Latest Post

 
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo usai membuka acara Rapat Kerja Nasional Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (16/07).

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan perjalanan dinas luar negeri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah jelas dan tidak perlu dipermasalahkan.

Tjahjo menambahkan, perpanjangan izin Anies pun sudah dilaporkan ke Kemendagri sehingga tidak melanggar aturan. Tjahjo juga mengatakan bulan ini Anies baru sekali ke luar negeri.

"Dan bulan (Juli) ini Pak Anies Baswedan baru satu kali keluar negeri," kata Tjahjo melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/7).

Terkait pertanyaannya sendiri tentang siapa saja kepala daerah atau wakil kepala daerah yang bepergian ke luar negeri tanpa izin, Tjahjo mengatakan, hal itu bisa dicek di Imigrasi. Publik tidak perlu berspekulasi apakah yang dimaksud Tjahjo adalah Anies atau bukan.

Lagipula, Tjahjo menegaskan, pernyataannya itu sama sekali tidak berkaitan dengan kepergian Gubernur Anies ke luar negeri.

"Saya tidak singgung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Malah saya sebut, kunjungan kerjanya sudah ada izin. Hal ini saya tegaskan untuk tidak dipelintir pernyataan saya dan ini saya luruskan," kata Mendagri.

Sebelumnya, Tjahjo menyinggung perjalanan dinas luar negeri Anies ketika ditanya wartawan mengenai Surat Edaran Mendagri soal prosedur perizinan perjalanan dinas luar negeri kepala daerah.

Mulanya, wartawan bertanya kepada Tjahjo, apakah Surat Edaran Nomor 009/5546/SJ yang ia keluarkan terkait perjalanan Anies ke Amerika Serikat (AS)?

Tjahjo tidak menjawab secara tegas. Kemudian, dia menjelaskan pandangannya mengenai perjalanan dinas yang dilakukan Anies.

"Enggak, sebagai contoh Pak Anies. Dia enggak ada wakil (gubernur), tapi satu tahun berapa kali (ke luar negeri). Hampir sebulan dua (sampai) tiga kali. Ada lho gubernur hampir tiap minggu izin ke luar negeri, ada," ujar Tjahjo.

Diketahui, Anies berangkat ke Kolombia pada 9 Juli 2019 ini. Dia menjadi pembicara dalam World Cities Summit Mayors Forum (WCSMF) 2019 yang digelar di Medellin, Kolombia, 10-12 Juli 2019.
Dari Kolombia, Anies kemudian berangkat ke New York, Amerika Serikat untuk membahas peluang DKI Jakarta menjadi tuan rumah turnamen balap mobil Formula E.

Dari New York, Anies kemudian bertolak ke Washington DC untuk menghadiri undangan dari organisasi United States-Indonesia Society (USINDO). Dia menjadi pembicara dalam forum tersebut.

 
Monster Plastik

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan peta jalan atua roadmap Jakarta bebas plastik rampung Agustus 2019. Peta jalan itu akan membahas pengelolaan sampah di ibu kota.

Dalam roadmap itu tidak hanya berisi tentang pengelolaan sampah plastik saja. Tetapi keseluruhan pengelolaan sampah di ibu kota.

"Roadmap itu sudah hampir selesai, kalau bicara target mudah-mudahan awal Agustus semua sudah tuntas," ujar Anies Baswedan di Jakarta, Senin (22/7).

"Saat ini, roadmap pengelolaan sampah di Jakarta sudah pada fase final, kita menempatkan persoalan sampah plastik sebagai bagian dari roadmap lengkap. Jadi bukan soal plastiknya saja tapi keseluruhan pengelolaan sampah," lanjutnya.

Maka itu ia meminta agar semua pihak bersabar mengingat "roadmap" mengenai pengelolaan sampah tidak hanya dikhususkan untuk plastik saja, tetapi juga berkaitan dengan pengelolaan sampah secara keseluruhan. Saat ini Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi, sudah mencapai 39 juta ton atau sekitar 80 persen dari kapasitas maksimalnya 49 juta ton.

Sementara itu, rata-rata volume sampah dari DKI Jakarta yang terkirim ke TPST Bantar Gebang pada 2018 sebesar 7.452,60 ton per hari. Bila dibiarkan, diperkirakan pada 2021 TPST Bantar Gebang tidak lagi mampu menampung sampah dari Provinsi DKI Jakarta. (Dkn).

