Latest Post



Jakarta, SancaNews.Com – Wakil Ketua MPR Fraksi Nasdem Lestari Moerdijat meminta pemerintah menegaskan status ada tidaknya wabah virus corona. Menurutnya, pemerintah harus bisa meyakinkan dunia internasional soal kondisi Indonesia terkait wabah tersebut.

"Sejumlah negara mempertanyakan status Indonesia. Terakhir diberitakan Departemen Kesehatan Australia memasukkan Indonesia ke dalam daftar negara yang diwaspadai bersamaan dengan China, Iran, Italia, dan Korea Selatan (Korsel)," ujar Lestari dalam keterangannya, Senin (2/3/2020).

Indonesia dipertanyakan karena pemerintah menyatakan tidak ada WNI yang terjangkit virus corona. Sementara,  termasuk Indonesia karena pencegahan virus corona, "Pemerintah harus mampu menjawab keraguan berbagai pihak," kata Lestari.

Dia meminta pemerintah mengambil langkah konkret dan bisa mengantisipasi dampak virus corona. Tidak hanya aspek kesehatan, tapi juga dampak ekonomi. Dia mengungkit penelitian LIPI yang memperkirakan dampak pariwisata akan merugi lebih dari USD 2 miliar.


Mempengaruhi Ekonomi

Dari sisi perdagangan, LIPI memperkirakan lebih dari 13 persen jenis barang ekspor ke Tiongkok berpotensi terimbas. Demikian pula sekitar 6,5 persen jenis barang impor asal Tiongkok berpotensi hilang dari pasar domestik Indonesia. Kontraksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 0,19 persen hingga 0,29 persen.

"April ini, kita memasuki bulan ramadhan. Perlu diantisipasi segera pengamanan stok dalam negeri serta pengendalian inflasi," kata Lestari.




Sumber : liputan6.com



Jakarta, SancaNews.Com – Wabah virus corona atau Covid-19 yang mengguncang dunia masih menjadi kekhawatiran banyak negara. Pasalnya, hingga Senin pagi ini (2/3), jumlah kematian akibat virus ini mencapai 3.044 orang. Sementara jumlah kasus infeksi sudah mencapai 88.227.

Dari 241 negara dan teritori yang tercatat di PBB, sebanyak 64 negara di dunia telah mengonfirmasi terinfeksi. Namun Indonesia sendiri mengklaim “zero corona” dengan tidak memaparkan data-data yang jelas.

Belum lagi jika melihat arus kebijakan yang kontra dengan banyak negara lain. Di mana, akses lalu lalang manusia dari dan ke luar negeri kembali dibuka.

Padahal negara seperti Arab Saudi saja menutup akses masuk orang luar dengan tidak menerbitkan izin visa umrah dan wisata.

Pemerintah Presiden Joko Widodo dan kabinetnya malah menggelontorkan dana sebesar Rp10,3 triliun untuk memberikan insentif kepada maskapai penerbangan dan perhotelan, guna menyembuhkan minus pendapatan negara di sektor pariwisata.

Hal ini menjadi satu permasalahan yang dikritisi anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Petrus Selestinus.

Menurutnya, upaya pemerintah dalam menangani wabah virus corona ini terlihat belum all out.

“Pemerintah Indonesia tidak boleh santai menghadapi ancaman virus corona ini, lebih baik arus masuk dan keluarnya warga negara Indonesia dan warga negara asing harus diperketat bila perlu diblokade sementara waktu,” ujar Petrus Selestinus dirlis pojoksatu.id.

“Sehingga pemerintah dan masyarakat menemukan sistim kekebalan yang mampu mengatasi virus corona dimaksud,” sambungnya.

Justru kata Petrus Selestinus, saat ini pemerintah sedang menanam kecemasan untuk warga negaranya, di atas kebijakan yang dikeluarkan tidak bisa mengantisipasi wabah virus corona.

Ia pun merujuk kepada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, ‘kewajiban negara adalah melindungi segenap bangsanya dan seluruh tumpah darahnya’, untuk mengimbau ke pemerintah meluruskan kebijakannya.

