Latest Post



Jakarta, SNC
– Utang Indonesia kembali membengkak. Padahal, jumlahnya cukup besar dalam waktu yang relatif berdekatan atau kurang dari dua minggu. Secara total, utang baru Indonesia meningkat lebih dari Rp 24,5 triliun. Utang baru tersebut termasuk dalam kategori pinjaman bilateral yang berasal dari Australia dan Jerman.


Pemerintah mengklaim, penarikan utang baru dari Jerman dan Australia dilakukan untuk mendukung berbagai kegiatan penanggulangan pandemi Covid-19. Utang dari Jerman dan Australia ini menambah deretan panjang utang luar negeri Indonesia yang melonjak beberapa tahun terakhir.

Bahkan pada Oktober lalu, Bank Dunia juga mengumumkan Indonesia masuk dalam peringkat ketujuh dari daftar 10 negara berpendapatan kecil menengah dengan nilai utang luar negeri terbesar di dunia.


Jokowi Tarik Utang Baru Rp 9,1 Triliun dari Jerman

Pemerintah Jerman lewat Kedutaan Besar Republik Federal Jerman mengumumkan penandatanganan kesepakatan utang senilai 550 juta Euro. Pemerintah Indonesia pun resmi mengikat pinjaman bilateral yang besarannya setara dengan Rp 9,1 triliun.

Perjanjian itu ditandatangani secara terpisah di kantor Bank Pembangunan Jerman (KfW) di Frankurt, Jerman dan di Kementerian Keuangan, Jakarta.

"Perjanjian pinjaman senilai 550 juta Euro telah ditandatangani secara terpisah di kantor Bank Pembangunan Jerman KfW di Frankfurt dan di Kementerian Keuangan di Jakarta, menyesuaikan dengan kondisi pandemi," tulis Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia di akun Twitter resmi Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia dikutip Sabtu (21/11/2020).

Sementara itu di halaman Facebook akun resmi Kedutaan Besar Jerman, penarikan utang dari pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam rangka program Covid-19 Active Response and Expenditure Support atau CARES.

Program CARES sendiri merupakan program penanganan virus corona dengan berbagai kegiatan seperti penyediaan alat medis, peningkatan ekonomi, dan bantuan terarah untuk kelompok rentan.

Selain untuk penanganan Covid-19, utang baru dari Jerman tersebut digunakan pemerintah Indonesia untuk pembangunan rumah sakit pendidikan di Makassar dan Malang.

Lantaran adanya pandemi Covid-19, kesepakatan penandatanganan utang dilakukan lewat jarak jauh (virtual) baik di kantor KfW di Jerman maupun kantor Kementerian Keuangan di Jakarta.

Indonesia diwakili oleh Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman di kantor Kemenkeu dan Kepala Bagian Sustainable Economic Development East dan South East Asia KfW, Florian Sekinger.


Tarik Utang dari Australia Seminggu Sebelumnya

Seminggu sebelumnya, pemerintah Indonesia juga mendapat pinjaman dari Pemerintah Australia dengan nilai mencapai 1,5 miliar dollar Australia dan angka tersebut setara dengan Rp 15,45 triliun

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, uang pinjaman tersebut diberikan lantaran Indonesia dinilai memiliki ketahanan dan proses pemulihan yang cenderung cepat pada masa pandemi virus corona atau Covid-19.

"Bantuan ini merefleksikan situasi yang harus kita hadapi bersama. Selain itu, juga berkaitan dengan reputasi Indonesia terkait dengan manajemen fiskal," ujar dia dalam konferensi pers bersama dengan Pemerintah Indonesia secara virtual, Kamis (12/11/2020).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pinjaman dari Pemerintah Australia tersebut merupakan dukungan yang memberi ruang bari pemerintah untuk melakukan manufer kebijakan dalam penanganan pandemi.

Di sisi lain juga mengurangi risiko beban fiskal lantaran keuangan negara dihadapkan pada defisit yang kian melebar, yakni di kisaran 6,34 persen hingga akhir tahun.

