Latest Post

 
Jalur Kereta Api di Sumatera Barat akan diaktifkan lagi. Pada 2019 ditargetkan jalur Pulau Aia-Simpang Haru yang "mati" sejak 1983 bisa digunakan lagi.

PADANG, SANCA NEWS.COM - Jalur kereta api tertua di Sumatera Barat mulai dari Stasiun Pulau Air menuju Stasiun Simpang Haru, Padang yang telah "mati" sejak 1983, "dibangkitkan" kembali dari "kuburnya" pada 2019.

Aktivitas pembersihan rel dari Stasiun Pulau Air hingga Stasiun Simpang Haru sepanjang 2,5 kilometer itu telah dimulai sejak pertengahan Juni 2019 dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
"Sekarang bantalan rel juga sudah ditumpuk pada beberapa titik sepanjang jalur," kata Wira (41) warga Pondok, Padang, Rabu.

Sebanyak 238 bangunan di sepanjang jalur rel itu masing-masing 151 bangunan berkontrak dengan PT KAI dan 87 bangunan tanpa kontrak harus dibongkar agar pengaktifan jalur itu bisa dilaksanakan.
Jalur kereta api itu adalah bagian dari yang tertua di Sumbar. Dibangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada 6 Juli 1887 sebagai akses pada pergudangan di kawasan itu.

Jalur kereta api itu diteruskan ke Bukittinggi sepanjang 90 kilometer dan dioperasikan mulai November 1891 untuk mengangkut biji kopi hasil tanam paksa dari pedalaman Sumbar seperti Bukittinggi, Payakumbuh dan Pasaman ke Padang untuk kemudian diekspor ke Eropa.

Namun pengaktifan kembali jalur itu tidak lagi berkaitan dengan komoditas kopi. Tujuan utama saat ini menurut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbar Catur Wicaksono yang saat ini sudah pindah tugas ke Jakarta adalah alternatif transportasi bagi masyarakat.

Selain itu, untuk kepentingan pariwisata karena ke depan jalur itu dilanjutkan hingga ke Muaro Padang.

Program pengaktifan kembali jalur kereta api di Sumbar telah masuk dalam rencana strategis Kementerian Perhubungan 2020-2024. (Dkn).




Kondisi Soleha (13) bocah di Jakarta Barat yang alami kelumpuhan dan gizi buruk.

CENGKARENG, SANCA NEWS.COM - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat telah melihat kondisi Soleha (13) warga Rusunawa Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat yang kondisinya memprihatinkan.

Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Kristy Wathini mengatakan bahwa Soleha yang mengidap penyakit lumpuh otak akan dirujuk ke RSUD Cengkareng untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Rencana akan diberikan surat rujukan ke RSUD Cengkareng," kata Kristy, Selasa (9/7).

Dikatakan Kristy, sejatinya Soleha merupakan pasien lama di bawah perawatan poli rusun Puskesmas Cengkareng.

Namun sejak 2015, Soleha sudah tak pernah lagi dibawa berobat oleh pihak keluarganya.
"Alasannya karena nenek pasien sudah lelah harus bolak balik dan tidak ada perubahan maka pasien tidak dibawa lagi ke rumah sakit," katanya.

Saat kunjungannya tersebut, Kristy menyebut sang nenek yang mengurus Soleha juga sempat menolak bila cucunya dibawa ke RSUD Cengkareng.

"Makanya apabila dibutuhkan transportasi akan dibantu oleh puskesmas," ucap Kristy.
Diberitakan sebelumnya, nasib pilu dialami Soleha (13), yang alami lumpuh otak hingga menyebabkan kelumpuhan dan gizi buruk.

Nenek Soleha, Sukmana (56) mengatakan, kondisi yang dialami sang cucu sewaktu Soleha terserang muntaber saat berusia 7 bulan.

Sejak itu hingga saat ini, fisik Soleha tak bisa tumbuh secara normal. Soleha pun hanya bisa tiduran dan tak bisa berbicara.

Tulang punggungnya juga bermasalah sehingga ia tak bisa tiduran atau telungkup secara lurus.
Sedangkan kedua kaki dan tangannya kurus kering menandakan dirinya mengalami masalah pada gizinya.

