Latest Post


SANCANEWS.COM - Mantan Dandim 147 / Kendari, Sulawesi Tenggara, Kolonel Kav Hendi Suhendi ternyata berasal dari Karawang, Jawa Barat. Warga Karawang memintanya untuk kembali ke kota asalnya.

Kolonel Hendi dikeluarkan dari jabatannya karena postingan istrinya dianggap tidak rasional tentang insiden penikaman Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto.

Hendi ternyata adalah putra asli dari Kabupaten Karawang. Dia menyelesaikan sekolahnya di SMAN 1 Karawang.

Berdasarkan informasi dilansir posbekasi.com, Hendi sekolah di SMAN 1 Karawang pada tahun 1986 dan lulus pada tahun 1989. Wajah Hendi selama beberapa hari terakhir memenuhi beranda media sosial facebook di Karawang.

Banyak warga yang memuji sikap pemberani Hendi dan mau bertanggungjawab meski bukan kesalahan yang dia perbuat.

Namun dari sekian banyak postingan di Facebook, ada sebagian warganet yang justru berharap Hendi bisa kembali ke Karawang dan menjadi bupati di daerah berjuluk Kota Industri tersebut.

Berikut salahsatu postingan pengguna facebook @ Elly Amalia :“Karena kejadian kmrn kami jd mengenal Bapak.. Kami jd tau bahwa Bapak adalah Putra Karawang..

Mgkn “musibah kemarin” yg Bapak & Ibu alami..
Adalah cara Allaah utk memanggil Bapak pulang k Karawang..

Jika berkenan.. Pulanglah pak..
Benahi kota Karawang qt yg katanya sdh carut marut..

Semoga kelak ditangan Bapak sbg putra daerah asli, Karawang mjd Kabupaten yg kembali mjd Kota Pangkal Perjuangan.. Perjuangan di segala aspek kehidupan yg baik.. Aamiin.. Allaahhumma Aamiin..” 

Sementara pengguna Facebook lain, @ Yayan Mulyana mengaku sebagai teman satu angkatan di SMAN 1 Karawang.

“Salut Dandim Kendari… Teman baikku selagi sekolah di smansaka… Semoga ini menjadi ujian untuk lebih meningkatkan kepribadian mu…” tulis Yayan. [sanca] 


Camat Telen Drs. H. Eddy Sofiansyah, MM Photo bersama di Stand Kecamatan Telen setelah berhasil meraih juara 1 Stand Kecamatan Terbaik 2019 Se- Kabupaten Kutai Timur (Foto: Khairul Amri)




KUTAI TIMUR, SANCANEWS.COM - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ir. H. Ismunandar, MT menutup secara resmi Pekan Raya Kutim Expo 2019, di Graha Expo Center kota Sangatta kabupaten Kutim, sabtu malam (12/10).

Pekan Raya Kutim Expo 2019 digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Kutim yang ke-20, yang mana telah menjadi agenda tetap tahunan di Kabupaten Kutim.

Pekan Raya Kutim Expo 2019, di Graha Expo Center Kota Sanggata, mulai dibuka dari 8 Oktober 2019 dan ditutup 12 Oktober 2019, masing-masing Kecamatan yang ada di Kutim menampilkan keterampilan ciri khas daerah tersebut dengan memajangkan di stand yang telah disediakan oleh Pengkab setempat.

Semaraknya Pekan Raya Kutim Expo 2019 diikuti oleh Stakeholder, instansi vertikal yang ada di Kutim, Polri, Kodim, Lanal, dan seluruh kecamatan yang ada di Kutai timur, juga mengahadirkan kesenian daerah setempat, sebagai sarana hiburan.

Dari 18 Kecamatan yang ikut serta di Pekan Raya Expo Kutim 2019, salah satunya kecamatan Telen. Kecamatan Telen pernah meraih juara III sebagai stand kecamatan terbaik tahun 2017, dan juara II sebagai stand kecamatan terbaik tahun 2018.

Camat Telen Drs. H. Eddy Sofiansyah, MM ketika di kunjungi wartawan Sancanews.com, menyampaikan, bahwa keikutan sertaan kecamatan Telen sudah dipersiapkan  dengan baik pada jauh-jauh hari sebelumnya.

"Tahun 2017 kecamatan Telen cuma berhasil meraih juara III sebagai peserta stand kecamatan terbaik se Kutim, pada tahun 2018 juara II, tapi Alhamdulillah pada hari ini Sabtu 12 Oktober 2019 dalam rangka Pekan Raya Expo Kutim 2019 berhasil meraih juara I sebagai stand kecamatan terbaik," ujar Camat Telen.

