Latest Post



Jakarta, SancaNews.Com - Jenazah Kepala Pusat Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin tiba di rumah duka di Jalan Tebet Timur III, Jakarta Selatan, Sabtu sore, 14 Maret 2020. Diangkut ambulans dari Rumah Sakit Persahabatan, jenazah Badar dibawa menggunakan peti mati berwarna putih yang dibungkus dengan plastik transparan.

Di RS Persahabatan, Badar sempat masuk ruang isolasi sejak Kamis, 12 Maret 2020. Sebelum dirujuk ke rumah sakit itu, ia telah dirawat di RS Medistra dengan keluhan demam selama hampir sepekan. Belakangan, menurut Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae, Badar mengalami sesak nafas. "Pada Kamis lalu dipindahkan ke RS Persahabatan, kebetulan beliau mengalami sesak nafas," kata dia di rumah duka, Sabtu, 14 Maret 2020.

Kendati diisolasi, Dian mengatakan dua kali dites, koleganya di PPATK ini dinyatakan negatif virus Corona. Dian mengatakan Badar meninggal akibat komplikasi penyakit jantung, ginjal, dan diabetes. "Beliau mengalami sesak nafas disertai komplikasi penyakit. Jadi itu saja," kata dia.

Terpisah, Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan Virus Corona atau COVID-19, Achmad Yurianto juga menampik bahwa ada pejabat negara yang menjadi pasien positif virus corona dan kemudian meninggal. "Saya pastikan negatif. Sudah diperiksa jam 2 tadi selesai hasilnya," kata Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Maret 2020.

Dua jam setelah hasil negatif itu keluar, keluarga Badar datang menjemput ke RS Persahabatan sekitar pukul 16.00 WIB. Di sana, wartawan dilarang pihak rumah sakit untuk mendekat ke sekitar gedung isolasi tempat penjemputan jenazah.

Sejam kemudian mobil ambulance tiba di rumah duka sekitar pukul 17.10 WIB. Ketika mobil tiba, sanak keluarga langsung mengerubuti mobil untuk mengangkat peti jenazah. Di dalam mobil itu peti jenazah Badar nampak telah dibungkus plastic, dirilis tempo.co.

Sementara, seorang petugas ambulans juga tampak menggunakan masker N95 serta sarung tangan karet yang panjangnya sampai siku. Direktur Utama RS Persahabatan Rita Rogaya dan Juru Bicara Tim Penanganan Covid-19 RS Persahabatan urung menjawab pesan Tempo soal alasan peti itu dibungkus plastik.

Sesampainya di rumah duka, peti jenazah langsung dibawa masuk ke dalam rumah. Setengah jam kemudian peti jenazah tersebut dibawa ke masjid dekat rumah untuk disalatkan. Jenazah mantan pejabat Kementerian Keuangan ini rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir pada sore ini. (sanca)


Jakarta, SancaNews.Com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengaku telah bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi guna mendiskusikan kemungkinan untuk menerapkan kebijakan lockdown terkait virus corona Covid-19.

"Tiga hari yang lalu, langsung ketemu Presiden," kata Rosan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dirilis tempo.co, Sabtu 14 Maret 2020.

Adapun lockdown merupakan  kebijakan membatasi akses suatu wilayah yang terinfeksi virus corona dengan mengunci akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebarannya tidak semakin meluas.

Dia mengusulkan untuk menerapkan kebijakan tersebut karena adanya banyak pertimbangan. Namun ia tak merinci alasannya tersebut.

"Kalau perlu dilakukan (lock down) seperti sekolah, universitas untuk diliburkan terlebih dahulu, kalau memang diperlukan dalam rangka penyebaran ya menurut saya kita lakukan gitu ya," ucapnya.

Rosan juga mengungkapkan usulannya tersebut masih pada tahap diskusi. Dia menyatakan perlu dilakukan, karena menurutnya kepentingan aspek keselamatan masyarakat Indonesia harus diutamakan.

Kemudian untuk dampak kebijakan lockdown jika diberlakukan untuk dunia usaha, Rosan masih mengkaji. "Kita assessment dampak dunia usaha," ujarnya.

