Latest Post

Jaksa Penuntut Umum (JPU), Andri Saputra


Jakarta, SancaNews.Com - Luthfi Alfiandi (20), pemuda yang membawa bendera Merah Putih saat demo viral di medsos dalam aksi di depan DPR pada September lalu memasuki sidang perdana hari ini, Kamis (12/12) didakwa pasal berlapis yakni Pasal 212 KUHP juncto Pasal 214 KUHP atau Pasal 170 ayat 1 KUHP atau Pasal 218 KUHP di Pengadilan Jakarta Pusat.

Jaksa Penuntut Umum (JPU), Andri Saputra,  menjelaskan bahwa perkara ini menurutnya, Luthfi awalnya mengetahui demo di DPR dari akun Instagram yang saat itu ada unggahan demonsntrans untuk STM dan Mahasiswa berkumpul di jalan dan Luthfi kemudian dihubungi rekannya bernama Nandang untuk ikut demo di DPR.

“Lutfi yang merupakan pengangguran kemudian menyamar sebagai siswa STM dengan baju putih dan celana abu-abu saat mengikuti aksi unjuk rasa memprotes pembahasan RKUHP dan revisi UU KPK pada 30 September 2019,” papanya jaksa saat membacakan berkas dakwaan di dalam ruangan persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Tidak itu saja, Jaksa penuntut juga menyebutkan bahwa Luthfi lalu bergabung dengan para pendemo yang lainnya untuk unjuk rasa di depan gedung DPR / MPR RI dan aksi tersebut dibubarkan oleh petugas keamanan pada pukul 18.30 WIB. Namun pada pukul 19.30 WIB, Luthfi dan sejumlah orang lainnya kembali mendatangi belakang gedung DPR. “Mereka melakukan demo disertai penyerangan kepada kepolisian dengan melempar batu, botol air mineral, petasan, dan kembang api,” sebutnya.

Tidak sampai di situ, Jaksa melanjutkan bahwa Luthfi disebut-sebut merusak fasilitas umum seperti pot bunga hingga pembatas jalan. Kemudian Polisi memberi peringatan lebih dari tiga kali kepada massa untuk membubarkan diri agar tidak melakukan anarkis, bahkan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Herry Kurniawan memerintahkan langsung agar pendemo bubar. "Namun peringatan itu tak diindahkan Luthfi dan teman-temannya dan massa semakin brutal hingga melempar batu ke arah petugas keamanan dengan botol air mineral, batu, dan petasan sehingga situasi semakin rusuh,” ujarnya.

Aksi massa dapat dibubarkan setelah petugas menyemprotkan atau  melepaskan gas air mata dan atas kejadian itu, petugas melakukan penyelidikan dan menangkap para pelaku, dengan salah satunya Luthfi.

Menurut pantauan media ini diruang sidang dipenuhi oleh pengunjung pendukung Luthfi Alfiandi terdengar teriakan "Bebaskan Luthfi" karena pengujung menganggap bahwa pembawa bendera Merah Putih tersebut tidak bersalah dan sidang akan kembali digelar Minggu depan. (sanca)





Jakarta, SNC - Gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin sadis dalam aksinya. Kali ini puluhan pekerja proyek dibantai oleh OPM.


Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengklaim selalu berada di garda terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti diwartakan Gelora.co,  (6/12/2018) tahun lalu.


“Kalian OPM @PapuanV akan musnah!! Panglima BANSER @GPAnsor_Satu sudah sampai di Papua!! MAMPUS LAH KALIAN!! HAHAHAHAHA!! 


@Banser_CyberNU @Official_Ansor,” tulis @Ahmad87Muslim.


Tak disangka, kicauan Ahmad ditanggapi langsung oleh Anggota OPM di twitter melalui akun @PapuanV.


“Kami nanti kubur Banser di hutan rimba.. datang sudah.. kami juga sudah siap. #RevolusiTotal.


#GameOver #HabiskanBanser.


Free #WestPapua #PapuaMerdeka,” tulisnya.(sanca)



 




Jakarta, SancaNews.Com – Dari hasil penyelidikan, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menyebut pihaknya masih mendalami dari mana asal granat asap yang meledak di kawasan Monumen Nasional, Gambir, Jakarta Pusat.

"Sementara itu perkembangan, kita tunggu Labfor yang menyeldiki di lapangan," kata dia di kawasan Monas, Gambir, Jakpus, Selasa 3 desember 2019.

Gatot menambahkan bisa saja granat asap ini milik anggota Polri yang tertinggal. Sebab, granat ini memang masuk kategori dimiliki polisi. Apalagi, polisi memang kerap diperbantukan melakukan pengamanan di kawasan Monas mengingat kerap ada unjuk rasa di sana. Namun, untuk lebih jelas sudah berapa lama granat itu di sana masih menunggu hasil Labfor.