"Dengan ini, kami tidak hanya bisa membantu masyarakat, menangani Covid-19, membantu pelaku usaha , UMKM, namun juga yang terpenting menjaga keamanan dan keberlanjutan fiskal," ujar dia.

Dia pun menjelaskan, pinjaman tersebut harus dilunasi kembali kepada Pemerintah Australia dalam jangka waktu 15 tahun.

Menurut Sri Mulyani, pinjaman dari Pemerintah Australia itu mendukung program yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Asia (ADB), yakni Covid-19 Active Response and Expenditure Program.

"Pinjaman tersebut dibangun di atas hubungan ekonomi kami yang berharga dan catatan kerja sama bilateral yang kuat. Australia dan Indonesia adalah tetangga, sahabat, dan mitra strategis komprehensif, dan kami berkomitmen untuk saling mendukung melalui krisis ini," ujar dia.


Menuai Kritik dari Mantan Menteri Keuangan

Kebijakan menarik utang luar negeri pemerintah Presiden Jokowi untuk mengatasi corona ini menuai banyak kritikan lantaran beban utang Indonesia saat ini dinilai sudah cukup tinggi.

Kritik salah satunya datang dari mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Rizal Ramli. Ia menyebut, pemerintah dinilai keliru jika terus menambah utang luar negeri. Menteri Keuangan era Gus Dur itu bahkan menyebut dengan semakin besarnya bunga pinjaman membuat pemerintah harus mengutang lagi untuk menutupi bunganya.

"Terbitkan surat utang (bonds) bunganya semakin mahal. Untuk bayar bunga utang saja, harus ngutang lagi. Makin parah," tulis Rizal Ramli di akun Twitter pribadinya.

Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia di Era Presiden Jokowi tersebut berujar, Indonesia mulai kembali menumpuk utang dari pinjaman bilateral setelah sebelumnya banyak menarik utang dari obligasi.

Rizal juga terang-terangan menyebut Indonesia seakan-akan menjadi `pengemis utang bilateral, "Makanya mulai ganti strategi jadi `pengemis utang bilateral` dari satu negara ke negara lain, itu pun dapatnya recehan wajah menyeringai itu yang bikin shock," ucap Rizal Ramli.


Janji Jokowi Tidak Menambah Utang Luar Negeri

Pada masa kampanye Pilpres 2014, sejatinya Presiden Jokowi sempat berjanji untuk tidak menambah beban utang negara dari luar negeri.

Saat itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo (Saat ini menjabat Menpan RB) mengatakan, pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) secara tegas menolak untuk menambah porsi utang luar negeri bila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.

"Kita mau mandiri, sehingga segala bentuk proses pembangunan pendidikan, infrastruktur harus menggunakan dana sendiri. (Jokowi-JK) menolak bentuk utang baru supaya bisa mengurangi beban utang setiap tahun," kata Tjahjo di Gedung DPR/MPR pada 3 Juni 2014 silam, dilansir Jalurinfo.com.

Selanjutnya, Tjahjo menjelaskan, pasangan Jokowi-JK akan menggenjot pembiayaan untuk program-program pembangunan ekonomi, antara lain pembangunan jalan, infrastruktur laut, bandara dan sebagainya dengan cara memaksimalkan penerimaan negara.

"Penerimaan dari pajak kita tingkatkan, mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp 1.800 triliun, di samping terus membuka pintu investasi lokal maupun asing masuk ke sini," papar Tjahjo.

Tjahjo menyebutkan, pasangan Jokowi-JK mempunyai visi dan misi untuk melakukan berbagai program di bidang ekonomi dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Program tersebut, ungkap dia, diharapkan dapat direalisasikan secepatnya jika pasangan tersebut terpilih menjadi kepala negara.

Utang luar negeri Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Utang yang semakin besar membuat beban pemerintah untuk membayarnya juga semakin berat, bahkan beban utang itu juga disinyalir akan memberatkan generasi mendatang. (*)

Pangdam Jaya Majyen TNI Dudung Abdurachman (Foto: Net)


Jakarta, SNC - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengklasifikasikan pernyataannya terkait pembubaran Front Pembela Islam (FPI) dan menegaskan bahwa keberadaan ormas berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

 

"Kan saya sampaikan kalau perlu, kalau perlu bubarkan kan, begitu kan FPI itu," katanya di Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, Senin (23/11).

