Latest Post

Iskandar Tanjung (50), seorang peternak ikan asal Pasaman, Sumatera Barat, akhirnya bisa berangkat ibadah haji 2019 ini setelah menabung 19 tahun.

PASAMAN, SANCA NEWS.COM - Iskandar Tanjung (50), seorang peternak ikan, akhirnya bisa berangkat ibadah haji 2019 ini. Pria asal Lansek Kadok, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ini, merasa bahagia bisa menunaikan rukum Islan kelima.

 

Saat ditemui di Aula Utama Asrama Haji Embarkasi Padang, Iskandar Tanjung mengaku sudah menjual ikan sejak 20 puluh tahun yang lalu.

 

Namun baru mulai menabung haji sejak 19 tahun yang lalu. Keinginan untuk melakukan ibadah ke Tanah Suci sudah lama diimpikannya.

 

Kata dia, memang tak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Namun Iskandar Tanjung adalah sosok yang beruntung.

 

"Ini merupakan pengalaman pertama saya. Saya sangat terharu dan merinding. Harapan saya semoga menjadi haji yang mabrur. Itu saja," ujar Iskandar Tanjung.

 

Iskandar Tanjung memiliki empat orang anak. Anak pertamanya baru saja mendapat gelar sarjana dan telah diwisuda. Sementara anak keduanya masih semester 3 di sebuah perguruan tinggi di Padang.

 

"Anak ketiga baru ingin mendaftar SMA. Anak bungsu saya masih kelas dua SMP," jelasnya.

 

Hanya dengan menjual ikan, dia bersyukur bisa menyekolahkan anak-anaknya. Ia bercerita, sekali panen tambak ikan di kampungnya bisa menghasilkan 15 ribu ekor.

 

Iskandar Tanjung panen sekali empat bulan. Jumlah tersebut juga tidak bisa dijadikan pedoman, "Tergantung rezeki, tidak bisa distandarkan," ucapnya.

 

 

Hasil itulah yang ia sisihkan untuk berangkat ke Mekah. Ia mulai mendaftar haji pada 2011 silam. Biaya yang ia gelontorkan sebesar Rp 33 juta.

 

Laki-laki yang lahir pada 12 Desember 1969 ini, sangat didukung oleh keluarga dan anak-anaknya.

 

Bahkan anak-anaknya rela ditinggal selama satu bulan lebih oleh laki-laki berusia 50 tahun ini. Ia berdoa, suatu saat anak-anaknya bisa berangkat haji sama seperti dirinya.

 

Ia juga berharap daerah tempat ia berdomisili maupun Indonesia negaranya bisa lebih maju, "Saya doakan Indonesia aman dan tenang. Hidup Indonesia," ucapnya.

 

 

Sopir Naik Haji

Waldi Idrus (49), seorang sopir di Pasaman, Sumatera Barat, akhirnya juga bisa berangkat hajib setelah 20 tahun menabung.

 

Dia merasa bersyukur karena tahun ini bisa berangkat bersama istri tercinta untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

 

Ditemui di Aula Utama Asrama Haji Embarkasi Padang, Waldi Idrus tampak sumringah sembari memegang satu kantong obat-obatan yang akan dibawanya ke Arab Saudi.

 

Ia menyebutkan, dirinya tak menduga akan dipanggil Allah bersama istri untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

 

“Saya terharu dan bersyukur masih sempat dipanggil Allah untuk berangkat ke Tanah Suci. Ini kan panggilan Allah, bukan panggilan manusia," kata ayah lima orang anak ini.

 

Ia memulai kebiasaan menabung sejak 20 tahun yang lalu. Sehari-hari ia bekerja sebagai sopir mendistribusi produk dalam jumlah yang banyak menggunakan roda empat milik kakaknya. Ia mendistribusikan barang ke grosir atau toko.

 

Waldi Idrus tinggal di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Mulai dari Kecamatan Panti menuju Kecamatan Padang Gelugur kemudian Tapus hingga ke Rao, ia menyinggahi kedai-kedai milik warga untuk mengantar barang.

 

Sesekali ia juga melewati rute Kecamatan Panti menuju Lubuk Sikaping dan Panti menuju Kecamatan Duo Koto Pasaman.

 

Waldi Idrus mengantar barang seperti buku, pena, dan alat tulis lainnya ke grosir atau toko.

