Latest Post

Walikota Surabaya Tri Rismaharini/Net


Jakarta, SNC - Kongres Advokad Indonesia (KAI) Jawa Timur mengancam akan memenjarakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan ancaman itu terkait dugaan pidana pemilu yang dilakukan Risma di Pilkada Surabaya. 


Ketua DPD KAI Jawa Timur, Abdul Malik mengklaim, sejauh ini telah melaporkan Risma ke Gubernur Jawa Timur, Bawaslu RI, DKPP RI, hingga Menteri Dalam Negeri, terkait acara kampanye online Risma pada 18 Oktober lalu.


Hal tersebut dinilai telah melanggar PKPU dan sejumlah aturan lainnnya. “Risma melakukan pelanggaran berat dan dapat kena hukuman penjara. Ia menyuruh warga memilih Eri Cahyadi dan menjelekkan paslon lain. 


Dan semua itu tidak ada izinnya," kata Abdul Malik kepada wartawan, Selasa (27/10). Sebelumnya, telah ada penjelasan dari BPB Linmas, Irvan Widyanto, bahwa Risma sudah mengantongi izin dari Gubernur Jatim untuk melakukan kampanye.


Namun Malik menegaskan bahwa hal itu layak dipertanyakan kebenarannya. Sebab, berdasarkan informasi yang didapatkan Malik, izin kampanye Risma hanya untuk tanggal 10 November. 


"Dalam kampanye online itu Risma juga bohong menyebut Eri sebagai anaknya. Saya ini praktisi hukum, Eri bukan dilahirkan Risma. Risma sudah berbohong," ujarnya.


Malik menegaskan, pelanggaran yang dilakukan Risma pada 18 Oktober itu merupakan pelanggaran berat. Menurut Malik, Risma sempat menjalani hukuman penjara seperti yang dialami lurah di Mojokerto bernama Suhartono. Ia ditahan selama 2 bulan dan denda Rp. 6 juta.


"Kalau Risma beralasan kampanye yang dia lakukan di hari Minggu, Suhartono juga kena pidana pemilu karena ikut menyambut Sandiaga Uno di hari Minggu," bebernya.


"Saya pengacara Suhartono dalam menghadapi proses hukum pidana pemilu itu. Jadi sudah ada yurisprudensi-nya,” imbuh dia.


Malik menegaskan bahwa dirinya akan all-out untuk mengawal kasus ini. Semua instansi terkait akan ia lapori. Dia juga meminta kejaksaan dan polisi untuk menggunakan instrumen mereka untuk mengusut.


"Mengusut penggunaan APBD untuk kepentingan yang tidak semestinya, korupsi, tercium keras," tegasnya.


Dia menyayangkan sikap Risma yang secara terbuka dan terang-terangan mengkampanyekan pasangan Eri Cahyadi-Armuji.


Di ujung masa jabatannya, Risma dinilai melakukan pelanggaran demi pelanggaran yang dikhawatirkan bakal meninggalkan kesan buruk kepadanya. "Kalau mau bebas kampanye, lebih baik Risma mundur saja. Serahkan jabatan wali kota ke wakil Whisnu Sakti Buana. Begitu vulgar Risma kampanye, bagaimana mungkin ia tidak melakukan penyelewengan kewenangan dan APBD," demikian Malik. [rmol]


Pernyataan anggota Aliansi Dokter Dunia tentang Covid-19. (Photo: Capture video)


Jakarta, SNC - Sebuah video baru-baru ini menjadi viral di mana sekelompok orang atas nama 'aliansi dokter dunia' mengklaim Covid-19 tidak nyata. Konon, video itu dibuat pada 10 Oktober lalu.


Dalam video berdurasi 30 menit tersebut, tujuh dokter yang mewakili Jerman, Belanda, Swedia, Irlandia, dan Inggris mengklaim bahwa virus corona SARS-CoV-2 adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19.


"Kami adalah dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian dan kami semua mengatakan peristiwa Covid-19 ini tidaklah benar," jelas Heiko Schoning, salah seorang yang berbicara dalam video viral tersebut, yang mengaku seorang dokter medis dari Jerman.


Dalam video tersebut, beberapa dokter juga meyakini fakta yang diungkap selama ini terkait data kapasitas rumah sakit, hasil tes Covid-19 hanyalah dibuat-buat. Mereka mengklaim seluruh kejadian terkait Covid-19 tidak benar.


Mereka pun mengatakan, lockdown di seluruh dunia yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona harus diakhiri.


"Kenyataannya adalah bahwa itu tidak lebih jahat dari musim flu yang buruk," jelas dokter lain yang ada pada video tersebut.


Di situs web mereka, aliansi tersebut digambarkan dideskripsikan sebagai kelompok profesional kesehatan nirlaba independen yang bersatu untuk mengakhiri lockdown.


