Latest Post


Labuhanbatu, SNC -  Kepolisian Resor Labuhanbatu gagal menjemput paksa anggota DPRD Labuhanbatu Selatan (Labusel)  lmam Firmadi untuk kembali diperiksa terkait dugaan penganiayaan berat bersama tiga orang rekannya di Desa Pinang Damai, Kecamatan Torgamba.
Imam Firmadi sebelumnya dinilai tidak kooperatif atas kasus yang menjerat dirinya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Senin (3/8), di Rantauprapat, Tim Sat Reskrim Polres Labuhanbatu datang bergerak menggunakan dua minibus dari Rantauprapat menuju ke Kecamatan Torgamba.
Sesampainya di kediaman Imam, sekira pukul 09.00 WIB di Desa Pinang Damai, terjadi perdebatan dan penolakan, sehingga personel gagal membawanya untuk penetapan status hukum selanjutnya.
Belum ada keterangan resmi dari Polres Labuhanbatu terkait kejadian itu. Namun Kapolsek Torgamba AKP Firdaus Kemit ketika dihubungi, Minggu (2/8) malam membenarkan adanya personel mendatangi kediaman anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan itu.
Sementara penasehat hukum Imam Firmadi, Prismadani ketika dihubungi belum mengetahui adanya informasi upaya paksa penjemputan kliennya di Desa Pinang Damai. Menurut dia, belum ada informasi penjemputan dari pihak keluarga maupun kepolisian.
“Saya cuma dengar saja kabar itu, karena belum dapat juga informasi dari kepolisian,” katanya.
Sebelumnya, Polres Labuhanbatu memastikan proses hukum dugaan penganiayaan berat yang melibatkan anggota DPRD Labusel, Imam Firmadi bersama tiga orang rekannya tetap berjalan.
Namun, Polisi meminta waktu penjadwalan yang tepat dalam penetapan status hukum dan peningkatan status terlapor apakah dari saksi menjadi tersangka.
Imam Firmadi di dampingi 4 pengacara bersama tiga orang terlapor tidak ditahan dengan alasan berstatus sebagai saksi dalam dugaan tindakan kekerasan fisik, di antaranya dengan cara mencabut paksa kuku kaki kiri korban Muhammad Jefry Yono.
Terlapor disangkakan melanggar KUHP Pasal 353 ayat 2 dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun, kemudian Pasal 170 ayat 2 yang dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun. [gelora]


Rizal Raml menerima kunjungan Satgasus Cakra Buana dan Laskar Betawi

Jakarta, SancaNews.Com – Kedatangan pengurus organisasi sayap PDI Perjuangan, Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Cakra Buana dan Laskar Betawi disambut baik oleh ekonom senior, Dr. Rizal Ramli, di kantornya, Jalan Tebet Raya Dalam IV, Jakarta Selatan, Senin (3/8).

Dalam kesempatan tersebut, sosok yang kerab disapa RR ini mendengarkan keluh kesah kedua organisasi massa yang dahulu rela mati-matian mengusung Joko Widodo untuk Gubernur DKI Jakarta hingga Pilpres.

RR pun merasa prihatin, karena secara moril dua lembaga tersebut telah tercoreng namanya karena kinerja pemerintahan Jokowi yang hingga masa pandemik Covid-19 mewabah di Indonesia, tidak berpihak sepenuhnya ke rakyat.

"Mereka sendiri enggak dapet apa-apa dari membantu tepilihnya Jokowi jadi gubernur (DKI Jakarta) dan presiden. Itu sih buat mereka bukan masalah. Yang masalah banyak rakyat biasa nyalahin Cakra Buana, 'kenapa lu dulu milih Jokowi'," ungkap RR.

Karena itu, RR melihat Cakra Buana dan Laskar Betawi memiliki beban moril kepada masyarakat, hanya karena sempat membantu Jokowi maju, namun kemudian kinerja pemeirntahan amburadul terutama di saat menangani pandemik Covid-19.

"Jadi mereka ada beban moral, beban hostoris, sudah membantu Jokowi jadi gubernur dan presiden ternyata ngurusin rakyat enggak becus, karena hatinya sudah enggak sama rakyat lagi," tutur RR.

Karena itu, mantan Menko Ekuin ini berharap agar Jokowi bisa mendengar suara-suara kecil masyarakat yang harus diutamakan dalam proses menuju cita-cita negara dan bangsa.

"Sebetulnya sederhana yang diminta rakyat. Satu, berpihak dong sama rakyat apapun keputusannya. Kedua, jujur, jangan suka bohong. Itu aja. Otomatis nanti terbangun apa yang ingin rakyat cita-citakan," demikian Rizal Ramli. (rmol).



Jakarta, SancaNews.Com – Tak mau ketinggalan dalam berbagi kebaikan, disamping bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT dalam memperingati Hari Raya Idul Adha 1441 H, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI/Indonesia Coast Guard melakukan pemotongan sejumlah hewan kurban.

