Latest Post


Jakarta, SancaNews.Com - Revolusi mental yang merupakan jargon Presiden Joko Widodo saat pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu tidak terjadi hingga saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Sri Edi Swasono saat menjadi narasumber di Bravos Radio Indonesia.

Menurut Prof Sri Edi, tidak adanya yang namanya revolusi mental. Bahkan, ia menyindir bahwa revolusi mental merupakan new normal. Istilah new normal sendiri baru muncul belakangan ini di tengah masa pandemik virus corona baru (Covid-19).

"Revolusi mentalnya gak ada, revolusi mental itu ternyata new normal, sekarang menjadi new upnormal, kan cilaka itu. Tahukah anda bawa yang disebut new normal ternyata adalah new upnormal?" ujar Prof Sri Edi Swasono seperti yang dikutip rmol.id

Karena kata Prof Sri Edi, hingga saat ini masih banyaknya tindakan rasuah hingga mental dinasti kekuasaan, "Jadi revolusi mental tidak ada. Mental korupsi tidak pernah hilang, mental berkuasa dinastis-isme tidak hilang," katanya.

Bahkan, Prof Sri Edi pun menyindir mental dinastiisme malah dilakukan oleh Presiden Jokowi sendiri karena putranya, Gibran Rakabuming Raka diusung untuk maju di Pilkada Solo 2020.

"Kan tidak hilang dinasti-isme, malah Presiden sendiri anaknya diangkat untuk menjadi calon Walikota, itu kan gak pantas, jadi revolusi mental tidak terjadi," tegas Prof Sri Edi. (sanca)

Zainulah /fb-BE

Padang, SancaNews.Com - Kantor KOMINFO Sumatera Barat terletak di Kel. Balai Gadang Kec. Kototangah, Kota Padang dan karena kepedulian mereka untuk menyambut ID Adha 1441 Hijryah 2020 memberi 1 (satu) kambing sebagai partisipasi yang diterima oleh Suherawati selaku RT.IV, RW.X untuk dibagikan kepada warganya. Jumat 31 Juli 2020.

"Kami dari warga RT 04 mengucapkan terima kasih banyak dan 'Alhamdulillah' telah dibantu oleh kepala KOMINFO dengan seekor kambing dan itu berarti dia peduli dengan desa kami karena kantornya berada di daerah tempat kami berada," jelas Suherawati.

Dan kemudian, ditambah seekor sapi dari seseorang yang membantu sebagai sumbangan Aqiqah dan selanjutnya, bantuan itu sangat berharga dan terutama kepala KOMINFO Sumatra Barat peduli dengan lingkungan dengan menambah satu ekor kambing.

"Kambing yang kami terima sebanyak 6 ekor dari peserta kurban dan berkoordinasi dengan salah satu Majelis Taklim yang dipimpin oleh seorang kandidat dari partai yang tidak duduk sebagai wakil rakyat, dengan murah hati ingin menukar kambing dengan sapi, "katanya.

Direncanakan, Insya Allah, bantuan dengan 4 sapi kurban yang diterima akan disembelih pada hari Sabtu, 1 Agustus dan siap untuk dibagikan kepada penduduknya.

Kemudian sebelum berita ini ditayangkan, ketika departemen informasi dan komunikasi Sumatera Barat, Zainulah dikonfirmasi melalui telepon dan WA +62 878-6483 6xxx tidak ada tanggapan. [sanca]

Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menyerahkan seekor sapi kurban kepada Pengurus Mushalla Raudhatul Jannah, Jumat (31/7/2020).

Padang, SancaNews.Com - Andre Rosiade Anggota Komisi VI DPR RI mendistribusikan delapan hewan kurban ke Sumatra Barat untuk Idul Adha 1441 H. Hewan kurban tersebar di Kota Padang, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanahdatar, Kabupaten Dharmasraya dan Limapuluh Kota. Ini adalah bentuk kepedulian Andre sebagai perwakilan rakyat dari Sumatra Barat 1.

“Alhamdulillah, ini adalah tahun pertama kami menjadi anggota DPR RI mewakili Sumbar. Saat ini baru bisa menyalurkan bantuan tambahan hewan kurban 9 ekor ke Sumbar. Insya Allah tahun depan kita akan kirimkan lebih banyak lagi,” kata ketua DPD Gerindra Sumbar ini, Jumat (31/7).

Andre mengatakan, ada dua BUMN yang mengirimkan hewan kurban melaluinya. Pertama PT Semen Indonesia melalui PT Semen Padang yang ada di Sumbar. Hewan kurban dibagikan di Kota Padang, tepatnya di Siteba, Nanggalo dan Kompleks Kehakiman, Cengkeh, Lubukbegalung.

“Selanjutnya juga dibagikan di Koto VII Kabupaten Sijunjung. Alhamdulillah, sehari jelang Idul Adha 1441 H ini, semua kurban sudah sampai di lokasi,” kata Andre yang juga menyerahkan sapi secara simbolis di Mushalla Raudhatul Jannah, Jalan Sawahlunto, Siteba, Nanggalo.

Sapi lainnya, kata Andre Rosiade, disebar melalui PT Kimia Farma sebanyak enam ekor untuk Kabupaten Tanahdatar, Dharmasraya, Sawahlunto dan Sijunjung. “Sapi-sapinya juga sudah kami kirimkan langsung ke masjid dan nagari yang mendapatkannya tahun ini,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.

Selain sapi yang disalurkan melalui BUMN, Andre juga berkurban sapi di lingkungan rumahnya di kawasan Tangerang Selatan, Provinsi Banten. “Untuk lingkungan rumah tinggal kami juga berkurban sapi. Ini adalah Idul Adha yang berat, karena masih bertepatan dengan pandemi covid-19,” kata Andre Rosiade.

