|
Ketua Panitia Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang
Respiratory and Critical Care (PRCC) dr Fauzar SpPD KP, didampingi
Penasehat Prof. dr H Zulkarnain Arsyad SpPD KP dan Sekretaris merangkap
bendahara dr Roza Kurniati SpPD KP dan panitia lainnya, usai jumpa pers
di Bagian Penyakit Dalam RS M Djamil, Selasa (9/7) |
PADANG, SANCA NEWS.COM - Ratusan dokter spesialis penyakit dalam
bidang paru dan dokter lainnya di Indonesia akan berkumpul di Padang
pada Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang Respiratory and
Critical Care (PRCC), Sabtu-Minggu 13-14 Juli 2019. Mereka akan membahas
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terbaru,
khususnya bidang Respirologi.
Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Nasional Perhimpunan Respirologi
Indonesia (Perpari) Sumbar 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care
(PRCC), dr. Fauzar, SpPD, KP, kepada wartawan di Padang, Selasa (9/7)
mengatakan kongres nasional itu akan dihadiri utusan Perpari cabang
seluruh Indonesia, anggota Perpari dan anggota muda Perpari.
“Kongres nasional Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical
Care merupakan suatu pertemuan yang sangat penting. Pertemuan ini
dilaksanakan oleh pengurus pusat Perpari. Perpari Cabang Sumbar telah
diputuskan sebagai panitia penyelenggara kongres tahun ini,” kata
Fauzar.
Disebutkannya, Perpari merupakan perhimpunan dokter sub spesialis
paru (respiratory). Saat ini, organisasi Perpari baru ada di 12 daerah
di Indonesia dan jumlah anggotanya di Indonesia baru sekitar 70 orang.
Namun, berbagai iven lain yang digelar dalam rangkaian Konas ini,
seperti simposium, workshop, lomba poster, serta pameran farmasi, bisa
diikuti oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum serta sejawat
lainnya, sehingga peserta nya mencapai 300 orang.
“Banyak hal terkait perkembangan terbaru di bidang ilmu penyakit
dalam, khususnya terkait penyakit paru yang akan dibahas di iven
tersebut. Adapun topik-topik yang diangkat dalam simposium ini antara
lain, asthma, chronic obstructive pulmonary disease, critical care
medicine, lung cancer, occupational lung disease, pleural disease,
pneumonia, pulmonary intervention, serta tuberculosis,” kata Fauzar.
Penasehat Perpari, Prof. dr H Zulkarnain Arsyad SpPD KP menyebutkan,
salah satu topik yang dibahas pada simposium tersebut adalah penyakit
asma.
“Asma merupakan lima besar penyakit yang banyak diderita pasien di
bagian Penyakit Dalam (diabetes, hipertensi, gagal ginjal, pneumonia dan
asma),” kata Zulkarnain.
Dijelaskannya, saat ini terdapat trend baru dalam penyakit paru.
Yakni penyakit paru kerja. Penyakit tersebut banyak diderita oleh
pekerja yang menghirup polusi udara bersumber dari industri. Seperti
pekerja tambang, tukang cat, tukang masak dengan tungku dan lainnya.
Mereka menderita batuk menahun hingga menderita penyakit paru kerja.
“Ada perbedaan antara penyakit TBC dengan occupational lung disease
(penyakit paru kerja). TBC jelas disebabkan bakteri. Namun, penyakit
paru kerja disebabkan oleh polusi udara yang dikeluarkan oleh industri.
Gejalanya batuk kronis, beda dengan gejala TBC. Selain itu, TB bisa
diderita segala usia, sedangan kanker paru biasanya menyerang usia
dewasa,” katanya.
Untuk pencegahannya, menurut dr Roza Kurniati SpPD KP, yang juga
sekretaris merangkap bendahara Perpari, yang paling utama adalah
usahakan agar tidak terhisap partikel-partikel atau toxic dari limbah
asap/uap pabrik.
“Memakai masker merupakan salah satu upaya menghindari paparan penyebab penyakit tersebut,” tambah Roza.
Sementara kongres nasional yang mengangkat tema “Paradigma baru dalam
pengobatan internal pernapasan dan perawatan kritis” itu bisa
terlaksana berkat kerjasama Perpari dengan sub bagian paru bagian
Penyakit Dalam RS M Djamil, IDI Sumbar, FK Unand, perhimpunan dokter
spesialis penyakit dalam. Rencananya, kongres nasional itu akan dibuka
oleh Gubernur Sumbar. Juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Kedokteran
Unand, sejawat dokter dari berbagai rumah sakit, Kadinas Kesehatan
Sumbar, dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam.
(Dkn).