Pengeroyokan 3 Anggota TNI dan 2 Polisi, Danrem Murka hingga 45 Orang Pelaku Ditangkap
Kelompok massa Serikat Mandiri Batanghari (SMB) pimpinan Muslim Cs, penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap Polda Jambi |
JAMBI, SANCA NEWS.COM - Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) berulah. Pada
Sabtu (13/7) sekitar pukul 11.30 WIB, kelompok yang dipimpin Muslim
tersebut menyerang Kantor Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS) yang
berada di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab
Barat, Jambi.
Dari informasi yang didapat Tribunjambi.com, kelompok SMB yang dipimpin Muslim, beranggotakan sekitar 70 orang.
Mereka menyerang secara tiba-tiba dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Kantor Distrik VIII PT WKS.
Tak hanya pengerusakan, mereka juga melakukan penganiayaan terhadap beberapa karyawan perusahaan tersebut.
Selain itu, mereka juga melakukan penjarahan terhadap barang-barang kantor dan karyawan.
Belum diketahui jumlah kerugian dan jumlah korban luka-luka, pasalnya
para karyawan perusahaan masih bertahan di dalam kawasan perusahaan.
Kelompok
Muslim Cs diduga membawa sekitar 50 pucuk senpi rakitan dan membawa
senjata tajam jenis golok dengan tuntutan mengosongkan Kantor Distrik
VIII PT WKS.
Masih dari informasi, polisi dari Brigade
Mobile (Brimob) Polda Jambi dan TNI sekira 24 personil telah berada di
lokasi untuk melakukan pengamanan.
Puluhan personil dari Mapolres Batanghari juga dikerahkan menuju lokasi.
Kabag Ops Polres Batanghari, Kompol Ahmad Bastari Yusuf, saat dikonfirmasi membenarkan hal ini.
Katanya, anggotanya menuju lokasi untuk melakukan pengecekan, "Kami dikirim hanya untuk melakukan pengecekan lokasi. Tapi untuk pengamanan tetap Polres Tanjab Barat," jelasnya.
Informasi yang dihimpun, akibat penyerangan tersebut disertai aksi pembakaran lahan seluas 10 hektare.
Tak hanya itu, sejumlah korban luka-luka. Termasuk tiga anggota TNI dan dua orang polisi yang tergabung dalam Satgas Karhutla harus mendapat perawatan medis.
Sedangkan Kepala desa ( Kades) Sengkati Baru, Kecamatan Mersam,
Kabupaten Batanghari, Jambi, Herdianto mengatakan, penyerangan demi
penyerangan yang di lakukan kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) ke
berbagai pihak termasuk dirinya sudah seperti Kelompok Kriminal
Bersenjata (KKB).
Untuk
itu, Herdianto meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas
dan menangkap pelaku penganiayaan yang dilakukan kelompok SMB terhadap
dirinya.
"Saya sangat menyayangkan lambatnya proses
hukum yang ditangani Polres Batanghari dalam kasus yang menimpa saya,"
kata Herdianto, di Jambi, Rabu (18/7/2019).
Setelah kejadian itu, ia langsung lapor ke Polres namun para pelaku
penganiayaan yang menggunakan senjata api rakitan itu tidak ditangkap
sampai sekarang.
"Saya hampir mati untung masih dilindungi dan saat aksi itu mereka
membawa senjata api rakitan atau kecepek dengan jumlah massa mencapai
ratusan orang dengan membawa berbagai senjata ada bambu runcing," kata
Herdianto.
Kades Sengkati Baru, Kabupaten Batanghari, Herdianto saat menunjukkan bekas luka yang akibat dianiayaan oleh kelompok SMB. |
Diceritakannya, penyerangan terjadi lebih kurang sepekan lalu saat
dirinya dan masyarakat akan melakukan pengecekan lahan koperasi yang
harus ditanami.
"Waktu itu kita bawa truk mau ke lokasi lahan yang diberi menteri
untuk dikelola oleh koperasi desa yang berbatasan dengan distrik VIII
WKS," kata Herdianto.
Belum sampai lokasi masih di pertengahan jalan, pihaknya dihadang
massa SMB dengan bersenjata lengkap sedangkan kami yang tidak ada
senjata kabur dan kocar kacir, mobil truk milik warga itu sempat
ditembaki SMB.
Lanjutnya, jangankan masyarakat biasa, Babinkamtibmas dan Babinsa tidak diperbolehkan masuk ke area wilayah yang diduduki SMB, "Mereka (polisi) tidak berani apalagi kita," ungkapnya.
Kawasan lahan yang diduduki SMB tersebut saat ini mencekam apalagi
saat malam warga yang desanya yang dekat dengan kawasan SMB tidak berani
keluar. Desa yang dekat sudah seperti desa mati dan warganya ketakutan.
Kecaman Keras Danrem
Terpisah, Danrem 042/Garuda Putih, Kolonel Arh Elphis Rudy meminta penegakan hukum atas kejadian ini.
"Kejadian ini mengakibatkan dua personel saya kena pukul dan intimidasi," kata Kolonel Arh Elphis Rudy, Sabtu (13/7/2019).
Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy |
Dalam hal ini, Kolonel Arh Elphis Rudy akan menegakkan sesuai dengan
hukum yang berlaku terkait adanya intimidasi yang dilakukan kelompok
tersebut.
