Latest Post

Kelompok massa Serikat Mandiri Batanghari (SMB) pimpinan Muslim Cs, penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap Polda Jambi 


JAMBI, SANCA NEWS.COM - Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) berulah. Pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 11.30 WIB, kelompok yang dipimpin Muslim tersebut menyerang Kantor Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS) yang berada di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab Barat, Jambi.

Dari informasi yang didapat Tribunjambi.com, kelompok SMB yang dipimpin Muslim, beranggotakan sekitar 70 orang.

Mereka menyerang secara tiba-tiba dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Kantor Distrik VIII PT WKS.

Tak hanya pengerusakan, mereka juga melakukan penganiayaan terhadap beberapa karyawan perusahaan tersebut.
Selain itu, mereka juga melakukan penjarahan terhadap barang-barang kantor dan karyawan.

Belum diketahui jumlah kerugian dan jumlah korban luka-luka, pasalnya para karyawan perusahaan masih bertahan di dalam kawasan perusahaan.

Kelompok Muslim Cs diduga membawa sekitar 50 pucuk senpi rakitan dan membawa senjata tajam jenis golok dengan tuntutan mengosongkan Kantor Distrik VIII PT WKS.

Masih dari informasi, polisi dari Brigade Mobile (Brimob) Polda Jambi dan TNI sekira 24 personil telah berada di lokasi untuk melakukan pengamanan.
 
Puluhan personil dari Mapolres Batanghari juga dikerahkan menuju lokasi.

Kabag Ops Polres Batanghari, Kompol Ahmad Bastari Yusuf, saat dikonfirmasi membenarkan hal ini.

Katanya, anggotanya menuju lokasi untuk melakukan pengecekan, "Kami dikirim hanya untuk melakukan pengecekan lokasi. Tapi untuk pengamanan tetap Polres Tanjab Barat," jelasnya.

Informasi yang dihimpun, akibat penyerangan tersebut disertai aksi pembakaran lahan seluas 10 hektare.

Tak hanya itu, sejumlah korban luka-luka. Termasuk tiga anggota TNI dan dua orang polisi yang tergabung dalam Satgas Karhutla harus mendapat perawatan medis.

Sedangkan Kepala desa ( Kades) Sengkati Baru, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, Herdianto mengatakan, penyerangan demi penyerangan yang di lakukan kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) ke berbagai pihak termasuk dirinya sudah seperti Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Untuk itu, Herdianto meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku penganiayaan yang dilakukan kelompok SMB terhadap dirinya.

"Saya sangat menyayangkan lambatnya proses hukum yang ditangani Polres Batanghari dalam kasus yang menimpa saya," kata Herdianto, di Jambi, Rabu (18/7/2019).

Setelah kejadian itu, ia langsung lapor ke Polres namun para pelaku penganiayaan yang menggunakan senjata api rakitan itu tidak ditangkap sampai sekarang.

"Saya hampir mati untung masih dilindungi dan saat aksi itu mereka membawa senjata api rakitan atau kecepek dengan jumlah massa mencapai ratusan orang dengan membawa berbagai senjata ada bambu runcing," kata Herdianto.

Kades Sengkati Baru, Kabupaten Batanghari, Herdianto saat menunjukkan bekas luka yang akibat dianiayaan oleh kelompok SMB.
Kades Sengkati Baru, Kabupaten Batanghari, Herdianto saat menunjukkan bekas luka yang akibat dianiayaan oleh kelompok SMB.
Diceritakannya, penyerangan terjadi lebih kurang sepekan lalu saat dirinya dan masyarakat akan melakukan pengecekan lahan koperasi yang harus ditanami.

"Waktu itu kita bawa truk mau ke lokasi lahan yang diberi menteri untuk dikelola oleh koperasi desa yang berbatasan dengan distrik VIII WKS," kata Herdianto.

Belum sampai lokasi masih di pertengahan jalan, pihaknya dihadang massa SMB dengan bersenjata lengkap sedangkan kami yang tidak ada senjata kabur dan kocar kacir, mobil truk milik warga itu sempat ditembaki SMB.

Lanjutnya, jangankan masyarakat biasa, Babinkamtibmas dan Babinsa tidak diperbolehkan masuk ke area wilayah yang diduduki SMB, "Mereka (polisi) tidak berani apalagi kita," ungkapnya.

Kawasan lahan yang diduduki SMB tersebut saat ini mencekam apalagi saat malam warga yang desanya yang dekat dengan kawasan SMB tidak berani keluar. Desa yang dekat sudah seperti desa mati dan warganya ketakutan.