 

Upah yang tak menentu tak jadi soal. Yang penting mimpi berhaji menurutnya bisa terkabul.

 

"Sejak lajang saya sudah bekerja. Sekitar tahun 1995 lah. Upah yang didapatkan tergantung. Namanya juga jalan-jalan ngisi warung.

 

Kalau ada jual beli, tentu banyak untung. Kalau jual beli sedikit, tentu sedikit juga untungnya," ungkap Waldi Idrus.

 

Berkat usaha dan kerja kerasnya selama 20 tahun, Waldi Idrus mampu menyisihkan uangnya untuk dapat mewujudkan keinginannya.

 

"Ya menabung mulai dari sedikit-sedikit. Kata orang lama kan jadi bukit," ucapnya tersenyum.

 

Ia sudah berkeinginan berangkat ke Tanah Suci sejak masih lajang. Waldi Idrus mengatakan, agar bisa mendaftar haji, ia harus mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta.

 

“Awal mendaftar harus mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi. Nomor porsi ini adalah semacam nomor antrian untuk berangkat haji," jelas Waldi Idrus.

 

Setelah itu, ia semakin giat melunasi ongkos haji dalam 8 tahun belakangan. Akhirnya, ia mendapat nomor porsi pada tahun 2011 dan kemudian ia bisa mendaftar haji.

 

Memiliki lima anak yang masih sekolah, tak menyurutkan niat hati Waldi Idrus menyisihkan uangnya untuk berhaji.

 

Waldi Idrus mengaku ia mendapat pesan dari neneknya untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

 

"Cita-cita naik haji sejak turun temurun. Nenek saya pernah bilang, kalau ada rezeki, silakan pergi haji. Begitupun dengan ibu saya. Kalau ada rezeki, nak, berangkatlah haji," ujar Waldi menirukan pesan nenek dan ibunya.

 

Suami dari Nur Aini ini mengatakan, dari semua anggota keluarga, hanya dia yang belum menginjakan kaki ke Mekah.

 

"Orangtua saya sudah naik haji. Terus saudara-saudara juga sudah naik haji. Kini tinggal saya sendiri. Saya anak bungsu yang akan berangkat," ucapnya.

 

Dari situlah Waldi Idrus semakin giat menabung dengan mengumpulkan uang hasil berkeliling mengantar barang ke grosiran atau toko, "Motivasi dari nenek dan orangtua," ujarnya.

 

Waldi Idrus berharap selamat sampai Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air. Ia juga berdoa agar diberikan kesehatan, dimudahkan rezeki, dan sehat-sehat seluruh anggota keluarganya.

 

Di Tanah Suci, Waldi akan menghabiskan waktu selama 42 hari. Sementara, anak-anaknya ditinggalkan bersama saudaranya yang lain.

 

Layaknya calon jemaah haji yang telah siap bertolak ke Tanah Suci, Waldi Idrus bersama sang istri juga telah mempersiapkan segala pakaian dan perlengkapan.

 

"Cuma berbekalan baju ihram, baju sehari-hari dan handuk. Kami tidak ada membawa makanan," jelasnya.

 

Idrus mengaku membendung rasa sedih yang amat dalam ketika meninggalkan keluarganya.

 

"Diantar sama keluarga hingga ke Lubuk Sikaping. Ketika berangkat sangat sedih meninggalkan keluarga. Sekarang gak terasa lagi," ujarnya.

 

Waldi Idrus semata-mata naik haji hanya untuk mendapatkan ridho Allah, "Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur," ucapnya.(Dkn).

 

 

 Sumber : Tribun


Manohara


Jakarta, SANCAnews.com - Ingat Manohara? Setelah gagal di Pemilu, tiba-tiba muncul dan jadi pusat perhatian. Apa kabar artis cantik Manohara (27) setelah gagal di Pemilu Legislatif 2019 melalui Dapil Jatim I Partai Nasdem?

 

Kini dia tiba-tiba muncul di layar kaca. Ada pemandangan unik di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno ( SUGBK ), saat laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung. Persija Jakarta menjamu Persib Bandung pada laga pekan kedelapan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7).

 

Laga penuh gengsi antara Persija melawan Persib menjadi suguhan yang menarik dalam gelaran Liga 1 2019. Rivalitas Persija dan Persib memang selalu dinantikan oleh para pecinta sepak bola di Indonesia. Sepanjang pertandingan, laga Persija kontra Persib berlangsung dengan tensi tinggi.

