Latest Post


Jakarta, SancaNews.Com – Pasca kasus gerombolan massa mencoba melakukan pembakaran terhadap foto Habib Muhammad Rizieq Shihab (HRS) dan merobek-robeknya disertai caci maki, beredar pula sebuah video yang diduga umat Islam mendatangi diduga pelaku pembakaran tersebut.

Dalam video singkat berdurasi 11 detik itu, tampak sejumlah orang mendatangi sebuah rumah pada malam hari. “Apapun alasannya, kami tidak terima foto Imam Besar kami dicoret-coret dan dicaci maki,” terdengar suara seorang pria dalam video tersebut. Diduga pemilik rumah itu Boedi Djarot sudah kabur.

“Umat Islam yang tak Terima melihat ulah biadab Boedi Djarot pembakar foto Imam Besar Habib Rizieq Shihab akhirnya mendatangi rumahnya, Boedi Djarot dikabarkan sudah kabur melarikan diri, tak ada di rumahnya, Senin (27/7/2020) malam,” keterangan tertulis menyertai video yang diunggah di kanal Youtube Fakta News itu (27/07/2020).

“Kok kabur bud…??” akun Pao Kocci mengomentari video unggahan tersebut.

“Kelompok neo PKI mulai reseh. Umat Islam harus bersatu,” komentar akun Hepy Yuniarti.

Sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial pada Senin (27/07/2020) malam, menayangkan sekelompok massa melakukan demonstrasi. Tampak massa tersebut mencoba melakukan pembakaran terhadap foto Habib Muhammad Rizieq Shihab (HRS).

Namun, sebagaimana pantauan di lokasi pada Senin sekitar pukul 22.30 WIB, ternyata foto Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut tampak tidak mempan dibakar. Api kecil sempat menyala sekitar kurang dari 6 detik saja saat disulut oleh seseorang dengan korek gas, tapi api lantas mati.

Massa pun kembali mencoba membakar foto HRS pada sebuah poster besar tersebut. Namun, beberapa kali gagal meskipun telah dibantu dengan cairan yang tampaknya bahan bakar minyak bensin.

Setidaknya tiga kali dilakukan upaya pembakaran foto Habib Rizieq, namun selalu gagal. Akhirnya, sejumlah massa yang mayoritas berseragam merah itu pun merobek-robek foto Habib Rizieq. Sontak kejadian ini mengundang reaksi dari warganet.

“Subhannallah. Foto habib rizieq tak bisa terbakar. Di saat para cebong, para Neo PKI ingin coba membakar nya.. Saking kesal nya saat foto habib rizieq tak bisa di bakar nya, mereka langsung merobek nya… Allah maha adil dan Allah maha kuasa atas segalanya yang ada di dunia ini. Dan apipun tak ingin untuk menyentuh foto habib rizieq atas segala kuasa Allah… Terbukti sudah siapa habib rizieq. Beliau adalah waliyullah…

Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir,” ujar Sihabudin di salah satu grup WA yang didominasi komunitas keluarga NU, Senin.

Berdasarkan pengamatan pada video itu, peristiwa tersebut diduga terjadi di depan kompleks DPR RI, Jakarta pada 27 Juli 2020.

Hingga berita ini dimuat belum diperoleh keterangan resmi siapa pihak yang bertanggung jawab atas upaya pembakaran dan perobekan foto Habib Rizieq maupun pihak yang menggelar demonstrasi tersebut. [gelora]

Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) KH Sobri Lubis

Jakarta, SancaNews.Com - Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) KH Sobri Lubis ikut mengomentari pembakaran poster Habib Rizieq Syihab yang dilakukan massa aksi tolak khilafah di depan Gedung DPR/MPR, Senin (28/7/2020).

“Kita siap perang, perang dimulai,” kata Kiai Sobri Lubis, dilansir suaranasional, Senin (28/7/2020).

Menurut Kiai Sobri, pembakaran poster Habib Rizieq merupakan ulah gerombolan PKI memancing reaksi umat Islam.

“Umat Islam harus menegakkan hukum Islam. Kalau berhadapan umat Islam, resiko yang dihadapi gerombolan PKI itu,” jelas Kiai Sobri Lubis.

Kiai Sobri mengatakan, polisi bisa memproses hukum gerombolan yang membakar poster Habib Rizieq.

“Silahkan polisi memproses hukum, masyarakat mempunyai hukum adat, umat Islam punya hukum Allah,” jelas Kiai Sobri. (gelora)

Spanduk Habib Rizieq Shihab tak mempan dibakar. (Twitter/ar1pangeran


Jakarta, SancaNews.Com - Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menyayangkan aksi pembakaran spanduk bergambar Habib Rizieq Shihab oleh sejumlah pendemo yang videonya viral di sosial media.

Menurut Fahri, tidak ada gunanya membakar foto orang. Terlebih orang tersebut tidak sedang melakukan apa-apa.

"Apa sih gunanya bakar foto orang yang enggak lagi ngapa-ngapain, sakit jiwa pada!" tulis Fahri melalui Twitter-nya, Selasa (28/7/2020).

Respons Fahri itu berkaitan dengan viralnya video sekelompok pendemo yang berupaya membakar sebuah spanduk besar bergambar imam besar Frot Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @ar1pangeran. Dalam video tersebut tampak sejumlah orang mengenakan pakaian merah putih menggelar demo di depan kantor DPR RI pada Senin (27/7/2020).

