Latest Post

Presiden PKS Sohibul Iman

Jakarta, SancaNews.Com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyampaikan tidak mau menanggapi lebih dalam perihal pernyataan Ketua DPP PDIP Perjuangan Djarot Saifullah Hidayat yang menolak berkoalisi dengan PKS.

“Terkait dengan statement dari pengurus pusat PDIP, ya bagi kami sih tidak terlalu ambil pusing ya. Artinya itu silakan saja sebagai sikap dari partai masing-masing,” ujar Sohibul di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (24/7).


“Tapi bagi kami bagi PKS, kenyataan di lapangan ternyata tidak demikian,” imbuhnya.


Sohibul menerangkan, di beberapa wilayah PDI Perjuangan sempat berkoalisi dengan PKS.

“Bahkan ada yang justru PDIP yang meminta PKS, jadi saya tidak melihat statement itu sesuai dengan realita. Tidak realistis stetement itu. Tapi terserah, silakan,” paparnya.

Pihaknya memperhatikan, pernyataan Djarot tidak mewakili partai banteng moncong putih. Pasalnya, terdapat pernyataan pengurus PDI Perjuangan lainnya yang membantah pernyataan politik tersebut.

“Cuma kan saya baca juga, ternyata ada bantahan juga dari pengurus PDIP yang lain, bahwa pernyataan itu salah, dari salah seorang kalau nggak salah wakil Sekjen, atau wakil bendahara umum, itu ada statemen bahwa itu tidak benar,” bebernya.

Di beberapa wilayah di Sumatera, kata Sohibul, PKS dan PDI Perjuangan masih harmonis menjalin komunikasi secara intensif untuk Pilkada 2020.

“Karena di babel ya atau di Jambi itu ternyata pdip sedang menjalin komunikasi dengan pks. Jadi terserah saja. Silakan, sikap politik tapi di lapangan tidak demikian,” tutupnya. (psid)

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA/ Net.

Jakrta, SancaNews.Com - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA mengajak seluruh lapisan masyarakat, terlibat dalam upaya-upaya menjaga dan melestarikan Pancasila. Menurutnya, masih ada kelompok yang berupaya mengganti Pancasila dengan ideologi-ideologi yang lain.

“RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) adalah contoh upaya mengganti Pancasila. Karena RUU HIP secara implisit menghendaki perubahan terhadap Pancasila hasil kesepakatan 18 Agustus 1945, dengan Pancasila 1 Juni 1945,” kata Sjarif Hasan di Desa Harjasari Bogor Selatan Kota Bogor Jawa Barat.

Antara Pancasila 18 Agustus dan 1 Juni, kata Sjarifuddin, memiliki perbedaan yang sangat jelas. Sila Ketuhanan pada Pancasila 1 Juni merupakan sila kelima. Berbeda dengan Ketuhanan Yang Maha Esa pada Pancasila 18 Agustus yang merupakan sila pertama. Karena itu menurut Sjarifuddin, wajar jika RUU HIP ditolak oleh masyarakat.

Mempertahankan Pancasila sebagai dasar, ideologi dan falsafah negara, menurutnya, menjadi pilihan yang tidak dapat ditawar. Karena Pancasila mengajarkan bangsa Indonesia untuk selalu hidup rukun dan damai.

“Pancasila bukan hanya membawa kerukunan dan kedamaian, tapi juga akan membawa kesejahteraan, melalui sistem ekonomi koperasi. Pancasila akan membuat bangsa Indonesia bersatu padu, jauh dari perpecahan,” katanya lagi. [gelora]

Achmad Purnomo, Wakil Wali Kota Solo

Solo, SancaNews.ComAchmad Purnomo Mantan Bakal Calon Walikota atau Cawali Pilkada Solo, mengakui sudah diajak komunikasi oleh PKS ihwal kemungkinan maju lewat parpol, namun, Purnomo mengatakan tidak berminat dan tidak berkeinginan untuk mencalonkan diri kembali di Pilkada tahun ini.

“Ya, cerita saja. Tidak secara resmi. Tapi, saya mengira kalau [PKS] sudah enggak mungkin berkoalisi dengan partai lain. Gagasan itu pernah dilontarkan kepada saya setelah rekomendasi turun. Itu hanya gagasan,” kata Purnomo, dilansir solopos, Kamis (23/7/2020).

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS sempat mengutarakan keinginan untuk mengusung Achmad Purnomo sebagai cawali di Pilkada Solo 2020.

Meski tinggal sendirian setelah hampir semua parpol pemilik kursi di DPRD Solo memilih merapat ke Gibran-Teguh dari PDIP, PKS tetap bertekad untuk memberikan perlawanan.

PKS terus berusaha mengajak parpol lain untuk membentuk koalisi mengusung pasangan calon karena PKS sendiri tidak memenuhi syarat. PKS mengincar Achmad Purnomo yang pencalonannya lewat PDIP kandas.

Achmad Purnomo mengaku sudah bisa mengikhlaskan kegagalannya mendapatkan rekomendasi di DPP PDIP sebagai cawali di Pilkada Solo 2020.

Dia juga bersedia ditunjuk menjadi penasihat tim pemenangan Gibran-Teguh, pasangan calon yang mendapat rekomendasi DPP PDIP untuk maju Pilkada Solo 2020. Ia mengaku tak sakit hati atau pun dendam termasuk kepada mantan pasangannya, Teguh Prakosa.

Khawatir Dengan Pendukungnya, “Terus terang, yang saya khawatirkan yang di belakang saya itu loh, pendukung-pendukung saya, yang mungkin belum bisa menerima alasannya. Tapi, mudah-mudahan mereka seperti saya, bisa menerima realita,” ucap Purnomo.