“Harus ditunjukan juga dalam menghadapi ancaman bahaya virus corona ini, karena bahaya virus corona ini jauh lebih dahsyat dari bahaya perang senjata apapun,” tutur Petrus Salestinus.

Jika perbaikan sistem pencegahan tidak dilakukan oleh pemerintah, lanjut Petrus Selestinus, Presiden bisa dituntut melakukan melawan hukum.

“Jika saat ini masyarakat DKI Jakarta menggugat gubernurnya (Anies Baswedan) secara calss action karena kerugian akibat banjir melanda Jakarta, maka Presiden Jokowi bisa digugat melalukan perbauatan melawan hukum yang merugikan rakyatnya, karena lalai mengantisipasi penanganan bahaya virus corona,” tutupnya. (sanca)








Jakarta, SancaNews.Com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang terjangkit virus corona. Kedua WNI tersebut diketahui sempat kontak dengan warga negara Jepang berusia 41 tahun yang dinyatakan positif virus corona di Malaysia. Jokowi mengatakan, keduanya merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya 31 tahun. “Dicek tadi pagi, saya dapat laporan dari Pak Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) bahwa ibu ini dan putrinya positif corona,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3).

Kedua WNI yang terkena virus corona tersebut telah berada di rumah sakit. Mereka juga sudah mendapatkan perawatan supaya bisa kembali sehat.

Ia meminta masyarakat tak panik terkait hal ini. Sebab, pemerintah telah melakukan berbagai persiapan dalam mengantisipasi maupun menangani kasus tersebut. Jokowi mengatakan, sudah ada lebih dari 100 rumah sakit yang memiliki ruang isolasi dengan standar yang baik. Peralatan yang dimiliki Indonesia pun sudah berstandar internasional.

Selain itu, Indonesia telah memiliki reagen yang cukup untuk mendeteksi virus corona. Sudah ada tim gabungan TNI, Polri dan sipil yang khusus menangani persoalan tersebut. Pemerintah juga menerapkan standar operasional prosedur (SOP) berstandar internasional dalam menangani kasus tersebut. “Kami juga miliki anggaran dan sudah diprioritaskan. Karena kalau tidak serius, ini sangat berbahaya karena penyakit ini perlu kita waspadai,” kata Jokowi.




Sumber : katadata.co.id


JAKARTA, SANCANEWS.COM - Seiring meningkatnya kegiatan penerbangan VIP/VVIP, maka kebutuhan pramugari Bintara Wara (Wanita Angkatan Udara) untuk mendukung kegiatan penerbangan VIP/VVIP, baik pejabat TNI maupun Kepresidenan mendesak segera dipenuhi.

Untuk menjawab tuntutan tersebut, TNI AU mengirimkan 12 orang bintara Wara untuk mengikuti Initial Flight Attendant Training di GITC, Jakarta.

Kadisdikau, dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Sesdisdikau, Kol Adm Nelson Michiil Noak saat pembukaan IFAT di Garuda International Training Centre/GITC, Duri Kosambi Jakarta Barat ( 28 Februari 2020), mengatakan, 
TNI AU telah berupaya memenenuhi standar ideal untuk mencetak seorang pramugari, baik dari sisi penampilan, intelejensi dan respektifitas pribadi yang bersangkutan. 

Potensi dasar yang telah dimiliki saat ini sangat diharapkan dapat dikembangkan seoptimal mungkin seiring dengan proses pelatihan di GITC ini. 

Sebelumnya  12 Bintara Wara tersebut telah mengikuti english preparation for cabin crew yang diharapkan dapat membantu mempermudah seluruh rangkaian proses kegiatan di GITC yang banyak menggunakan bahasa Inggris. 

Pihak GITC yang diwakili oleh Senior Manager Flight Attendant Training dan Senior Manager Excess Training Capacity menyambut dengan baik kerjasama yang terjalin lama ini dan Initial Flight Attendant saat ini merupakan angkatan kesepuluh (A-X).  