 

Dia mengatakan, TNI tidak memiliki kewenangan untuk membubarkan organisasi masyarakat. Hal itu merupakan ranah pemerintah pusat berdasarkan laporan pemerintah daerah.

 

"Pangdam TNI tidak bisa membubarkan. Itu harus pemerintah kan. Saya katakan 'kalau perlu', kan begitu. Bukan kita, tidak ada kewenangan TNI," ujarnya, seperti diwartakan Merdeka.com.

 

Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan pencopotan spanduk Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab oleh prajurit TNI merupakan perintah langsung darinya.

 

Dudung pun mengungkap kekesalannya lantaran FPI dan Rizieq Shihab dinilai melakukan tindakan tanpa memandang aturan.

 

"Sekarang kok mereka (FPI) ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya, dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam,” ucap Dudung usai mengikuti rapat koordinasi di Jakarta, Jumat (20/11/2020).

 

Dudung pun mengingatkan FPI dan Rizieq Shihab mematuhi aturan hukum yang berlaku. Bila tidak, maka dia menyebut organisasi tersebut layak untuk dibubarkan.

 

"Jangan coba coba pokoknya (tidak taat aturan). Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," ujar dia. (sanca).

 

Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad menemui Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman. (Wilda/detikcom)


Jakarta, SNC - Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan apa yang dilakukan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman terkait pencopotan papan reklame Habib Rizieq Syihab sudah diketahui Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Riad mengatakan, meski penurunan baliho inisiatif Pangdam, Panglima mengetahuinya.

"Apa yang dilakukan Pangdam pasti sudah diketahui oleh Panglima (TNI), artinya Pangdam masih melaporkan kepada Panglima, Panglima akan mendukung ketika itu berdasarkan pertimbangan oleh Panglima Kodam," jelas Riad di Markas Kodam Jaya Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020).

Riad menerangkan Pangdam bertanggung jawab atas wilayahnya, yakni di DKI Jakarta. Maka, lanjut dia, Panglima TNI tidak perlu mengeluarkan perintah.

"Memang tanggung jawab untuk menurunkan itu berada di Pangdam Jaya dan tentunya Panglima TNI mendukung dalam arti kata memang Panglima TNI tidak perlu mengeluarkan perintah. Karena yang tahu situasi di daerah adalah Pangdam. Sehingga, ketika Pangdam mengambil langkah, ya, Panglima akan mendukung. Karena Pangdam menilai di wilayahnya harus saya melakukan tindakan seperti ini," sambung Riad.

Sementara itu, Mayjen Dudung pun menuturkan sudah melapor ke Panglima TNI ketika ada kegiatan dilakukan di wilayahnya. Dia menegaskan lagi bahwa penurunan baliho Habib Rizieq adalah inisiatif dan perintahnya.

"Itu kan menurut pemerintah daerah itu mereka itu memasang baliho tidak sesuai dengan ketentuan tempatnya juga tidak sesuai, kemudian pajak juga tidak bayar dan kemudian kalimat-kalimatnya juga ada yang tidak bagus. Mau melakukan revolusi akhlak dan sebagainya yang mengundang-mengundang kepada masyarakat, keresahan ya tapi intinya adalah ini tidak sesuai dengan ketentuan. Nah melalui kemuspidaan makanya ini diterbitkan, ditertibkan ya," kata Dudung seperti dilansir detik.com.

"Saya tidak mendapat perintah langsung dari Panglima TNI karena kalau hal-hal yang begini cukup Pangdam saja. Kalau pembagian masker kita kegiatan-kegiatan bansos dan segala macam kegiatan-kegiatan yang dilakukan kewilayahan saya, Kapolda dan Gubernur ya tidak harus dilaporkan ke Panglima TNI, Panglima TNI pekerjaannya nasional, tetapi setelah kegiatan itu saya laporkan kepada panglima TNI diketahui oleh Panglima TNI dan begitu," lanjut dia. (sanca)

Sambutan Kemenangan di Tanah Minsel, Olly-Steven Sukses Merahkan Basis Kuning/Net


Manado, SNC  Kerumunan massa pendukung Cagub nomor urut 3, Olly-Steven membludak dan antusias menyambut kedatangan calon Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey diketahui saat menghadiri undangan gereja serta kunjungan ke beberapa desa dan posko pemenangan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) secara maraton selama tiga hari, Jumat-Minggu (20-22/11).


