Latest Post

Kapolda Banten Irjen Pol Drs Tomsi Tohir Msi meninjau lansung lokasi tempat pelaksanaan PAM Pilkades 2019 yang secara serentak dilaksanakan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (03/11)


 
BANTEN, SANCA NEWS.COM - Kapolda Banten Irjen Pol Drs Tomsi Tohir Msi meninjau lansung lokasi tempat pelaksanaan PAM Pilkades 2019 yang secara serentak dilaksanakan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (03/11) pukul 10.00 WIB.

Memulai langkah awalnya, rombongan Kapolda Banten melaksanakan peninjauan di wilayah Desa Beberan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten.

Kapolda Banten didampingi oleh Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi P SIK MH, Kapolres Serang Indra Gunawan SIK MH disambut lansung oleh Pamasatwil Polda Banten, Dirsamapta Polda Banten Kombes Pol Jondrial SIK dan Dansat Brimobda Banten Kombes Pol Reeza Herasbudi SIK serta warga yang ikut mengeluarkan hak suaranya di TPS tersebut.

"Hallo Pak, Ibuk. Assallamualaikum, bagaimana Pilkadesnya?,"ucap Irjen Pol Tomsi Tohir

"Hallo juga bapak Kapolda, Waalaikumsalam, Alhamdulillah berjalan lancar dan aman pak,"terang warga secara serentak menjawab sapaan orang nomor satu di Polda Banten tersebut.

Selanjutnya, Jendral Bintang Dua tersebut meninjau lansung meja panitia penyelenggara, berjalan mengelilingi tenda TPS supaya memastikan kelengkapan persyaratan dan perhitungan suara yang diberikan oleh warga.

Berselang beberapa menit kemudian, Kapolda dan rombongan bergerak untuk pindah lokasi kedua di Desa Beberan, Kecamatan Ciruas untuk melaksanakan kegiatan yang sama, yaitu meninjau lansung Pilkadea di Desa Beberan tersebut. 

Setelah memastikan semua berjalan lancar, Kapolda dan rombongan bergeser kembali menuju ke Desa Lebakwana, Kecamatan Keramatwatu, Kota Serang.

"Alhamdulilah, dalam waktu setengah hari ini saya beserta rombongan dapat meninjau lansung lokasi pelaksanaan PAM Pilkades 2019 secara serentak di Kabupaten Serang dan Serang Kota,"tukas Irjen Tomsi Tohir

Kapolda Banten mengucapkan terimaksih kepada masyarakat Kabupaten Serang dan Serang Kota yang sudah mengeluarkan hak suaranya dalam pemilihan kepala Desa, serta ikut berpartisipasi dalam membantu berjalannya dengan baik dan lancar dalam Pilkades ini. (Donny/Ary).



Suasana Rumah Kudus (55) yang pengap dan gelap di Kawasan Kalianyar Jakarta Barat



JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Rumah Kudus yang berada di Jalan Kalianyar X RT002/RW006, Kalianyar, Taman Sari, Jakarta Barat, aliran listriknya diputus oleh PT PLN Persero, karena tidak mampu membayar biaya listrik.

Kudus (55), harus merasakan gelapnya hidup tanpa aliran listrik selama 10 tahun terakhir di Jakarta. Kondisi rumahnya dalam keadaan gelap. Hanya ada sumber cahaya dari pintu dan jendela rumah.

Dilansir Kompas.com, "Ya sudah lama, ini sekitar 10 tahun lalu rumah saya tidak dialiri listrik, karena memang tidak mempunyai uang dan sudah diputus," ujar Kudus saat ditemui di rumanhnya pada Sabtu sore.

Gelapnya ruangan ditambah lagi karena cuaca saat itu mendung dan langit sedang gelap. Di dalam kamar tidak ada lampu maupun saklar listrik sama sekali. Tembok yang berwarna dasar kuning pun sudah terlihat berlumut di beberapa sudut.