Lanjut Eddy, "Kecamatan Telen terletak disebelah utara kabupaten Kutai Timur dengan luas wilayah 3.129,61 km2, kecamatan Telen terdiri dari 8 desa yang mayoritas penduduknya bertani (berkebun sawit-red), dari 8 desa, hanya 2 desa yang belum masuk listrik (PLN) sampai saat ini, yaitu desa Long Noran dan desa Kernyanyan." paparnya lagi

"Insha Allah akhir 2019 ini seluruh desa yang ada di kecamatan Telen akan menikmati penerangan listrik," ucap Camat Telen  mengakhiri. (Khairul Amri).




Jakarta, SancaNews.Com - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn.) Wiranto dikabarkan terluka di perut setelah seorang pria tak dikenal diserang dengan pisau.

Dari foto-foto yang diterima di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019), Wiranto terlihat ditandu. Ada perban perban di perut kanan. Diduga bahwa Wiranto telah ditikam oleh seorang pria berpakain hitam.

Wiranto diserang saat berkunjung ke Pandeglang, tak lama setelah turun dari mobil, sambil berjabatan tangan dengan polisi.

Selain Wiranto, seorang kepala polisi yang berada di lokasi juga diketahui terluka. "Upaya menusuk, tetapi kepala polisi dipukul," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, Kamis (10/10/2019).

Dedi menambahkan bahwa para pelaku, salah satunya mengenakan celana pendek hitam dan berwarna cerah, telah diamankan. "Ya, pelaku sudah diamankan," kata Dedi.

Dedi mengatakan Kepala Inspektur Jenderal Polisi Banten Tomsi Tohir saat ini berada di lokasi. "Kepala polisi daerah berada di tempat kejadian kejahatan, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu," jelasnya.

Pria bersenjata yang mencoba menusuk Wiranto diduga terpapar ISIS. "Diduga terpapar ISISIS," kata Dedi.



#cnbc ind



JAKARTA, SANCANEWS.COM - Mengenai tuntutan para Mahasiswa mendesak Presiden Joko Widodo untuk bertindak, terkait dengan pembatalan UU KPK yang direvisi.

Dino Ardiansyah Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti mengatakan, pihaknya memberikan batas waktu kepada Presiden hingga Senin, 14 Oktober 2019. Jika tidak, mereka akan mengadakan demonstrasi yang lebih besar.

"Setidaknya ada pernyataan tentang kondisi hari ini, dan juga pernyataan menerbitkan Perppu KPPU. Kalaupun tidak ada (ada pernyataan), kami minta alasan rasional. Jika tidak ada respons, kami akan turun lagi, "Kata Dino saat dihubungi wartawan, Rabu (9/10).

Dino mengungkapkan bahwa siswa menginginkan kejelasan dari Jokowi. Sebab, Jokowi sempat mengatakan sedang mempertimbangkan penerbitan Perppu KPPU beberapa waktu lalu.

Harapan itu masih ditunggu setelah bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis lalu (3/10).

"Itu hanya pertimbangan. Yang kami minta sekarang adalah setidaknya pernyataan bahwa kami akan mengeluarkan Perppu," tambahnya.

Di kantornya Dino akan membangun kembali komunikasi dengan Moeldoko untuk meminta kelanjutan pertemuan mereka menuntut penerbitan Perppu KPPU.

"Jika sampai 14 Oktober juga tidak ada diskusi dan tidak ada pernyataan dari Presiden, kami yakin siswa akan turun ke jalan dan menjadi lebih besar," kata Dino, Kamis lalu.


# Rmol.id



JAKARTA, SANCANEWS.COM - Demonstrasi menentang Rancangan Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) di depan gedung DPR / MPR RI Jl. Gatot Subroto Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berakhir dengan ricuh. Senin (30/9) malam. 

 

Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, petugas dari unit Brigade Mobil (Brimob) menembakkan gas air mata di daerah sekitar gedung parlemen untuk mendorong demonstran mundur. 

 

Menurut pengamatan atau pantauan www.sancanews.com ada sekitar 150 orang yang telah ditangkap saat aksi ujukrasa dan para demonstran tersebut kini diamankan di Polres Metro Jakarta Barat. 

 

Mengenai para demonstran yang melanggar batas waktu yang diterapkan, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi yang diwakili oleh Wakasat Reskrim Polres Jakarta Barat, ia berharap agar pelaku aksi dapat mematuhi peraturan sehingga jam demonstrasi dapat dipahami agar tidak melanggar ketentuan aturan hukum yang ada. 

 

"Kami mendesak pelaku tindakan untuk mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan agar pelaku tindakan tidak melanggar ketentuan hukum yang ada," katanya dengan tegas. 

 

Dia menambahkan ketika dihubungi melalui WhatsApp pada Selasa (1/10/2019) pelaku yang ditangkap telah dicatat dan diproses sesuai dengan SOP dari polisi. (sanca)


Video aksi massa menolak RUU KPK di Slipi, Jakarta:




SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.