Latest Post

KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka kasus dugaan suap izin ekspor benih Lobster/Net


Jakarta, SNC – Indonesia Corruption Watch (ICW) mengingatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tidak terlalu terjebak dalam euforia kasus dugaan suap izin ekspor lobster atau benih ikan yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan yang nonaktif, Edhy Prabowo, sebagai tersangka.


Pasalnya, menurut Peneliti ICW Kurnia Ramadhana, KPK hingga kini belum berhasil menangkap buronan kasus suap PAW DPR Harun Masiku.

 

“Dalam konteks ini ICW pun mempertanyakan kenapa aktor selevel menteri dapat ditangkap KPK, sedangkan Harun Masiku tidak?” ujar Kurnia dalam keterangan tertulis, Kamis (26/11).


ICW meyakini Harun belum tertangkap lantaran Deputi Penindakan enggan mengevaluasi tim satgas yang ditugaskan untuk memburu mantan Kader PDIP itu.


Maka dari itu, menurut Kurnia, akan lebih baik apabila pimpinan KPK segera membubarkan tim satgas Harun Masiku dan menggantinya dengan satgas lain.

 

Kurnia menyarankan KPK untuk mengganti tim satgas Harun dengan satgas yang berhasil menangkap mantan Sekretaris MA Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono, serta Direktur PT MIT Hiendra Soenjoto.


Tim satgas tersebut dikepalai oleh penyidik senior Novel Baswedan. Satgas tersebut juga diketahui turut mengamankan Edhy Prabowo dalam OTT di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (25/11) dini hari.


“Jika ini tidak kunjung dilakukan, maka patut diduga ada pihak-pihak di internal KPK yang berkeinginan melindungi Harun Masiku,” tutur Kurnia.


Meski begitu, pada dasarnya ICW mengapresiasi kinerja penyidik KPK atas kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster.


Namun, kata kurnia, proses hukum tersebut tidak begitu saja dapat diartikan bahwa kondisi KPK masih seperti sedia kala. Sebab, menurutnya, sejak berlakunya UU 19/2019, penindakan KPK menurun drastis.


“Selain karena adanya ketidaksamaan visi di antara Pimpinan KPK, hal lain juga terkait proses penindakan yang semakin melambat karena adanya Dewan Pengawas,” ucapnya.


Sebelumnya, Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri membenarkan Novel Baswedan menjadi salah satu kasatgas yang menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo.


“Salah satu Kasatgas tersebut benar Novel Baswedan,” kata Ali saat dikonfirmasi, Rabu (25/11).


Dalam perkara dugaan suap izin ekspor benih lobster, KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka bersama enam pihak lainnya. []


Iis Rosita Dewi, istri Edhy Prabowo (Instagram/iisedhyprabowo)


Jakarta, SNC - Simak Fakta Iis Rosita Dewi, istri Edhy Prabowo yang jadi sorotan usai diamankan KPK. Iis Rosita Dewi diketahui memiliki aset sekitar Rp. 7,1 miliar dan istri Edhy Prabowo, Iis Rosita Dewi ikut terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK saat sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta. Kekinian Iis Rosita Dewi telah dilepaskan KPK, Kamis (26/11).

Selain Iis Rosita Dewi dan Edhy Prabowo, KPK juga menangkap sejumlah orang dari KKP atas dugaan kasus ekspor benih lobster. Iis Rosita Dewi bukan hanya sekadar istri Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saja, namun dirinya juga sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024.


Siapakah sosok istri Edhy Prabowo? 

Beberapa fakta Iis Rosita Dewi yang perlu diketahui.


1. Riwayat Pendidikan dan Organisasi

Berdasarkan situs resmi DPR, Iis Rosita Dewi tercatat sebagai salah satu lulusan Sarjana Sastra Inggris dan Magister Manajemen SDM. Selain itu, Iis Rosita Dewi juga tercatat cukup aktif dalam sejumlah organisasi di DPR RI. Berikut ini riwayat pendidikan dan organisasi Iis Rosita Dewi selengkapnya. 


