Latest Post

Bupati Jember Faida /Net



Jakarta, SNC – Bupati Jember Faida angkat bicara menanggapi keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak usul pemakzulannya. Menurut Faida, tuduhan yang diajukan DPRD Jember tidak terbukti.


“Alhamdulillah, MA menolak permohonan DPRD Jember yang mengajukan pemakzulan Bupati Jember,” kata Faida, Selasa (8/12/2020), dikutip dari Kompas.com.


Dia mengatakan, penolakan pemakzulan dirinya membuktikan bahwa tuduhan terkait penyimpangan dalam tata kelola pemerintah tidak benar.


“Tuduhan penyalahgunaan jabatan dan wewenang selama mengemban amanah rakyat Jember, juga tidak terbukti dan ditolak oleh MA,” kata dia.


Dia menilai, putusan tersebut membuktikan bawa keadilan masih bisa diperjuangkan. Selain itu, hukuman masih bisa ditegakkan. “Terima kasih kepada ketua MA dan para hakim yang telah menegakkan kebenaran,” ucap dia.


Sebelumnya diberitakan, Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan DPRD Jember yang mengajukan pemakzulan pada bupati Jember Faida pada Selasa (8/12/2020).


Alasan penolakan tersebut karena tindakan bupati yang melanggar ketentuan administrasi sesuai rekomendasi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) serta Gubernur Jawa Timur Sudah ditindaklanjuti dan diperbaiki. 


“Dengan demikian, usulan pemberhentian bupati Jember dari DPRD Kabupaten Jember tidak beralasan hukum,” kata Juru bicara MA Andi Samsan Nganro. []


M. Suci Khadafi Poetra (21), 1 dari 6 Pengawal Habib Rizieq warga Sumatera Barat ini tewas ditembak polisi di Tol Cikampek, Senin (7/12/2020).




Jakarta, SNC – Satu dari enam pengawal Habib Rizieq Shihab yang ditembak mati polisi di ruas tol Cikampek KM 50, merupakan warga Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.



Pengawal Habib Rizieq tersebut bernama M. Suci Khadafi Poetra, 21, ditembak mati polisi, Senin (7/12/2020). Korban ini tergabung dalam organisasi Sulit Air Sepakat, yaitu organisasi yang dibentuk oleh masyarakat yang tinggal diperantauan.



Sekretaris Sulit Air Sepakat Cabang Jakarta Utara, Zondra AB membenarkan hal tersebut, almarhum M. Suci Khadafi Poetra telah lama menjadi pengawal Habib Rizieq . 



"Sejak SMA almarhum bergabung menjadi anggota laskar. Sudah lama jadi anggota laskar . Kebetulan terpilih salah satu pengawal Habib Rizieq ," jelasnya, Selasa (8/12/2020).



M. Suci Khadafi Poetra diketahui rencananya akan diwisuda pada Januari 2021 setelah kuliah di Kampus Persada Nusantara. "Dia anak pintar, IPK 3,7 dan berada di bagian perkapalan," tuturnya.



Sementara Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi atas meninggalnya enam orang pengawal Habib Rizieq Shihab. Apalagi, satu pengawal yang meninggal dunia berasal Sumbar.



"Intinya kepada masyarakat jangan terprovokasi. Jangan terpancing dengan pemberitaan yang dibangun tak sesuai fakta. Masyarakat Sumbar dapat tetap menjaga kedamaian," katanya. (*)



Jakarta, SNC – Enam jenazah pengawal pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab tiba di Markas FPI Petamburan, Jakarta Pusat. Keenam jenazah tersebut diambil secara bergilir dari RS Polri Kramat Jati usai menjalani proses otopsi.

 

Pengacara FPI, Aziz Yanuar, mengungkapkan keenam jenazah saat ini seluruhnya sudah tiba dan akan disemayamkan di Petamburan. 


"Petamburan, semua di sini di kediaman HRS," ucap Aziz kepada kumparan, Selasa (8/12) malam.  


Keenam jenazah ini tiba di Petamburan dalam kurun pukul 20.00 hingga 22.40 WIB. Seluruh jenazah dibawa dengan ambulans, beberapa terlihat logo Front Pembela Islam (FPI) tertempel di bagian mobil. 


Kedatangan peti jenazah ini disambut kumandang takbir dari sejumlah pelayat dan tangisan dari keluarga yang sudah menunggu di Petamburan.  


Rencananya, seluruh jenazah akan disalatkan di kediaman Rizieq, sebelum dimakamkan pada Rabu (9/12) pagi. 


Dikutip Antara, saat pelepasan jenazah di RS Polri, turut hadir di lokasi Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo dan politikus Gerindra, Fadli Zon.  


Pemulangan keenam jenazah ini menyusul selesai dilakukannya proses autopsi oleh Tim Forensik RS Polri dan menyelesaikan seluruh berkas administrasi kepada perwakilan keluarga. (*)





Jakarta, SNC – Polisi memburu empat Laskar dari Front Pembela Islam (FPI) yang berhasil menyelamatkan diri saat penyerangan yang dilakukan petugas polisi di km 50 tol Jakarta-Cikampek.