"Granat asap kan bisa dimiliki tim kita, mungkin tertinggal. Tapi, kan belum tahu, kita dalami dulu," katanya lagi, dilansir vivanews.com

Sebelumnya diberitakan, sebuah ledakan terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada pukul 7.10 WIB pagi tadi. Berdasarkan laporan tvOne, diduga ada satu orang yang terluka akibat ledakan ini. Korban juga diketahui sudah dibawa ke RSPAD untuk dilakukan penanganan. 

Terkait hal ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan, Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono akan menyampaikan langsung terkait informasi dugaan ledakan di kawasan Monas tersebut. (sanca)


Jakarta, SancaNews.Com - Ledakan di Monas sempat mengagetkan petugas kebersihan yang sedang bekerja. Belakangan, diketahui bahwa ledakan itu berasal dari granat asap.

Petugas kebersihan yang menyaksikan kejadian itu bernama Maryati (60). Saat sedang menyapu di depan gedung Mahkamah Agung, dia mendengar suara ledakan yang kencang.

"Saya (dengar ledakan) kencang. Terus saya nyebut Astagfirullahaladzim. Pengeng kuping saya. Saya tetap saja nyapu karena saya mau nguruk itu," kata Maryati saat ditemui di Monas, Selasa (3/12/2019).

Dia kemudian langsung diminta lari oleh petugas satpam. Karena takut, Maryati memilih tak mendekat dan tetap menyapu.

"Satpam lari, 'bom Bu bom', gitu. Saya nggak kepikiran ada ke situ (mendekat ke lokasi). Saya takut malah. Saya nyapu aja," ujarnya. 

Maryati tidak terpikir bahwa ledakan itu bom. Setelah suara kencang itu, dia melihat lalu lintas di luar Monas juga masih berjalan normal.

"Mobil juga masih ramai kok jalan, masih ramai, mobil masih jalan. Saya juga nggak tahu itu bom meledak itu. Saya nggak tahu. Saya tahunya sekali bunyi kencang, nyebut, Astaghfirullahal'adzim gitu. Kuping langsung pengeng. Terus duh saya nyapu saja. Nggak kepikiran itu bom bunuh diri," ucap Maryati.

Ledakan itu diketahui terjadi sekitar pukul 07.15 WIB di sisi utara Monas. Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy menyatakan ledakan berasal dari granat asap.

Ledakan itu melukai dua orang prajurit TNI bernama Serka Fajar dan Praka Gunawan. Kedua korban dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Saat ini keduanya sedang dalam perawatan.


Sumber : detik.com
Editor : sanca



Jakarta, SancaNews.Com - Sebanyak 2 anggota prajurit TNI yang berolahraga di pagi hari menderita luka-luka akibat ledakan granat asap terjadi di area Monas, jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (12/3/2019).

 
Akibat ledakan di Monas tersebut di lansir detik.com:

1. Penyebab

Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy, ledakan di Monas terjadi karena granat asap yang meledak. Hal itu berdasarkan hasil temuan tim di lapangan.

2. Dua prajurit TNI Jadi Korban

Akibat ledakan di Monas, dua orang prajurit TNI yang sedang berolahraga menjadi korban luka-luka. Saat ini, kedua korban bernama Serka Fajar dan Praka Gunawan tengah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.

3. Bukan Hal Luar Biasa

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy mengatakan insiden ledakan di Monas tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab, saat ini polisi juga tengah menyelidiki dari mana granat asap itu berasal.

"Ini hanya granat asap. Nggak perlu dibesarkan," ungkap dia.

4. Wisata Monas Ditutup

Ledakan yang terjadi di Monas membuat kawasan wisata ditutup sementara. Hal ini disampaikan oleh Plt Kadisparbud DKI Jakarta Alberto Ali bahwa kondisi ini akan diberlakukan sampai ada arahan lebih lanjut.
5. Kondisi Pengawasan di Kawasan Istana

Lokasi ledakan di Monas dekat dengan kawasan Istana. Terkait hal itu, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspamres) Mayjen Maruli Simanjuntak mengatakan pengaman Presiden Joko Widodo akan berlangsung seperti biasa. Sebab, ia menilai saat ini pengaman sudah berdasarkan standar.

"Nggak lah (penambahan Paspamres). Itu sudah cukup kuat untuk accident itu, kita sudah antisipasi. Sudah cukup kuat," ujar dia.

6. Kronologi

Ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.15 WIB. Saat itu, ledakan diduga terjadi di bagian sisi utara Monas dan dua anggota TNI ikut menjadi korban luka-luka.

7. Ramai di Lini Masa
Ledakan di Monas membuat ramai di lini masa. Bahkan, di Google Trend, kata 'Ledakan di Monas' mencapai lebih dari 100 ribu pencarian. (sanca)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.