2. Riwayat Pendidikan Iis Rosita Dewi

SDN 01 Pagi Jakarta
SMPN 49 Jakarta
SMAN 14 Jakarta
S1 Sastra Inggris, STBA LIA Jakarta
S2 Manajemen SDM, Universitas Trilogi
3. Riwayat Organisasi Iis Rosita Dewi 

RINDRA DPR RI, Sebagai: KETUA. Tahun: 2018
PIRA JABAR, Sebagai: KETUA PEMBINA. Tahun: 2017
KOMUNITAS MOJANG PRIANGAN, Sebagai: KETUA. Tahun: 2017
PIRA DPR-RI, Sebagai: ANGGOTA. Tahun: 2014 - 2018
PIRA DPR-RI, Sebagai: SEKRETARIS. Tahun: 2010 - 2014
ANGGOTA PERSAUDARAAN ISTRI ANGGOTA DPR RI, Sebagai: . Tahun: 2009
ANGGOTA PEREMPUAN INDONESIA RAYA, Sebagai: . Tahun: 2009 - 2017


4. Anggota Komisi V DPR RI

Iis Rosita Dewi saat ini tercatat sebagai salah satu anggota DPR RI periode 2019-2024. Saat ini, dirinya duduk di Komisi V DPR yang membidangi perhubungan hingga pekerjaan umum. Dengan demikian, dirinya tidak bermitra secara langsung dengan suaminya yang merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan di Komisi IV. Selain itu, Iis Rosita Dewi juga tercatat sebagai anggota Fraksi Gerindra (parpol yang sama dengan suaminya) dari daerah pemilihan Jawa Barat II.


5. Harta Kekayaan Iis Rosita Dewi Rp 7,1 Milyar

Iis Rosita Dewi memiliki harta kekayaan senilai Rp 7,1 milyar. Dilansir dari situs LHKPN KPK, Rabu (25/11/2020), Iis terakhir melaporkan harta kekayaannya pada tanggal 1 Mei 2020. Iis memiliki 8 bidang tanah yang tersebar di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Bandung Barat, Jawa Barat, serta 2 bidang tanah dan bangunan yang berada di Bandung dan Bandung Barat, Jawa Barat. Total aset tanah dan bangunan milik Iis Rosita Dewi adalah senilai Rp 4.349.236.180.

Kemudian, Iis juga tercatat memiliki 6 alat transportasi. Mulai dari mobil Pajero Sport, hingga motor Yamaha RX King tahun 2002 hasil sendiri senilai Rp 4 juta. Kemudian 1 unit Honda Beat tahun 2009 hasil sendiri senilai Rp 6 juta.

Mitsubishi Pajero Sport Jeep tahun 2011 senilai Rp 270 juta, Pajero Sport Jeep 2017 senilai Rp 500 juta, dan BMC Sepeda Sport hasil sendiri senilai Rp 65 juta, serta Honda Genset hasil sendiri senilai Rp 45 juta. Total kekayaan untuk transportasi dan mesin ini mencapai angka Rp 890 juta.

Selanjutnya ada harta bergerak lainnya senilai Rp 1.905.530.000, kas dan setara kas senilai Rp 256.520.433, serta utang tercatat sebanyak Rp 230 juta. Sehingga total harta kekayaan Iis Rosita Dewi itu mencapai Rp 7.171.286.613.[suara]

Fadli Zon/Ist


Jakarta, SNC — Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo ditangkap KPK karena terseret kasus suap dan ternyata kolega Edhy di Partai Gerindra, Fadli Zon mengingatkan sahabat dekat Prabowo Subianto sebelum ditangkap KPK.


Hampir setahun yang lalu, twitter Fadli Zon mengingatkan Edhy untuk memperhatikan saran Susi Pudjiastuti yang disampaikan Fadli pada 17 Desember 2019, saat disibukkan dengan benih lobster dan saran Fadli terkait dengan kebijakan benih lobster dibuka kembali oleh Edhy.


Dilansir hops.id, Fadli menilai Susi sebagai sosok yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, oleh karena itu tidak ada salahnya Edhy menyimak dan mengindahkan saran dan kritik mantan menteri kelautan tersebut.


“Saya sarankan pada kolega saya Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan dan kritik yang baik soal benih lobster. Jangan apriori walau datang dari manapun apalagi dari pendahulu @susipudjiastuti yang punya nasionalisme tinggi. Saya yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap,” cuit Fadli pada tanggal 17 Desember 2019.


Lima hari sebelum cuitan Fadli Zon itu, Edhy Prabowo menjelaskan ekspor benih lobster merupakan salah satu opsi yang akan diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan.