Ilustrasi Grafik Perkembangan, Penjualan, dan atau Pencapaian Perusahaan dan Bisnis. Kredit: Freepik


JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Baru-baru ini Indeks WE Cities, sebuah lembaga studi yang dibiayai oleh Dell Technologies dan perusahaan riset global IHS Markit mengeluarkan daftar peringkat 50 kota terbaik di dunia yang mendukung pengusaha perempuan.

Menariknya, ternyata Jakarta masuk dalam daftar peringkat tersebut dan berada di peringkat ke-49 mengalahkan Delhi, India. Meskipun belum bisa mengalahkan negara tetangga, namun ini merupakan salah satu prestasi yang cukup membanggakan bagi kota Jakarta yang lebih terkenal dengan kemacetannya.

Sementara posisi pertama diduduki oleh Bay Area yang telah berhasil mengalahkan New York City. Selanjutnya posisi kelima besar ditempati oleh London, Boston, dan Los Angeles. Dilansir dari laman CNBC, daftar peringkat ini didapatkan dari hasil uji coba yang dilakukan selama tiga tahun lalu. Hasilnya, Jakarta terbukti sebagai salah satu kota terbaik bagi para wanita yang memiliki bisnis untuk dapat berkembang lebih baik seperti kaum pria.

Chris Turne, Wakill Presiden urusan pemerintahan di Dell mengatakan, kota-kota ini memiliki kinerja yang baik karena juga didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendukung kaum wanita untuk bisa maju. Terdapat lima aspek penilaiaian yang diuji diantaranya, keadaan pasar, talenta, permodalan, budaya serta teknologi.

Penasaran kota-kota mana sajakah yang menempati daftar 50 kota terbaik lainnya? Yuk simak jawabannya.

Berikut Daftar 50 Kota Terbaik bagi Wanita untuk Jadi Pengusaha di Dunia

1. Bay Area
2. New York
3. London
4. Boston
5. Los Angeles
6. Washington DC
7. Seattle
8. Paris
9. Toronto
10. Stockholm

11. Vancouver

12. Sydney
13. Melbourne
14. Austin
15. Chicago
16. Amsterdam
17. Portland
18. Barcelona
19. Berlin
20. Atlanta

21. Singapura

22. Houston
23. Hong Kong
24. Copenhagen
25. Minneapolis
26. Taipei
27. Munich
28. Belfast
29. Mexico
30. Dublin

31. Miami

32. Tel Aviv
33. Pittsburgh
34. Tokyo
35. Milan
36. Johannesburg
37. Dubai
38. Beijing
39. Warsaw
40. Nairobi

41. Seoul

42. Lima
43. Bangalore
44. Kuala Lumpur
45. Sao Paulo
46. Guadalajara
47. Shanghai
48. Istanbul
49. Jakarta
50. Delhi
(Dkn).




Sumber : Liputan6 

 
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gelar pameran hologram Monas Week 2019.

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Sebagai ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta memiliki sejarah panjang dalam hal perkembangan dan pembangunan. Namanya pun berubah-ubah dari masa ke masa. Pernah dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa selama periode kerajaan Sunda dan Jayakarta, kota ini sempat mengalami perubahan nama menjadi Batavia pada masa pemerintahan Belanda, lalu berganti lagi menjadi Djajakarta, Jacatra, dan ditetapkan menjadi Jakarta sejak masa kemerderkaan.

Sejarah Jakarta memang menarik, namun minat untuk mengulik sejarah kota ini masih sangat minim, terutama di kalangan anak muda. Untuk itu, sebagai kreator hologram, Adi Panuntun mengatakan, visualisasi tiga dimensi dalam teknologi hologram akan menimbulkan minat dan kecintaan lebih dalam dari masyarakat Jakarta terhadap kotanya untuk menikmati sejarah kita dengan cara yang berbeda.

Gunu mewujudkan tujuan itu, bersama pemerintah Provinsi DKI Jakarta, akan digelar pameran hologram Monas Week 2019. Monas Week 2019 merupakan pekan pameran seni budaya yang menampilkan sejarah serta keindahan dan keragaman budaya Jakarta dalam tampilan teknologi modern, salah satunya berupa pameran hologram.

