Latest Post

Kasat Reskrim Tanah Datar yang baru AKP Purwanto menandatangani berita acara sertijab yang disaksikan Kapolres Tanah Datar, AKBP Bayuaji Yudha Prajas, SH

TANAH DATAR, SANCA NEWS.COM – Tiga perwira di jajaran Polres Tanah Datar melakukan Serah Terima Jabatan (Sertijab), yang dipimpin langsung oleh Kapolres Tanah Datar, AKBP Bayuaji Yudha Prajas di halaman mapolres setempat, Jumat (5/7).

Tiga perwira yang disertijab, yakni Kasat Reskrim AKP Edwin digantikan oleh AKP Purwanto, yang sebelumnya menjabat Kanit 3 Subdit III Tipidkor Ditreskrimsus Polda Sumbar. Sedangkan Edwin dimutasikan ke Auditor di Itwasda Polda Sumbar. 

Kemudian Kapolsek Tanjung Baru, Iptu Aditiawarman digantikan oleh Ipda EVi Susanto, yang sebelumnya menjabat Kanit IV Intelkam Polres Payakumbuh. Sedangkan Iptu Aditiawarman menduduki Jabatan Kasubag Dal Ops Bagops Polres Tanah Datar. 

Kapolres Tanah Datar AKBP Bayuaji Yudha Prajas mengatakan, perpindahan posisi perwira di tubuh Polres Tanah Datar sesuai dengan Surat Telegram (ST) dari Polda Sumbar tanggal 18 Juni 2019 dan hari ini (kemarin,red) dilakukan sertijab.

“Perpindahan anggota merupakan bentuk penyegaran bagi Polres Tanah Datar. Semua yang berganti posisi tersebut bekerja dengan sangat bagus dan aktif, serta telah menunjukkan sejumlah prestasi,” ujarnya.

Bayuaji berharap untuk perwira yang menempati posisi baru, agar menjalankan tugas dengan sebaik mungkin dan menjunjung tinggi kode etik kepolisian. Selain itu, dengan adanya pergantian di jajaran Polres Tanah Datar dapat semakin meningkatkan pelayanan dan pengayoman bagi masyarakat Tanah Datar. 

Sementara Kasat Reskrim AKP Purwanto menyebutkan, siap melakukan dan melanjutkan tugas dan kewajiban yang telah diamankah kepadanya. “Saya siap menjunjung tinggi loyalitas dan kepercayaan yang diembankan kepada saya,” ucapnya. (Dkn).








PADANG, SANCA NEWSCOM - Satu unit mobil angkot dengan trayek Pasar Raya - Lubuk Buaya, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terbakar di Jalan S Parman, Ulak Karang. Polisi masih mencari tahu penyebab angkutan umum tersebut terbakar.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBD Damkar Padang, Basril, membenarkan adanya kebakaran tersebut. Tim Damkar pun langsung menuju TKP begitu mendapat informasi tersebut.

"Kami menerima informasi sekitar pukul 15.15 WIB bahwa ada angkot yang terbakar," kata Basril kepada wartawan di Kota Padang, Sumbar, Jumat (5/7/2019).

Untungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden angkot dengan nomor polisi BA 1305 AU yang terbakar itu. Diduga para penumpang lebih dulu turun saat api angkot tersebut mulai mengeluarkan asap.
 
Peristiwa yang terjadi di salah satu ruas jalan utama Kota Padang itu sempat menarik perhatian pengguna jalan yang sedang melintas. Sempat terjadi kepadatan lalu lintas dalam proses pemadaman api, namun telah ditangani petugas kepolisian.

"Penyebab terbakarnya angkot itu belum bisa dipastikan, masih menunggu proses penyelidikan lebih lanjut dari polisi," ujar dia.(Dkn/SA).


PADANG, SANCA NEWS.COM – Pelayanan air bersih kepada sebagian warga kota Padang terganggu akibat terputusnya aliran listrik. Hal ini disebabkan trafo listrik dekat IPA PDAM Gunung Pangilun terbakar siang tadi, Jumat (5/7).

“Kami mohon maaf kepada pelanggan atas gangguan pelayanan PDAM karena putusnya aliran listrik yang disebabkan terbakarnya trafo PLN yang berada di IPA Gunung Pengilun Padang ini,” ujar Humas PDAM Kota Padang, Ricchi kepada Harianhaluan.com tadi siang.

Dia menambahkan, musibah tersebut berdampak pada terganggunya pelayanan air PDAM ke pusat Kota Padang di antaranya Jati dsk, Sawahan dsk, Pondok dsk, Jalan Pemuda dsk, Jalan Veteran dsk,  Jalan Ratulangi dsk, Jalan A. Yani dsk, Khatib Sulaiman dsk, Jalan Juanda dsk, Jalan Samudra dsk.

"Jika saat ini air PDAM masih mengalir di rumah pelanggan, kami anjurkan agar dapat menampung di wadah - wadah yang ada untuk mengantisipasi gangguan pelayanan ini,” ujarnya lagi. (Dkn).