Kala itu, Edhy mengatakan kebijakan ekspor benih lobster masih didalami, dia mengatakan Kementerian akan meminta masukan dan kajian dari berbagai pihak untuk keputusan ekspor benih lobster. Berkaitan dengan rencana kebijakan ekspor benih lobster, ada 29 aturan di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bakal dirapikan.


“Kemarin cukup ramai soal lobster, memang belum kita putuskan. Jadi baru dalam tahap pendalaman. Ribuan orang yang tergantung dalam kehidupannya ini dulu yang harus dicari jalan keluarnya. Ini tugas saya mencari jalan keluarnya, yang memang simulasinya banyak. Apakah kita akan kita kan ekspor? Itu salah satu solusi Apa solusinya ekspor 100 persen? Saya tidak akan setuju. Kalau mau tanya sikap saya, saya maunya dibesarkan 100 persen di Indonesia. Karena itulah potensi kita dan bisa mendapatkan nilai tambahnya,” ujar Edhy dalam acara Gelar Wisata Bahari di kementeriannya, Kamis 12 Desember 2019.


Saat menjabat sebagai menteri, Susi melarang izin ekspor benih lobster, nah oleh Edhy keran kebijakan ini dibuka. Makanya Susi pun mengkritik kebijakan Edhy melalui berbagai kesempatan termasuk di media sosial.


Protes di akun Twitternya, Susi menuliskan lobster jangan disamakan dengan nikel. Keduanya sumber alam yang beda, satunya mahluk hidup satunya benda mati.


“Nikel itu benda mati, tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak,” cuit Susi di akun Twitternya @susipudjiastuti pada Selasa 17 Desember 2019.


Susi mengkritik kebijakan ekspor benih lobster ini. Seharusnya yang diekspor bukan benihnya tapi induk lobster yang sudah siap dikonsumsi.


“Lobster itu SDA yg Reneawble. Salah satu dr sedikit SDA laut yg bisa diakses/ ditangkap dg mudah oleh pancing, bubu dr para nelayan kecil di pesisir. Pengambilan tidak perlu dg kapal besar/alat modern lainnya. Negara wajib menjaga sumber livelyhood nelayan kecil ini dg Benar&Baik,” tulis Susi. [*].






Jakarta, SNC — Gubernur Maluku bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan sejumlah tokoh agama mengeluarkan pernyataan terkait reaksi umat Islam terhadap demonstrasi pembakaran foto Habib Rizieq Shihab (HRS) oleh sekelompok pemuda, atas nama Indonesia Timur di Jakarta yang menyebabkan Pemerintah Provinsi Maluku dan Tokoh Agama mengambil sikap.
 
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail, mengimbau agar masyarkat maluku tidak terpancing dengan demonstrasi yang dilakukan di Jakarta.

Berikut pernyataan sikap Pemprov Maluku yang dibacakan Gubernur Maluku Murad Ismail:
Pernyataan sikap pemerintah provinsi Maluku dengan pimpinan ummat beragama. Mencermati demonstrasi beberapa waktu lalu yang mengatasnamakan perwakilan Indonesia timur, khususnya Maluku, terhadap kedatangan Imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab, maka pemerintah provinsi maluku bersama Forkopimda dan tokoh-tokoh agama, Ketua Majelis Agama Indonesia provinsi Maluku, Ketua Gereja Protestan Maluku, Keuskupan Ambon, Ketua Hindu Darma Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut:

Kondisi Ambon provinsi Maluku, aman namun terhadap kondisi tersebut mengidentifikasi sejak dini dan pergerakan masyarakat untuk merespon peristiwa tersebut.

Warga Maluku menjunjung tinggi toleransi ummat beragama, oleh sebab itu masalah yang terjadi di Jakarta hendaknya disikapi profesional, dan kita di Maluku jangan terpancing untuk membuat hal hal yang nantinya merugikan kita sendiri. percayakan kepada aparat keamanan dan tokoh agama untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pimpinan ummat beragama hendaknya memberikan nasihat yang sejuk dan produktif terhadap umatnya agar tidak terpengaruh dengan provokasi dari orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab. Aparat keamanan hendaknya bertindak mengungkapkan aktor intelektual demo tersebut.

