Latest Post




Jakarta, SancaNews.Com - Stafus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman memastikan pemerintah akan memperbolahkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi salah satu perusahaan BUMN tanpa harus mundur sebagai kader PDI Perjuangan. 

Fadjroel telah berbicara dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang menerangkan bahwa pengurus BUMN dipilih melalui proses Tim Penilai Akhir (TPA) sesuai Perpres Nomor 177 Tahun 2014. 

"Selain itu juga memenuhi persyaratan lain sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/02/2015 yaitu bukan pengurus partai politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau anggota legislatif, calon anggota legislatif atau anggota legislatif terdiri dari calon/anggota DPR, DPD, DPRD, Tingkat I, dan DPRD Tingkat II," kata Fadjroel dalam keterangan tertulisnya, dilansir Okezone.com Minggu (17/11/2019). 

Fadjroel menerangkan bahwa siapapun yang akan menjabat menjadi petinggi BUMN harus bisa melaksanakan visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. 

"Presiden menekankan hanya ada visi-misi Presiden, tidak ada visi-misi Menteri, demikian pula di BUMN," tandasnya. (sanca)





Jakarta, SancaNews.Com - Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno angkat bicara terkait pelaporan Sukmawati Soekarnoputri ke Polda Metro Jaya oleh anggota Koordinator Bela Islam (Korlabi). 

Mengenai hal tersebut, Hendrawan mengatakan pihaknya ingin perkara itu tidak perlu diperpanjang, karena ia percaya kalau Sukmawati tidak bermaksud untuk menistakan agama. 

"Tidak perlu diperpanjang karena memang niatannya bukan untuk meremehkan atau menistakan," ucap Hendrawan, dilansir dari Okezone, Minggu (17/11/2019). 

Lebih lanjut, Hendrawan pun menyebut bahwa nilai-nilai kebangsaan dan juga nilai-nilai religiositas bersinergi dalam perjuangan bangsa untuk meraih kemerdekaan. 

Seperti diketahui sebelumnya, putri Soekarno tersebut dilaporkan oleh Koordinator Bela Islam (Korlabi) karena dianggap menistakan agama dalam sebuah forum yang videonya beredar di media sosial. 

Dalam video itu, Sukmawati tampak bertanya kepada para penonton soal Pancasila dan Al Quran serta pertanyaan soal Soekarno dan Nabi Muhammad SAW. 

"Mana yang lebih bagus Pancasila sama Al Quran? Gitu kan. Sekarang saya mau tanya ini semua, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad, apa Insinyur Sukarno? Untuk kemerdekaan. Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau menjawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini. Terima kasih silahkan duduk," ucap Sukmawati dalam video itu. 

Laporan tersebut pun tertuang dalam nomor LP/7393/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum tanggal 15 November 2019. Adapun pasal yang disangkakan dengan Pasal 156A Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP. (sanca) 






Medan, SancaNews.Com  - Anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang mengalami luka tusuk di bagian paha sedalam empat sentimeter saat menangkap kelompok terduga teroris di Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), menjalani operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Anggota sudah menjalani operasi, dan kini sedang dalam tahap pemulihan," kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, di RS Bhayangkara Medan, dilansir iNews.id, Minggu (17/11/2019).

Karena kejadian itu, terduga pelaku teroris yang ditembak mati karena menyerang petugas saat hendak ditangkap di Dusun I Kikik, Kecamatan Hamparan Perak. Selain itu, mereka membawa senjata api rakitan kaliber 22 milimeter.

Peran dari dua orang terduga teroris yang meninggal dunia adalah perakit bom yang digunakan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu 13 November 2019. Sedangkan terduga teroris lainnya, sebagai orang yang membantu proses perakitan tersebut.

"Masing-masing terduga teroris yang diamankan berinisial A, K dan P," ujar dia.
Sementara itu, jenazah kedua terduga teroris sudah dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan sekitar pukul 14.00 WIB. Keduanya dibawa menggunakan dua ambulans, dan mendapat kawalan ketat dari petugas kepolisian. 