JAKARTA,  SANCA NEWS.COM - Polisi mengatakan korban tewas saat kerusuhan 21-22 Mei 2019, Harun Rasyid, ditembak dari jarak sekitar 11 meter di dekat Flyover Slipi, Jakarta Barat. Ciri-ciri pelaku, kata polisi, juga sudah diketahui.

"Terhadap Harun Rasyid sudah dilakukan autopsi dan memang ditemukan proyektil peluru ukuran 9x17 mm, diduga ini adalah dari senjata non-organik Polri," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).
"Arah tembakan itu memang miring, jaraknya hanya 11 meter, kemudian arahnya juga lurus mendarat, karena posisinya ada trotoar agak tinggi, jadi diduga pelaku ini agak tinggi," imbuhnya.

Suyudi menyebut pelaku diduga memiliki tinggi badan 175 cm dan berambut lurus agak panjang. Ciri itu didapat dari saksi yang berada di lokasi.

"Tingginya kurang lebih hampir 175 ke atas, kecil badannya, rambutnya lurus, agak panjang, mukanya agak hitam. Ini ciri-ciri yang berdasarkan keterangan saksi di TKP yang sudah diperiksa," ujarnya.

Dia menjelaskan titik pelaku penembakan berbeda dengan titik polisi yang melakukan pengamanan. Dalam kerusuhan di Slipi itu, jarak polisi dengan perusuh sekitar 100 meter.

"Di mana anggota Polri yang melakukan penanganan unjuk rasa dengan jarak itu kurang lebih ada 100 meter. Kemudian orang yang diduga melakukan penembakan itu ada di sisi kanan, yang mana di sisi kanan ini adalah ruko-ruko di dekat Flyover Slipi," kata dia.

Korban lainnya yang juga tewas karena tembakan adalah Abdul Aziz. Polisi menyebut Abdul ditembak dari jarak 30 meter.

"Saudara Abdul Aziz yang ditemukan kurang lebih 100 meter dari Asrama Brimob tepatnya di depan rumah sakit Pelni, ini juga diduga dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dengan jarak yang tidak terlalu jauh, kurang lebih sekitar 30 meter dari arah belakang, terkenal di punggung sebelah kiri kemudian proyektilnya tersisa di dada sebelah kiri juga," ujar Suyudi. (Dkn).


 Sumber : Detik


Gedung BPK


JAKARTA,  SANCA NEWS.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) adalah karier puncak Jenderal Umar Wirahadikusumah (1924-2003). Ia dilantik pada 4 Desember 1969 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 135/M/1969 dan jabatan itu berakhir pada 2 April 1973. Setelahnya jabatan tersebut jatuh ke Jenderal Surono Reksodimedjo (1923-2010). Umar dan Surono sama-sama Angkatan 45.

Seorang mantan Kasad biasanya berpeluang jadi Panglima ABRI (Pangab) atau Menteri Pertahanan Keamanan (Menhankam). Tapi dua jabatan itu tak pernah berada di tangan Umar. Lepas dari jabatan Kasad, Umar dijadikan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tugas badan ini adalah memeriksa tanggung jawab pemerintah soal keuangan negara, memeriksa APBN, dan melaporkan temuannya ke DPR.

“Mengingat pentingnya badan ini, maka personel yang duduk di dalamnya khususnya pimpinan haruslah bersih terlebih dulu, berwibawa dan cepat tanggap,” tulis Kolonel R.A. Hidayat dan kawan-kawan dalam Umar Wirahadikusumah: Dari Peristiwa Ke Peristiwa (1983: 291). Umar kala itu menggantikan Letnan Jenderal Dadang Suprayogi (1914-1998).

Dari Jenderal Umar ke Jenderal Jusuf

Dadang Suprayogi sudah cukup senior. Mantan Panglima Divisi Siliwangi (Jawa Barat) ini dijadikan Ketua BPK sejak 1966. Sebelumnya dia pernah beberapa kali menjadi menteri. Seperti Umar, Dadang juga berasal dari Jawa Barat.

Sebelum Dadang, Ketua BPK antara 1964 hingga 1966 adalah Dorodjatun alias Hamengkubuwana IX, yang bersama Soeharto dan Adam Malik menjadi Triumvirat Orde Baru. Sejak pendirian BPK pada 1947 hingga Dadang menjabat, tak ada militer berpangkat jenderal yang mengisi jabatan ketuanya.

Kata koran Berita Yudha (16/4/1973), “tahun 1965 BPK sama sekali bobrok, tidak ada administrasi keuangan yang dengan sendirinya tidak mungkin dapat memeriksa tugas-tugas pemeriksaan keuangan negara.” Begitulah versi koran militer sebelum Dadang jadi Ketua BPK.

https://aurum.tirto.id/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=22&loc=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah-bpk-zaman-orde-baru-tempat-soeharto-memarkir-jenderal-edzW&cb=07b31f160a
Sebelum masuk TNI pada 1945, Dadang pernah bekerja sebagai Boekhouder (pemegang buku) Kotapraja Bandung di zaman kolonial dan pengawas keuangan di Bandung pada zaman Jepang. Dadang tampak cocok di situ. Setelah di BPK, Dadang dimasukkan ke Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yang kerap diplesetkan sebagai Dewan Pensiunan Agung.