Olly yang datang ke Minahasa Selatan menggunakan helikopter disambut penuh semangat warga. Mereka datang beramai-ramai menggunakan sepeda motor dan mobil. Sambutan laksana selebrasi kemenangan itu mengakibatkan kemacetan di sejumlah jalan utama.


Masyarakat terlihat sangat rindu terhadap kehadiran sosok Olly yang dikenal sebagai pemimpin merakyat. “OD-SK Menang, Olly-Steven Metal, menang total di Minsel, torang solid menang,” teriak sejumlah anak muda berkaos Olly Steven.

Warga sambut kedatangan Olly Dondokambey di Misel


“Terima kasih atas sambutannya. Mohon maaf karena protokol Covid-19 dan sudah diatur oleh KPU torang nda boleh kampanye mengumpulkan massa. Jadi saya kemari hanya menghadiri undangan gereja dan pelantikan tim pemenangan mohon pengertian samua neh,” kata Olly menjawab sambutan masyarakat.


Pada hari pertama di Minahasa Selatan, Olly dan rombongan mendarat di Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding, disambut masyarakat pendukung untuk meresmikan Posko Pemenangan OD-SK dan FDY-PYR Makaaruyen.


Setelah itu, Olly menghadiri peresmian dan pentahbisan Rumah Pastori Jemaat GMIM Kalvari  Kinaweruan Wilayah Tompasobaru Dua. Kemudian acara pentahbisan Kantor Jemaat GMIM Musafir Tumani dan Peletakan Batu Pertama Menara Gereja. Saat keluar dari gereja massa sudah meluber di hampir semua sisi jalan sehingga butuh waktu bagi Olly dan rombongan untuk bergerak.


Olly hadir di tengah-tengah masyarakat dalam penghijauan Gunung Lolombulan dan DAS yang dirangkaikan peresmian Rumah Pemenangan ODSK-PYR dan Pengukuhan Tim Pemenangan di Pakuure, Kecamatan Tenga.


Kemudian pada Sabtu (21/11), massa semakin bertambah antusias ketika Olly hadir di Desa Wanga, dan Kelurahan Tumpaan 1, Tumpaan, Minahasa Selatan. Olly hadir pada Ibadah Syukur HUT ke-20 Jemaat GMIM Kalvari Wanga Wilayah Motoling Timur. Usai melakukan ibadah tampak kumpulan massa yang mengenakan baju merah tak terbendung dan terlihat melakukan konvoi di sepanjang jalan lengkap dengan atribut dan bendera PDI Perjuangan.


Uniknya saat Olly berpindah tempat menggunakan kendaraan mobil. Tampak yang menjadi sopir adalah Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap yang juga politisi PDI Perjuangan.”Kita yang tahu jalan dan tahu persis harapan dan keinginan rakyat Minsel, makanya kita yang jadi sopir jo hehe,” tutur James yang dikenal sebagai putra Modoinding.


Kunjungan pada hari ketiga, masyarakat Minahasa terus berdatangan dan bertemu Olly Dondokambey yang hadir memenuhi undangan beribadah. Olly tampak hadir pada ibadah syukur di Jemaat GMIM Kanaan, Boyong Atas, Tenga, dilanjutkan di Jemaat GMIM Exodus, Ongkaw 3.


Ikut mendampingi anggota DPRD Provinsi dari PDI Perjuangan, Rocky Wowor dan Sandra Rondonuwu serta pasangan cabup Minsel dari PDIP yakni Franky D Wongkar dan Petra Y Rembang. “Kita bersyukur karena di tengah pandemi Covid, kita diberikan Kesehatan yang baik. Kita berdoa semoga pandemi ini berlalu,” ungkap Olly, seperti dilansir Manadopost.