Ruangan kamar yang digunakan Kudus berukuran sekitar 5x3 meter, dengan 2 lemari pakaian dan 1 kasur yang sudah robek.

Langit-langit sebagian rumah terlihat sudah bolong. Beberapa bagian tanpa triplek, sehingga berhadapan langsung dengan genteng.

Belum lagi bau pesing kerap muncul dan hilang di dalam ruangan kamarnya. Ada juga beberapa lembar baju yang digantung di luar rumah.

"Kalau Bapak di sini datang saat hujan, ya di sudut ada air-air rembesan. Biasa juga kalau deres sih genang air pak," kata Kudus.

Sembari membuka bungkusan nasi berisi telur ceplok dan orek tempe, Kudus mulai menceritakan pengalamannya hidup tanpa listrik selama 10 tahun.

"Mari Mas, makan dulu, seadanya nih nasi sama ini saja" kata Kudus.

Makan dalam kondisi gelap membuka obrolan Kudus mengenai kondisi gelap-gelapan di rumahnya.

"Ini siang sampai sore ya ada cahaya sedikit. Tapi kalau malam gelap, ya sudah terbiasa saya Mas. Warga di sini juga sudah tahu 'di situ ada Bang Kudus' biasa begitu. Jadi ya sudah biasa," ucap Kudus.

Cerita awal mula listrik diputus.

Hal itu terjadi saat dirinya sudah tidak bekerja sebagai cleaning service sekitar tahun 2000-2001.
Setelah keluar dari kantor, Kudus tidak memiliki pekerjaan dan memilih kerja serabutan seperti mengamen, pengepul plastik hingga mencoba kuli bangunan.

"Pak, saya itu tamatan kelas 5 SD, ya alhamdulilah saya bisa baca dan tulis. Sempat kerja jadi OB. Nah, mungkin karena kantornya butuh pegawai yang punya ijazah, ya sudah, saya keluar. Saya pernah lah kerja dan tahu kerja sama orang Pak," ucap dia.

Tidak ada penghasilan yang tetap, membuat dirinya dan 2 keluarga yang hidup di rumahnya tidak mampu membayar listrik.

"Adik saya jaga toko lah ya gitu, enggak ada pemasukan, akhirnya diputus. Ya sudah biasa, makanya gelap-gelapan seperti ini," ucap Kudus.

Tak ingin mengemis hingga gunakan toilet umum

Situasi serba susah yang dialami Kudus tidak membuatnya putus asa. Kudus terus berjuang demi memenuhi kebutuhan hidup sehari.

"Saya enggak ngemis Pak, paling ya ngamen kalau ada bantuan ya saya terima. Pokoknya tidak mengemis," ucap Kudus.

Terdapat juga puluhan botol plastik yang berada di depan rumah Kudus. Botol itu dikumpulkan untuk ditukar dan mendapat bayaran. Sebagian botol-botol yang dikumpulkan merupakan pemberian sukarela dari warga setempat.

"Biasa dapat Rp 5.000 sampai Rp 10.000 dari kumpulin botol ini, diberikan ke pengepul. Atau pemulung datang kasih uang ke saya, ya cukup buat makan," tutur Kudus.

Uang dari botol-botol plastik itu lah yang digunakan Kudus agar bisa menyambung hidup untuk membeli makan.

Menurut Kudus, bila ingin ke toilet, dirinya harus menuju ke WC umum atau MCK umum.
Fasilitas umum tersebut digunakan untuk mencuci pakaian, mandi hingga buang air besar.

"Kalau ke WC ya WC umum bayar Rp 2.000, itu sekalian semuanya. Kadang juga enggak bayar orang juga sudah paham Pak," ucap Kudus. (Sanca)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono


JAKARTA, SANCANEWS.COM - Laporan dari anggota DPD RI Fahira Idris tentang meme Gubernur Anies Baswedan dengan wajah Joker telah diterima oleh Polda Metro Jaya dan Polda Metro akan segera menindaklanjuti kasus ini untuk memanggil Ade Armando sebagaimana dilaporkan.