 

Pada babak pertama, kedua tim hanya mampu menyelesaikan laga dengan skor 0-0. Meski demikian, ada pemandangan menarik yang terlihat di tribune penonton pada babak pertama. Sosok model cantik Manohara Odelia Pinot tertangkap kamera hadir langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

 

Manohara terlihat mengenakan kaos berleher rendah warna hitam dipadukan dengan blazer sebagai penutup luarnya. Wanita berusia 27 tahun itu tak sendirian, ia terlihat berjalan turun dari tribun bersama rekannya. Ada pemandangan unik di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno saat laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung.

 

Persija Jakarta menjamu Persib Bandung pada laga pekan kedelapan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dikutip BolaStylo.com (10/7/2019).

 

Laga penuh gengsi antara Persija melawan Persib menjadi suguhan yang menarik dalam gelaran Liga 1 2019. Rivalitas Persija dan Persib memang selalu dinantikan oleh para pecinta sepak bola di Indonesia.

 

Sepanjang pertandingan, laga Persija kontra Persib berlangsung dengan tensi tinggi. Pada babak pertama, kedua tim hanya mampu menyelesaikan laga dengan skor 0-0.

 

Meski demikian, ada pemandangan menarik yang terlihat di tribune penonton pada babak pertama. Sosok model cantik Manohara Odelia Pinot tertangkap kamera hadir langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

 

Manohara terlihat mengenakan kaos berleher rendah warna hitam dipadukan dengan blazer sebagai penutup luarnya.

 

Wanita berusia 27 tahun itu tak sendirian, ia terlihat berjalan turun dari tribun bersama rekannya. Kedatangan Manohara saat itu langsung menarik perhatian kameramen, suporter, serta komentator pertandingan.

 

"Apakah ini Manohara? Ini adalah hal yang cukup menarik perhatian penonton di tribune," ujar komentator.

 

Kemunculan Manohara di SUGBK ini juga mendapatkan respons dari pengguna media sosial Twitter. Nama Manohara langsung bertengger di urutan ketiga trending topic versi Twitter.

 

Para pengguna Twitter mengaku kagum dengan peson dan kecantikan Manohara. Mereka bahkan menyebut sosok Manohara bisa mengalihkan fokus suporter dari laga sengit Persija versus Persib. 

 

Terlepas dari hal itu, tim tuan rumah hanya mampu bermain imbang melawan Persib. Persija mengawali keunggulan lewat gol yang diciptakan Marko SImic pada menit ke-75. Sementara itu, Persib berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Artur Geworkyan (90+1').



Manohara di Masa Lalu

Pernikahan Manohara dan Tengku Fakhry.
Pernikahan Manohara dan Tengku Fakhry.

Manohara pernah membuat heboh, beberapa tahun lau karena kasus kekerasan yang dialaminya di rumah tangga. Saat itu Manohara masih menjadi istri dari Tengku Fakhry, Pangeran Kerajaan Kelantan di Malaysia.

 

Manohara sebenarnya adalah gadis kelahiran Jakarta. Saat dipinang oleh Tengku Fakhry, Manohara masih dalam usia yang sangat teramat muda. Manohara lahir dari orangtua yang bukan berdarah Indonesia asli. Ayahnya yang berkebangsaan Amerika Serikat bernama George Manz. 

 

Sementara ibunya yang berdarah Bugis bernama Daisy Fajarina. Ibunya kemudian menikah lagi dengan pria berkebangsaan Perancis bernama Reiner Pinot Noack usai bercerai dengan George Manz.

 

Sejak itu Manohara tinggal dan dibesarkan oleh ibu dan ayah tirinya di Perancis. Manohara menghabiskan masa kecilnya di Eropa dan kembali ke Indonesia pada tahun 2006. Manohara kemudian berkarier sebagai model.

 

Namanya mulai banyak dikenal saat dirinya masuk dalam deretan daftar 100 Pesona Indonesia yang diadakan majalah Harper's Bazaar.

 

Pesona Manohara itu kemudian mampu memikat hati Tengku Fakhry, pangeran asal Kelantan. Usia Manohara baru 16 tahun ketika dirinya menikah dengan Tengku Fakhry. Pernikahannya menjadi buah bibir karena usia serta sosok Manohara.