Calon Gubernur petahana Sulawesi Utara ini juga mengajak masyarakat tetap disiplin menaati protokol kesehatan Covid-19. “Sekarang kita masih sedang dalam pandemi covid 19, saya minta tetap patuhi protokol kesehatan. Torang masih mo melanjutkan pembangunan lima tahun ke depan agar Sulut tambah hebat lagi,” ungkap Olly.


Menariknya saat berada di Gereja GMIM Exodus Ongkaw, ada persembahan lagu yang dilantunkan oleh sejumlah ibu-ibu muslimah. Lagu bertema toleransi ‘Alangkah Bahagianya Hidup Rukun dan Damai’ mengalun merdu dan membuat Olly terkesima dan spontan langsung mengabadikan lewat kamera ponselnya.


”Ini adalah wujud nyata kerukunan dan toleransi kita yang tinggi di Sulut. Mari torang terus rawat kebersamaan ini,” kata Olly.


Sementara itu, Koordinator Tim Pemenangan Olly-Steven Wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara Sandra Rondonuwu mengatakan, antusiasme masyarakat dalam menyambut Olly adalah bukti nyata dukungan masyarakat Minahasa Selatan terhadap Olly-Steven semakin besar.


“Dari hari ke hari dukungan itu semakin kuat dan bertambah besar. Seiring pemahaman masyarakat bahwa Olly-Steven adalah pemimpin yang sudah banyak memberi bukti sehingga tinggal melanjutkan lebih hebat,” jelas Sandra.


Srikandi yang akrab disapa Saron ini menjelaskan, dukungan untuk Olly-Steven hampir merata di semua kecamatan di Minahasa Selatan. Bahkan masyarakat di desa-desa semakin antusias setalah membandingkan calon yang ada, maupun program masa depan yang akan menambah kemajuan Sulawesi Utara.


Saron yang juga Wakil Ketua Bidang Hukum dan Politik DPD PDI Perjuangan menilai ada ikatan emosional yang kuat ketika pemimpin merakyat bertemu dengan masyarakat pendukungnya.


“Maka terpancar semacam optimisme dan rasa kebersamaan dalam memajukan Sulawesi Utara. Maka kita semua bersama masyarakat solid mendukung Olly-Steven nomor urut 3 pada 9 Desember nanti” tandas Saron.(sanca)


Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad. (Foto: Ist)


Jakarta, SNC - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)TNI Mayjen Achmad Riad menegaskan, tidak ada satupun petinggi di jajaran Mabes TNI yang pernah memberikan perintah untuk menurunkan baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.


Pernyataan Riad menjawab soal viralnya video pencopotan baliho Imam Besar Habib Rizieq Shihab oleh sejumlah pria berbaju loreng dan pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang mengaku bahwa kegiatan tersebut adalah perintahnya.


"Tidak ada (perintah) pencopotan baliho kalau di Mabes. Itu kebijakan Panglima Kodam jaya sendiri, karena melihat situasi di lapangan," ujar Riad saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, seperti diwartakan Okezone.com, Minggu (22/11/2020).


Ketika dikonfirmasi lebih lanjut bagaimana sikap Mabes TNI menanggapi kebijakan yang dilakukan Pangdam Jaya, dia enggan berkomentar lebih jauh.


Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa pencopotan baliho Rizieq Shihab oleh sekelompok orang berbaju loreng merupakan perintahnya.


Menurut Dudung, pencopotan itu dilakukan lantaran beberapa kali upaya pencopotan yang dilakukan oleh aparat Satpol PP gagal sebab, baliho itu kembali terpasang usai dicopot.


"Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung, usai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.


Jenderal Bintang Dua itu menjelaskan, para pria berbaju loreng tersebut berasal dari Garnisun. Dudung mengatakan, Satpol PP kerap kesusahan saat menertibkan spanduk itu.


"Karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu. Begini, kalau siapapun di Republik ini, siapapun, ini negara hukum. Harus taat kepada hukum," jelas Dudung. (sanca)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.