Kecaman Keras Danrem

Terpisah, Danrem 042/Garuda Putih, Kolonel Arh Elphis Rudy meminta penegakan hukum atas kejadian ini.

"Kejadian ini mengakibatkan dua personel saya kena pukul dan intimidasi," kata Kolonel Arh Elphis Rudy, Sabtu (13/7/2019).

Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy
Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy

Dalam hal ini, Kolonel Arh Elphis Rudy akan menegakkan sesuai dengan hukum yang berlaku terkait adanya intimidasi yang dilakukan kelompok tersebut.

"Saya tidak terima ini harus ada penegakan hukum," tambahnya.

Kolonel Arh Elphis Rudy menegaskan, atas kejadian ini dirinya tidak mempermasalahkan adanya konflik yang terjadi di sana, akan tetapi dirinya mempermasalahkan adanya pembakaran 10 hektar tersebut.

"Yang saya soroti itu adanya pembakaran itu, dan datangnya petugas ini atas perintah saya untuk memadamkan api. Tapi mereka langsung dikeroyok," tegasnya.

Selain itu, dirinya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polda Jambi untuk dilakukan pengamanan di Distrik VIII tempat terjadinya kebakaran.

Dia berharap kepada kepolisian untuk serius menangani persoalan SMB ini sebab semakin merajalela perbuatannya dan terakhir melakukan penyanderaan terhadap tim terpadu termasuk tiga anggota TNI, Polisi dan Damkar.

Kelompok SMB yang dipimpin Muslim saat ini merupakan warga pendatang dari berbagai daerah ada dari dalam provinsi dan luar provinsi seperti dari Lampung, Medan, Tebo dan Pelembang.

45 Pelaku Diamankan

Kelompok massa penganiaya 3 anggota TNI dan 2 Polisi hingga babak belur ditangkap polisi.
Petugas tersebut dianiaya saat ingin memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Distrik Delapan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Pentolan Serikat Mandiri Batanghari (SMB) yakni Muslim Cs berhasil diamankan petugas kepolisian Polda Jambi, Kamis (18/7) sekira pukul 17.00 WIB.

Seperti yang dikutip dari Tribun Jambi Kabid Humas Polda Jambi, Kuswahyudi Tresnandi saat dikonfirmasi mengatakan, Muslim dan 45 orang lainnya termasuk istrinya juga diamankan dari lokasi.

"Iya semuanya ada 45 orang yang ditangkap, sekarang sudah dibawa ke Mapolda Jambi termasuk Muslim," kata dia.

Lebih lanjut, petugas juga mengamankan senjata rakitan yang diduga digunakan untuk menyerang dan melakukan pemberontakan.

Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap
Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap (Istimewa

"Puluhan senjatanya juga sudah kita amankan untuk barang bukti," tambahnya.

Ia juga mengatakan sempat terjadi kontak fisik saat akan mengamankan Muslim CS.

"Dua anggota kita terkena Sajam, tetapi sudah bisa kita amankan," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, anggota Muslim Cs telah melakukan intimidasi disertai pemukulan terhadap beberapa anggota Satgas Monitoring Karhutla Korem 042/Garuda Putih dan tim TRC Damkar dan Karyawan PT WKS, di Distrik VIII Batanghari, Sabtu (13/7) lalu.

Awalnya, Jumat (12/7) kemarin telah terjadi kebakaran 10 hektare lahan yang diduga sengaja dibakar oleh Serikat Mandiri Batanghari (SMB).

Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap
Kelompok massa penganiaya anggota TNI dan Polri ditangkap (Istimewa)

Mendapat informasi tersebut, petugas dan anggota Korem langsung turun ke lapangan untuk memadamkan api sesuai dengan perintah komandan.

Setelah api mulai padam, keesokan harinya petugas kembali mendapatkan kabar bahwa anggota Muslim Cs akan kembali membakar lahan, dikarenakan takut akan meluas lebih banyak, petugas langsung terjun ke lapangan untuk mencegahnya 

Bawa 50 Pucuk Senjata Api Rakitan

Sebelumnya diberitakan Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) kembali berulah.
Pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 11.30 WIB, kelompok yang dipimpin Muslim tersebut menyerang Kantor Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS) yang berada di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab Barat, Jambi.

Dari informasi yang didapat Tribunjambi.com, kelompok SMB yang dipimpin Muslim, beranggotakan sekitar 70 orang. Mereka menyerang secara tiba-tiba dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Kantor Distrik VIII PT WKS.