 

Seperti dikutip dari Tribun Seleb, sejak menikah, Manohara tinggal di Kerajaan Kelantan, Malaysia. Namun, pernikahannya itu tak berjalan indah seperti harapannya. Manohara mengaku mendapat tindak kekerasan dari suaminya.

 

Sosoknya mulai menjadi bahan perhatian karena upayanya untuk berusaha kabur dan pulang ke Indonesia. Krisis rumah tangganya itu pun menjadi ramai diberitakan oleh media Tanah Air dan Malaysia. Setelah kasusnya bersama Tengku Fakhry selesai, nama Manohara masih kerap muncul di media.

 

Hal ini terjadi karena cerita kehidupannya itu juga sempat dibuat sinetron. Manohara pun didapuk menjadi pemeran utama dalam sinetron tersebut.

 

Sekitar 10  berlalu, nama Manohara pun hampir hilang begitu saja di media televisi. Sayangnya, sosok Manohara dan namanya tidak lama eksis di layar kaca dan dunia entertainment Indonesia.

 

Seperti dikutip dari Nakita, Manohara lebih sering terlihat off air sebagai seorang mode. Pada akunnya pada Instagram bernama @manodelia, Manohara  juga kerap menyapa para penggemarnya. Penampilan Manohara terbilang tak jauh berbeda dari sosoknya dahulu, tetap berbibir seksi dan berwajah sensual.(**)


Sejumlah aktivis, tokoh masyarakat dan siswa hadir dalam peringatan kasus-kasus kekerasan dua tahun yang menimpa novel di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis (04/11/2019). Peringatan yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat, akademisi, masyarakat sipil, seniman dan mahasiswa dipenuhi dengan deklarasi lima tuntutan terhadap presiden untuk menyelesaikan kasus teror terhadap novel, membentuk TGPF independen, memerangi teror dan pelemahan terhadap KPK.


JAKARTA, SANCA NEWS.COM -  Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Hendardi, menyatakan, perwira Polri berpangkat jenderal bintang tiga yang diperiksa terkait kasus Novel yaitu mantan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan.

 

"Pak Iriawan ya yang kita periksa. Karena Pak Iriawan saat menjadi Kapolda Metro Jaya beberapa kali bertemu dengan Novel, ya kami periksa hubungannya apa, dalam rangka apa, dan sebagainya," ujar Hendardi kepada Kompas.com, Rabu (10/7).

 

Hendardi menyampaikan, selain Iriawan, tidak ada lagi perwira Polri berpangkat jenderal bintang tiga yang diperiksa TGPF.


Pejabat Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan bersama istri meninggalkan Gedung Sate dengan mata berkaca-kaca melambaikan salam kepada sejumlah ASN Pemprov Jabar pada acara prosesi pelepasan di gerbang utama Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (6/9/2018). Suasana haru tampak dalam prosesi pelepasan jenderal bintang tiga itu, setelah memimpin Jawa Barat selama dua bulan enam belas hari. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Pejabat Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan bersama istri meninggalkan Gedung Sate dengan mata berkaca-kaca melambaikan salam kepada sejumlah ASN Pemprov Jabar pada acara prosesi pelepasan di gerbang utama Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (6/9/2018).

 

Suasana haru tampak dalam prosesi pelepasan jenderal bintang tiga itu, setelah memimpin Jawa Barat selama dua bulan enam belas hari. Kapasitas Iriawan saat diperiksa pun berstatus sebagai saksi.

 

"Kapasitasnya saksi. Yang bintang tiga Pak Iriawan saja, siapa lagi bintang tiga, saya kira enggak ada lagi selain Pak Iriawan," ujar dia.

 

Ia juga mengatakan, Iriawan diperiksa untuk mendalami tujuan maupun alasannya bertemu Novel.

 

Seperti diketahui, Iriawan pernah memperingatkan Novel bahwa ia akan mendapat teror.

 

Kendati demikian, menurut dia, pemeriksaan Iriawan bukan berarti TGPF mencurigainya sebagai pelaku penyerangan Novel.

 

"Bukan dalam rangka kita duga, bukan, tetapi kan waktu itu dia sebagai Kapolda mendatangi Novel dan sebelum kejadian juga pernah bertemu. Itu yang kami gali," ujar Hendardi.

 

"Kami enggak bisa menuduh orang atau menyangkakan maupun menilai orang kalau tidak ada bukti. Makannya kami gali apakah ada petunjuk dari Pak Iriawan," kata dia lagi.


Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan Novel Baswedan bersama Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal saat menggelar konferensi pers seusai memberikan laporan kepada Kapolri Jendral Tito Karnavian di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). Dari pernyataan Anggota TGPF Hendardi menyatakan bahwa tim TGPF telah menemukan adanya temuan-temuan baru dari hasil investigasi yang akan dirilis pekan depan.  Tribunnews/Jeprima

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan Novel Baswedan bersama Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal saat menggelar konferensi pers seusai memberikan laporan kepada Kapolri Jendral Tito Karnavian di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). Dari pernyataan Anggota TGPF Hendardi menyatakan bahwa tim TGPF telah menemukan adanya temuan-temuan baru dari hasil investigasi yang akan dirilis pekan depan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)



Hendardi menyebutkan, Iriawan kala itu pernah bertemu di rumah Novel, di Mapolda Metro Jaya, dan rumah sakit. Hal itu kemudian yang digali oleh TGPF.

 

"Sempat bertemu novel di rumahnya, pernah juga di Polda, dan rumah sakit. Kami periksa semuanya dalam rangka apa, kemudian saksinya ada enggak, ternyata ada dan kita periksa juga," papar dia.

 

Sebelumnya, Anggota TGPF kasus Novel Baswedan, Hermawan Sulistyo, mengatakan, dalam investigasi untuk mengungkap penyerangan terhadap penyidik KPK tersebut, pihaknya memeriksa sejumlah perwira Polri berpangkat jenderal bintang tiga.

 

Namun, ia tidak mengungkapkan lebih jauh identitas jenderal bintang tiga yang diperiksa TGPF terkait kasus penyerangan Novel Baswedan tersebut.


Mabes Polri tak tahu

 

Terpisah Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengaku belum mengetahui siapa jenderal bintang tiga yang dimaksud.

 

Pasalnya, laporan investigasi itu pun baru diserahkan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Selasa (9/7) malam, dan baru akan dipelajari.

 

"Kita kan belum tahu detilnya, makanya kemarin itu tim pakar menyerahkan hasilnya kepada Pak Kapolri, Pak Kapolri sedang mempelajari, kami sebagai pejabat utama belum tahu hasilnya itu," ujar Iqbal usai mengikuti peringatan Hari Bhayangkara ke-73 di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (10/7).


Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal (kiri).

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal (kiri). (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha)



Mantan Wakapolda Jawa Timur itu pun menegaskan hasil atau laporan dari investigasi akan disampaikan secara menyeluruh dan lengkap kepada publik oleh TPF pada pekan depan.

 

"Nanti detilnya satu minggu ke depan akan disampaikan oleh tim pakar beserta kami," ucapnya.

 

Novel diperiksa

 

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Novel Baswedan akan diperiksa sebagai saksi terkait kasus penyerangan menggunakan air keras pada 11 April 2017.

 

Sebab, hingga kini belum juga terpecahkan pelaku dan aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.

 

"Jadi, akan dilakukan pemeriksaan. Tadi saya sudah cek juga, Novel Baswedan akan dalam pemeriksaan tersebut untuk menghargai proses hukum ini,” jelas Febri Diansyah kepada wartawan, Rabu (19/6/2019).

 

Novel Baswedan diserang oleh dua pengendara motor pada 11 April 2017, seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan tidak jauh dari rumahnya.

 

Pelaku menyiramkan air keras ke wajah Novel Baswedan, sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat.

 

Mata kirinya mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya. Hingga kini, polisi belum juga menentukan tersangkanya. (Dkn)



JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang tak biasa dalam acara doa bersama mengenang 40 hari wafatnya Ani Yudhoyono.

Dilansir dari Grid.id dalam artikel 'Emosi Belum Stabil, SBY Beri Sambutan Menggunakan Teks saat Tahlilan 40 Hari Ani Yudhoyono', digelar doa bersama mengenang 40 hari wafatnya Ani Yudhoyono di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (10/7) malam.

Sebelum doa bersama dimulai, SBY menyampaikan sambutan kepada tamu yang hadir, saat itulah suami Ani Yudhoyono melakukan hal yang tak biasa.

Biasanya SBY berpidato tanpa menggunakan teks untuk dibacanya.

