Jokowi menganggap musuh aktivis dan ulama yang kritis kepada pemerintah. “Aktivis dan ulama yang kritis ke pemerintah dianggap musuh, maka penjilat dianggap teman. Pola pikir ini yang menjerumuskan Jokowi dalam jurang kehancuran,” paparnya. 

Kata Muslim, penahanan aktivis dan ulama membuat Rezim Jokowi ini tidak bertahan lama karena rakyat sudah tidak percaya kepada pengusaha. “Hanya kelompok bayaran, lembaga survei bayaran, buzzer yang percaya kepada Jokowi,” jelas Muslim.

Muslim mengatakan, nasib Jokowi bisa seperti Bung Karno di akhir kekuasaan yang tidak dihargai sama sekali rakyat. “Jokowi menjadikan anak dan menantu sebagai wali kota,” pungkasnya. []





Jakarta, SNC – Kejatuhan Joko Widodo (Jokowi) akan terjadi ketika Bung Karno saat memenjarakan Buya Hamka dan para aktivis politik seperti Natsir, Burhanuddin Harahap, Kasman Singodimedjo, Syahrir dan tokoh-tokoh lain yang berseberangan dengan penguasa saat itu.

 “Jelang kejatuhan Bung Karno mirip era Jokowi sekarang. Bung Karno Karno memenjarakan Hamka, Natsir, Sutan Syahrir, Kasman Singodimedja. Saat ini Jokowi memenjarakan Habib Rizieq Syihab (HRS), tokoh-tokoh aktivis politik seperti Syahganda, Jumhur Hidayat,” kata pengamat politik Muhamamd Huda kepada suaranasional, Ahad (13/12/2020).

Menurut Huda, situasi politik dalam negeri gaduh dibarengi resesi ekonomi mirip ketika Bung Karno menghadapi kondisi kesulitan finansial. “Mulai dari ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah berlanjut kondisi ekonomi yang porak-poranda,” papar Huda.

Huda mengatakan, Rezim Jokowi merasa kuat dengan kekuatan DPR, Polri, TNI dan bisa meredam gejolak sosial di masyarakat. “Walaupun pemerintah merasa kuat, rakyat akan terus bergerak melakukan perlawanan,” ungkapnya.

Huda mengatakan, masyarakat yang menyatakan siap dipenjara akibat HRS masuk tahanan Polda Metro Jaya menunjukkan, Imam Besar FPI masih punya pengaruh besar. “Jangan dikira HRS masuk penjara perlawan menurun, justru makin solid,” jelas Huda. []



SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.