Sukmana berharap ada pihak yang mau membantu untuk kesembuhan sang cucu. Minimal, dapat meringankannya untuk membiayai kebutuhan hidup untuk Soleha.

Sebab, selain makanan untuk sang cucu harus selektif, Soleha juga harus menggunakan pampers lantaran kondisi fisik dan geraknya yang terbatas.





Sumber : Tribun


PADANG PANJANG, SANCA NEWS.COM - 115 jemaah calon haji (JCH) asal Kota Padang Panjang, Sumatera Barat akan berangkat ke Tanah Suci bersama jamaah asal Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang pada 18 Juli 2019 pukul 17.35 WIB

 

Kepala Seksi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Padang Panjang, Endang Sriyani di Padang Panjang, Selasa, mengatakan jamaah dari ketiga daerah itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 13.

 

JCH asal daerah berjuluk Serambi Mekkah akan diberangkatkan ke embarkasi Padang pada 17 Juli 2019.

 

Ia menerangkan sebelum pelaksanaan haji, jamaah sudah mengikuti bimbingan manasik haji sebanyak 10 kali pertemuan terdiri dari delapan kali di kecamatan dan dua kali di tingkat kota.

 

Sebelumnya jamaah juga sudah memulai persiapan melakukan manasik secara mandiri melalui dua kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) yang ada di Padang Panjang.

 

Pada pemberangkatan haji tahun ini, jamaah asal Padang Panjang didominasi oleh warga yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), ibu rumah tangga dan pedagang.

 

Calon haji termuda berusia 22 tahun yang merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Padang dan calon haji tertua seorang pensiunan berusia 88 tahun.

 

"Usia jamaah haji umumnya direntang 35 sampai 75 tahun sebanyak 71 orang. Semuanya sudah dipastikan sehat serta dapat menempuh perjalanan dan melaksanakan ibadah haji," ujarnya.

 

Meski demikian, ia mengimbau agar jamaah tetap mempersiapkan kondisi fisik sebelum keberangkatan mengingat jauhnya perjalanan dan kondisi cuaca yang berbeda antara Tanah Suci dengan Padang Panjang.

 

"Persiapan pelaksanaan haji berjalan lancar. Sebelumnya perlengkapan calon haji sudah diserahkan 1 dan 2 Juli 2019. Selanjutnya pengumpulan koper jamaah pada 12 dan 13 Juli 2019 untuk diantarkan ke embarkasi Padang pada 16 Juli 2019," jelasnya. (Dkn).


Asisten Administrasi Pemerintah Kota Padang Didi Aryadi



PADANG, SANCA NEWS.COM - Asisten Administrasi Pemerintah Kota Padang Didi Aryadi mengatakan kewaspadaan terhadap segala dampak negatif yang timbul akibat keberadaan orang asing di wilayah Republik Indonesia, khususnya di Kota Padang perlu ditingkatkan.

 

Caranya dengan melakukan pengawasan secara berjenjang dari tingkat RT, RW, dan kecamatan. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga keamanan, stabilitas politik, serta persatuan dan kesatuan bangsa.

 

“Dengan meningkatnya kejahatan internasional seperti perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, pedofilia, cyber crime, pembobolan bank dan sebagainya yang banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional, tidak menutup kemungkinan berbagai tindak kejahatan ini juga terjadi di wilayah Indonesia, khususnya di Kota Padang. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pengawasan”, jelas Didi,  Rabu (10/7).

 

Sementara itu, Kasubag Tata Usaha Eri Jasman mewakili Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta sosialisasi tentang pengawasan orang asing di Kota Padang.

 

“Kita perlu mengawasi keberadaan orang asing di Kota Padang, misalnya apakah keberadaan atau izin tinggal mereka di kota ini telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini dilakukan agar keamanan kota ini tetap terjaga”, tutur Eri dihadapan 130 orang peserta sosialisasi yang terdiri dari perwakilan RT, RW, tokoh masyarakat dan ormas di Kota Padang. (Dkn)


Ketua Panitia Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC) dr Fauzar SpPD KP, didampingi Penasehat Prof. dr H Zulkarnain Arsyad SpPD KP dan Sekretaris merangkap bendahara dr Roza Kurniati SpPD KP dan panitia lainnya, usai jumpa pers di Bagian Penyakit Dalam RS M Djamil, Selasa (9/7)
PADANG, SANCA NEWS.COM - Ratusan dokter spesialis penyakit dalam bidang paru dan dokter lainnya di Indonesia akan berkumpul di Padang pada Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC), Sabtu-Minggu 13-14 Juli 2019. Mereka akan membahas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terbaru, khususnya bidang Respirologi.

Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Nasional Perhimpunan Respirologi Indonesia (Perpari) Sumbar 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC), dr. Fauzar, SpPD, KP, kepada wartawan di Padang, Selasa (9/7) mengatakan kongres nasional itu akan dihadiri utusan Perpari cabang seluruh Indonesia, anggota Perpari dan anggota muda Perpari.

“Kongres nasional Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care merupakan suatu pertemuan yang sangat penting. Pertemuan ini dilaksanakan oleh pengurus pusat Perpari. Perpari Cabang Sumbar telah diputuskan sebagai panitia penyelenggara kongres tahun ini,” kata Fauzar.

Disebutkannya, Perpari merupakan perhimpunan dokter sub spesialis paru (respiratory). Saat ini, organisasi Perpari baru ada di 12 daerah di Indonesia dan jumlah anggotanya di Indonesia baru sekitar 70 orang. Namun, berbagai iven lain yang digelar dalam rangkaian Konas ini, seperti simposium, workshop, lomba poster, serta pameran farmasi, bisa diikuti oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum serta sejawat lainnya, sehingga peserta nya mencapai 300 orang.

“Banyak hal terkait perkembangan terbaru di bidang ilmu penyakit dalam, khususnya terkait penyakit paru yang akan dibahas di iven tersebut. Adapun topik-topik yang diangkat dalam simposium ini antara lain, asthma, chronic obstructive pulmonary disease, critical care medicine, lung cancer, occupational lung disease, pleural disease, pneumonia, pulmonary intervention, serta tuberculosis,” kata Fauzar.

Penasehat Perpari, Prof. dr H Zulkarnain Arsyad SpPD KP menyebutkan, salah satu topik yang dibahas pada simposium tersebut adalah penyakit asma.

“Asma merupakan lima besar penyakit yang banyak diderita pasien di bagian Penyakit Dalam (diabetes, hipertensi, gagal ginjal, pneumonia dan asma),” kata Zulkarnain.

Dijelaskannya, saat ini terdapat trend baru dalam penyakit paru. Yakni penyakit paru kerja. Penyakit tersebut banyak diderita oleh pekerja yang menghirup polusi udara bersumber dari industri. Seperti pekerja tambang, tukang cat, tukang masak dengan tungku dan lainnya. Mereka menderita batuk menahun hingga menderita penyakit paru kerja.

“Ada perbedaan antara penyakit TBC dengan occupational lung disease (penyakit paru kerja). TBC jelas disebabkan bakteri. Namun, penyakit paru kerja disebabkan oleh polusi udara yang dikeluarkan oleh industri. Gejalanya batuk kronis, beda dengan gejala TBC. Selain itu, TB bisa diderita segala usia, sedangan kanker paru biasanya menyerang usia dewasa,” katanya.

Untuk pencegahannya, menurut dr Roza Kurniati SpPD KP, yang juga sekretaris merangkap bendahara Perpari, yang paling utama adalah usahakan agar tidak terhisap partikel-partikel atau toxic dari limbah asap/uap pabrik.

“Memakai masker merupakan salah satu upaya menghindari paparan penyebab penyakit tersebut,” tambah Roza.

Sementara kongres nasional yang mengangkat tema “Paradigma baru dalam pengobatan internal pernapasan dan perawatan kritis” itu bisa terlaksana berkat kerjasama Perpari dengan sub bagian paru bagian Penyakit Dalam RS M Djamil, IDI Sumbar, FK Unand, perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam. Rencananya, kongres nasional itu akan dibuka oleh Gubernur Sumbar. Juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unand, sejawat dokter dari berbagai rumah sakit, Kadinas Kesehatan Sumbar, dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam. (Dkn).

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.