"Pengunjung akan dibawa menikmati tampilan holografi yang apik mengenai kondisi kota ini. Visualisasi ini seolah menjadi mesin waktu yang memberikan pengalaman modern," ungkap Adi dalam pembukaan Monas Week, Senin (22/7) di kawasan Jakarta Pusat.

Adi menjelaskan alasan dipilih di Monas karena Monumen Nasional (Monas) merupakan salah satu destinasi utama Jakarta yang menampilkan sosok ibukota modern pusat seni budaya. Sebagai ikon khas ibukota, Monas merupakan tempat ideal bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Jakarta untuk mendapatkan informasi cuplikan sejarah berkembangnya ibukota suatu negara.

Kasi Pelayanan Monas, Endrati Fariani menyatakan, pameran Hologram dalam rangka Monas Week ini merupakan upaya pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih memperkenalkan sejarah ibukota Republik Indonesia dari awal terbentuknya hingga menjadi kota modern.

"Diharapkan dengan hadirnya pameran hologram di Monas Week akan muncul lagi ketertarikan warga DKI Jakarta untuk berkunjung ke tempat-tempat ikonik ibukota, seperti Monas," ujarnya.

Visualisasi pemeran hologram ini akan berlangsung dengan durasi sekitar 20 menit. Isinya, menceritakan sejarah panjang Jakarta yang terbagi dalam tiga periode, yakni masa pra kolonial, kolonial, hingga kemerdekaan.

"Semua kisah sejarah perkembangan Jakarta akan disajikan lewat pameran hologram. Dengan hadirnya sejarah Jakarta dalam teknologi hologram, diharapkan pengunjung dapat menyaksikan perkembangan kota dengan cara yang berbeda," tukas Adi.

Penyelenggaraan Monas Week akan berlangsung pada 23-31 Juli 2019. Pameran dilaksanakan setiap hari, kecuali Senin yang terbagi dalam 6 segmen pertunjukkan visualisasi hologram. (Dkn).






Sumber : Suara

Salah satu warung makan di Kota Padang.


PADANG, SANCA NEWS.COM - Rencana Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota Padang Sumatera Barat untuk menertibkan sejumlah warung atau kafe yang menggunakan nama "aneh" dan tak lazim seperti neraka, iblis, setan dan lainnya mendapat tentangan dari Anggota DPRD Kota Padang Maidestal Hari Mahesa.

Ia mengemukakan, tak ada dasar hukum yang kuat untuk melanjutkan rencana tersebut. Lantaran, perda yang dipakai adalah perda penertiban umum nomor 11 yang pasalnya mengenai meresahkan masyarakat.

"Masyarakat mana yang diresahkan," ungkap Mahesa kepada Sanca News.com pada Senin (22/7).

Pun Mahesa juga mengatakan dengan keberadaan warung atau kafe bernama aneh, tak melihat masyarakat resah. Dia mengemukakan, justru dengan nama tersebut tidak membuat warung atau kafe yang menggunakan nama tersebut menjadi sepi.

"Nah yang kita lihat antusias masyarakat malah meningkat," ungkapnya.

Mahesa menilai, tindakan tanpa dasar hukum oleh Satpol PP tersebut bisa menjadi bumerang jika terus dilanjutkan, karena bisa menimbulkan adanya tuntutan hukum dari pedagang.

"Saya hawatir, kalau Satpol PP tetap bersikeras untuk menertibkan sedang kekuatan hukumnya tidak kuat, Satpol PP bisa kena tuntutan dari pedagang," jelasnya.

Leboh lanjut, ia menjelaskan nama warung atau kafe yang tidak lazim itu hanya untuk menarik pengunjung dan mencari sensasi.

"Berbeda kasusnya bila pedagang itu menggunakan nama yang mengandung unsur pornografi, baru bisa ditertibkan," ungkapnya.

Mahesa mengatakan nama-nama yang viral sekarang itu harusnya diambil dari sisi positifnya.

“Mie Narako, contohnya, kita dapat berpikiran bahwa, Mie buatan manusia saja sudah seperti ini, apalagi kalau benar-benar masuk neraka. Kita akan diingatkan untuk istighfar,” jelas Mahesa.

Dia meminta Satpol PP untuk fokus mengurus Perda yang seharusnya dilaksanakan bukan mengurus hal seperti ini.

"Apalagi kebanyakan pedagang itu menengah ke bawah, usaha mereka baru menggeliat,” katanya. (Dkn)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.