|
Kapal tanker minyak Inggris, British Heritage, melintasi Bosphorus, Turki, saat menuju Laut Hitam. Foto diambil 1 Maret 2019. |
TEHERAN, SANCA NEWS.COM - Iran menganggap klaim pejabat Pentagon
bahwa kapal perang Inggris mengusir lima kapal Teheran yang mencoba
merampas kapal tanker minyak London sebagai cerita bualan. Klaim pejabat
Pentagon itu juga janggal karena tidak disertai bukti.
Korps
Garda Revolusi Islam (IRGC) menegaskan tidak ada pertemuan antara
kapal-kapalnya dengan kapal asing di Teluk Persia dalam 24 jam terakhir.
"Patroli oleh kapal-kapal Angkatan Laut IRGC telah berlangsung
di Teluk Persia berdasarkan prosedur dan misi saat ini yang ditugaskan
kepada mereka dengan kewaspadaan, ketelitian dan kekuatan," kata
Departemen Hubungan Masyarakat Zona Kelautan Angkatan Laut IRGC dalam
sebuah pernyataan, seperti diberitakan
Al-Masirah yang dilansir
Sputniknews, Jumat (12/7/2019).
"Dalam 24 jam terakhir, belum ada pertemuan dengan kapal asing, termasuk kapal Inggris," lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya,
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga membuat pernyataan
bantahan serupa. "Apa yang mereka katakan sendiri dan klaim yang telah
dibuat adalah untuk menciptakan ketegangan, dan klaim ini tidak memiliki
nilai," ujar diplomat top Teheran tersebut.
Kapal tanker minyak
milik Inggris, British Heritage, dilaporkan menerima pengawalan kapal
fregat HMS Montrose sejak awal pekan ini menyusul seruan baru dari
Amerika Serikat agar membentuk koalisi internasional untuk berpatroli di
perairan dekat Iran.
Seperti diberitakan sebelumnya, sorang pejabat Pentagon mengatakan kepada
Reuters
bahwa kapal perang HMS Montrose telah memperingatkan dan mengusir lima
kapal Iran. Menurut pejabat tersebut, kelima kapal Teheran itu mencoba
mencegat dan merampas kapal British Heritage.
"Kapal perang
Inggris berada kurang dari 5 mil di belakang kapal tanker tetapi segera
mencegat kapal-kapal Iran dan mengancam akan melepaskan tembakan. Sebuah
pesawat pengintai berawak AS juga ada di atas," ujar pejabat senior
Pentagon kepada
Fox News, tanpa disebutkan namanya.
Pejabat
itu menambahkan bahwa kapal-kapal Iran pergi tanpa melepaskan tembakan.
Juru Bicara Komando Sentral AS (CENTCOM), Bill Urban, mengatakan
militer Amerika mengetahui laporan kejadian itu.
“Ancaman
terhadap kebebasan navigasi internasional membutuhkan solusi
internasional. Ekonomi dunia bergantung pada arus perdagangan bebas, dan
merupakan kewajiban semua negara untuk melindungi dan melestarikan
kunci kemakmuran global ini," ujarnya.
Mazda Majidi, seorang penulis, jurnalis dan aktivis anti-perang, mengatakan kepada
Radio Sputnik dalam program
Loud and Clear Thursday bahwa fakta-fakta dari cerita itu tidak bertambah.
“Detailnya
cukup samar sekarang. Tepat pada saat ini apa yang dikatakan Inggris
adalah kapal tanker itu berada di perairan internasional, tetapi agak
dijaga ketat oleh kapal perang Inggris. Yang agak tidak biasa, karena
seperti (biasa), setiap hari, ratusan tanker minyak datang dan pergi,
dan terutama yang tidak memiliki kargo, agak tidak biasa untuk memiliki
dukungan angkatan laut militer tepat di belakangnya. Jadi kami tidak
tahu apakah ini provokasi atau tidak; kami tidak tahu apakah ini di
perairan internasional atau perairan Iran," paparnya.
"Tapi kita
juga harus melihat konteksnya...sebuah kapal tanker minyak Iran direbut
oleh Inggris minggu lalu, dan mereka masih belum membebaskannya. Dan
orang-orang Iran telah mengatakan di seluruh proses ini; 'Apa pun yang
Anda lakukan kepada kami, kami akan menyerang balik'," ujarnya.
Majidi
mengatakan sangat mungkin bahwa bagian-bagian dari pemerintah AS
seperti Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton, Menteri
Luar Negeri Michael Pompeo dan lainnya, masih berusaha untuk membuat
dalih untuk melakukan serangan militer terhadap Iran.
"Sejak
penandatanganan JCPOA, Joint Comprehensive Plan of Action (2015), mereka
telah mencari cara untuk membatalkan segala jenis kesepakatan, segala
jenis perjanjian," kata Majidi.
"Salah satu cara cepat untuk
melakukan itu, bahkan sekarang, setelah JCPOA pada dasarnya dibatalkan
oleh pemerintahan Trump. Konfrontasi militer akan berguna bagi mereka
karena itu adalah cara cepat untuk membatalkan perjanjian, segala
pemahaman yang mungkin telah dicapai. Jadi konflik, setidaknya dalam
arti itu, untuk bagian kelas penguasa AS dan mungkin Inggris, adalah hal
yang baik sekarang dan bukan hal yang buruk."
“Saya pikir cara
ini sering digambarkan adalah bahwa Iran digambarkan sebagai agresor,
sedangkan apa yang Iran (harus) lakukan adalah membalas dan menunjukkan
kemampuan untuk menyerang balik, karena kalau tidak, khawatir hal-hal
akan menjadi lebih buruk. Jika AS dan Inggris dapat mengalahkan Irak dan
tidak ada yang terjadi, maka mereka akan beralih ke hal berikutnya
dalam daftar mereka, apakah itu mengebom target tertentu atau hal apa
pun yang akan terjadi berikutnya," kata Majidi.
(Dkn).
Sumber : Sindo