Sebelumnya, pemuda muslim Maluku di Kota Ambon mengecam aksi pembakaran foto Imam Besar Front Pembela Islam (FPI). Habib Rizieq Shihab yang dilakukan oleh sekelompok preman di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Kami muslim Maluku Kota Ambon, dengan ini mengecam dan mengutuk keras, atas tindakan provokasi, pembakaran foto dan pelecahan Imam besar kami di Jakarta oleh preman langkuas murahan,” ujar salah seorang dari mereka seperti yang terlihat dalam video yang beredar di jagat maya Facebook pada Ahad (22/11).

Dikatakan bahwa, para preman yang melakukan demonstrasi dan membakar foto HRS agar tidak membawa-bawa masyarakat maluku dan Indonesia Timur pada umumnya.

“Kami mengingatkan kepada preman-preman langkuas murahan untuk tidak mengatasnamakan masyarakat maluku dan Indonesia timur. Atas demo dan tindakan yang kalian lakukan,” ujarnya. []

Presiden Joko Widodo/Ist


Jakarta, SNC - Kelompok aktivis lingkungan dan masyarakat adat menolak undangan Presiden Joko Widodo datang ke Istana untuk mendiskusikan berbagai masalah lingkungan dan mereka memilih absen karena Jokowi sudah di luar harapan.

Mereka yang diundang antara lain, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).

Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi menerangkan, undangan itu disampaikan oleh protokoler Istana pada Kamis (19/11/2020) melalui pesan WhatsApp, bukan undangan tertulis, dalam undangan itu mereka disebut akan diterima bertemu Jokowi pada Senin (23/11/2020).

"Disitu disebut menerima, padahal kami tidak pernah meminta untuk datang ke Istana. Undangannya buru-buru, lalu presiden kan sudah jelas sikapnya, 2014 bicara tentang nawacita masyarakat adat, dulu kami begitu bahagia, kami menyebutnya hope, tapi yang terjadi detik ini sudah jelas bahwa presiden tegas sudah berpaling dari masyarakat adat dan memihak korporasi dan oligarki, penanda utamanya itu omnibus law," kata Rukka dalam jumpa pers virtual, Selasa (24/11/2020).

Setelah Omnibus Law keluar, lanjut Rukka, pemerintah langsung dengan cepat membagikan sumber daya alam khususnya hutan kepada berbagai korporasi besar.

"Jadi kontroversi sikap dan tindakan beliau, itu yang menurut kami sudah jelas beliau ini sudah tidak bisa diharapkan, tidak ada gunanya. Kalau beliau serius sudah dari 2015 usulan yang kami usulkan tidak pernah terjadi," ujarnya.

Direktur Eksekutif Walhi, Nur Hidayati menambahkan, mereka menilai agenda pertemuan dalam undangan itu tidak jelas. Protokoler istana ketika ditanya juga tidak bisa menjawab, selain itu Jokowi juga sudah dianggap tidak lagi memikirkan rakyat karena terus mengabaikan suara rakyat dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja.

"Karena tidak jelas menjadi alasan kuat kami tidak hadir, disahkannya omnibus law ini menjadi pukulan berat bagi masyarakat, sejak awal publik sudah dipinggirkan oleh pemerintah dan DPR dalam pembuatan UU ini," tuturnya, dilansir Beritamerdeka.net.

Nur juga mengungkapkan bahwa saat ini banyak kelompok-kelompok yang kritis terhadap UU Cipta Kerja tengah didekati oleh pemerintah dalam merumuskan aturan turunannya, modus ini dianggap sebagai upaya mengendorkan gerakan tolak omnibus law.

"Kami tidak mau upaya ini bisa memecah belah gerakan kami, dan dalam hal ini kami menyatakan kami masyarakat sipil masih solid, tidak bisa dipecah belah, mereka berusaha melibatkan kami dalam aturan turunan, tapi buat kami buat apa? induk dari aturan ini sudah bermasalah," tegasnya.

Senada dengan Nur dan Rukka, Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika menegaskan berbagai macam konflik agraria yang disampaikan oleh aktivis sejak dulu juga tak diusut pemerintah, bahkan dikhianati dengan lahirnya omnibus law UU Cipta Kerja.

"Cara-cara penanganan konflik agraria pemerintahan ini belum berubah, cara represif yang dilakukan polisi dan tentara masih sama, intimidatif, masih anti bekerja sama dengan aktivis, anti organisasi rakyat, maka percuma saja Bapak menjanjikan reforma agraria," pungkas Dewi.(*)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.