"Saya ingin menyatakan bahwa tidak ada pandemi atau epidemi medis," kata Elke de Klerk yang mengidentifikasi dirinya sebagai dokter umum dari Belanda dalam video tersebut.


Video ini telah dihapus dari YouTube dan sebagian dari videonya beredar di Facebook dan platform sosial media lain seperti Instagram. Salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @frankysadikin.



Menanggapi video Aliansi Dokter Dunia, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito memberikan klarifikasinya pada jumpa pers menegaskan pernyataan dalam video tersebut tidak benar.


"Konten pada video yang disebarkan oleh kelompok Aliansi Dokter Dunia dalam dunia akademis termasuk ke dalam misinformasi," tegasnya seperti dikutip dari Kompas. com (26/10/2020).


Mari kita lihat faktanya tentang Covid-19 yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dinyatakan sebagai pandemi global ini;


1. Covid-19 dikatakan sama dengan flu, faktanya jelas berbeda dari flu

Para ilmuwan secara umum menyatakan penyebab pandemi saat ini adalah virus corona baru SARS-CoV-2. Ini bukan jenis virus influenza.


Covid-19 lebih mematikan dari flu musiman. Sejauh ini Covid-19 telah membunuh lebih banyak orang dibanding lima flu musiman jika korbannya digabungkan.


WHO menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Dilansir AP News, Jumat (23/10/2020), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan alasan Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global, yakni tingkat penyebaran penyakit dan dampaknya yang sangat mengkhawatirkan.


Menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, hingga Senin (26/10/2020) siang, ada lebih dari 43 juta kasus Covid-19 dengan angka kematian lebih dari 1,1 juta secara global.


Virus corona dan flu mungkin memiliki gejala yang serupa, tetapi keduanya adalah virus yang berbeda. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Covid-19 menyebar lebih mudah daripada flu dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Tidak ada vaksin untuk mencegah virus corona, tetapi ada satu untuk influenza.


2. Klaim tes PCR Dalam video yang viral itu, De Klerk mengatakan bahwa 89 hingga 94 % hasil tes PCR adalah positif palsu. "Dokter harus berhenti menggunakan tes itu," kata De Klerk dalam videonya.


Faktanya, banyak ahli medis sangat kritis terhadap tes PCR karena sensitivitas tes tersebut. Alat uji reaksi berantai polimerase dapat menentukan materi genetik virus. Peneliti pun mengandalkan peralatan laboratorium dan bahan kimia khusus dalam prosesnya.


Michael Joseph Mina, seorang dokter dan profesor epidemiologi di sekolah kesehatan masyarakat Harvard, mengatakan tidak benar bahwa sebagian besar tes PCR virus corona adalah positif palsu dan tidak menguji virus.


"Banyak yang bisa menjadi positif terlambat yang berarti RNA masih ada, tetapi virus yang layak telah dibersihkan,” katanya melalui e-mai kepada AFP (26/10/2020).


“Jadi orang-orang ini mungkin sudah tidak menular lagi, tetapi hasilnya akurat. PCR dapat menemukan RNA SARS-CoV-2."


Mina menambahkan, dibutuhkan lebih banyak pengujian, bukan lebih sedikit.


Menurutnya, hal ini disebabkan karena virus memang tak kasat mata. Kehadirannya baru dapat dirasakan saat mikroorganisme khususnya yang bersifat patogen tersebut dapat menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup.


Prof Wiku menekankan, masyarakat harus mampu memilah mana informasi yang benar. Sumber informasi terpercaya antara lain seperti WHO, PBB, dan CDC, sedangkan untuk Indonesia, bisa bersumber dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19. (*)


Video Viral Aliansi Dokter Dunia :



Gus Hasyim alias Tjetjep Muhammad Yasin (kanan) dan potongan film My Flag


Jakarta, SNC - Tjetjep Muhammad Yasin, akrab disapa Gus Hasyim, alumnus PP Tebuireng, Jombang mengaku prihatin menonton film pendek "MY FLAG - MERAH PUTIH VS RADIKALISME" film pendek tayang di Channel Youtube NU Channel, Kamis 22 Oktober 2020.


“Ini film sadis. Pertama, menjustifikasi bahwa perempuan bercadar, laki-laki celana cingkrang itu anti Merah Putih. Kedua, pertikaian perempuan sampai merampas cadar lalu mencampakannya, ini menunjukkan betapa jahat pembuat film tersebut,” jelasnya di kantor redaksi duta.co, Senin (26/10/2020).


Menurut lelaki yang berprofesi sebagai pengacara ini, sutradara film tidak mengerti Islam, tidak paham tentang Islam, tidak mengerti hukum cadar, tidak mengerti celana cingkrang. “Saya heran, di situ ada Gus Muwafiq. Apa tidak tahu bahwa kakek-kakek kita, para penjuang kemerdekaan Republik Indonesia ini, (dulu) banyak yang bangga dengan celana cingkrang,” jelasnya.