Para pendemo itu menolak Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia dan menyebutnya sebagai pengkhianat bangsa. Bahkan, mereka menyebut Habib Rizieq Shihab dalam spanduk tersebut sebagai manusia sampah.

"Manusia di foto ini adalah sampah. Dia tidak berguna lagi. Jadi tidak ada tuntutan kita mencemarkan nama baik karena dia sudah mengkhianati negeri ini, tak mengakui kemenangan pak Jokowi," teriak orator dalam video tersebut seperti diwartakan suara.com, Selasa (28/7/2020).

Para pendemo melempari spanduk Habib Rizieq Shihab dengan tomat dan menginjak-injak foto Habib Rizieq Shihab. Mereka juga menyiramkan bensin ke arah spanduk gambar Habib Rizieq Shihab dan berusaha membakarnya.

Namun, saat api telah disulut, api tersebut hanya beberapa detik saja membakar ujung spanduk kemudian padam. Spanduk gambar Habib Rizieq Shihab tak bisa dibakar.

"Basah itu, basah. Bensin mana bensin," teriak salah seorang pendemo.

Karena spanduk tersebut tak kunjung bisa dibakar, pendemo akhirnya merobek-robek spanduk tersebut. Mereka juga kembali menginjak-injak spanduk tersebut.

Video tersebut mendadak viral di media sosial. Beragam komentar pro dan kontra membanjiri video tersebut.

Hingga Selasa pagi, video tersebut telah disaksikan lebih dari 18 ribu kali dan mendapat likes dari ratusan pengguna Twitter. (suara)

Foto Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab, tidak mempan saat dicoba untuk dibakar massa dalam sebuah demo, tampak pada video yang viral, Senin (27/07/2020).

Aceh, SancaNews.Com – Ketua Front Pembela Islam Aceh (FPI) Tgk Muslim At-Thahiri sangat mengutuk tindakan beberapa orang untuk alasan apa pun dalam pelecehan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab oleh mereka yang berdemonstrasi di depan Gedung DPR / MPR-RI dengan merobek dan membakar foto yang muncul di video viral di media sosial.

“Jika pihak aparat membiarkan caci maki dan penghinaan terhadap Imam Besar kami, maka jangan salahkan kami para pecinta Habaib akan membuat perhitungan dan akan membalasnya dengan cara kami sendiri,” dalam pernyataan tertulisnya seperti diberitakan hidayatullah.com, Selasa (28/7/2020).

Kemudian FPI berharap agar pihak penegak hukum jangan cuma teriak “negara hukum” kalau hukum cuma berlaku untuk lawan politik. “Jangan teriak cinta NKRI jika ada orang yang membela NKRI mati-matian dari penjajah China dimusuhi, jangan teriak Pancasilais jika orang yang menjaga kemurnian Pancasila dari paham Komunis dicaci-maki dan bahkan dianggap sampah,” ujar Tgk Muslim.

“Maka dari alasan yang mereka ungkapkan tersebut dapat terbaca bahwa mereka kelompok projo. Jangan-jangan kaum biadab tersebut adalah binaan rezim dan sengaja dipelihara,” tambah Tgk Muslim.

Dalam video yang beredar luas itu, api kecil sempat menyala sekitar kurang dari 6 detik saja saat disulut oleh seseorang dengan korek gas, tapi api lantas mati.

Sebelumnya, video sekelompok pendemo yang berusaha membakar spanduk bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tidak mempan viral di media sosial, pada Senin (27/07/2020) malam.

Video tersebut juga viral di twitter. “Hari ini Ormas Neo PKI demo didepan gedung DPR RI, didepan aparat kepolisian mereka menginjak, merobek dan membakar Foto Imam besar Habib rizieq shihab,” tulis akun @Par3w4_Minang. (sanca)


Jakarta, SancaNews.Com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai, seharusnya Presiden Joko Widodo mampu mencegah keluarganya maju pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020.

Seperti diketahui, saat ini putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai kandidat calon Wali Kota Solo dan menantunya Bobby Nasution sebagai calon Wali Kota Medan. Menurut Pangi, hal itu harus dilakukan untuk menghindari munculnya dinasti politik.

"Jokowi harusnya hambat juga dinasti politik. Minta keluarganya untuk tidak maju dulu, menahan diri dulu untuk masuk ke politik ini," ujar Pangi seperti diwartakan kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Pangi mengatakan, untuk menghindari dinasti politik sebaiknya ada jeda selama lima tahun sejak Jokowi selesai menjabat, jika keluarga mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu ingin terjun ke politik praktis.

Dengan demikian, potensi penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power bisa dihindari, "Seharusnya ada jeda lima tahun (dari jabatan Jokowi), baru anak Jokowi bisa bertarung. Jadi tidak langsung nyambung dan supaya tidak ada terjadi potensi abuse of power, penyalahgunaan kekuasaan," kata Pangi.

Pangi menilai, saat ini Jokowi sedang membangun dinasti politiknya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, mengikuti penjaringan calon Wali Kota Tangerang Selatan.

" Dinasti politik sangat mengganggu kita saat ini. Harusnya lima tahun dulu, jauh dari kekuasaan dulu, baik anak maupun menantunya. Tapi sudah terlanjur," kata dia.

Pangi juga menilai apa yang terjadi dengan keluarga Jokowi saat ini merupakan sejarah baru di Indonesia. Sebab, Jokowi masih aktif sebagai Presiden, sedangkan keluarganya, mulai dari anak, menantu hingga iparnya, bertarung dalam Pilkada 2020. (sanca)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.