Tak hanya pengerusakan, mereka juga melakukan penganiayaan terhadap beberapa karyawan perusahaan tersebut.

Selain itu, mereka juga melakukan penjarahan terhadap barang-barang kantor dan karyawan.
Belum diketahui jumlah kerugian dan jumlah korban luka-luka, pasalnya para karyawan perusahaan masih bertahan di dalam kawasan perusahaan.

Kelompok Muslim Cs diduga membawa sekitar 50 pucuk senpi rakitan dan membawa senjata tajam jenis golok dengan tuntutan mengosongkan Kantor Distrik VIII PT WKS.

Masih dari informasi, polisi dari Brigade Mobile (Brimob) Polda Jambi dan TNI sekira 24 personil telah berada di lokasi untuk melakukan pengamanan.

Puluhan personil dari Mapolres Batanghari juga dikerahkan menuju lokasi. Kabag Ops Polres Batanghari, Kompol Ahmad Bastari Yusuf, saat dikonfirmasi membenarkan hal ini.

Katanya, anggotanya menuju lokasi untuk melakukan pengecekan, "Kami dikirim hanya untuk melakukan pengecekan lokasi. Tapi untuk pengamanan tetap Polres Tanjab Barat," jelasnya. (Dkn)




Kutipan dari : Tribun 




PADANG PARIAMAN, SANCA NEWS.COM - Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,1 terjadi di Pariaman, Sumatera Barat. Gempa dirasakan hingga Padang.

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 23.58 WIB, Kamis (18/7).

"Pusat gempa berada di laut 78 km Barat Daya Pariaman," tulis BMKG.

BMKG menyebut gempa terjadi di koordinat 1,21 LS dan 99,74 BT. Pusat gempa berada di kedalaman 17 Km.

Gempa dirasakan dalam skala MMI II-III di Padang dan skala II di Sicincin. Skala II artinya artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara skala III artinya getaran dirasakan seakan-akan ada truk berlalu.

Belum diketahui ada-tidaknya dampak akibat gempa ini. Tak ada peringatan potensi tsunami akibat gempa itu. (Dkn).

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Basaria Panjaitan, ikut uji kompetensi calon pimpinan KPK periode 2019-2023

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Sebanyak 192 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lolos tahapan administrasi mengikuti uji kompetensi pada Kamis (18/7). Dalam tahapan uji kompetensi ini, para capim KPK akan menjalani serangkaian tes.

Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK Yenti Garnasih mengatakan para peserta bakal menghadapi ujian pilihan ganda. Ujian ini berlangsung hingga pukul 10.00 WIB.

Selanjutnya, para capim akan diminta membuat makalah soal pemberantasan korupsi. Peserta memiliki waktu selama tiga jam untuk membuat makalah tentang cara pemberantasan korupsi.

"Baik pemberantasan, pencegahan, baik manajemen organisasi internal dan juga hubungan kelembagaan antara KPK dan lembaga lain," kata Yenti di Jakarta, Kamis (18/7).

Yenti mengatakan para capim juga akan dinilai ihwal etika dalam berlembaga. Menurutnya meski KPK lembaga independen, pimpinannya harus mengerti etika dalam berhubungan antarlembaga.

"Kita ingin ini tetap lembaga formal resmi jadi meskipun lembaga independen tapi ada etika tertentu yang mana dalam ketatanegaraan tetap harus diperhatikan," kata Yenti.

Terkait jumlah peserta yang akan lolos dalam tahap ini, Yenti mengatakan akan menyaring sekitar 50 orang. Namun, hal itu tergantung dari hasil tes hari ini. Pansel akan menilai apakah ke-192 orang ini bisa memenuhi kriteria atau tidak.

"Kita harap antara 50 atau lebih 50 (peserta lolos tahap 2), tergantung, kalau memang nge-blank semua, dan cuma 10 (orang) apa boleh buat. Jadi tergantung ya, kita kan punya kriteria-kriteria, jadi kita harap masih banyak (yang lolos) sehingga kita lebih mudah," katanya.

Sementara itu, anggota Pansel KPK Al Araf mengatakan makalah yang dikerjakan oleh 192 capim KPK itu bakal dinilai oleh tim pakar yang berjumlah 12 orang.