Susilo Bambang Yudhoyono berpidato saat acara doa bersama 40 hari wafatnya Ani Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Susilo Bambang Yudhoyono berpidato saat acara doa bersama 40 hari wafatnya Ani Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Namun berbeda pada saat ini, SBY mengaku teks tersebut digunakan untuk mempermudah ia berucap.

"Biasanya saya jarang menggunakan teks seperti ini. Dengan menggunakan teks, saya bisa menjaga emosi saya yang sekarang belum stabil. Izinkan saya membacakan teks ini," kata SBY.

Di samping itu, menurut edaran yang diterima Grid.ID (grup SURYA.co.id) dari panitia Panitia Penyelenggara 40 Hari Ibu Ani, keluarga hanya mengundang kerabat beserta tetangga.

Namun penyelenggara mengaku tak mampu membendung keinginan publik yang ingin datang untuk mendoakan mendiang Ani Yudhoyono.

"Pada dasarnya kami mengundang kerabat, para sahabat, dan tetangga-tetangga kami untuk acara keluarga ini,"

"Tapi tentunya tidak bisa menolak kehadiran siapa pun, apa pun latar belakangnya, untuk ikut mendoakan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono," tulis edaran tersebut.

Suasana doa bersama mengenang 40 Hari Wafatnya Ani Yudhoyono di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, di Puri Cikeas, Jawa Barat.
Suasana doa bersama mengenang 40 Hari Wafatnya Ani Yudhoyono di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, di Puri Cikeas, Jawa Barat.

Menurut agenda yang disampaikan kepada awak media, doa bersama dimulai pukul 19.30 WIB.
Sekitar pukul 19.10 WIB, tamu dipimpin untuk melakukan salat Isya berjamaah sebelum acara dimulai.

Menurut pantauan tim Grid.ID, ribuan publik sudah padati kediaman Susilo Bambang Yudhoyono setelah waktu Magrib.

Tak hanya di kediaman SBY, tahlilan 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono juga dilakukan Partai Demokrat Jawa Timur, Rabu (10/7).

Berlangsung di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur, Surabaya, acara ini diisi dengan pembacaan Yasin, Tahlil, dan doa bersama.

Berlangsung sejak pukul 18.00, ratusan kader hingga pengurus baik di provinsi maupun kabupaten/kota hadir pada acara ini.

"Alhamdulillah, acara ini bisa diikuti oleh kader Partai Demokrat yang ada di provinsi maupun kader kabupaten/kota. Mulai dari Madura, Probolinggo, hingga Pacitan hadir," kata Sekretaris DPD Demokrat Jatim, Renville Antonio di sela acara tersebut.
Kader Partai Demokrat di Jawa Timur menggelar tahlil untuk memeringati 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono
Kader Partai Demokrat di Jawa Timur menggelar tahlil untuk memeringati 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono
Acara ini digelar atas inisiatif para kader di Jatim.
"Hari ini juga digelar doa dan Tahlil di Cikeas (kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Demokrat). Namun, kami meminta izin untuk fokus di Jatim dengan pengurus dan kader yang ingin berdoa bersama di sini," kata Renville.

Sejumlah Elit Demokrat hadir di acara ini. Selain Renville, ada Sri Subiati (Bendahara DPD Demokrat Jatim), Maskur (Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim), Agus Dono (Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim), hingga Achmad Iskandar (Wakil Ketua DPRD Jatim dari Demokrat). Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Jatim, Soekarwo (Pakde Karwo) hadir di Cikeas.

Renville menjelaskan, Ani Yudhoyono merupakan teladan banyak ibu di Indonesia, termasuk kader Demokrat.

Pernah berperan sebagai ibu negara, Ani tak lupa untuk menyelesaikan tugas sebagai istri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan juga ibu dari dua anak, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhi Baskoro Yudhoyono.

"Beliau sosok ibu yang luar biasa. Beliau selalu setia mendampingi suami dimanapun berada dan dalam keadaan apapun," kata Renville.
Mantan Politisi Partai Demokrat Kenang Ani Yudhoyono, Sebut Istri SBY sebagai Permata Tak Kasat Mata
Mantan Politisi Partai Demokrat Kenang Ani Yudhoyono, Sebut Istri SBY sebagai Permata Tak Kasat Mata ((Kolase/Instagram @aniyudhoyono))
Bukan hanya itu, Ani Yudhoyono juga banyak memberikan ide pemikiran kepada SBY, terutama kala SBY masih menjabat sebagai Presiden RI keenam (2004-2009 dan 2009-2014) lalu.