Dirilis Humas Bakamla di Jakarta, Senin (3/8/2020), hewan kurban tersebut terlebih dahulu diserahkan Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia, kepada Ketua Panitia Kurban, Kolonel Bakamla Subiantoro.

Kegiatan penyerahan dan pemotongan hewan kurban, juga disaksikan seluruh personel Bakamla RI/IDNCG, baik dari level pejabat tinggi hingga staf.

“Masih kental terasa suasana Hari Raya Idul Adha, kegiatan pemotongan hewan berjalan dengan lancar dan diiringi dengan suara takbir,” tulis Bakamla.

Nantinya, daging kurban tersebut akan disalurkan kepada masyarakat di sekitar Mabes Bakamla RI. Dengan harapan dapat bersama-sama merayakan salah satu esensi dari Hari Raya Idul Adha, yaitu berbagi kepada sesama. [sanca]

DR Syahganda Nainggolan/Net


Jakarta, SancaNews.Com – Salah satu pengamat politik yang juga mantan aktivis mahasiswa, Syahganda Nainggolan melalui akun Twitternya, mengungkapkan syukurnya atas peranya mengonsolidasikan para tokoh-tokoh nasional dalam wadah KAMI (Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia) 

Bahkan, ia mengaku telah melakukan hal yang sama pada 2016 di Universitas Bung Karno (UBK), "Alhamdulillah. Tugasku ikut konsolidasikan tokoh-tokoh nasional telah terjadi. 2016 saya lakukan yang sama di UBK berujung tuduhan makar. Perjuangan selalu berisiko. Takut risiko silakan jadi pelawak," tulis Syahganda melalui akun Twitternya, @syahganda, Minggu 2 Agustus 2020.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah tokoh yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat peduli masa depan negara dan bangsa mendeklarasikan berdirinya KAMI tepatnya di Jalan Raya Fatmawati No. 76, Jakarta Selatan.

Para tokoh dan aktivis yang hadir dalam acara itu antara lain Din Syamsudin, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, MS Ka'ban, M Said Didu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Prof Anthony Kurniawan, Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M Massardi, Moh Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dalam sambutannya mengatakan, kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Untuk itu perlu gerakan menyelamatkan Indonesia, yang berarti menyelamatkan jutaan keluarga karena kepala keluarganya kini tidak bisa lagi bekerja karena kena PHK.


"Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan dari oligarki, kleptokrasi, korupsi, dan politik dinasti," kata Din dalam acara tersebut. (sindo)


Para tokoh dan aktivis yang hadir dalam acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI)


Jakarta, SancaNews.Com - Sejumlah tokoh dan cendekiawan terkemuka atas nama perwakilan masyarakat yang peduli tentang masa depan bangsa berkumpul dan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) menganggap bahwa keadaan saat ini telah menyimpang jauh dari aspirasi para pendiri bangsa, tepatnya di Jalan Raya Fatmawati No. 76, Jakarta Selatan, Minggu (2/8).

Para tokoh dan aktivis yang hadir dalam acara itu antara lain Din Syamsudin, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, MS Ka’ban, M Said Didu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Prof Anthony Kurniawan, Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M Massardi, Moh Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.

Din Syamsudin dalam sambutannya mengatakan, kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Untuk itu perlu gerakan menyelamatkan Indonesia, yang berarti menyelamatkan jutaan keluarga karena kepala keluarganya kini tidak bisa lagi bekerja karena kena PHK.

“Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan dari oligarkhi, kleptokrasi, korupsi, dan politik dinasti,” kata Din dalam acara tersebut.

Din menilai, gerakan menyelamatkan Indonesia adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang harus dilakukan setiap umat. Sebab, perjuangan menyelamatkan berat karena lingkaran setan yang membuat tidak tahu dari mana memulainya.

“Koalisi aksi menyelamatkan Indonesia pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu, kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia,” katanya.

“Insya Allah gerakan moral rakyat Indonesia ini akan berlangsung dan saya selalu mengatakan perjuangan kita tidak ada titik kembali,” tambahnya.

Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan, pertemuan ini untuk mengadu gagasan dalam upaya mengatasi masalah bangsa. Menurut dia, forum ini bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia.

Selanjutnya, mantan Sekretaris BUMN Said Didu mengajak para birokrat pemerintah, profesional, dan akademisi untuk bergabung bersama-sama menyelamatkan Indonesia, “Mari jadi pengawal kebenaran untuk masa depan bangsa. Jangan jadi pengkhianat kebenaran,” tuturnya.

Mengenai ketidakhadiran sejumlah tokoh dalam acara itu, Din Syamsudin menjelaskan bahwa Gatot Nurmantyo, Rahmawati Soekarnoputri, Rizal-ramli, dan Kwik Kian Gie telah menghubunginya melalui telepon, “Mereka mendukung KAMI tetapi hari ini tidak bisa hadir karena ada halangan,” ujar Din. (sindo)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.