"Saya tidak terima ini harus ada penegakan hukum," tambahnya.
Kolonel Arh Elphis Rudy menegaskan, atas kejadian ini dirinya tidak
mempermasalahkan adanya konflik yang terjadi di sana, akan tetapi
dirinya mempermasalahkan adanya pembakaran 10 hektar tersebut.
"Yang saya soroti itu adanya pembakaran itu, dan datangnya petugas
ini atas perintah saya untuk memadamkan api. Tapi mereka langsung
dikeroyok," tegasnya.
Selain itu, dirinya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian
Polda Jambi untuk dilakukan pengamanan di Distrik VIII tempat
terjadinya kebakaran.
Dia berharap kepada kepolisian untuk serius menangani persoalan SMB
ini sebab semakin merajalela perbuatannya dan terakhir melakukan
penyanderaan terhadap tim terpadu termasuk tiga anggota TNI, Polisi dan
Damkar.
Kelompok SMB yang dipimpin Muslim saat ini merupakan warga pendatang
dari berbagai daerah ada dari dalam provinsi dan luar provinsi seperti
dari Lampung, Medan, Tebo dan Pelembang.
45 Pelaku Diamankan
Kelompok massa penganiaya 3 anggota TNI dan 2 Polisi hingga babak belur ditangkap polisi.
Petugas tersebut dianiaya saat ingin memadamkan api kebakaran hutan
dan lahan (karhutla) di Distrik Delapan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Jambi.
Pentolan Serikat Mandiri Batanghari (SMB) yakni Muslim Cs berhasil
diamankan petugas kepolisian Polda Jambi, Kamis (18/7) sekira pukul
17.00 WIB.
Seperti yang dikutip dari Tribun Jambi Kabid Humas Polda Jambi,
Kuswahyudi Tresnandi saat dikonfirmasi mengatakan, Muslim dan 45 orang
lainnya termasuk istrinya juga diamankan dari lokasi.
"Iya semuanya ada 45 orang yang ditangkap, sekarang sudah dibawa ke Mapolda Jambi termasuk Muslim," kata dia.
Lebih lanjut, petugas juga mengamankan senjata rakitan yang diduga digunakan untuk menyerang dan melakukan pemberontakan.
Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap (Istimewa |
"Puluhan senjatanya juga sudah kita amankan untuk barang bukti," tambahnya.
Ia juga mengatakan sempat terjadi kontak fisik saat akan mengamankan Muslim CS.
"Dua anggota kita terkena Sajam, tetapi sudah bisa kita amankan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota Muslim Cs telah melakukan intimidasi
disertai pemukulan terhadap beberapa anggota Satgas Monitoring Karhutla
Korem 042/Garuda Putih dan tim TRC Damkar dan Karyawan PT WKS, di
Distrik VIII Batanghari, Sabtu (13/7) lalu.
Awalnya, Jumat (12/7) kemarin telah terjadi kebakaran 10 hektare
lahan yang diduga sengaja dibakar oleh Serikat Mandiri Batanghari (SMB).
Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap (Istimewa) |
Mendapat informasi tersebut, petugas dan anggota Korem langsung turun
ke lapangan untuk memadamkan api sesuai dengan perintah komandan.
Setelah api mulai padam, keesokan harinya petugas kembali mendapatkan kabar bahwa anggota Muslim Cs akan kembali membakar lahan, dikarenakan takut akan meluas lebih banyak, petugas langsung terjun ke lapangan untuk mencegahnya
Bawa 50 Pucuk Senjata Api Rakitan
Sebelumnya diberitakan Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) kembali berulah.
Pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 11.30 WIB, kelompok yang dipimpin
Muslim tersebut menyerang Kantor Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS)
yang berada di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten
Tanjab Barat, Jambi.
Dari informasi yang didapat Tribunjambi.com, kelompok SMB yang dipimpin Muslim, beranggotakan sekitar 70 orang. Mereka menyerang secara tiba-tiba dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Kantor Distrik VIII PT WKS.
Tak hanya pengerusakan, mereka juga melakukan penganiayaan terhadap beberapa karyawan perusahaan tersebut.
Selain itu, mereka juga melakukan penjarahan terhadap barang-barang kantor dan karyawan.
Belum diketahui jumlah kerugian dan jumlah korban luka-luka, pasalnya
para karyawan perusahaan masih bertahan di dalam kawasan perusahaan.
Kelompok Muslim Cs diduga membawa sekitar 50 pucuk senpi rakitan dan
membawa senjata tajam jenis golok dengan tuntutan mengosongkan Kantor
Distrik VIII PT WKS.
Masih dari informasi, polisi dari Brigade Mobile (Brimob) Polda Jambi
dan TNI sekira 24 personil telah berada di lokasi untuk melakukan
pengamanan.
Puluhan personil dari Mapolres Batanghari juga dikerahkan menuju lokasi. Kabag Ops Polres Batanghari, Kompol Ahmad Bastari Yusuf, saat dikonfirmasi membenarkan hal ini.
Katanya, anggotanya menuju lokasi untuk melakukan pengecekan, "Kami dikirim hanya untuk melakukan pengecekan lokasi. Tapi untuk pengamanan tetap Polres Tanjab Barat," jelasnya. (Dkn)
Kutipan dari : Tribun