Secara detail pelatihan ini merupakan Initial Flight Attendant Training Aircraft Type Rating B737 dengan jumlah 424 jam pelajaran dan diharapkan output para peserta dapat melaksanakan tugas sebagai Pramugari yang dapat menjelaskan dan mengimplementasikan beberapa hal diantaranya Aviation Knowledge, Rules & Regulation, Safety Management System, CASR, Classify Dangerous Goods, Aviation Security & Medical Knowledge dan tentunya hal terkait Cabin Practice dan Services. 

Kadisdikau berpesan agar seluruh peserta melaksanakan perintah mengikuti pendidikan dengan sebaik mungkin, menjaga kepercayaan pimpinan  dengan melaksanakan pendidikan pramugari  dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, mematuhi semua aturan yang sudah ditetapkan  GITC, menumbuh kembangkan keinginan untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu yang sebanyak-banyaknya sehingga bermanfaat bagi diri pribadi dan organisasi dan mengplikasikan ilmu diperoleh ke dalam kegiatan penerbangan TNI AU yang disesuaikan dengan protokoler yang ada. 

"Kita harapkan kegiatan ini dapat menunjang keberhasilan tugas sebagai personel Pramugari VIP/VVIP TNI AU yang handal dan profesional" kata Kadisdikau. (Donny)




JAKARTA, SANCANEWS.COM - Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. didampingi Pangkostrad Letjen TNI Besar Harto Karyawan, Pangkogabwilhan III Letjen TNI Ganip Warsito, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tiopan Aritonang, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Kukuh Sudibyanto meresmikan sarana  Wind Tunnel Sky Diving Center Divisi Infanteri 2 Kostrad, Singosari, Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/2).

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI beserta rombongan didampingi Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto juga  mengecek kesiapan Alat Utama Sistim Senjata (Alutsista) yang dimiliki jajaran Divisi 2 Kostrad seperti Tank Leopard, Tank Marder, Tank M113, Rudal Mistral Atlas, Roket Astros, termasuk senjata perorangan prajurit Kostrad.


Sementara dihadapan prajurit Divisi 2 Kostrad dan keluarganya, Panglima TNI mengatakan bahwa banyak tugas utama yang harus kita selesaikan yaitu melaksanakan operasi penegakan hukum di Papua, melaksanakan operasi kemanusiaan yang pertama di Natuna dan saat ini sedang berlangsung di Pulau Sebaru dan rencana besok pagi tanggal 1 Maret tahun 2020 juga datang 68 WNI dari Yokohama dan akan ditempatkan di Pulau Sebaru Kecil.

Pangima TNI juga mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas keterlibatannya yang luar biasa kepada prajurit Divisi 2 Kostrad yang setiap melaksanakan tugas operasi tidak pernah mengecewakan, semuanya berhasil dengan baik, karena memang tugas yang diberikan oleh Kostrad semuanya bisa berjalan dengan baik.

Lebih lanjut Panglima TNI juga menyampaikan bahwa amanah yang harus dilakukan adalah tetap kita mendidik anak-anak kita menjadi berhasil, dan ingat setiap anak yang dilahirkan adalah emas, sekali lagi setiap anak yang dilahirkan adalah emas, tinggal bagaimana caranya bisa tetap mempertahankan bahwa anak itu tetap emas. Bagaimana kita bisa memasukkan informasi-informasi, pendidikan moral, pendidikan akademis sehingga anak itu tetap fitrah dari kelahirannya menjadi emas.

Anak yang terlahir menjadi seorang emas adalah bukan anak seorang Jenderal tetapi anak seorang kopral pun bisa juga menjadi emas. Seorang anak yang hidupnya sengsara juga bisa menjadi emas. Tinggal bagaimana bisa mendidik anak itu menjadi anak yang baik.

Panglima TNI beserta rombongan juga melakukan penanaman pohon Sawo Kecik dan menyaksikan demonstrasi Bela Diri Militer yaitu Pencak Silat yang dilakukan oleh prajurit-prajurit Divisi Infanteri 2 Kostrad. (Donny)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.