Argo menyampaikan, ketika penyelidikan dibutuhkan keterangan dari pelapor atau dilaporkan. akan memanggil saksi atas laporan Fahira Idris.

"Masih dalam penyelidikan untuk diklarifikasi dengan pelapor dan saksi-saksi," kata Argo kepada wartawan, Sabtu (2/11/2019).

Laporan polisi itu tertuang pada nomor LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus dengan pelapor Fahira sendiri dan terlapor Ade Armando. Pasal yang dilaporkan terkait larangan mengubah terhadap bentuk dokumen elektronik dan/atau informasi elektronik yang tertuang pada Pasal 32 ayat 1 juncto Pasal 48 ayat 1 UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.

Diketahui, Fahira Idris melaporkan Ade Armando ke Polda Metro Jaya karena mem-posting meme berupa foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan riasan wajah tokoh fiksi Joker ke Facebook.

"Saya hari ini ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan Saudara Ade Armando karena saya tadi pagi jam 11.00 WIB di kantor saya di DPD RI di Senayan saya sangat-sangat terkejut dan merasa tersinggung sebagai warga DKI Jakarta dan ternyata memang banyak sekali yang tersinggung," kata Fahira di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Melihat perlakuan dari seseorang yang dilaporkan, Fahira merasa tersinggung karena foto Gubernur DKI Jakarta diedit dengan riasan Joker dan disebarkan di media sosial. Ada pula narasi-narasi yang mengandung ujaran kebencian dalam posting-an Ade Armando itu.

"Ini bisa dilihat ada di FB Ade Armando, ini adalah Gubernur DKI Jakarta yang sedang memakai busana resminya dia, pelantikannya dia dan ini milik Pemprov, milik publik, diubah seperti Joker dengan kata-kata atau narasi yang mengarah pada pencemaran nama baik," kata Fahira. (sanca)



(Picture of the week!)

Oleh: Hersubeno Arief

SANCANEWS.COM - Foto Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpelukan erat dengan Presiden PKS M Sohibul Iman,  layak dinobatkan sebagai “Foto pilihan pekan ini.”

Foto keduanya dalam pose berpelukan ala teletubbies,  beredar secara cepat di medsos. Lengkap dengan berbagai komentar.

Komentar yang muncul kebanyakan mengundang senyum. Ada juga yang membuat meme.

Foto itu disandingkan dengan foto Prabowo sedang berwelfie ria  bersama Megawati dan Puan Maharani. Captionnya: Cinta yang tertukar!

Secara visual,  foto yang diabadikan ketika Surya Paloh berkunjung ke kantor DPP PKS itu memang sangat kuat. Apalagi tafsir politiknya. Jauh lebih menarik dan multi tafsir.

PKS adalah satu-satunya partai yang sejak awal menyatakan oposisi terhadap Jokowi. Sementara Nasdem partai pendukung Jokowi yang berkali-kali menyatakan siap menjadi oposisi. Walau akhirnya tetap masuk kabinet, dan menempatkan tiga orang menteri.

Dari sisi posisioning, secara politis keduanya berada dalam kubu berseberangan. Sebelumnya sulit membayangkan mereka akan berpeluk-ria, apalagi sampai membuat beberapa kesepakatan.

Tapi itulah fenomena politik kontemporer Indonesia. Tempat adagium bahwa politik sebagai the art of possibility benar-benar diterapkan.

Kemungkinannya bahkan jauh melampaui apa yang dapat kita bayangkan. Beyond our imagination.

Prabowo saja bisa masuk kabinet Jokowi dan menjadi Menhan. Mengapa pula Surya Paloh dan Sohibul Iman tidak bisa berpeluk-mesra dan membuat blok baru oposisi?