Umar Wirahadikusumah tidak sebentar jadi Ketua BPK. Sepuluh tahun dia memeriksa keuangan negara di zaman Orde Baru. Sampai akhirnya nama Umar muncul sebagai kandidat untuk mendampingi Soeharto sebagai wakil presiden.

Herry Gendut Janarto dalam Karlinah Umar Wirahadikusumah: Bukan Sekadar Istri Prajurit (2010: 156) menyebut naiknya Umar jadi wapres karena Umar menjadi orang dekat Soeharto ketika G30S meletus. Ini dianggap sebagai balas budi Soeharto. Jenderal yang tidak banyak tingkah ini menyanggupi maju sebagai pendamping Soeharto. Dan yang terjadi terjadilah: Umar dilantik menjadi wapres pada Jumat, 1 Maret 1983.

Setelah naiknya Umar sebagai wapres, posisi Ketua BPK kemudian diberikan kepada Jenderal M. Jusuf (1928-2004). Sebelum jadi Ketua BPK, Jusuf adalah Pangab merangkap Menhankam. Sebelum mengisi dua jabatan itu, Jusuf, salah satu jenderal pembawa Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar), adalah Menteri Perindustrian dari 1968 hingga 1978. Pada 1965 Jusuf sudah jadi Menteri Perindustrian Ringan, lalu Menteri Perindustrian Dasar.

Keturunan Bangsawan Bugis Bone yang ogah pakai gelar Andi ini merupakan panglima paling populer di ABRI. Dia doyan melakukan perjalanan dinas menemui para prajurit hingga pangkat terbawah. Bahkan tidak berat untuk memberi kenaikan pangkat secara langsung kepada prajurit di lapangan. Jusuf juga memberi kenaikan pangkat luar biasa bagi anggota korps baret merah yang ikut dalam pembebasan sandera pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bangkok.

Kepopulerannya itu diselingi isu bahwa Jusuf hendak menggantikan Soeharto. Hingga suatu kali dia “disidang” Soeharto dan para pembantunya. Jenderal Amirmachmud, Menteri Dalam Negeri, bilang ada suara-suara yang menyebut Jusuf punya "ambisi-ambisi tertentu". Jusuf marah dan menggebrak meja di muka Soeharto dan para pembantunya.

“Bohong! Itu tidak benar semua! Saya ini diminta untuk jadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden. Saya ini orang Bugis. Jadi saya sendiri tidak tahu arti kata kemanunggalan yang bahasa Jawa itu. Tapi saya laksanakan tugas itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa,” kata Jusuf yang marah, seperti dicatat Atmadji Sumarkidjo dalam Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit (2006: 269).

Setelah peristiwa itu, Soeharto dan Jusuf tetap berhubungan baik. Jusuf lalu digantikan oleh Letnan Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani sebagai Pangab dan Jenderal Poniman sebagai Menhankam.



Jusuf kemudian “diparkir” ke BPK sebagai ketuanya. Awal-awal jadi Ketua BPK, Jusuf berkonsultasi dengan mantan Ketua BPK Dadan Suprayogi, guru besar FEUI Widjojo Nitisastro, Ruslan Abdulgani, dan lainnya. Dia tak ragu memanggil Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan Industri (Menko Ekuin) Ali Wardhana dan Menteri Keuangan Radius Prawiro untuk bicara soal keuangan negara.

Meski jadi sorotan, menurut Jusuf sebagaimana dicatat Atmadji Sumarkidjo, "pemanggilan para pejabat tinggi sebetulnya dilakukan sesuai dengan yang ditentukan oleh Undang-Undang tentang BPK sendiri" (hlm. 408).

Ketika Jusuf menjabat Ketua BPK, ada juga jenderal yang sebelumnya perwira tinggi di Markas Besar ABRI yang jadi anggotanya. Dia adalah Letnan Jenderal Julius Henuhili. Menurut catatan Harsya Bachtiar dalam Siapa Dia Perwira Tinggi TNI AD (1988: 134), Henuhili adalah taruna angkatan pertama Akademi Militer Yogyakarta, yang kemudian jadi perwira artileri. Dia juga pernah menjadi Komandan Jenderal Akademi ABRI (Danjen Akabri).

Seperti Umar Wirahadikusumah, M. Jusuf mengisi jabatan Ketua BPK selama 10 tahun, dari 1983 hingga 1993. Setelah Jusuf tak "diparkir" lagi, di masa tuanya dia aktif dalam kehidupan sosial di Makassar, kota di mana dia pernah berkantor sebagai Panglima Kodam Hasanuddin. (Dkn).




Dikutip dari berbagai sumber

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.