"Uji makalah akan melibatkan reader ya, ada beberapa pakar hukum, mereka yang antikorupsi menilai hal tersebut. Ada sekitar 12 orang yang menilai 192 makalah," katanya. (Dkn)





Dokumentasi Festival Dragon Boat Internasional di Padang


PADANG, SANCA NEWS.COM - Pemerintah Kota Padang kembali menggelar Festival Dragon Boat Internasional untuk ke-17 kalinya yang akan dihelat pada 1 sampai 4 Agustus 2019.

"Pada tahun ini festival mengambil tema Melalui Dragon Boat Internasional tingkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Padang," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Padang Dedi Henidal di Padang, Rabu.

Menurut dia selama ini lomba dayung perahu naga yang digelar di Banjir Kanal GOR Agus Salim Padang telah mendapatkan dukungan dari International Dragon Boat Federation (IDBF).

Untuk peserta berasal dari luar negeri dan dalam negeri memperebutkan hadiah sebesar Rp195 juta rupiah.

"Dari luar negeri peserta berasal dari Qatar, Inggris, Singapura, Filipina, dan Malaysia," ujarnya.
Sedangkan dalam negeri diikuti perwakilan dari Persatuan Olahraga Dayung Indonesia Sumbar, Aceh, Bengkalis, Riau, DKI Jakarta, Muaro Bungo, Tebo, Semarang, Lubuk Linggau, Kalimantan Selatan.

Sementara untuk antar kesatuan akan diikuti Lantamal I Belawan, Lantamal II Teluk Bayur, Lantamal III Jakarta, Lantamal IV Tanjung Pinang, Lantamal V Surabaya, Lantamal VI Makasar, Lantamal X Jayapura, Kolinlamil Jakarta, Pangarmabar. Kemudian Polda Sumbar, Pol Airud Sumbar, Yon 133 Yudha Sakti, Lanal Semarang, Yonif VII Mar Lampung, dan Lanud Sutan Sjahrir Padang.

Dedi menyampaikan ada tujuh jenis perlombaan yaitu 800 meter 22 pendayung putra, 800 meter 22 pendayung mix, 800 meter 22 pendayung putra dan 800 meter 22 pendayung putri, kemudian 800 meter 12 pendayung mix, 800 meter 12 pendayung antar-kesatuan dan 800 meter 12 pendayung antar-bangsa.

Untuk pembukaan dirancang dihadiri tiga menteri yaitu Menteri Pariwisata, Menteri Pemuda dan Olahraga serta Menteri PUPR selaku ketua umum Persatuan Dayung Seluruh Indonesia. (Dkn)

Salah satu tempat makan di Padang menggunakan nama 'neraka'.

PADANG, SANCA NEWS.COM - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, akan menertibkan sejumlah tempat makan yang menggunakan nama 'neraka' atau 'setan'. Penggunaan nama-nama itu dinilai tidak sesuai dengan adat Minang.

"Sejak beberapa waktu belakangan, bermunculan banyak kafe dan tempat makan yang menggunakan nama dan menu makanan mengerikan tersebut. Kita tertibkan itu," kata Kepala Satpol PP Kota Padang Al Amin kepada wartawan, Kamis (18/7).

Al Amin mengatakan, sebelum ditertibkan, para pemilik tempat makan akan lebih dulu dipanggil oleh pihak pemkot untuk mengganti nama kafe dan menu makanannya. Dia ingin para pemilik kafe membuat kreasi nama menu yang positif.

"Nama-nama itu tidak sesuai dengan adat istiadat di Ranah Minang yang berlandaskan 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah' atau ABS-SBK," ujarnya.

"Kita tidak melarang mereka berkreasi, tapi buatlah kreasi yang sifatnya mendidik. Kita sedang melakukan pendataan. Setelah kita surati dengan melampirkan imbauan wali kota, akan kita tertibkan," tambah dia.

Lebih lanjut, eks Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang itu menyebut pemakaian nama tak lazim dan tidak pantas tersebut dapat berdampak pada keimanan generasi muda. Karena itu, para pemilik kafe diimbau segera mengganti nama.

"Kita khawatir kalau mereka sudah biasa dengan kata-kata neraka dan sebagainya itu, nantinya mereka menganggap neraka itu biasa saja, atau mereka hanya bandingkan neraka dengan tingkat pedas suatu makanan. Padahal seperti kita tahu, neraka adalah tempat yang paling ditakuti oleh umat Islam," jelas Al Amin.

"Kita harapkan para pemilik tempat makan mau mengubah namanya, silakan berkreasi untuk menarik pembeli, tapi tentu sesuai koridor dan norma yang berlaku," tutup dia.(Dkn)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.