(Gak perlu baper)

Pertemuan antara Surya Paloh dan Sohibul Iman ini kian menyadarkan kita,  jangan terlalu baper dalam melihat politik Indonesia. Ojo kagetan. Ojo gumunan.

Dengan begitu kita tidak perlu kaget, marah, apalagi sakit hati ketika tiba-tiba tokoh atau partai yang kita dukung berubah haluan di tengah jalan.
Woles saja. Namanya juga politisi.

Mari kita simak beberapa fakta dan fenomena berikut ini:

Pertama, batas antara penguasa dan oposisi sangat kabur. Bisa saja oposisi kemudian bergabung dengan penguasa.

Sebaliknya yang berada dalam pemerintahan karena kepentingannya kurang/tidak  terakomodasi, berancang-ancang  menjadi oposisi.

Kedua, karena adanya kepentingan yang sama, pemerintah dan oposisi bisa saling bahu membahu dan saling mendukung. Tidak peduli suara pemilih, suara rakyat.

Pengesahan UU KPK adalah contoh nyata. Semua fraksi di DPR sepakat mendukung,  kendati mendapat perlawanan keras dari masyarakat, mahasiswa dan pelajar.

Imbalannya semua fraksi mendapat jatah kursi wakil ketua MPR, termasuk PKS. Caranya dengan mengubah Pasal 15 UU Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

Ketiga, kabinet besar dan gemuk Jokowi berpotensi pecah di tengah jalan.

Kabinet yang dimaksudkan membuat semua happy, “disini senang, disana senang,” berubah menjadi “disini senang, disana berang.”

Banyak yang tidak puas dengan pembagian jatah kursi di kabinet. Nasdem sudah menyatakan secara terbuka. Mereka keberatan dengan masuknya Gerindra, apalagi mendapat pos penting sebagai Menhan.

Keempat, Jokowi tampaknya harus sudah bersiap-siap menghadapi oposisi yang cukup kuat di DPR, termasuk dari partai pengusungnya.

Nasdem sudah mengisyaratkan kemungkinan akan menjalin kerjasama dengan PKS di DPR. PDIP juga tampaknya tidak puas dengan pembagian jatah kursi di kabinet. Apalagi Luhut Panjaitan ternyata masih berperan besar di pemerintahan.

Bukan tidak mungkin PDIP juga akan menjadi oposisi terhadap beberapa kebijakan pemerintah.

Oposisi di DPR akan kian besar dengan tidak diakomodasinya PAN dan Demokrat di kabinet.

Kelima, tiga tahun, atau paling lambat dua tahun jelang Pemilu  2024  sudah mulai terbentuk konfigurasi kekuatan politik baru. 

Parpol pendukung Jokowi bisa bubar jalan, atau setidaknya mulai mencari jagoan masing-masing.

Pertemuan PKS dan Nasdem bisa menjadi indikator mulai terbentuknya embrio baru koalisi parpol pada Pilpres 2024.

Pertemuan ini bisa dilihat sebagai sebuah lanjutan dari  pertemuan Surya Paloh dengan Gubernur DKI Anies Baswedan beberapa waktu lalu.

Waktu dan kepentingan politik akan menentukan apakah kemesraan ala teletubbies itu berlanjut sampai 2024, atau hanya manuver sesaat.

Publik pasti belum lupa bagaimana Prabowo dan Surya Paloh juga baku rangkul menjelang pembentukan kabinet.

Saat itu Surya menyatakan kepentingan negara di atas kepentingan parpol. Ternyata Nasdem menyabot kursi Menteri Pertanian yang sudah lama diincar Gerindra.