Adapun korban virus corona di Indonesia sampai Jumat 13 Maret 2020 sudah mencapai 69 kasus dari sebelumnya masih berada pada 34 orang pada tiga kemarin. Untuk 5 orang di antara total kasus tersebut telah dinyatakan sembuh, dan 4 lainnya meninggal.

Kemarin, Presiden Jokowi menegaskan belum akan ada lockdown atau penutupan akses total di Indonesia demi mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau COVID-19. (sanca)





Jakarta, SancaNews.Com - Pemerintah tak menyangkal ada petugas medis yang ikut terinfeksi virus corona dan meninggal dunia.

"Ada," kata juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menjawab pertanyaan wartawan soal petugas medis terinfeksi corona.

Yurianto tidak merinci berapa jumlah tenaga medis yang terinfeksi virus corona. Dia bilang pemerintah tidak menghitung jumlah petugas medis terinfeksi.

Meski demikian Yuri memastikan ada tenaga medis meninggal dunia dalam kasus corona. "Ada," katanya.

Yuri menyebut petugas medis itu meninggal kemarin. Namun Yuri tidak mengungkap indeks nomor petugas medis yang meninggal dunia itu.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengungkapkan ada petugas medis yang tertular virus corona.

Hal itu disampaikan Anies siang tadi, saat mengumumkan kebijakan penutupan sekolah di Jakarta selama dua pekan.

"Dokter dan perawat sudah bekerja nonstop. Sebagian dari mereka sudah tertular. Semoga mereka tetap sehat dan bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya," kata Anies.


Meski demikian, Anies tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah dan kondisi petugas medis yang disebutnya sudah terpapar virus corona itu.

"Saya meminta masyarakat untuk tetap tenang, bersabar, dan menjaga situasi tetap kondusif selama petugas medis melakukan tugasnya," lanjutnya.

Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia per hari ini bertambah menjadi 96 kasus, 8 di antaranya dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

Dari lima korban meninggal dunia, satu pasien berada di Bali, satu di Solo, dan dua di Jakarta. Sementara satu pasien meninggal dunia lainnya tidak diumumkan berada di wilayah mana. (sanca)



Sumber : cnnindonesia.com


Ilustrasi pasien corona meninggal dunia.

Jakarta, SancaNews.Com - Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia per Sabtu (14/3) bertambah menjadi 96 kasus, 8 di antaranya dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

"Jadi ada 27 kasus baru, itu semua kita dapat dari hasil tracing masif," kata juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto.

Dirilis cnnindonesia.com, sehari sebelumnya, jumlah pasien positif corona di Indonesia tercatat 69 kasus.

Yuri menyampaikan penyebaran virus corona saat ini semakin meluas. Daerah yang terkena wabah corona antara lain Jakarta, Bandung, Tangerang, Solo, Bali, Manado, Yogyakarta hingga Pontianak.

Pemerintah juga telah melakukan perubahan metode pelacakan, dengan tidak lagi berbasis kasus. Yuri mengatakan saat ini pemerintah mengutamakan komunitas, agar orang-orang sehat tidak jatuh sakit.

"Untuk itulah gugus tugas ini perlu dibentuk agar ada sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, tidak ada overlapping," ujar Yurianto. (sanca)






Jakarta, SancaNews.Com  - Mobil dinas Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian merapat ke RSUP Persahabatan di Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim). Namun mobil bernomor RI-21 itu tidak lama berada di lokasi.

Dirilis detikcom, Sabtu (14/3/2020), mobil tersebut tiba di lobi Griya Puspa RSUP Persahabatan pada pukul 12.26 WIB. Mobil tersebut sempat berhenti di depan pintu lobi.

Tampak ada dua orang yang turun dari mobil. Tak lama kemudian, mobil tersebut meninggalkan lobi dan keluar dari RSUP Persahabatan, "Aku cek ke protokol," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Bahtiar.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Kemendagri maupun RSUP Persahabatan terkait kedatangan Tito. Diketahui, RSUP Persahabatan ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit untuk menangani pasien terkait Corona (COVID-19) di Jakarta. (sanca).

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.