Sebelumnya diberitakan, Achmad Purnomo sempat kecewa setelah tahu rekomendasi DPP PDIP untuk Pilkada Solo yang diumumkan pada Jumat (17/7/2020) lalu turun kepada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.

Purnomo butuh waktu beberapa hari untuk menenangkan diri dan akhirnya bisa menerima keputusan DPP PDIP itu. Tak hanya Purnomo, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo juga mengaku sebenarnya kecewa dengan keputusan DPP PDIP tersebut.

Keputusan itu tidak sesuai dengan hasil penjaringan tertutup di internal DPC PDIP yang kemudian mengusulkan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai cawali dan cawawali ke DPP PDIP.

Namun, Rudy mengatakan perjuangan sebagai kader harus tetap berlanjut. Sebagai kader, Rudy menyadari punya kewajiban melaksanakan apa pun keputusan ketua umum partainya. (sanca)



Bakal calon walikota yang ditugaskan DPC PDI-P yang juga Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo

Solo, SancaNews.Com – Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo sempat berkunjung ke Jakarta sebelum dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Purnomo ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Purnomo pulang dari Jakarta pada Kamis (16/7/2020).

Sehari setelahnya, Jumat (17/7/2020), Purnomo menjalani swab test. Karena ragu dengan hasil swab yang pertama, Wakil Walikota Solo kembali memeriksakan sampel lendir tenggorokannya pada Sabtu (18/7/2020).

"Pertama itu masih antara positif negatif masih abu-abu. Kedua hasilnya positif," kata Rudy, sapaan FX Hadi, saat dihubungi, Jumat (24/7/2020).

Sebagai informasi, jelang pengumuman rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk Pilkada Solo, Jokowi sempat memanggil Purnomo untuk bertemu di Istana Negara.

Purnomo mengatakan, kala itu diberitahu oleh Presiden Jokowi, pasangan calon yang direkomendasi DPP PDI-P maju di Pilwakot Solo 2020 adalah Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. Gibran sendiri adalah putra sulung Presiden Jokowi.

"Tadi saya di Istana Negara diberitahu oleh Pak Jokowi kalau yang dapat rekomendasi Gibran sama Teguh (Gi-Guh). Bukannya Pu-Guh, tapi Gi-Guh," kata Purnomo saat dihubungi wartawan, Kamis (16/7/2020).

"Pak Jokowi hanya menyampaikan itu utusan dari DPP," sambung Purnomo. Purnomo mengatakan tidak mempersoalkan meski dirinya tidak mendapat rekomendasi maju sebagai bakal calon wali kota pada Pilwakot Solo 2020.

"Iya, gimana lagi. Saya ndak apa-apa. Wong dari dulu saya sudah menduga ke arah itu (Gibran). Sikon (situasi kondisi)-nya begitu kok," ujar Purnomo. "Iya yang pertama tentunya karena Gibran putranya presiden. Kedua barang kali masih muda. Saya kan sudah tua mungkin begitu. Iya tidak tahu pertimbangan DPP apa, yang tahu DPP kenapa yang diberi rekomendasi Mas Gibran," tutupnya.(kompas.com)



Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo/Net

Solo, SancaNews.Com - Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo dikabarkan positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Saat ini Purnomo menjalani karantina mandiri di kediamannya karena tidak merasakan gejala sama sekali. Informasi tersebut awalnya beredar di kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo.

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo kemudian membenarkan politikus PDIP itu positif. Dia mengatakan Purnomo diketahui positif Covid-19 setelah dua kali menjalani uji swab dengan metode RT-PCR, "Hasil yang pertama memang masih abu-abu antara positif dan negatif. Tapi hasil tes kedua positif," kata Rudy saat dihubungi melalui telepon, dlansir cnnindonesia, Jumat (24/7).

Rudy mengimbau agar pejabat dan pegawai pemerintah yang pernah kontak dengan Purnomo tidak panik. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tengah melakukan contact tracing dengan mendata orang-orang yang pernah kontak langsung dengan Purnomo untuk menjalani tes PCR. Rudy sendiri dijadwalkan tes swab, Sabtu (25/7) besok.

"Enggak usah takut, enggak boleh stres. Saya juga sama. Kemarin malah waktu rapat virtual dengan camat dan lurah se-Solo saya duduk bersebelahan dengan Pak Purnomo," katanya.

Dihubungi terpisah, Purnomo menjelaskan tes swab pertama dilakukan Jumat (17/7) atau sehari setelah ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta. Purnomo bertemu Jokowi menjelang pengumuman PDIP mengusung putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon Wali Kota di Pilwalkot Solo 2020.

Sehari kemudian, atau Sabtu (18/7), ia mengikuti tes PCR lagi atas arahan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta. Dua kali tes itu dilakukan di rumahnya di Jalan Bhayangkara No 23, Kelurahan Panularan, Kecamatan Serengan, Solo.

"Yang pertama itu negatif. Yang kedua kok katanya cenderung positif. Saya nggak berani cerita. Langsung ke Dinas Kesehatan saja," katanya.

Selama sepekan terakhir, ia sempat menghadiri beberapa agenda, di antaranya rapat paripurna dengan DPRD Kota Solo pada Rabu (22/7) dan rapat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo Kamis (23/7). Setelah mengikuti rapat dengan OJK, Purnomo baru menerima kabar tersebut.

"Setelah dapat informasi itu saya langsung karantina mandiri di rumah. Saya merasa sehat sekali kok. Tidak ada keluhan. Tapi enggak tahu. Ya supaya hati-hati saja," katanya. (sanca)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.