Sebaliknya Gerindra yang mematok harga mati kursi Mentan, tetap bersedia masuk kabinet dengan kompensasi kursi Menteri Kelautan dan Perikanan. end




# GR-Group UAH

 
Jenazah Ketua Genk Motor yang di Door Polisi
JAKARTA BARAT, SANCA NEWS.COM - Ketua Geng Motor Independen tewas ditembak polisi akibat melawan petugas saat akan ditangkap. Tersangka yang diketahui berinisial J alias NY (32) merupakan TO yang melakukan pencurian dengan kekerasan terhadap korbannya Ruslan yang terjadi di Jalan Utan Jati / Kp. Tebaci Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

Kapolsek Kalideres Polres Metro Jakarta Barat AKP Indra Maulana Syaputra, SH.SIK mengungkapkan, kejadian terjadi pada Jumat, 01 November 2019 pukul 03.30 Wib dini hari.

Sebelumnya pada hari Minggu, tanggal 20 Oktober 2019 pukul 01:30 Wib, tersangka J als NY selaku ketua geng motor independen bersama-sama dengan tersangka lainnya dan puluhan anggota geng motor independen dari Tangerang berkeliling menggunakan sekitar 30 sepeda motor berboncengan 2 dan 3 dan pada umumnya membawa sajam untuk mencari sasaran yang sepeda motornya bisa dirampas.





“Pada pukul 01.45 Wib, ketika melintas di Jalan Peta Selatan, tersangka dan gerombolan lainnya mencegat korban sambil tersangka mengacungkan cleurit sehingga korban takut dan menjatuhkan sepeda motornya dan ditinggal kabur yang kemudian diambil oleh tersangka “ungkap AKP Indra, Jumat (01/11).


Indra menambahkan dari hasil pemeriksaan ke enam pelaku diantaranya RA, Na, PB, SY, Ed dan J alias NY yg merupakan ketua geng motor tersebut dan rekan lainnya yang berhasil diamankan positif menggunakan narkoba jenis ganja dan dari keterangan pelaku sisa dari hasil kejahatan di pergunakan pelaku untuk membeli narkoba jenis ganja.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Kalideres AKP Syafri Wasdar, SH. menjelaskan, Setelah berhasil, kemudian tersangka dan gerombolannya bergerak menuju Rs. Mitra Keluarga Kalideres.




Barang bukti hasil sitaan

Di depan RS. Mitra Keluarga, tersangka dan gerombolannya kembali mencegat 2 pengemudi sepeda motor ( Abdullah dan Neneng Hasanah) sambil tersangka mengavungkan celurit hingga kedua korban takut dan kabur meninggalkan sepeda motor yang kemudian diambil tersangka dkk.

Setelah adanya kejadian tersebut, ketiga korban membuat laporan di Polsek Kalideres, kemudian dilakukan penyelidikan didapat informasi dan petunjuk bahwa pelakunya adalah Geng motor independen yang dipimpin oleh J alias NY yg tinggal diperkampungan Bedeng, Cengkareng.

“Kita berhasil mengamankan 5 pelaku di salah satu Warnet di daerah Bedeng Cengkareng dan menyita 1 unit sepeda motor merek Honda Vario putih milik korban RUSLAN HS, sedangkan 2 unit sepeda motor hasil kejahatan lainnya sudah dijual,” tambahnya Syafri.

Masih dikatakannya, dari keterangan kelima pelaku yang tertangkap mengaku dalam aksi tersebut tersebut, dipimpin/dikomandoi oleh tersangka J alias NY

Tim Buser mendapat informasi bahwa tersangka J yang menjadi TO sedang berkeliling naik sepeda motor Vario warna putih di sekitar Jalam Utan Jati,Tebaci, Kalideres.Team bergerak ke lokasi dan melihat target sedang naik sepeda motor.

Ketika dilakukan penangkapan, tersangka melakukan perlawanan dengan mengeluarkan clurit panjang. Karena merasa terancam, anggota melakukan tindakan tegas dengan mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 2 kali.

Namun tersangka tidak menyerah dan menyerang hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas dan mengenai dada sebelah kiri.

“Tersangka roboh, lalu dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, namun setelah tiba di RS, dokter menyatakan tersangka sudah Meninggal dunia,” imbuhnya. (Sanca/Sotarduga)



SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.