Sebelumnya, terjadi ledakan bom bunuh diri di Makopolrestabes Medan, Jalan HM Said Medan. Terduga pelaku diidentifikasi atas nama Rabbial Muslim Nasution (24). Aksinya terekam kamera CCTV saat memasuki halaman kantor polisi menggunakan jaket driver ojek online, dan meledakan diri. (sanca)


Simpatisan Korlabi melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Polda Metro Jaya lantaran membuat pernyataan yang membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad. (ANTARA FOTO/Meli Pratiwi/RIV)


Jakarta, SancaNews.Com - Simpatisan Koordinator Bela Islam (Korlabi) melaporkan Sukmawati Sukarnoputri ke Polda Metro Jaya lantaran membuat pernyataan yang membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad.

"Benar (Sukmawati dilaporkan)," kata Sekretaris Jenderal Korlabi, Novel Bamukmin, kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (16/11).

Kepolisian menerima laporan bernomor LP/7393/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum pada 15 November 2019.


Dalam laporan itu, tertera keterangan bahwa pihak pelapor bernama Ratih Puspa Nusanti. Novel mengatakan bahwa Ratih merupakan simpatisan Korlabi.

Berdasarkan berkas tersebut, pasal yang dilaporkan yakni tentang tindak pidana penistaan agama Pasal 156a KUHP.

"(Laporan dibuat) atas dasar Sukmawati diduga melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad yang dibandingkan dengan Sukarno," tutur Novel.



Dari informasi yang dihimpun, pernyataan Sukmawati itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi pada Senin (11/11) lalu.

Sebelumnya, Sukmawati juga pernah dilaporkan atas kasus dugaan penistaan agama. Namun, Mabes Polri akhirnya menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan (SP3) karena tidak menemukan unsur pidana dalam kasus tersebut.

Dalam kasus itu, Sukmawati dilaporkan oleh sejumlah pihak atas dugaan penistaan agama ketika membacakan puisi berjudul Ibu Indonesia dalam acara peragaan busana Anne Avantie beberapa waktu lalu.

Salah satu penggalan lirik puisi itu berbunyi, “Yang ku tahu suara kidung ibu Indonesia, sangatlah elok… Lebih merdu dari alunan azan mu.”

Puisi yang dibacakan Sukmawati ini pun sempat memicu aksi massa bertajuk Aksi Bela Islam 64 pada April 2018 lalu. Aksi itu mengusung tuntutan proses hukum terhadap anak Presiden pertama RI Sukarno itu. (sanca) 




SancaNews.Com - Polisi menyatakan bahwa saat ini total 14 orang diamankan sehubungan dengan pemboman bunuh diri yang terjadi di Markas Besar Kepolisian Kota Medan (Polrestabes) pada hari Rabu (13/11).

"Yang jelas, dari kejadian kemarin ada 14 orang yang sudah dilakukan pengamanan," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto usai menjenguk korban bom bunuh diri, di RS Bhayangkara Medan, Jumat (15/11) malam seperti dikutip Antara.

Agus berjanji, pihak kepolisian akan terus menindaklanjuti kasus ini sampai tuntas demi memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Terorisme adalah musuh kita bersama, mari kita rapatkan barisan, kita perangi bersama. Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini, (terorisme) ini bukan ajaran agama," ujarnya.

9 Orang Berpotensi Tersangka

Agus juga menyebutkan sebanyak 9 orang berpotensi menjadi tersangka. "Dari kejadian kemarin ada 14 orang yang sudah dilakukan pengamanan, dan yang berpotensi tersangka ada sembilan orang," ujarnya.

Meskipun tidak merinci identitas 9 orang yang berpotensi menjadi tersangka tersebut, Agus menegaskan jumlah ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan hasil penyelidikan yang dilakukan.

Ketika ditanya mengenai pelaku berafiliasi ke kelompok mana, Agus enggan untuk menjawabnya. "Kalau jaringan, nanti yang menjelaskan biar dari Densus atau Mabes Polri saja ya," katanya.



Sumber : merdeka.com

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.