 

"Penyidik masih melakukan pengejaran terus keempat pelaku lagi yang ada di TKP pada saat itu. Nanti kita tunggu saja apa hasilnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/12).


Secara maraton, sambung Yusri, penyidik juga tengah mengumpulkan seluruh alat bukti berupa rekaman CCTV ruas tol Jakarta-Cikampek secara keseluruhan.


Meski disebut CCTV sekitar tempat kejadian perkara (TKP) mati alias tidak berfungsi, Yusri mengatakan pihaknya telah mengamankan server dari CCTV tersebut.


"CCTV Masih dikumpulkan oleh penyidik. Memang ada tiga rangkaian server yang ada kemudian sampai dengan jalan Cikampek masih dikumpulkan penyidik untuk dilakukan pemeriksaan. Didalami semuanya," pungkas Yusri.


Sebelumnya, enam laskar FPI tewas ditembak usai berusaha menyerang anggota polisi di tol Jakarta-Cikampek km 50.


Kejadian tersebut ketika petugas sedang mengecek informasi mengenai ada pengerahan massa terkait pemanggilan Rizieq Shihab di Polda Metro, Senin (7/12).


Mobil anggota Polda Metro Jaya tengah mengkuti kendaraan pengikut Rizieq dipepet dan disetop dua kendaraan pendukung Habib Rizieq.


Bahkan, ketika kejadian itu pihak yang diduga pendukung Habib Rizieq menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai dan celurit ke arah aparat kepolisian.


Petugas yang merasa keselamatan jiwanya terancam langsung mengambil tindakan tegas terukur. 6 orang pendukung Rizieq meninggal dunia, sementara 4 lainnya melarikan diri. []




Jakarta, SNC – Pengamat intelijen dan terorisme yang juga Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai enam pengawal khusus pentolan FPI Rizieq Shihab yang tewas usai bentrok dengan aparat itu bukanlah kelompok teroris. Jadi, kata dia, polisi seharusnya tidak menembak mati mereka.


Hal itu disampaikan Harits dalam menyoroti sikap aparat dalam penggunaan senjata api. Dia menilai, sekalipun klaim polisi benar bahwa pengawal Rizieq yang melakukan penyerangan lebih dahulu, maka penggunaan senjata api harus sebatas untuk melumpuhkan.


Sehingga, dalam menangani dan menindak enam orang tersebut polisi tidak boleh menggunakan cara pandang melawan teroris. Karena, kata Harits, mereka merupakan sipil biasa dan tidak terkait kelompok teroris apapun.


"Jika ngikuti nalar kepolisian dan jika benar ada penyerangan, bentrok dan diksi kalimat lainnya ya tetap mereka adalah sipil bersenjata. "(Enam laskar pengawal Rizieq) sama sekali bukan teroris," kata Harits dihubungi Suara.com, Selasa (8/12/2020).


"Yang pasti dalam perspektif hukum ini bisa masuk katagori extra judicial killing. Dan ini pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh aparatur negara," ujarnya


Sebelumnya, Harits mempertanyakan tindakan polisi dalam menggunakan senjata api hingga menembak mati enam orang pendukung pentolan FPI Rizieq Shihab pada Senin dini hari di Tol Jakarta-Cikampek.


Menurut Harits, tindakan tegas terukur menjadi wajar apabila klaim polisi memang benar adanya. Tetapi melihat jumlah korban mencapai enam orang tewas, hal tersebut menjadi tanda tanya.


"Menurut saya, jika klaim polisi itu benar sesuai faktanya maka tentu penegakkan hukum dijalankan itu wajar. Yang tidak wajarnya adalah kenapa sampai menimbulkan enam orang korban tewas?" kata Harits.


Harits mengatakan sebagai penegak hukum, polisi yang profesional tentunya telah dididik untuk kendalikan diri dalam segala kondisi. Serta mampu menakar tingkat ancaman dan sadar bahwa dirinya adalah penegak hukum bukan eksekutor.


"Maka tindakan tegas terukur adalah dengan melumpuhkan dan bawa terduga pelaku tindak pidana ke meja pengadilan. Ini kan prinsip criminal justice system yang dianut," kata Harits.


Harits memandang, insiden bentrokan tersebut peelu diinvestigasi lebih mendalam. Pasalnya, keterangan dan klaim berbeda diutarakan dari kedua belah pihak antara polisi dan FPI.


"Jadi menurut saya, kematian enam orang anggora FPI menyisakan banyak tanda tanya. Karena pihak di luar polisi juga punya klaim substantif yang kontradiktif. Tentu ini menjadi pembanding sekaligus sebagai materi penting dalam investigasi untuk menemukan kebenaran dari peristiwa ini," kata Harits. (*)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.