Ketua Pengurus Mushalla Raudhatul Jannah, Ustaz Irfan mengucapkan terima kasih kepada Andre yang telah menyalurkan bantuan sapi kurban ke mushalla itu. “Terima kasih adinda Andre Rosiade yang pernah menjadi bagian dari kami di mushalla ini,” katanya. (padek)

Mendagri Tito Karnavian

Jakarta, SancaNews.Com – Mendagri Tito Karnavian mengapresiasi keberhasilan Tim Polri menangkap Djoko Tjandra, buronan kasus hak tagih Bank Bali.

Tito mengatakan, keberhasilan jajaran Polri layak diapresiasi, sebab menangkap buronan di luar negeri itu tidak gampang, mesti mengatasi jalur birokrasi antarnegara.

"Saya menyampaikan apresiasi kepada Polri, Pak Kapolri dan jajarannya yang mampu untuk menembus hambatan-hambatan birokrasi maupun hambatan-hambatan hukum antarnegara, itu prestasi luar biasa," kata Tito di Jakarta, Jumat (31/7).

Menurutnya, menangkap buronan di luar negeri itu bukan perkara mudah karena mesti mengatasi birokrasi antarnegara, meskipun ada perjanjian ekstradisi antardua negara, misalnya antara Indonesia dan Malaysia.

Sebelumnya, pada Kamis 30 Juli 2020 Polri menangkap Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra di Malaysia terkait kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabomo menyatakan penangkapan Djoko Tjandra melibatkan Kepolisian Diraja Malaysia.

 "Alhamdulillah Djoko Tjandra bisa dibawa kembali melalui jalur penerbangan via Halim, menjawab pertanyaan publik apa yang terjadi selama ini," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.

Djoko tiba di Halim Perdanakusumah, Kamis malam sekitar pukul 22:45 WIB dan segera dibawa ke Mabes Polri.

"Kami akan melaksanakan proses penyelidikan, penyidikan secara tuntas untuk bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat," kata Listyo yang memimpin langsung penangkapan Djoko di Malaysia itu. (sanca/jpnn)



Jakarta, SancaNews.Com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsyi meminta polisi mengusut insiden pembakaran poster Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Menurutnya, tindakan tersebut tersebut tidak bisa ditoleransi dan bisa dijerat dengan Pasal 156 KUHP.

"Aksi pembakaran foto Habib Rizieq adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi, hal itu seharusnya tidak boleh dilakukan dalam sebuah aksi unjuk rasa. Tindakan tersebut termasuk perbuatan menyatakan permusuhan dan kebencian," kata Aboebakar, dilansir cnnindonesia, Rabu (29/7).

"Seharusnya aparat memproses mereka dengan pasal 156 KUHP," imbuhnya.Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) KH Sobri Lubis

Pasal 156 KUHP berbunyi, "Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp 4.500".

Dia menyampaikan bahwa aparat kepolisian seharusnya sigap dengan kondisi saat ini. Polisi, lanjutnya, tidak boleh terlihat berat sebelah dalam menyikapi laporan dari masyarakat.

Bendahara Fraksi PKS DPR RI itu pun mengingatkan bahwa setiap tindakan yang diambil oleh aparat kepolisian akan selalu menjadi sorotan publik.

"Jangan sampai polisi terlihat cekatan ketika menerima laporan dari satu pihak, sedangkan kalau ada laporan dari pihak lain terlihat kurang sigap atau bahkan slow respons," katanya.

Lebih jauh, Aboebakar mengaku khawatir masyarakat akan mengambil langkah sendiri jika polisi tidak bertindak sebagaimana mestinya dalam menyikapi insiden pembakaran poster Rizieq Shihab. Menurut dia, masyarakat bisa saja melakukan tindakan main hakim sendiri.

Aboebakar menilai polisi pun bisa dengan mudah menangkap pelaku pembakaran poster Rizieq Shihab karena video terkait insiden tersebut telah beredar di media sosial.

"Tentunya ini tidak boleh terjadi, lebih baik polisi segera melakukan tindakan, apalagi banyak rekaman yang sudah beredar sehingga cukup mudah mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dan siapa saja yang harus bertanggung jawab," tuturnya.

Pembakaran poster Rizieq Shihab viral di media sosial. Video rekaman menampilkan pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Boedi Djarot berada di antara massa aksi dan ikut berorasi.

Boedi Djarot mengatakan Rizieq Shihab telah mengkhianati negeri dengan tidak menerima kemenangan Joko Widodo di Pilpres. Boedi Djarot pun menyerukan penolakan terhadap kepulangan Rizieq Shihab yang kini diketahui tengah berada di Arab Saudi.

"Jadi silakan saja teman-teman, ini manusia sampah yang tidak boleh ada ada di sini, dan ketika nanti mau pulang kita tolak ramai-ramai," kata Boedi Djarot dalam video itu.

Massa aksi pun melempari poster Rizieq dengan kotoran. Lalu mereka berusaha menyobek dan membakarnya. Namun, hingga video berakhir, api tak kunjung menyala.

Saat dikonfirmasi, Boedi Djarot mempersilakan FPI cs melapor ke polisi terkait pembakaran poster Rizieq Shihab. Namun, Boedi Djarot menegaskan, secara pribadi tak menghina siapapun dalam insiden tersebut.

"Jadi ya silakan saja (lapor ke polisi), secara pribadi saya nggak menghina siapa-siapa. Itu kemarahan massa," kata Boedi, Rabu (29/7). [sanca]

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.