"Bukan sekadar mendampingi, Ibu Ani juga memberikan kontribusi dengan ide dan pemikiran, utamanya untuk bangsa dan negara," kata Renville.

Renville yang juga Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Demokrat ini lantas mencontohkan beberapa di antaranya.

Misalnya, Mobil Pintar dan Rumah Pintar yang diinisiasi dan dimotori untuk berdiri di seluruh Indonesia.

Tujuannya, anak-anak sekolah semakin banyak yang mendapat akses ke dunia pendidikan, senang membaca, sekaligus menambah khazanah pengetahuan. Rumah Pintar ini pun telah dibangun di pelosok tanah air.

Ada pula Gerakan Tanam dan Pelihara 10 juta Pohon di Indonesia. Gerakan ini mendapat apresiasi dari The United Nations Program (UNEP).
Ani Yudhoyono dan SBY bersama cucunya,
Ani Yudhoyono dan SBY bersama cucunya, ((Kolase instagram ruby_26))
Atas jasanya, Ani Yudhoyono pun mendapatkan penghargaan Certificate of Global Leadhership.
 
"Itu baru sebagian. Masih banyak lagi ide dan gagasan beliau yang akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia," kata Renville.

Tak hanya oleh masyarakat umum, kader internal Demokrat pun begitu mengidolakan putri dari alm Letjend TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo ini.

Ani Yudhoyono dikenal dekat dengan para kader partai berlambang bintang mercy ini.

"Beliau juga sosok yang sangat perhatian kepada para kader Partai Demokrat. Ini berlaku untuk seluruh kader, siapa pun kadernya," kenang Renville.


Sumber : Tribun

Pengamat politik dari Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Para purnawirawan TNI disarankan mendirikan partai politik (parpol) untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingannya. Lagi pula tidak ada larangan para purnawirawan membentuk partai politik.

"Saya menyarankan bagaimana para purnawirawan TNI membentuk parpol berhaluan nasionalis, itu diprediksi mendapatkan dukungan rakyat luas," kata pengamat politik dari Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin di Jakarta, Rabu (10/7).

Dia tidak mempersoalkan nama partai tersebut. Yang terpenting, kata dia, arah, tujuan dan
platform partai tersebut harus mendapatkan dukungan dari rakyat.

Di samping itu, Ujang berpendapat, partai yang berisi para purnawirawan itu harus memiliki figur yang kuat, karena tipologi masyarakat Indonesia masih membutuhkan figur sentralistik.

"Misalnya SBY membentuk Demokrat dan Prabowo mendirikan Gerindra karena ketokohannya. Masyarakat Indonesia masih mengikuti figur sehingga kalau purnawirawan mau mendirikan parpol harus ada figur yang bagus," tuturnya.

Maka itu, dia menyarankan para purnawirawan yang akan mendirikan partai, menentukan figur yang kuat sehingga bisa menjadi jangkar suara bagi partai tersebut dalam menggaet konstituen.

Dia menilai sangat wajar jika para purnawirawan mendirikan partai karena dalam sistem demokrasi Indonesia, langkah untuk merebut kekuasaan adalah melalui jalur konstitusional yaitu kemenangan partai bukan dengan parlemen jalanan.

Dia melanjutkan, para purnawirawan telah memiliki hak politik untuk memilih dan dipilih, sehingga mendirikan partai merupakan langkah positif serta baik bagi perkembangan demokrasi Indonesia.

"Dalam demokrasi sipil, tentara yang sudah pensiun memiliki hak. Sebelumnya kan sudah ada purnawirawan yang membentuk parpol seperti Gerindra, Demokrat, Hanura, dan PKPI," katanya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Ade Supandi enggan menanggapi terkait wacana pembentukan partai khusus para purnawirawan TNI.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) ini berpendapat, para purnawirawan sudah banyak yang menjadi pendiri partai seperti di Partai Demokrat, Gerindra, Hanura dan PKPI.

Adapun berdasarkan data, keempat partai yang didirikan purnawirawan TNI itu, hanya Partai Demokrat yang sudah pernah menjadi partai pemenang pemilu. Namun parpol tersebut masih belum bisa menyatukan kepentingan para purnawirawan, itu terbukti mereka tidak kumpul mayoritas dalam satu partai.(Dkn).

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.