Begitu juga soal cadar. Hukum memakai cadar, Itu sudah jelas. Ada yang menghukumi wajib, silakan. Ada menanggap sunnah, mongo. Ada yang berpendapat, muka wanita itu tidak bukan aurat, silakan. Semua memiliki hujjah tersendiri.

 

“Sejak kapan kita menghukumi pemakai cadar itu anti-Merah Putih. Ini menandakan dangkalnya pemahaman pembuat film terhadap Islam. Atau ini skenario ‘jual beli’ untuk mengadu domba umat Islam. Warga NU sendiri jijik melihat film seperti itu. Terbukti respon negatif atas film ini, jauh lebih besar ketimbang yang mendukung,“ jelasnya. (duta.co)


Presiden Jokowi meminta jajarannya bekerja lebih keras dalam penanganan pandemi, utamanya menyeimbangkan gas dan rem antara penanganan saat memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020). (Kementerian Sekretariat Negara)


Jakarta, SNC - Presiden Joko Widodo (Jokowi) perintahkan menterinya untuk vaksin virus corona mandiri atau berbayar dengan harga yang terjangkau dan arahan ini diberitahukan dari awal kepada seluruh anak buahnya, kemudian Jokowi mengatakan harga vaksin harus dihitung atau dikalkulasi secara rinci lalu disiapkan dari sekarang.

 

"Ini juga pengenaan harga biaya pelaksanaan vaksinasi mandiri harus dihitung, dikalkulasi dengan cermat. Sejak awal saya minta harganya terjangkau," ucap Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas secara virtual, Senin (26/10).

 

Namun, Jokowi tak menjelaskan lebih lanjut berapa harga ideal untuk satu dosis vaksin virus corona. Hal yang penting katanya, semua dikomunikasikan ke publik secara gamblang.

 

"Proses vaksinasi ini akan berjalan dan dilakukan bertahap. Hal ini perlu dijelaskan secara jelas dan gamblang ke masyarakat," ujar Jokowi.

 

Selain harga, Jokowi juga mengingatkan jajaran menterinya agar memaparkan ke publik terkait kelompok masyarakat mana saja yang akan mendapatkan vaksin virus corona pertama kali. Nantinya, distribusi vaksin akan dilakukan dengan dua cara, yakni gratis dan berbayar.

 

Untuk itu, ia meminta anak buahnya untuk membuat jadwal vaksinasi secara detail. Jokowi juga mengingatkan agar proses vaksinasi memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana di lapangan.

 

"Jalur distribusi pemberian vaksin yang akan digunakan per wilayah, daerah, ini kapan. Saya minta detail. Daerah ini kapan, siapa yang dapat, siapa yang gratis, siapa yang bayar, semuanya harus direncanakan, dipersiapkan dengan detail," tegas Jokowi.

 

Sebelumnya, vaksin berbayar akan berada di bawah komando Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan distribusi vaksin virus corona secara mandiri akan dikelola oleh PT Bio Farma (Persero). Nantinya, pemerintah akan memberikan arahan kepada perusahaan pelat merah itu dalam mendistribusikan vaksin virus corona.

 

Airlangga bilang pemerintah belum bisa memberikan kepastian kapan tepatnya vaksinasi akan dilakukan. Pasalnya, Bio Farma masih melakukan uji klinis tahap 3.

 

Selain itu, proses distribusi juga baru akan dilakukan setelah ada sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Namun, Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut berapa lama proses sertifikasi akan berlangsung. [*]


Sajadah dibakar orang tak dikenal. (Foto: Istimewa)


Banten, SNC - Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi menyatakan bahwa pelaku laki-laki yang nekat membakar sajadah di Masjid Jami Al-Falah, Mekarbaru, Serang, Banten, mengalami gangguan jiwa atau sudah gila. Peristiwa pembakaran ini terjadi pada dini hari pukul 12.15 WIB, Senin (26/10/2020).

 

Aksi nekat pelaku terekam CCTV masjid. Dia memulai aksinya tersebut dengan membakar sajadah imam. Api pun berkobar di dekat mimbar masjid. Setelah berhasil membakar, ia kemudian langsung meninggalkan masjid.


Sementara itu, warga sekitar yang melihat kobaran api langsung berusaha memadamkan api. Syukur, warga berhasil memadamkannya sebelum api membesar. 


Orang gangguan jiwa tersebut diketahui merupakan warga setempat dan ini bukan pertama kalinya pelaku melakukan pengrusakan di masjid. Pelaku disebut sudah tiga kali melakukan pengrusakan.


Karena itu, polisi mengatakan bahwa akan menjadi percuma jika pelaku ditangkap karena mengalami gangguan jiwa. Masyarakat pun diminta untuk tidak terprovokasi dengan informasi pembakaran sajadah masjid yang beredar di media sosial.(*)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.